• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V Sd Negeri 2 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Umar Ghozali

1003515

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Umar Ghozali

(1003515)

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Umar Ghozali 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

i

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR ISI

Pernyataan i

Kata Pengantar ii

Abstrak iii

Ucapan Terima Kasih iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Bagan x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang 1

B.Rumusan Masalah 4

C.Tujuan Penelitian 4

D.Manfaat Penelitian 4

E.Hipotesis Tindakan 6

F. Definisi Operasional 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11

A.Pembelajaran Cooperative 11

B.Pembelajaran Cooperative Model Two stay Two Stray 13

1. Pengertian TSTS 13

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Two Stay Two Stray 13 3. Langkah-langkah Pembelajaran Two Stay Two Stray 14

4. Kelebihan model TSTS 16

C.Aktivitas Belajar 17

1. Definisi Aktivitas Belajar 17

2. Karakteristik dan Asas Pembelajaran yang Aktif 18 3. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Siswa 19

D.Daur Air 24

(5)

2. Manfaat dan cara menghemat Air 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28

A.Metode Penelitian 28

B. Model Penelitian 29

C. Lokasi, Waktu Dan Subjek Penelitian 31

D.Prosedur Penelitian 31

E. Instrumen Penelitian 36

F. Pengolahan Data 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

A.Hasil Penelitian 41

B. Pembahasan 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 78

A.Simpulan 78

B.Rekomendasi 78

(6)

iii

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa 39

Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Guru Mengajar 40

Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan siswa

Siklus I 55

Table 4.2. Rubrik Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 57 Tabel 4.3. Persentase Aktivitas Belajar Siswa 59 Tabel 4.4. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 60 Tabel 4.5. Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus I 61 Tabel 4.6 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus II 65 Table 4.7. Rubrik Aktivitas Belajar siswa Siklus II 65 Tabel 4.8. Persentase Aktivitas Belajar Siswa 67 Tabel 4.9. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 68 Tabel 4.10. Rekapitulai Nilai Tes Formatif Siklus II 70 Tabel 4.11 Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa dalam

Menggunakan Model TSTS 74

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Two Stay Two Stray 16

Gambar 2.2 Daur Air 24

Gambar 2.3 Manfaat dan Cara Menghemat Air 26

Gambar 2.4 Proses Membuat Daur Ulang Air 27

Gambar 3.1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart 30 Gambar 4.1. Struktur Kelompok Pembelajaran Cooperative Tipe

(8)

v

Umar Ghozali, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bagan Pelaksanaan Penelitian 31

Bagan 4.1. Model Pembelajaran TSTS dan Aktivitas Belajar Siswa 57

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Pembelajaran

RPP dan LKS Siklus I A.1

RPP dan LKS Siklus II A.2

Lampiran B Instrumen Penelitian

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Menerapkan

Model TSTS Siklus I B.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Menerapkan

Model TSTS Siklus I B.2

Lembar Aktivitas Belajar Siswa Siklus I B.3

Lembar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II B.4

LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siklus I C.1

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Siklus II C.2

(10)

Umar Ghozali, 2014

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO

STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V Sd Negeri 2 Suntenjaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi siswa atau aktivitas belajar siswa di dalam proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 2 Suntenjaya. Proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan menggunakan model ceramah yaitu penyampaian materi secara utuh kepada siswa dan diselingi dengan latihan-latihan soal, pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan pembelajaran kurang berarti bagi siswa. Siswa kurang memperoleh pengalaman langsung, dan guru kurang memberikan kesempatan serta kepercayaan terhadap diri siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada rendahnya aktivitas belajar siswa. Berdasarkan permasalahan ini peneliti melakukan upaya perbaikan dengan menerapkan pembelajaran cooperative tipe two stay two stray (TSTS). Model pembelajaran tersebut melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar. Pakok pikiran pembelajaran cooperative tipe two stay two stray (TSTS) adalah memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model dan desain spiral Kemiss dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang dilaksanakan pada periode bulan April dan Mei. Setiap siklusnya terdiri 4 tahapan yaitu mulai dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan, pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar aktivitas belajar siswa, field note (catatan lapangan) dan dokumentasi berupa foto-foto selama proses pembelajaran. hasil menunjukan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model two stay two stray yaitu Aktivitas berbicara, aktivitas menulis dan aktivitas motorik meningkat dari siklus I dengan rata-rata 81,67 dan siklus ke II yaitu 85,00 kesimpulan akhir dari penelitian ini bahwa penerapan model pembelajaran cooperative tipe two stay two stray dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

Kata kunci: Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray, Aktivitas

(11)

ABSTRAK

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY ACTIVITIES TO IMPROVE STUDENT LEARNING

IN LEARNING NATURAL SCIENCES MATERIALS RECYCLING WATER

(In the Classroom Action Research Class V 2 Suntenjaya Elementary School District Lembang Bandung Regency West Academic Year 2013/2014)

