PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA
TENTANG MATERI PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Bambang Erawan 1008941
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA
TENTANG MATERI PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh Bambang Erawan
1008941
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Bambang Erawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang
Materi Pesawat Sederhana” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,
iv DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan
ABSTRAK …………...…...………...………... i
KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ……….………..... iv
DAFTAR TABEL ………..... vi
DAFTAR GAMBAR… ...……….………...……….…….. vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1
B. Rumusan Masalah ……..……….. 3
C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 4
D. Manfaat Penelitian ………..………... 4
E. Definisi Operasional ………..………. . 4
F. Hipotesis Tindakan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstektual ...…………...………... 7
B. Hasil Belajar …...…………... 13
C. Pembelajaran IPA ……...………... 16
D. Pesawat Sederhana... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 24
B. Model Penelitian ... 25
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 26
D. Prosedur Penelitian ………...……….. 27
v
Bambang Erawan, 2014
F. Teknik Pengumpulan Data ……..………... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian ... 35
B. Deskripsi Penelitian ... 36
1. Siklus I ... 36
2. Siklus II ... 41
C. Hasil Penelitian ………... 45
1. Siklus I ... 41
2. Siklus II ... 49
D. Pembahasan ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....………...………... 60
B. Saran ...………... 61
DAFTAR PUSTAKA 62
vi
DAFTAR TABEL
2.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan pendekatan Tradisional. 11
4.1 Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran ... 58
vii
Bambang Erawan, 2014
DAFTAR GAMBAR
3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart ... 26
4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 48
4.2 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus I ... 49
4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 52
4.4 Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus II ... 53
4.5 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus I ... 56
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA
TENTANG MATERI PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh: Bambang Erawan
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ”Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Materi Pesawat Sederhana”. Bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa pada tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi kemudian dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Adapun instrumen pengumpulan data berupa tes siklus, lembar observasi, dan angket siswa. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, lembar observasi guru/peneliti serta siswa digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti/guru serta siswa sedangkan angket siswa digunakan untuk menjaring respon siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hasil penelitian ditemukan bahwa hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I hasil belajar siswa diperolehan nilai rata-rata 60,6 dan pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 79,3.Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran mencakup tujuh komponen yaitu: 1).Kontruktivisme/contructivism 2).Pemodelan/modelling 3).Masyarakat belajar/learning community 4).Menemukan/inquiri 5).Bertanya/questioning 6).Refleksi/reflection 7).Penilaian Sebenarnya/autentic assesment.Adapun saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi inspirasi bagi siswa hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan memiliki multi metode yang menarik agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
ii Bambang Erawan, 2014
APPLICATION OF CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES
SUBJECT TO IPA
SIMPLE MATTER OF AIRCRAFT
(Classroom Action Research in Public Elementary Schools Class V Dahniar Subdistrict Cangkuang Bandung District Academic Year 2013/2014)
by:
Bambang Erawan
ABSTRACT
This study, entitled "Application of Contextual Approach to Improving Student Learning Outcomes in Science Subject Matter About Plane Simple". Aiming to improve student learning outcomes by applying a contextual approach. Subjects were subjected to acts that fifth grade students who are 32 students in the school year 2013/2014 in SDN Dahniar Cangkuang District of Bandung Regency. The
research method used in this research is Classroom Action Research (CAR), which starts from planning, implementation, observation and reflection then made improvement plan used in the next cycle. This study was conducted as two cycles. The data collection instruments in the form of test cycles, observation sheets, and
student questionnaires. The test is used to determine student learning outcomes after the implementation of the act of learning, teacher observation sheet / researchers and students are used to observe the feasibility study conducted by a
