• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAYA DUKUNG FUNGSI LAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KOTA SIBOLGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DAYA DUKUNG FUNGSI LAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KOTA SIBOLGA."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Rina Juwita T, NIM : 308131083. “Analisis Daya Dukung Fungsi Lahan Terhadap Pengembangan Kota Sibolga”. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: ( 1) Pertumbuhan penduduk Kota Sibolga selama 2000- 2010.( 2 ) Daya dukung fungsi lahan untuk pengembangan Kota Sibolga.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Sibolga. Populasi seluruh lahan yang tersedia di kota Sibolga dan sekaligus sampel penelitian Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi dokumenter. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik tumpang susun (overlay) dan teknik analisis kuantitatif. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ( 1.) Pertumbuhan penduduk di Kota Sibolga digolongkan pertumbuhan penduduk sedang dengan angka persentase rata-rata sebesar 1,48 %, dimana atas pernyataan bahwa 1-2% merupakan pertumbuhan penduduk sedang. Kepadatan penduduk kota Sibolga sebesar 381,4 jiwa/ha telah melampaui angka kepadatan penduduk tahun 2010 yang ditetapkan standar luas dengan standar kepadatan Indonesia >200 jiwa/ha adalah pertumbuhan kepadatan penduduk yang sangat padat. Berdasarkan tingkat ketersediaan yang dimiliki kota sibolga tak satu pun kecamatan yang mampu menampung pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. (2.) Daya Dukung fungsi lahan kota Sibolga dalam pengembangan Kota Sibolga termasuk dalam klasifikasi tingkat kesesuaian daya dukung lahan rendah karena kondisi lahan Kota Sibolga sekarang ini tidak mampu lagi menampung jumlah penduduk yang ada untuk lahan yang layak untuk permukiman, demikian halnya dengan pengembangan pada kawasan pesisir Kota Sibolga terhambat yang diakibatkan karena kesesuaian lahan terdapat pada areal pasang surut laut dan banyaknya terdapat permukiman penduduk yang sangat padat (kumuh) di kawasan pesisir tersebut.

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil „alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Daya Dukung Fungsi Lahan Terhadap Pengembangan Kota Sibolga “. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H.Ibnu Hajar,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs.Restu,MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra.Nurmala Berutu,M.Pd selaku Pembantu Dekan I Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs.W.Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Ibu Dra. Asnidar M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

6. Bapak Drs.Kamarlin Pinem M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi. 7. Ibu Dra. Minah Sinuhaji, Msi selaku Dosen pembimbing Akademik.

8. Bapak dan Ibu dosen dan staff pegawai Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

9. Walikota Sibolga.

10.BALITBANG Kota Sibolga.

11.Teristimewa saya sampaikan kepada kedua orang tuaku terkasih, Ayahanda J.Tarihoran dan Ibunda CH. Siregar yang telah membesarkan, mendidik, mengajar, membimbing, memberikan doa dan moril yang begitu berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai penyelesaian skripsi ini.

(3)

13.Sahabat saya Nurul, Nuraini, Nurhayani, Akbar,Doni, Putra, Ary, Ismail, Evi, Muslim, Aap, dan seluruh teman teman B-Reguler Jurusan Geografi angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

14.Rekan satu pembimbing dan seperjuangan satu kelas Natalisa, Cici Suarni.

Terimakasih penulis ucapkan kepada semua serta rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tak dapat disebutkan satu persatu. Dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kesilapan baik dalam penulisan dan penyajian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para penimba ilmu dan demi perkembangan pendidikan umumnya khusus-a pada jurusan geografi.

Medan, September 2012 Penulis

Rina Juwita Tarihoran NIM.308131083

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 24

(5)

A Keadaan Fisik ... 30

B. Keadaan Non Fisik ………. ……….. .. 42

C. Sejarah Berdirinya Kota Sibolga ……… .. 27

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 52

A. Hasil Penelitian ………. 52

B. Pembahasan………... 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ………. 82

(6)

DAFTAR TABEL

5. Fasilitas lingkungan perumahan ……… 18

6. Analisis kesesuain lahan ……… 25

12.Kepadatan Penduduk Kota Sibolga Per kecamatan ……… 42

13.Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2010……… 44

14.Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kota Sibolga Tahun 2010 … 49