This research is motivated by the low participation of student learning activities in the process of learning science class V SD Negeri 2 Suntenjaya. The learning process is commonly carried out using a model of discourse, namely the delivery of content to students and the whole interspersed with exercises, as this causes learning students tend to be passive and less meaningful learning for students. Students gain experience less direct, and less teacher provides opportunities as well as self-confidence in the students to be active in learning. It also adversely affects the student's learning activities. Based on these problems researchers to make improvements by implementing cooperative learning type two stay two stray (TSTS). The learning model that involves students actively in the learning activities. Pakok mind the type of cooperative learning two stay two stray (TSTS) is offered an opportunity for the group to share results and information to other groups in the main objective of this study was to determine the improvement of student learning activities in the water cycle science learning materials by applying two types of learning models Cooperative stay two stray. This research is Classroom Action Research (CAR), which uses the model and the spiral design Kemiss and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles were carried out in the period of April and May. Each cycle consists of four stages, ie from the planning stage (planning), implementation, observation (observing) and reflection (reflecting). data collection instrument in this study was students' learning activity sheets, field notes (field notes) and documentation in the form of photographs during the learning process. results showed an increase in students' learning activities using a model that is two stay two stray Activity speaking, writing activities and increased motor activity of the first cycle with an average of 81.67 and 85.00 the second cycle to the final conclusion of this study that the application of the learning model cooperative type two stay two stray can improve student learning activities

(12)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu dikemukakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang mempunyai kecenderungan belajar. (M. Arifin, 2009 hlm. 106) Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman (Edward Walker, 1967). Juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang membawa perubahan dalam cara pandang seseorang menaggapi dan memberikan respon sebagai hasil dari hubungannya dengan sekitar. (Floyd L. Ruch, 1963).

Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan berbagai masalah. Untuk dapat melepaskan diri dari masalah yang dihadapinya manusia melakukan upaya atau usaha yang tidak terlepas dari sanggup atau tidaknya manusia memikirkan masalah dan sekaligus mencari pemecahannya

(13)

sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan. Mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya, diketahui minat siswa untuk belajar IPA masih kurang. Terlihat pada waktu pelaksanaan pembelajaran IPA, guru menjelaskan materi di depan kelas namun siswa cenderung ramai sendiri, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung dan mengobrol dengan teman bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal, kebanyakan siswa tidak berusaha untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru menyelesaikan soal tersebut. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak bertanya walaupun mereka belum memahami tentang materi yang telah diajarkan. Apabila guru memberi tugas, banyak siswa hanya menyontek dari pekerjaan temannya. Suasana yang tidak kondusif seperti inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa prestasi belajar IPA siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari 32 siswa dalam satu kelas hanya ada 7 siswa yang mendapat nilai lebih dari 85.

(14)

Umar Ghozali, 2014

keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, pembelajaran IPA di kelas masih berpusat pada guru.

Proses pengajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar siswa.

Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan belajar mengajar diadakan dalam rangka memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil pengalaman-pengalaman belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai kegiatan komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.

Model pembelajaran Cooperative belum banyak diterapkan dalam pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan system kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup (kelompok) (Lie, 2007: 28).

(15)

disuruh untuk bekerjasama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model TSTS adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPA dalam meningkatkan keaktivan siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya.

2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi daur air dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray di kelas V SDN 2 Suntenjaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi peneliti, yaitu:

(16)

Umar Ghozali, 2014

sarana pendukung pemikiran bahwa pembelajaran menggunakan metode TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA.

2. Bagi siswa, yaitu:

a. Meningkatkan motivasi dan belajar siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran

b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran IPA

c. Siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

3. Bagi guru, yaitu:

a. Menjadi contoh dan menambah wawasan dalam merancang dan menerapkan model/ metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

b. dapat dijadikan sebagai suatu sarana penambah wawasan bahwa pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pelajaran IPA

c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

d. Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran 4. Bagi sekolah, yaitu:

a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim belajar disekolah khususnya pembelajaran IPA di SDN 2 Suntenjaya

b. Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik

(17)

E. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two stray dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya dalam mata pelajaran IPA mengenai materi Daur Air

F. Definisi Operasional dan Fokus Penelitian

1. Pembelajaran Cooperative model Two Stay Two Stray (TSTS)

Penelitian ini difokuskan pada model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992 yang merupakan teknik pembelajaran dengan struktur kelompok yang khas yang bertujuan agar siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik. Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan,

“Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil

dan informasi dengan kelompok lain”. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan, antara lain

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

(18)

Umar Ghozali, 2014 e. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

f. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu g. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

h. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.