researcher / teacher and student while the student questionnaire used to capture the students' response to learning that have been implemented. The results of the
study found that the learning outcomes of students after the act of learning has increased. The data showed that the first cycle of action learning student learning
outcomes diperolehan average value of 60.6 and the second cycle of action learning increased with the acquisition of a high enough average value 79,3.Penerapan contextual approach to learning includes seven components: 1) .Kontruktivisme / contructivism 2) .Pemodelan / modeling 3) .Masyarakat learning / learning community 4) .Menemukan / inquiri 5) .Bertanya / questioning
6) .Refleksi / reflection 7) .Penilaian Actually / autentic assesment.Adapun suggestions for teacher who served as a facilitator and inspiration for students
should be more creative in designing learning activities and have multiple attractive method for learning more meaningful and can make students active,
creative, effective and fun.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mencapai kedewasaan dengan
melibatkan orang dewasa sebagai pendidik dan anak yang belum dewasa sebagai
peserta didik senada dengan yang di kemukakan saduloh dkk (2009:3)
pendidikan dalam arti khusus hanya di batasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan
Menurut syarifudin (2009:1) pendidikan akan dapat dilaksanakan secara
mantap,jelas arah tujuannya relevan isi kurikulumnya,serta efektif dan efisien
metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan
mengacu pada suatu landasan yang kokoh.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam undang-undang di atas dapat terlihat jelas bahwa salah satu tujuan
pendidikan Indonesia antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa.Sekolah dasar
adalah tingkatan pendidikan yang merupakan pondasi bagi suatu individu karena
proses berkembangnya suatu individu di mulai pada usia sekolah dasar,dengan
kata lain sekolah dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang
membentuk anak didik yang bermutu sebagai bekal pada tingkatan pendidikan
selanjutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan segala sesuatu yang ada di
alam dan alam tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan yang di jalani
manusia dengan kata lain yang ada pada sekeliling suatu individu hampir bisa di
2
Bambang Erawan, 2014
secara langsung ataupun tidak langsung. Pembelajaran IPA seharusnya
berorientasi dengan fakta-fakta yang ada bukan hanya pemahaman konsep
berupa pemberian materi secara verbal,dengan demikian IPA seharusnya bagi
anak penggalian ilmu pengetahuan terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang di
alaminya untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.Sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh muslich
(2007:41) Proses pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa.
Namun pada kenyataannya di lapangan tidak seperti itu berdasarkan
observasi yang di lakukan peneliti di SD Dahniar Kelas V Desa Bandasari Kec.
Cangkuang Kab.Bandung dapat terlihat bahwa kegiatan pembelajaran IPA saat
penyampaian materi pesawat sederhana beberapa siswa sulit menguasai
materi,tidak memperhatikan ketika guru menerangkan, bermain-main ketika
sedang belajar,kurang seriusnya dalam belajar, hal ini berakibat kurang baik
terhadap proses belajar.Ketika peneliti melakukan pre-test mengenai materi
pesawat sederhana yang telah di sampaikan oleh guru terhadap 32 orang siswa
kelas V SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (70) hanya 31% (10 siswa)
selebihnya 69% (22 siswa) memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (70) yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran IPA
yang dilakukan guru masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah. Siswa
hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting. Proses pembelajaran siswa dilakukan secara pasif dalam artian proses
pembelajaran masih di dominasi oleh guru sedangkan peran serta siswa disini
masih terlihat sangat kecil. Oleh karena itu guru masih berperan sebagi pemberi
informasi, guru masih mendominasi pembelajaran dan kurang melibatkan siswa
secara aktif.Kepasifan siswa juga di duga akibat proses kebiasaan pembelajaran
yang dilakukan secara berulang-ulang dan penyebabnya adalah penggunaan
3
pembelajaran itu sendiri.Bila kita menelaah lebih lanjut proses pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah memang telah sangat mengakar pada
sistem pengajaran yang ada di Indonesia dan itu bisa di jumpai dari berbagai
tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Penggunaan metode
ceramah bertitik tumpu pada ingatan yang dimiliki,sedangkan manusia memiliki
keterbatasan dalam mengingat pada jangka waktu yang lama ingatan pada
manusia akan melemah.Selain itu berceramah memiliki resiko karena akan
sangat mungkin terjadi salahnya pengucapan terhadap suatu kata.