15.Sarana Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2010……… 49

16.Sarana Peribadatan Di Kota Medan Tahun 2010……….. 50

17.Jumlah Kendaraan yang ada di kota Sibolga………. 50

18.Persentase Pertumbuhan penduduk kota Sibolga ……… 52

19. Jumlah Penduduk Kota Sibolga Per Kecamatan Tahun 2010…… 54

20.Kepadatan Penduduk Kota Sibolga Per kecamatan Tahun 2010… . 54

21.Ketersediaan pemanfaatan lahan kota Sibolga………. 55

22.Jumlah Fasilitas Pendidikan di kota sibolga tahun 2010……… 56

23.Jumlah fasilitas Kesehatan di kota Sibolga tahun 2010……… 59

24.Jumlah fasilitas ibadah di kota Sibolga tahun 2010……… 60

25.Penggunaan Lahan Kota Sibolga………. 61

26.Daya dukung lahan terhadap pengembangan kota………. 64

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Hal

1. Skema Kerangka Berpikir ... 22

2. Peta Administrasi Kota Sibolga ... 33

3. Peta Jenis Tanah Kota Sibolga ……….... ... 35

4. Peta Kemiringan lereng Kota Sibolga ... 34

5. peta curah hujan kota sibolga ……… 36

6. Peta Penggunaan Lahan Kota Sibolga ... 41

7. Lampiran gambar penelitian……….. 88

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lembar Observasi Lapangan ... 82

2. Atribut Overlay Peta Bentuk Lahan, Lereng dan Jenis tanah ... 82

3. Ketersediaan pemanfaatan lahan kota Sibolga ... 83

4. Penggunaan Lahan Kota Sibolga ... 83

5. Persentase Pertumbuhan Penduduk Kota Sibolga 2000- 1010 ... 84

(9)

ANALISIS DAYA DUKUNG FUNGSI LAHAN TERHADAP

PENGEMBANGAN KOTA SIBOLGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

RINA JUWITA TARIHORAN

308131083

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan wilayah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tersebut akan dilaksanakan secara serasi, selaras, dan seimbang di wilayah perkotaan dan pedesaan. Dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui penataan wilayah pengembangan pemerintah daerah. Penataan ini dilakukan dengan suatu pertimbangan terhadap kondisi dan kebutuhan yang nyata pada wilayah tersebut.

Dalam masa pembangunan, Negara yang sedang berkembang memiliki kecenderungan pertumbuhan di kota lebih pesat dari pada di desa. Hal tersebut di sebabkan beberapa alasan seperti: selain di kota memiki pertumbuhan penduduk yang cepat, di kota juga lebih banyak terdapat peluang untuk mendapatkan peluang kesempatan kerja selain di bidang pertanian, di kota terdapat fasilitas hidup, yang sangat dibutuhkan diantaranya pendidikan , fasilitas kesehatan dan lain sebagainya yang menyebabkan urbanisasi yang semakin meningkat dari tahun ketahun.

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik (Soemarwoto, 1983). Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal ini terdapat dua konsep utama yang menjadi kunci dari definisi tersebut yaitu konsep tentang kebutuhan atau needs dan konsep tentang keterbatasan atau limitation dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang (Hadi,

(11)

2001:2). Untuk itu diperlukan pengaturan agar lingkungan tetap mampu mendukung kegiatan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

Sedangkan pengembangan adalah usaha yang dilakukan sebagai bagian dari pembangunan nasional, seperti memekarkan atau memperluas sarana fisik kota,serta bertamba luas bangunan- bangunan yang ada. Pengembangan adalah upaya memajukan, memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Perencanaan pengembangan wilayah dimaksudkan untuk memperkecil perbedaan pertumbuhan kemakmuran antarwilayah atau antar daerah. Pengembangan wilayah sebagai upaya menata ruang dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat( Jayadinata1986) .

Pertambahan jumlah penduduk membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang nantinya tumbuh dan berkembang. Apabila perkembangan tersebut tidak dikendalikan dengan baik maka dapat terjadi konversi lahan untuk aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsi dan daya dukungnya yang akan berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan.

Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan menyebabkan banyak penduduk yang memanfaatkan lahan yang rawan bencana sebagai lahan permukiman. Pemanfaatan lahan daerah rawan bencana sebagai permukiman merupakan suatu bentuk ketidaksesuaian dalam pemanfaatan lahan.