2. Kelebihan model TSTS

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan. Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai berikut.

a. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

b. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna c. Lebih berorientasi pada keaktifan.

d. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya e. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

f. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan. g. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

3. Aktivitas Belajar

(19)

a. Aktivitas Berbicara (oral activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti bertanya, memberi pendapat dan mengkomunikasikan (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

1)Siswa berani bertanya apa, bagaimana, mengapa untuk meminta penjelasan. 2)Siswa memberi pendapat saat melakukan pengamatan

3)

Siswa berani mengkomunikasikan temuannya tanpa disuruh dan berbicara lancar

b. Aktivitas Menulis (writing activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti menarik sebuah hipotesis, menulis dan mencatat (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

1) Siswa mendapat informasi dan mencatat kesimpulan dari apa-apa yang didapatnya dari kelompok lain

c. Aktivitas Motorik (motor activities)

Pada penelitian ini, indikator yang akan diukur adalah aktivitas-aktivitas lisan di dalam kegiatan percobaan seperti menarik sebuah hipotesis, menulis dan mencatat (S. Nasution 1995 :91). Adapun aspek-aspek yang dinilai pada akktivitas ini adalah sebagai berikut :

(20)

Umar Ghozali, 2014

Pembelajaran di kelas akan terlaksana dengan baik saat proses pembelajaran di kelas bilamana :

a. Siswa terlibat aktivitas belajar dengan aspek-aspek yang disebutkan diatas.

b. Siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray pada pembelajaran IPA yang diterapkan oleh guru.

4. Daur Air a. Daur air

Daur air merupakan suatu proses dimana air mengalami perputaran dari bumi ke atmosfer dan akan kembali ke bumi. Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam. adapun dari proses daur air itu sendiri antara lain.

1) Tahap evaporasi 2) Tahap presipitasi 3) Tahap kondensasi

b. Manfaat dan cara menghemat air

(21)

Air yang ditampung oleh bendungan dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Irigasi sangat penting bagi petani. Petani akan lebih mudah mengairi la han pertaniannya. Selain itu, air bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air tersebut bisa digunakan untuk memutar turbin. Turbin berfungsi untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Energi listrik dapat memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Meskipun air tidak akan habis, kita harus senantiasa menghematnya. Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk menghemat air adalah sebagai berikut:

a. Gunakan air secukupnya ketika mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian.

b. Ketika menyiram tanaman, gunakanlah air dari bekas cucian

c. Sebaiknya mandi menggunakan ember agar lebih hemat jangan terlalu sering menggunakan shower karena kita tidak tahu berapa banyak aing yang kita keluarkan saat kita mandi dll.

(22)

Umar Ghozali, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara langsung. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2012 : 3). Sedangkan Ebbutt

mengemukakan bahwa „penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan – tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan – tindakan tersebut (dalam Wiriaatmadja, 2012:12).

Mencermati dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan action yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dan memperbaiki kinerja guru dalam segala aspek di dalam pembelajaran.

Pemilihan metode ini karena PTK dapat membuat guru merespon dengan baik permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa ketika belajar. Sehingga guru menjadi kreatif dan inovatif dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan setiap siswa pasti berbeda ditambah lagi mata pelajaran yang berbeda pasti membutuhkan penanganan yang berbeda baik

(23)

dari segi metode mengajar, model pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan strategi-strategi lain yang membuat guru menjadi lebih kreatif dan inovatif.

B.Model Penelitian

1. Model PTK yang Dikembangkan

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012:66). Model ini menggunakan empat komponen penelitian tindakan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling terkait antara satu langkah dengan langkah berikutnya.

a. Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pertama kali yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana tindakan dilaksanakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait analisis materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian proses serta hasil pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap ini, rencana yang telah disusun diujicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Outdoor Learning sebagai pendekatan dalam pembelajarannya.

c. Observasi (Observing)

(24)

Umar Ghozali, 2014

berlangsung terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi kemudian dibuat perencanaan tindakan selanjutnya

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.

(25)

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Suntenjaya Desa Cibodas Kecamatan Lembang, pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 32 siswa, yang terdiri 14 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan sebagai subjek penelitian. Pemilihan kelas ini berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengajar selama Program Latihan Profesi (PLP) bahwa di kelas ini terdapat beberapa masalah atau kendala dalam pembelajaran IPA.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur atau pengembangan tindakan penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Dalam hal ini, penelitian tindakan kelas menggunakan tahap orientasi pada awal kegiatan, sedangkan pelaksanaan tindakan dua siklus dimana setiap siklus dilakukan satu kali pembelajaran.

Kegiatan Awal

Pelaksanaan Tindakan Rencana

Tindakan

Observas Siklus I

Siklus II

Refleksi

Observas Pelaksanaan

Tindakan Rencana

Tindakan

(26)

Umar Ghozali, 2014

Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini meliputi tahap – tahap sebagai berikut :

1. Tahap Awal atau Pra Perencanaan

Tahap awal disusun dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelajaran IPA di kelas. Tahap ini sebagai langkah awal membuat rancangan metode eksperimen sebagai metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian tindakan. Adapaun langkah-langkah yang digunakan dalam tahap awal ini adalah sebagai beikut:

a. Mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing penelitian dan kepala sekolah guna mengetahui kasus yang akan diangkat dalam pelaksanaan penelitian tindakan.

b. Melakukan diskusi dengan guru wali kelas V untuk mendapatkan gambaran umum bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas tersebut

c. Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas guna mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas sekaligus memahami karakteristik pembelajaran serta pola-pola aktivitas apa saja yang dirasa perlu untuk ditingkatkan di dalam kelas.