Peneliti berpendapat harus adanya suatu perubahan dalam pembelajaran
yang telah ada, selain untuk menumbuhkan keaktifan siswa sedikit demi sedikit
siswa didorong untuk berperan serta aktif dalam pembelajaran sehingga pada
akhirnya nanti, siswa memiliki rasa percara diri karena merasa memiliki andil
dalam proses pembelajaran itu sendiri karena melihat,menganalisis,mengalami,
memahami dan mencoba secara langsung pada materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan hal di atas peneliti beranggapan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual akan membantu siswa dalam memahami materi dengan
baik karena pada prosesnya siswa di libatkan dalam proses pembelajaran
sehingga guru tidak menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa tetapi siswa
juga dapat mencari sendiri pengetahuannya dengan demikian pembelajaran
seimbang di lakukan tidak teacher center tetapi student center.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Dahniar pada
Mata Pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
masalah-masalah penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
kontekstual di Kelas V SDN Dahniar tentang pokok bahasan Pesawat
4
Bambang Erawan, 2014
2. Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA
tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui
penerapan pendekatan kontekstual?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual
di Kelas V SDN Dahniar tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
2. Hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA melalui
penerapan pendekatan kontekstual tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
pengetahuan tersendiri mengenai pendekatan kontekstual yang dapat menjadi
masukan baru untuk meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara
menumbukan motivasi dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran IPA.
2. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini menjadikan sumber wawasan
dan ilmu pengetahuan tersendiri dan sebagai bentuk gambaran mengenai
pendekatan Kontekstual untuk bahan penelitian selanjutnya yang digunakan
sebagai bahan rujukan.
E. Definisi Operasional
1. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menerapkan 7 komponen sebagaimana yang di katakan oleh Muslich (2007:44)
memaparkan yang harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a) Konstruktivisme (contruktivism), yang menekankan terbangunnya
5
pengalaman terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.
b) Bertanya (Questioning) yaitu upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk
mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi,
sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c) Menemukan (Inquiry) yang diawali dari pengamatan terhadap fenomena,
dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan
yang diperoleh sendiri oleh siswa.
d) Masyarakat belajar (Learning Community) yang menyarankan bahwa hasil
belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
e) Pemodelan (Modelling) yang menyarankan bahwa pembelajaran dan
keterampilan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa.
f) Refleksi (Reflection) yang merupakan perenungan kembali atas pengetahuan
yang baru dipelajari.
g) Penilaian sebenarnya (autentik assesment) yang merupakan proses
pengumpulan berbagi data yang bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tolak ukur
kemampuan siswa pada ranah kognitif yang diperoleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, yang
ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
pembelajaran pada akhir siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa tes tertulis yang di adakan pada saat selesai pembelajaran yang di
6
Bambang Erawan, 2014
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah “Jika pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan Kontekstual
dilaksanakan dengan tepat di kelas V SDN DAHNIAR, maka hasil belajar siswa
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang sangat berperan penting
dalam meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas Menurut (Suhardjono,
dalam Arikunto dkk, 2009: 58) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di
kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek,dengan
menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat (Suharsimin, dalam Arikunto dkk, 2009: 58)
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas menurut suharjono (Suhardjono, dalam Arikunto dkk, 2009:
60).
Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme
guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu
menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah
faktual pembelajaran IPA di lapangan.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan hasil
belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Penelitian tindakan
kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan
pada proses pembelajaran di kelas.
Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian
langkah-langkah (a spiral of steps). Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu: 1) Tahap perencanaan, 2) tahap
25
Bambang Erawan, 2014
B. Model Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian mengguanakan model penelitian tindakan
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2009: 16) yang
menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) dan tersaji dalam
bagan berikut ini:
a. Perencanaan (planning)
Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan
ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan
peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam
hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang
disebut RPP
b. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat,
yaitu proses inquiry terbimbing dengan konsep siklus air sebagai metode dalam
pembelajarannya.
c. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan
setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh
tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri
oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat
diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang
terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah
tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses
pembelajaran sesuai yang diharapkan
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang
26
secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang
efektif pada kegiatan pembelajaran di luar kelas selanjutnya pada tahap
berikutnya.
Langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh apabila digambarkan
adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Dahniar yang beralamat di Jl.
Bandasari No. 1 Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS II Refleksi
Perencanaan
27
Bambang Erawan, 2014
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V
SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, tahun akademik
2013/2014 dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan
dan 17 orang laki-laki.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2
siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (@2x35
menit) dimana dalam pertemuan kedua di lakukan tes siklus pada akhir
pembelajaran. Siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
(@2x35 menit) dimana dalam pertemuan kedua di lakukan tes siklus pada akhir
pembelajaran.
Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning),
pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menerapkan 7 komponen kontekstual pada pembelajarannya
kontruksivisme/contructivism, menemukan/inquiri, bertanya/questioning,
masyarakat belajar/lerning community, pemodelan/modelling,
refleksi/reflection, penilaian sebenarnya/autentic assesment
b. Menetapkan dan merancang media pembelajaran untuk menerapkan
pendekatan konstektual pada mata pelajaran IPA kelas V tentang materi
Pesawat Sederhana.
c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk kerja
siswa yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan yang dimaksud dan
28
d. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus I.
Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru
dalam pembelajaran dan angket respon siswa.
2. Tahap Pelaksanaan.
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan
media yang telah disiapkan
b. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana melalui
penerapan pendekatan kontekstual
c. Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar observasi
sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada
lembar observasi.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti
menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pengamat
mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang
telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian yang
terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian mendeskripsikan hasil
pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan
kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan pada siklus II.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan
bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II..
b. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.
29
Bambang Erawan, 2014
d. Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS
e. Menyiapkan instrumen tes siklus II.
f. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.
g. Menyiapkan lembar angket untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I.
Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih menguasai materi Pesawat
sederhana pada mata pelajaran IPA di kelas V melalui penerapan pendekatan
kontekstual, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi
pengetahuan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh guru.
b. Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus
II.
c. Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber data
yang akan digunakan pada tahap refleksi.
d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan pada
lembar observasi.
3. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:
a. Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar observasi.
b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini
sudah sesuai dengan yang diharapkan.
4. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis
dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan
setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar Kec.
Cangkuang, Kab. Bandung pada mata pelajaran IPA tentang Pesawat sederhana
30
5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen bentuk tes tertulis , lembar observasi dan Angket.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat aktivitas
belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang aktivitas
pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan kontekstual. Lembar observasi
yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh
pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang sesuai dengan item
pertanyaan/ pernyataan. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi
langsung, yakni pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas
guru dan siswa) selama proses pembelajaran.
2. Tes tertulis
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada ranah kognitif tentang Pesawat Sederhana pada mata pelajaran IPA melalui
pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya yaitu pada setiap akhir siklus untuk
selanjutnya dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil
3. Angket
Angket di gunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
yang menjadi data bagi peneliti untuk mengetahui pendapat anak terhadap
pembelajaran yang telah di lakukan.pelaksanaannya pada akhir siklus berupa 5
pertanyaan tertutup.
Intrumen pembelajaran yang di pakai pada penelitian ini adalah Rpp dan
31
Bambang Erawan, 2014
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang mewakili
masing-masing tiga indikator yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Indikator-indikator yang tertera pada setiap RPP
merupakan hasil Analisis Materi Pelajaran (AMP).
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah
dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara siswa
dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan hasil
belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan
yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini yaitu LKS pada mata
pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual tentang Pesawat
Sederhana terdiri dari 4 paket LKS (1 LKS untuk 1 kali pertemuan) pada tiap
siklusnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen
penelitian yaitu instrumen lembar observasi, instrumen tes bentuk uraian dan
angket tertutup. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar
observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran
IPA melalui penerapan pendekatan kontekstual. Observasi dilakukan oleh satu
orang pengamat dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang
dikumpulkan melalui instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar
siswa pada ranah kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian
yang diberikan pada setiap siklus. Angket di gunakan sebagai bahan refleksi bagi
peneliti terhadap pembelajaran yang telah dilakukan di maksudkan untuk melihat
respon siswa terhadap pembelajaran terdiri dari 5 pertanyaan yang di berikan
kepada siswa pada saat berakhirnya pembelajaran yaitu pertemuan kedua pada
32
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data-data dari penelitian ini setelah dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya
penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat
dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kuantitatif
a. Tes siklus
Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa.
Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut.
1) Pengolahan data hasil belajar
Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pendekatan kontekstual. Tes
tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Rumus
yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah:
� = �
siklus. Nilai rata-rata setiap siklus ini di katagorikan sesuai dengan kategori pada
tabel:
Tabel 3.1 Kategori Nilai hasil Belajar siswa.