(12)

Lahan-lahan yang sesuai untuk dijadikan areal hutan sering digunakan untuk areal permukiman dan pertanian intensif sehingga proses penghanyutan tanah oleh aliran permukaan (run off) akan menimbulkan erosi yang sangat berbahaya terhadap kelestarian tanah, sehingga dengan sendirinya terjadi kerusakan lahan akibat terjadinya penurunan (degradasi) kualitas fisik dan kimia lahan. Untuk lahan-lahan yang mempunyai kelas kemampuan lahan IV-VIII, pemerintah mengarahkan untuk dijadikan sebagai lahan hutan, baik sebagai hutan produksi maupun sebagai hutan primer, hal ini bertujuan agar kerusakan tanah dapat diminimalkan, sehingga kelestarian tanah bisa secara berkelanjutan.

Perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi pemanfaatan lahan akan memberi tekanan terhadap ekosistem sumberdaya alam yang ada. Apabila tekanan tersebut melampaui daya dukung yang ada maka akan terjadi permasalahan degradasi lingkungan, seperti terjadinya banjir, erosi, tanah longsor dan kerusakan lingkungan lainnya.

Daya dukung diartikan sebagai batas kemampuan dari pertumbuhan suatu populasi, dimana jumlah populasi itu tidak dapat di dukung oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Sedangkan Daya dukung lahan adalah daya tampung maksimum lahan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem itu.

(13)

meningkatkan daya dukung wilayah akan tetapi berperan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.

Daya dukung suatu wilayah menjadi faktor penting yang harus diperhatikan agar proses pembangunan yang dilaksanakan dapat berkelanjutan dalam arti mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu setiap upaya pemanfaatan sumberdaya alam untuk kegiatan pembangunan haruslah berwawasan lingkungan (Soemarwoto, 1987)

Kota Sibolga adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara dengan luas 1077,00 ha ( yang terdiri dari 889,16 Ha (82,5 %) daratan, 187,84 Ha (17,44 %) daratan Kepulauan ) dan 2.171,6 Ha lautan. Daratan kepulauan yang termasuk dalam kawasan Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudik, Pulau Poncan Gadang (Besar), dan Pulau Poncan Ketek (Ketek). Kota Sibolga merupakan kota pantai yang berbatasan langsung dengan daerah perbukitan (gugus bukit barisan). Kondisi bentang alam kota Sibolga yang sedemikian rupa mengakibatkan Kota Sibolga terbagi menjadi 2 kategori yang ekstrim daerah yakni kemiringan lahan yang landai dan daerah terjal. wilayah kota Sibolga merupakan daerah yang curam dan arena kecuraman tersebut Sibolga mempunyai kemungkinan akan banjir, longsor, erosi, dan lain sebagai.

(14)

Dengan peningkatan jumlah penduduk yang begitu besar, pasti akan membutuhkan lahan untuk pengembangan kota pertambahan sarana dan prasarana terutama baik sarana prasarana permukiman, sarana prasarana pendidikan, perdaganngan, jasa, industri.

Berdasarkan survey pendahuluan (hasil temuan lapangan sementara) untuk pertumbuhan penduduk yang begitu besar kota Sibolga memilki keterbatasan lahan. Terjadi konversi lahan hutan menjadi areal pemukiman disebabkan pemenuhan permukiman penduduk yang semakin meningkat. Dalam pengembangan kota untuk memenuhi sarana dan prasaran fasilitas sosial, masyarakat kota Sibolga telah memanfaatkan lahan tanpa memperhatikan daya dukung wilayah berdasarkan kemampuan dari lahan itu sendiri.

Lain halnya pada salah satu Kelurahan di kota Sibolga, dengan kendala Sempitnya lahan di kota Sibolga mengakibatkan terjadinya desakan permukiman penduduk ke arah laut yakni dengan cara menimbun. Kondisi yang sedemikian rupa mengakibatkan bentuk aliran air daripada drainase-drainase menjadi lebih kecil dan kapasitasnya menjadi berkurang. Bentuk daripada keadaan tersebut mengakibatkan daerah tersebut mengalami genangan banjir padahal penduduk sekitar bertempat tinggal pada kawasan pesisir telah mengalami banjir akibat pengaruh pasang surut air laut. Jika terus menerus hal ini di biarkan , maka dalam pemanfaatan lahan melebihi batas kemampuan lahan tersebut akan mengakibatkan berkurangnya daya dukung lahan serta terjadinya penurunan kwalitas lingkungan tersebut yang akan mengancam pengembangan kota.