2. Tahap Rencana Tindakan

(27)

a. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait seperti lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, meminta izin ke lembaga daerah (Kesbang), dinas pendidikan daerah setempat dan pihak sekolah SD 2 Suntenjaya.

b. Melakukan dialog dengan guru kelas guna menjelaskan metode yang akan digunakan untuk tindakan peneltian yaitu model pembelajaran Cooperative tipe two stay-two stray dalam pembelajaran IPA materi Daur Air serta menjelaskan kompetensi dasar yang sesuai dengan silabus.

c. Menyusun rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) untuk pokok bahasan atau materi gaya dan menyusun rancangan penerapan langkah-langkah dan prosedur pelaksanaan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. d. Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi

aktivitas belajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray, lembar kerja siswa (LKS), catatan lapangan dan lembar aktivitas guru dan siswa

e. Mengkonsultasikan instrumen yang telah disusun kepada dosen pembimbing. f. Menjelaskan instrumen yang dibuat dan telah disahkan oleh deosen

pembimbing kepada guru wali kelas yang di dalam penelitian sebagai observer. 3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

(28)

Umar Ghozali, 2014

pembimbing serta beberapa observer lainnnya dalam membantu proses penelitian guna merekam aktivitas belajar siswa di kelas.

Adapaun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut :

a. Rencana Tindakan Siklus I 1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya memuat skenario pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Peneliti menyiapkan alat dan bahan percobaan, menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar evaluasi rubrik penilaian dan lembar observasi.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanaan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah disusun. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

(29)

d. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

e. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

f. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu g. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

h. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.

3) Tahap observasi

Bersamaan dengan proses pembelajaran ketika berlangsung, dilaksanakan pula tahap observasi atau pengamatan langsung mengenai situasi dan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Observasi dilakukan oleh beberapa observer partisipan, untuk mengamati aktivitas belajar siswa ketika diterapkannya model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray. dengan tujuan mendapatkan data tentang kekuarangan dan kemajuan aktivitas belajar siswa. 4) Tahap refleksi

(30)

Umar Ghozali, 2014

mencapai target pembelajaran dan menjadi bahan rekomendasi dalam penyusunan rancangan siklus berikutnya.

b. Rencana Tindakan Siklus II

Pada siklus II, perencanaan dikatikan dengan hasil pada tindakan siklus I, hasil refleksi pada siklus I menjadi catatan penting sebagai bahan kajian untuk melakukan perbaikan di siklus II ini. Hasil kajian seperti menganalisis data dan menginterpretasi data sangat berpengaruh pada pelaksanaakn siklus II. Apabila siklus II belum mencapai target yang ingin dicapai oleh peneliti maka akan dilakukan siklus berikutnya. Tetapi, jika siklus II ini telah mencapai target maka penelitian akan dihentikan.

Berdasarkan alur model siklus yang dikemebangkan oleh Kemmis dan Taggart, pelaksanaan dan refleksi siklus I dijadikan pedoman untuk pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Begitupun seterusnya hasil refleksi tindakan pada pelaksanaan siklus II menjadi bahan pelaksanaan siklus ketiga, Akan tetapi jika pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan maka penelitian akan di berhentikan.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen atau alat untuk mendapatkan data penelitian. Instrumen yang digunakan adalah :

1. Lembar observasi

(31)

2. Instrumen tes

Alat tes ini brupa tes formatif yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model cooperative tipe two stay two stray pada setiap siklus yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. (Kisi-kisi soal terlampir)

3. Field note / catatan lapangan

Field note atau catatan lapangan ini berupa catatan pegangan guru yang digunakan untuk mencatat peristiwa peristiwa atau kejadian diluar scenario pembelajaran untuk membantu penafsiran data.

4. Dokumentasi

Berupa foto dan nilai hasil tes siswa, foto berguna untuk memberikan

gambaran partisipasi siswa dalam memgikuti kegiatan pembelajaran sedangkan nilai

hasil tes berfungsi untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang

diajarkan. Dokumentasi ini juga digunakan untuk menafsirkan data penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data

“Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih

bermakna” (Arikunto, 2009 : 54). Setelah data terkumpul dari proses

pengumpulan data, data – data tersebut kembali diolah agar menjadi jelas dengan harapan untuk mendapatkan sebuah gambaran kesimpulan yang utuh sesuai dengan hipotesis penelitian. Pengolahan data dikelompokan berdasarkan data penelitian yang diperoleh pendekatan penelitian yang digunakan.

1. Mengolah Hasil Evaluasi Tes Formatif a. Penskoran

(32)

Umar Ghozali, 2014

s

=

� �

b. Mengubah skor menjadi nilai

Skor yang diperoleh siswa ketika mengerjakan maupun dalam menghitung aktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan

S = Nilai yang dicari

R = jumlah skor siswa dari item Nskor = Skor maksimum tes tersebut (Purwanto, 1985 : 167)

c. Menghitung nilai rata-rata

Menurut Sudjana (2011, hlm. 109) mengemukakan “Mean atau rata-rata

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek”.

