• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kecamatan Margacinta Kelurahan Sekejati Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kecamatan Margacinta Kelurahan Sekejati Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kec.Margacinta Kel.Sekejati

Kota Bandung Tahun Pembelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh : Erni Nurfauziah

0804669

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

============================================================== ====

PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kec.Margacinta Kel.Sekejati

Kota Bandung Tahun Pembelajaran 2012-2013)

Disusun oleh : Erni Nurfauziah

0804669

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Erni Nurfauziah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kecamatan Margacinta Kelurahan Sekejati Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Erni Nurfauziah 0804669

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jarangnya penggunaan bahasa Inggris di TK SuperKids Pre-School Bandung. Kebiasaan berbahasa Indonesia dalam berkomunikasi baik di keluarga maupun di sekolah. Tidak adanya pembelajaran yang secara khusus mengajarkan tentang bahasa Inggris, dan jarangnya penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran di TK SuperKids Pre-School. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh metode bermain peran makro terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris di Taman Kanak-kanak.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pre eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah bermain peran, dan variabel terikat pada penelitian ini adalah penguasaan kosakata bahasa Inggris. Subjek penelitiannya, yaitu anak kelas TK B di TK SuperKids Pre-School Bandung sebanyak 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pre test di TK SuperKids Pre-School Bandung adalah 65,8750 dan post test nya adalah 93,2500. Hal tersebut menyatakan bahwa rata-rata data pre test dan data post test adalah berbeda secara signifikan. Kesimpulannya Pengaruh metode bermain peran makro terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris di Taman Kanak-kanak menunjukkan perbedaan yang signifikan meskipun peningkatannya tidak terlalu besar, tetapi tetap menunjukkan adanya pengaruh.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan para guru hendaknya memahami karakteristik anak, sehingga pembelajaran bisa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan baik. Dan menyesuaikan metode pembelajaran yang cocok bagi anak terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris, seperti metode bercerita, dan lain sebagainya.

(6)

PENGARUH BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS DI TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Pre Eksperimen di TK SuperKids Pre-School Kecamatan Margacinta Kelurahan Sekejati Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Erni Nurfauziah 0804669

ABSTRACT

Using English rarely in SuperKids Pre-School Kindergarten, Bandung is background of this research. Usage Bahasa ini daily communication either in family environment or in school. There is not especially study to teach about English, and care using role playing method in studying at SuperKids Pre-School Kindergarten. Based on that reason, this research has purpose to know the influence of role playing macro method toward mastery of English vocabulary in Kindergarten.

The method of this research is pre-experiment. The free variable of this research is role playing, and the bond variable of this research in English vocabulary. The subject of this research is thestudent of class B in SuperKids Pre-School Kindergarten,Bandung is amounted 16 student. The result of this research showed that the average of pre-test in SuperKids Pre-School Bandung is 65,8750 and post-test is 93,2500. That is explain that the average of pre-test and post-test is different significantly. The conclusion of the influence of role playing macro method toward mastery English vocabulary in Kindergarten showed there is rising, that significantly, in spite of the rising not too much, but is no problem.

Based on the result of this research, the teacher should be understand the characteristic of each student, so the study can be carried out suitable with student necessity well. Beside, should be adapt the learning method that suitable for student, especially in learning English, such as telling story method, etc.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II PERKEMBANGAN BAHASA DALAM BERMAIN PERAN A. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 9

1. Definisi Bahasa ... 9

2. Fungsi Bahasa ... 10

3. Karakteristik Bahasa ... 10

4. Tugas-tugas Perkembangan Bahasa ... 12

B. Perkembangan Kosakata ... 12

1. Definisi Kosakata ... 12

2. Jenis-jenis Kosakata ... 14

C. Konsep Bermain ... 17

1. Definisi Bermain ... 17

2. Fungsi Bermain ... 18

3. Prinsip-prinsip Bermain ... 18

(8)

D. Bermain Peran ... 20

1. Definisi Bermain Peran ... 20

2. Jenis-jenis Bermain Peran ... 22

4. Tujuan Bermain Peran ... 23

5. Manfaat Bermain Peran ... 23

6. Keunggulan Metode Bermain Peran ... 23

E. Penelitian yang Relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Uji Coba Instrumen ... 31

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas ... 34

G. Analisis Data ... 35

H. Teknik Penilaian ... 39

I. Prosedur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Profil Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Sebelum Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Makro Di TK.SuperKids Pre-School 42 2. Profil Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Setelah Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran Makro Di TK.SuperKids Pre-School 44 3. Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Di TK SuperKids Pre-School ... 45

(9)

1. Tingkat Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Sebelum Diterapkan Metode Bermain Peran

(Pre Test) Di TK.SuperKids Pre-School ... 48

2. Tingkat Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Setelah Diterapkan Metode Bermain Peran (Post Test) Di TK.SuperKids Pre-School ... 50

3. Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Di TK.SuperKids Pre-School ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Rekomendasi ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul sosialisasi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), pembentukan karakter bangsa dan kehandalan sumber daya manusia ditentukan oleh bagaimana memberikan perlakuan yang tepat kepada mereka sedini mungkin. Karena usia dari 0 sampai 8 tahun (golden age) merupakan usia kritis bagi perkembangan semua anak. Stimulasi yang diberikan pada usia ini akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan anak, serta perilaku sepanjang rentang kehidupannya. Penelitian menunjukan bahwa sejak lahir anak memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak yang harus rutin distimulasi agar terus berkembang jumlahnya.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menurut Suyanto.S (2005:6), bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasannya, oleh karena itu guru harus memahami kebutuhan khusus dan kebutuhan individual anak. Memang disadari ada faktor pembatas, yaitu faktor-faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak yaitu faktor-faktor genetis. Karena itu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diarahkan untuk memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan belajar dan bimbingan belajar yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai kapasitas genetisnya.