No Rentan Nilai Kategori
33
Bambang Erawan, 2014
2) Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dapat ditentukan dengan rumus :
� = ≥
Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah
tanggapan dalam belajar. nizbah (online:2013)
Angket di gunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung terdiri dari 5 pertanyaan tertutup pilihan dimana setiap
pertanyaan di hitung berdasarkan jumlah jawaban siswa dimana peneliti
mengumpulkan dari setiap jawaban siswa jika banyak siswa menjawab positif
pembelajaran dinyatakan di terima oleh siswa dan tidak keberatan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual sebaliknya jika banyak siswa menjawab
negatif pembelajaran tidak di terima oleh siswa.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan
guru dalam pembelajaran di kelas, berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga
pengamat harus mengisi kolom deskripsi jawaban berbentuk narasi pada kolom
yang sesuai dengan item pertanyaan/ pernyataan pada lembar observasi.
Pengolahan data kualitatif ini dilakukan dengan cara menerjemahkan dan
mendiskusikan dengan pengamat jika terdapat jawaban pengamat yang perlu
34
jawaban pengamat yang positif dan negatif dari setiap item pertanyaan/
pernyataan. Jika banyaknya jawaban observer yang menjawab positif lebih
banyak dari yang menjawab negatif, maka aktivitas guru atau siswa dalam
pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya,
maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan
penelitian.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan
apakah semua komponen dalam pendekatan kontekstual telah dilaksanakan
dengan baik dalam pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana terhadap siswa
60
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan
kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Dahniar
Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung dalam pembelajaran IPA tentang
Materi Pesawat Sederhana dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual
mencakup tujuh komponen yaitu:1.) kontruktivisme/contruktivism 2.)
menemukan/inquiri 3) modelling/pemodelan 4.) learning community
/masyarakat belajar 5.) bertanya/questioning 6) refleksi/reflection 7.)
penilaian sebenarnya/autentic assesment.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual Kelas V
SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung dapat di
tingkatkan terlihat dari peningkatan nilai rata-rata yang di peroleh pada siklus
I dan pada siklus II sebesar 18,7. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar
60,6 dan pada siklus II sebesar 79,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa kelas V SDN Dahniar pada mata pelajaran IPA tentang Materi
Pesawat Sederhana dapat meningkat melalui penerapan pendekatan
kontekstual.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan kontekstual, siswa lebih senang
dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa
bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati
61
Bambang Erawan, 2014
mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau
media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat
siswa semangat dalam belajar.
B. Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan
mengembangkan melalui pendekatan kontekstual.
1. Guru-guru SDN Dahniar khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada
umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan kontekstual dapat
melaksanakannya sesuai dengan tujuh komponen pada pendekatan
kontekstual.
2. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan
mengembangkan pendekatan kontekstual menjadi lebih baik melalui berbagai
variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan
demonstrasi,sehingga dapan lebih memaksimalkan hasil pembelajaran sesuai
62
Bambang Erawan, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Alwasilah,A.Chaedar.(2010).(contextual teaching and learning) menjadikan kegiatan Belajar-Mengajar Mengasikkan dan bermakna.Bandung:kaifa
Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah
Dasar. Bandung: UPI Press.
A.H.Hernawan;asra;L.dewi (2007).Belajar & Pembelajaran Sekolah
Dasar.Bandung:UPI Press
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta:
Depdiknas
Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Heri sulistyanto;edi wiyono (2008).ilmu pengetahuan alam untuk sd dan mi kelas
V BSE.Jakarta:pusat perbukuan depdiknas.
Rusman dkk.(2007) kurikulum & pembelajaran.Bandung.UPI Press
Kunandar.(2010).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
Lestiawati, L (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran
Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak
63
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Akasara.
Nizbah,F http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/12/contoh-angket-penelitian-pelajaran.html
Putra,S.Rizema (2013).Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains.jogjakarta:DIVA Press
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. ( 2006). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sadulloh,U dkk.(2009).Pedagogik:UPI Press
Syarifudin,T.;nur’aini(2009)Landasan Pendidikan.Bandung:UPI Press
Savitri,D (2013).penerapan pendekatan kontruktivisme untuk meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA materi wujud benda dan
sifatnya.(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Binabudi)