Secara sederhana rumusnya adalah sebagai berikut : Keterangan :

X = Rata-rata (mean)

∑ x = Jumlah seluruh skor

Nsubjek = Banyaknya subjek (Siswa)

(Prihandiana, 2012 : 44)

d. Analisis Hasil Ketuntasan Belajar Siswa

Analisis hasil ketuntasan belajar siswa merupakan hasil dari rekapitulasi yang membagi siswa ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan siswa yang berada di bawah nilai KKM.

2. Mengolah Data Hasil Observasi Mengenai Aktivitas Belajar Siswa

Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa saat diterapkannya tahapan demi tahapan metode eksperimen. Maka digunakan rumus persentase menurut Sudijono (2008 : 43) sebagai berikut.

(33)

� =

� × 100%

Keterangan :

P = Persentase aktivitas Belajar Siswa f = Skor aktivitas yang diperoleh siswa N = Skor maksimal

Setelah persentase aktivitas belajar siswa didapat, maka akan diklasifikasikan kriteria interpretasi aktivitas belajar siswa yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Nilai (Kriteria) Rentangan Persentase

A (sangat baik) 80 – 100 %

B (baik) 66 – 79 %

C (cukup) 56 – 65 %

D (kurang) 40 – 55 %

E (sangat kurang) < 40 %

(Arikunto : 2007, 19)

3. Mengolah Data Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Cooperative

tipe Two Stay Two Stray yang Diterapkan oleh Guru.

Keterlaksanaan aktivitas guru berdasarkan keterlaksanaan penerapan model pembelajaran TSTS di dalam kegiatan pembelajaran yaitu pada lembar observasi aktivitas guru dengan rumus nilai keterlaksanaan sebagai berikut.

(Prihanto, 2013 : 29)

% Nilai Keterlaksanaan = ∑jumlah skor keterlaksanaan ���

(34)

Umar Ghozali, 2014

Tabel 3.2

Kriteria Aktivitas Guru Mengajar

Nilai (Kriteria) Rentangan Persentase

Sangat Baik 80 – 100 %

Baik 66 – 79 %

Cukup 56 – 65 %

Kurang 40 – 55 %

(35)

Umar Ghozali, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian tentang penerapan pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas V semester 2 SDN 2 suntenjaya dapat disimpulkan bahwa,

Pada pelaksanaan. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe two stay two stray yaitu pembagian kelompok, pemberian tugas, diskusi: Siswa mengerjakan tugas, Tinggal atau berpencar diskusi kelompok dan diskusi kelas. berjalan sesuai dengan yang direncanakan di kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksana dilihat dari aktivitas guru dalam menerapkan model TSTS. Guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran (100%) sesuai dengan data observasi aktivitas guru.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Two Stay Two Stray (TSTS) mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa setelah diberi tindakan siklus I dengan menggunakan model two stay two stray (TSTS) nilai rata-rata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 81,67, dan pada siklus ke II sebesar 85,00 Hal ini menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran two stay two stray dilakukan maka aktivitas belajarpun meningkat.

B.Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti tentang penerapan model pembelajaran Cooperative tipe two stay two stray untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah:

(36)

Umar Ghozali, 2014

a. Meningkatkan motivasi dan belajar siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif dan terampil dalam kegiatan pembelajaran

b. Menambah wawasan dan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran IPA

c. siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

2. Bagi guru, yaitu:

a. Menjadi contoh dan menambah wawasan dalam merancang dan menerapkan model/ metode yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe Two Stay Two Stray

b. dapat dijadikan sebagai suatu sarana penambah wawasan bahwa pembelajaran berbasis kooperatif tipe TSTS dapat mengatasi permasalahan-permaslahan yang terjadi dalam pelajaran IPA

c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative tipe Two Stay Two Stray

d. Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran 3. Bagi sekolah, yaitu:

a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim belajar disekolah khususnya pembelajaran IPA di SDN 2 Suntenjaya

b. Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik

(37)

Bagi penulis itu sendiri, penelitian ini akan memberikan pengalaman baru dalam mencoba serta mengaplikasikan metode pembelajaran sosiologi. Dengan mengaplikasikan metode pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stay (TSTS), yang sesuai dengan materi pelajaran sosiologi. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hasil yang diharapkan, tidak hanya terjadi pengajaran tetapi pembelajaran.

(38)

Umar Ghozali, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, S,dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PTBumi Aksara. Arikunto, S. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta :PT. Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). (2006). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Depdikbud. 2002. Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. PGSM.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas. Dimyanti. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti, R. (2013). Penerapan Metode EKsperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Gaya. Skripsi FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Joyce, B., dkk. (2009) Model of Teaching. New Jersey: Pustaka Pelajar.

Marthina, D. (2012). Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung : Tidak diterbitkan.