B. Identifikasi Masalah

(15)

daya dukung lahan kota Sibolga, terjadinya konversi hutan untuk permukiman, Pengaruh yang signifikan pengembangan kota terhadap kerusakan ekosistem hutan dan Kondisi lingkungan permukiman kawasan pesisir.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu: pertumbuhan jumlah penduduk dan daya dukung fungsi lahan dalam pengembangan kota

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan penduduk di kota Sibolga selama 2000-2010.? 2. Bagaimana daya dukung fungsi lahan untuk pengembangan kota Sibolga.? E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pertumbuhan penduduk di kota Sibolga selama 2000-2010 2. Daya dukung fungsi lahan untuk pengembangan kota Sibolga F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat diharapkan:

1. Dapat memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya.

2. Menambah wawasan penulis, terutama dibidang pengembangan kota dan lingkungan.

3. Sebagai referensi bagi seluruh pembaca, baik pelajar, mahasiswa, civitas akademika dan masyarakat umum.

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan penduduk di Kota Sibolga digolongkan pertumbuhan penduduk sedang, dengan angka persentase pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 1,48 % dimana atas pernyataan bahwa 1-2% merupakan pertumbuhan penduduk sedang. Sedangkan dilihat berdasarkan kepadatan penduduk di 4 Kecamatan yaitu kecamatan Sibolga Utara, kecamatan Sibolga Kota, kecamatan Sibolga Sambas, serta kecamatan Sibolga Selatan atau secara keseluruhan kota Sibolga telah melampaui angka kepadatan penduduk tahun 2010 yang ditetapkan standar luas dimana kepadatan Indonesia 381,4 jiwa/ ha dengan standar kepadatan >200 jiwa/ha adalah pertumbuhan kepadatan penduduk yang sangat padat. Dan berdasarkan tingkat ketersediaan dan kesesuian lahan yang dimiliki kota sibolga tak satu pun kecamatan yang mampu menampung pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.

(17)

laut dan banyaknya terdapat permukiman penduduk yang sangat padat (kumuh) di kawasan pesisir tersebut.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Kota Sibolga diharapkan untuk memperhatikan daya dukung lahan dalam pengembangan kota, sehingga daya dukung fungsi lahan tidak hanya diperuntukkan untuk sarana dan prasarana kota saja, tetapi harus memperhatikan fungsi kawasan lindung juga. Bagi pemerintah Kota Sibolga kiranya mampu membuat dan mengembangkan Hutan Kota di Kota sibolga. Sehingga fungsi kawasan lindung di Kota sibolga dapat meningkat dalam mengurang bahaya bencana longsor. Bagi Masyarakat Kota Sibolga diharapkan ikut berpartisipasi akan menjaga kelestarian hutan kawasan lindung kota sibolga,

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peta draft revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Makassar tahun 2010-2030 yang terdiri dari 13 Kawasan Terpadu, enam diantara berada pada zona rawan

Tujuan pemberian motivasi bagi pegawai bukan hanya untuk meningkatkan semangat kerja pegawai saja, namun juga memiliki tujuan lain seperti meningkatnya gairah

KEPALA KPPM OEMBAR PRAMADI, S.Sos., M.Mkes. KEPALA KLH Drs. KIKI WAHYU REZEKI KEPALA BAGIAN HUKUM ANIK SUWARNI, SH.M.Si.. Trenggalek Tahun 2014 Nomor 5 Seri E, Tambahan Lembaran

Number of Family by Prosporeus Family Stages and District Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera dan Kecamatan. Tabel/Table

Deng-Neng Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management adalah proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan dengan sifat istimewa

Secara praktis penelitian yang dilakukan ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak manajemen Indosat khususnya divisi yang membawahi SIM card Mentari dalam menetapkan

Tabel scoring board hasil pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada industri teri nasi di atas, terdiri atas beberapa komponen parameter ukuran

Tim Penerjemah Pustaka Firdaus (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h.. aqidah dan persoalan yang berkaitan dengannya, misalnya tentang keesaan Tuhan, hari akhir dan kerasulan Nabi,