Martiningsih. (tanpa tahun). Macam-macam Metode Pembelajaran, (Online), (http: //Martiningsih. blogspot.com, diakses 12-o4-2009)

(39)

Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Oemar, H. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Palendeng S. (2003). Strategi Pembelajaran Sains. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prihanto, S. (2013) Penerapan Model Picture to Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas pendidikan Indonesia

Roestiyah, N. (2001). Strategi Belajar Mengejar. Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Ruswandi. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Sagala, S. (2008). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana,N (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3.Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

(40)

Umar Ghozali, 2014 R

REENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN S

SIIKKLLUUSS II Identitas Sekolah : SDN 2 Suntenjaya Identitas Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Smester : V/ 2

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan) A.Standar Kopetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

B.Kopetensi Dasar

7.4 Mendeskripsikan proses Daur Air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi-nya

C.Indikator Capaian Kompetensi 1. Menjelaskan evaporasi 2. Menjelaskan presipitasi 3. Menjelaskan kondensasi

4. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi 5. Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi 6. Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi

D.Tujuan Pembelajaran

1. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air panas siswa dapat menjelaskan evaporasi dengan benar

2. Melalui Percobaan siswa dapat menjelaskan presipitasi dengan benar 3. Melalui Percobaan ketika gelas dimasukan air dingin siswa dapat

(41)

4. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi dengan baik.

5. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi dengan baik.

6. Melalui percobaan siswa mampu Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi dengan baik.

7. Melalui diskusi siswa belajar bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah serta melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.

8. Melalui tanya jawab siswa dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dengan baik

E.Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin

2. Tanggung jawab 3. Ketelitian 4. Rasa ingin tahu

F. Materi Pembelajaran 1. Daur Air

G.Metode Pembelajaran

Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan Pendekatan : Discovery

(42)

Umar Ghozali, 2014

H.Media Alat dan Sumber Belajar 1. Media dan Alat

a. gelas bening b. pelastik c. air panas d. karet e. es batu 2. Sumber Belajar

a. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

I. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Pendidik mengucapkan salam, berdoa bersama peserta didik, dan mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik.

b. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai materi yang sebelumnya dan yang akan dipelajari hari ini. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang sederhana

dan dimengerti oleh peserta didik. 2. Kegiatan Inti ( 80 menit )

langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

(43)

c. Guru menampilkan gambar tentang siklus air untuk dibicarakan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci tentang siklus air dengan mengoreksi beberapa pendapat peserta didik. berdasarkan gambar yang ditampilkan peserta didik dapat mengetahui tahapan proses daur air

d. siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dan arahan dari guru kemudian e. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam

setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

f. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

g. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

h. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu i. Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

j. siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti

k. guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru membagikan lembar tes kepada semua siswa

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. siswa dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan

(44)

Umar Ghozali, 2014

c. siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing d. siswa pergi meninggalkan kelas dengan tertib

J. Penilaian 1. Bentuk Tes

tes tertulis 2. Jenis Tes

pilihan ganda uraian

3. Contoh Instrumen Penilaian lampiran 1 : LKS

(45)

Lembar Kerja Siswa

A.Judul praktikum : Membuat model siklus air sederhana B.Tujuan praktik : Membentuk model daur air

C.Tempat praktikum : Dalam kelas atau lapangan D.Waktu : akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Dilangit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan sehingga membentuk awan dan dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak bebas secara vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awan saling bertemu dan membesar menuju atmosfir bumi yang bersuhu rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air, karena berat dan tidak mampu ditopang oleh angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh kepermukaan bumi, lalu karena semakin rendah suhu udara dan semakin tinggi suhunya maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju, lalu turunlah hujan tersebut sampai kebumi.

G. Alat Dan Bahan Praktikum 1. Plastik bening

1. Isilah gelas bening dengan air panas kira-kira 1/3 bagian!

2. Tutuplah gelas bening dengan plastik transparan dan ikatlah penutup plastik tersebut dengan kuat!

(46)

Umar Ghozali, 2014 I. Data Pengamatan

No Hal yang Diamati Sebelum Dipanaskan Ketika Dipanaskan 1. Jumlah Air

dalam gelas 2. Ada Tidaknya Air yang

menguap

3 Ada Tidaknya Air dalam Mangkuk Kecil 4 Titik-titik air yang menempel

dalam plastik

J. ANALISA DATA

1. Jumlah air setelah dipanaskan ternyata berkurang dari jumlah sebelum air dipanaskan

(47)

LEMBAR EVALUASI

A. jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar berikut dengan alasannya

1. Peristiwa penguapan dalam daur air terjadi akibat.... a. gaya tarik bumi

3. Uap air yang suhunya turun akan berubah menjadi air. Air ini akan berkumpul di angkasa kemudian turun menjadi . . . .

a. hujan b. kabut c. angin d. pelangi

4. Daur air mempunyai 3 unsur pokok yaitu.... a. penguapan, presipitasi, pengendapan b. evaporasi, pengendapan, kondensasi c. penguapan, evaporasi, presipitasi d. evaporasi, presipitasi, penguapan

(48)

Umar Ghozali, 2014

7. Kegiatan manusia berikut yang berdampak positif terhadap daur air di Bumi yaitu . . . .

a. terasering b. reboisasi

c. penggundulan hutan d. pembuatan bendungan

8. Pohon-pohon mempunyai arti penting dalam daur air. Pohon-pohon tersebut berfungsi untuk . . . .

a. perubahan-perubahan tertentu yang berulang dalam suatu pola b. perubahan yang menghasilkan jenis zat baru

c. perubahan-perubahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur d. perubahan yang menghasilkan jenis struktur baru

10. Jika uap air bercampur dengan gas-gas buangan yang berbahaya, akan terjadi....

a. pencemaran udara b. hujan asam

c. penyakit saluran pernapasan d. hujan

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar

(49)

Jelaskan... ... ... ... ... 13. Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan Proses ini disebut

Jelaskan... ... ... ... ... 14. Apa yang akan terjadi setelah air laut, sungai dan danau danau terkena sinar matahari.

Jelaskan... ... ... ... ... 15. Apa yang akan terjadi jika uap air naik dan berkumpul di udara namun suhu udara pada malam hari sangat rendah atau dingin

(50)

Umar Ghozali, 2014 R

REENNCCAANNAA PPEELLAAKKSSAANNAAAANN PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN SIKLUS II

Identitas Sekolah : SDN 2 Suntenjaya Identitas Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Smester/ Tema : V/ 2

Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan)

A.Standar Kopetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

B.Kopetensi Dasar

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

C.Indikator Capaian Kompetensi 1. menjelaskan proses daur ulang air 2. menjelaskan manfaat daur ulang air D.Tujuan Pembelajaran

1. Melalui media gambar siswa dapat mengetahui proses daur ulang air dengan benar

2. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan proses daur ulang air dengan benar

3. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan manfaat daur ulang air bagi kehidupan sehari-hari dengan baik

4. Melalui tanya jawab siswa dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan siswa dengan baik

E.Karakter yang Diharapkan 1. Tanggung jawab

(51)

F. Materi Pembelajaran 1. daur ulang air G.Metode Pembelajaran

Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan Pendekatan : Discovery

Model : Cooperative tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas belajar

H.Media Alat dan Sumber Belajar 1. Media dan Alat

a. aqua botol ukuran 600ml b. ijuk

c. tanah, pasir, krikil, genting, d. air kotor

2. Sumber Belajar

a. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

A.Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Pendidik mengucapkan salam, berdoa bersama peserta didik, dan mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik.

b. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai materi yang sebelumnya dan yang akan dipelajari hari ini.

(52)

Umar Ghozali, 2014

2. Kegiatan Inti ( 80 menit )

langkah-langkah pelaksanaan / implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa. b. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan

tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Guru menampilkan gambar tentang proses daur ulang air untuk dibicarakan oleh peserta didik serta memberikan penjelasan secara rinci tentang bagaimana mengolah air yang kotor menjadi bersih. berdasarkan gambar yang ditampilkan peserta didik dapat mengetahui tahapan proses daur ulang air

d. siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dan arahan dari guru kemudian e. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswa-siswa di dalam

setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

f. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain.

g. Stay

1) menjelaskan dan memberikan informasi kepada siswa yang bertamu 2) meminta saran kepada siswa yang bertamu

h. Stray

1) meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu 2) menulis apa yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu i. Diskusi Kelompok

(53)

j. siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti

k. guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru membagikan lembar tes kepada semua siswa

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

a. siswa dibimbing oleh pendidik untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan

b. siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing c. siswa pergi meninggalkan kelas dengan tertib

J. Penilaian 1.Bentuk Tes

tes tertulis 2. Jenis Tes

pilihan ganda uraian

3. Contoh Instrumen Penilaian lampiran 1 : LKS

(54)

Umar Ghozali, 2014

Lembar Kerja Siswa

F. Judul praktikum : Membuat daur ulang air

G.Tujuan praktik : membuat alat penjernih/ penyaring air H.Tempat praktikum : Dalam kelas atau lapangan

I. Waktu : J. Nama siswa

1. 2. 3. 4. 5. 6.

E. Deskripsi Singkat

Air yang kita gunakan sehari-hari berasal dari sumber air di antaranya adalah sumur tradisional, sumur pompa, dan air PAM yang merupakan sumber air buatan. Danau, sungai, laut, dan mata air merupakan sumber air alami. jumlah air di dunia ini tetap. tetapi semakin lama semakin banyak yang kotor, sedangkan manusia selalu membutuhkan air bersih. Berikut ini adalah model alat penyaring sederhana untuk membuat air kali yang kotor menjadi air yang dapat diminum. G. Alat Dan Bahan Praktikum

Bahan : sebuah botol plastik (bekas minuman Aqua), sumbat karet, pipa kaca atau pralon kecil, kapas atau pembalut kasa, pasir halus, pasir kasar, kerikil, gelas penampung air bersih.

H. Cara Kerja

1. Buatlah saringan dengan memotong botol plastik di bagian atasnya. 2. Kemudian lubangi untuk memasang tali penggantung.

(55)

5. Semua jenis pasir dan batu harus di cuci dulu sampai bersih. 6. Gantungkan penyaring itu. Siapkan penadah air.

7. Tuangkan air kotor dari atas. Lihat hasilnya. Apabila air yang keluar masih kotor buanglah.

8. Setelah beberapa saat air yang keluar akan jernih. Maka saringan siap digunakan.

9. Tulislah laporan dan kesimpulan kegiatan ini, kemudian kumpulkan kepada bapak atau ibu guru!

(56)

Umar Ghozali, 2014

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Dalam kehidupan sehari-hari, air banyak dimanfaatkan oleh kita. Salah satu manfaat air adalah digunakan untuk ….

a. bahan makanan b. bahan bangunan c. mencuci

d. bermain

2. Di bawah ini merupakan beberapa manfaat air dalam kehidupan sehari-hari manusia, kecuali ….

a. mencuci b. mandi c. minum

d. mengecat

3. Sumber air dibedakan menjadi dua, yaiu sumber air alami dan sumber air buatan. Yang merupakan sumber air alami adalah ….

a. sumur pompa b. sumur tradisional c. danau

d. mata air

4. Air di permukaan bumi selalu tersedia karena adanya …. a. daur air

b. lautan c. danau

d. sumber mata air

5. Dalam kehidupan sehari-hari, pengunaan air untuk mencuci, mandi, masak, dan lain-lain harus ….

(57)

c. seenaknya d. berlebihan

6. Di bawah ini merupakan salah satu cara menghemat air adalah …. a. menggosok gigi dengan air secukupnya

b. menyiram bunga dengan banyak air c. menggunakan air untuk bermain-main d. mencuci kendaraan yang masih bersih

7. Yang merupakan contoh cara penghematan air adalah, kecuali …. a. menutup kran setelah digunakan

b. menyiram tanaman dengan bekas air cucian c. mencuci pakaian sedikit demi sedikit d. mencuci kendaran jika kotor

8. Kegiatan manusia yang dapat mengganggu proses daur air adalah, kecuali …. a. membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan

b. menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari c. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan-bangunan lain d. Membuang sampah pada tempatnya

9. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah …. a. membuang sampah pada tempatnya

b. membuang sampah di sungai c. mencuci baju di sungai

d. membersihkan sampah di parit

10. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir adalah ….

a. menebang pepohonan yang ada di hutan secara liar b. mengadakan penghijauan di lahan-lahan yang kosong c. membuang sampah di sungai

(58)

Umar Ghozali, 2014

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!

1. Sebutkan bebebrapa contoh sumber air buatan dan sumber air alami

jawab... ... ... ... 2. Sebutkan 3 fungsi air bagi manusia!

jawab... ... ... ... 3. Sebutkan upaya-upaya yang dilakukan untuk menghemat air sebagai salah satu sumber kehidupan

jawab... ... ... ... 4. Sebutkan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air

jawab... ... ... ... 5. Sebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir

(59)

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Two Stay Two Stray

SIKLUS I

Tahapan TSTS Aktivitas Keterlaksanaan

Deskripsi Proses Pembelajaran

Ya Tidak Guru Siswa

Pendahuluan

Guru membuka pelajaran. Guru mengkondisikan kelas supaya situasi belajar menjadi kondusif.

Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

Diskusi dan kerja kelompok mengerjakan tugas dari guru

(60)

Umar Ghozali, 2014 yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke

2. Meminta saran kepada siswa yang bertamu b. Stray

(bertamu atau berpencar)

1. Meminta pendapat dari kelompok yang menerima tamu

(61)

yang telah dijelaskan oleh si penerima tamu

Diskusi Kelompok

Semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka.

Diskusi Kelas Setiap kelompok kemudian

membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas Sisw diberikan kesempatan untuk bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum dimengerti

Guru menyuruh siswanya untuk kembali duduk seperti semula kemudian guru memberikan lembar tes kepada semua siswa Penutup siswa dibimbing oleh

(62)

Umar Ghozali, 2014

menyimpulkan

pembelajaran yang sudah dilakukan

siswa berdoa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing

% Nilai Keterlaksanaan = jumlah skor keterlaksanaan ���

�� ℎ � � � ℎ �� ��� � 100 %

Observer

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.2 Kriteria Aktivitas Guru Mengajar
Tabel 4.12 rekapitulasi aktivitas belajar siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Reliablitas Kesejahteraan Psikologis Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized.. Items N

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan

Dari mayoritas responden yaitu sebanyak 61.18% yang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan yang dirasakan pelanggan tersebut artinya bahwa, pelanggan menilai

Kandungan air dan kandungan abu terbaik dapat dilihat dari hasil yang terkecil pada variasi konsentrasi larutan HCl 2,5; 5,0 dan 7,5%, karena jika kandungan air dan

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

[r]