Ada beberapa aspek perkembangan yang dikembangkan dalam diri anak yang meliputi, fisik motorik, kognitif, moral, sosial, emosional, kreativitas/seni, dan bahasa. Menurut Suyanto.S (2005:73) dalam konteks ini, perkembangan bahasa mengikuti suatu urutan yang dapat diramalkan secara umum sekalipun banyak variasinya di antara anak yang satu dengan yang lain, dengan tujuan mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi.

(11)

2

lingkungannya baik lingkungan rumah, sekolah, atau masyarakat. Melalui berbahasa, seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan apa yang mereka pikirkan melalui bahasa kepada orang-orang yang ada disekitarnya, sehingga orang lain pun dapat menangkap atau mengerti apa yang dipikirkan oleh anak tersebut.

Kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini menurut Kurnia, Ely (2011) berarti bahwa anak lebih dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi. Belajar berbicara mencakup tiga proses terpisah tetapi saling berhubungan satu sama lain, yaitu belajar mengucapkan kata, membangun kosakata, dan membentuk kalimat. Karena ketiga proses itu saling berkaitan, kegagalan menguasai salah satunya akan membahayakan keseluruhan pola bicara. Penulis dapat menyimpulkan bahwa perkembangan bahasa sangat penting diberikan stimulasi sejak dini.

Menurut Chomsky (Rike: 2010), mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalam diri anak sejak lahir. Dalam teori ini memberi penguatan bahwa memberikan stimulasi perkembangan bahasa pada anak usia dini itu sangat penting. Menurutnya, anak akan belajar bahasa dengan cepat sebelum usia 10 tahun apalagi menyangkut bahasa kedua (second language). Lebih dari usia 10 tahun, anak akan kesulitan dalam mempelajari bahasa.

Piaget, Vigotsky dan Gardner (Rike, 2010) menambahkan, dalam pembelajaran bahasa anak akan dapat belajar dengan optimal jika diberikan kegiatan untuk sering berkomunikasi dengan adanya anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang mendampingi pembelajaran dan mengajak bercakap-cakap akan menolong anak menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi atau melejitkan potensi kecerdasan bahasa yang sudah dimiliki anak.

(12)

bahasa dengan benar, menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara aktif, anak terus dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil penelitian McLaughlin dan Genesec (Fitriani, 2010), anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa. Penguasaan kosakata sangat mempengaruhi keterampilan berbahasa seseorang, terutama anak usia Taman Kanak-kanak yang pada usia ini anak belum banyak menguasai kosakata. Sangat penting bagi anak mempelajari dan mamahami kosakata, karena keterampilan berbahasa anak akan meningkat jika kuantitas dan kualitas kosakatanya meningkat.

Dikemukakan oleh Gleason (1985), pada saat anak masuk Taman Kanak-kanak atau usia 5 tahun, mereka telah menghimpun kurang lebih 8.000 kosakata, di samping telah menguasai hampir semua bentuk dasar tata bahasa. Mereka dapat membuat pertanyaan, kalimat negatif, kalimat tunggal, kalimat majemuk, serta bentuk penyusunan lainnya. Mereka telah belajar penggunaan bahasa dalam berbagai situasi sosial yang berbeda. Misalnya, mereka dapat bercerita hal-hal yang lucu, bermain tebak-tebakan, berbicara kasar pada teman mereka, dan berbicara sopan pada orang tua mereka (Suyanto.S, 2005:74).

Seperti yang diungkapkan dalam hasil penelitian diatas, pembendaharaan kosakata berperan penting dalam perkembangan bahasa. Menurut Hurlock (1990:113) usia 4-5 tahun, merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas pokok dalam berbicara, yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata dan menggabungkan kata menjadi kalimat. Menurutnya salah satu tugas utama dalam belajar berbicara ialah anak harus dapat meningkatkan jumlah kosakata, mengaitkan arti dan bunyi karena banyak kata yang memiliki arti lebih dari satu dan sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, maka meningkatkan kosakata jauh lebih sulit dari pada mengucapkannya sehingga diperlukan adanya suatu peningkatan kosakata pada anak yang dapat menunjang pada perkembangan berbicara.

(13)

4

peran ada interaksi yang melibatkan anak dengan teman sebayanya. Dengan metode ini anak-anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, dan bertukar ide, hingga meningkatkan kelancaran berbicara dan memperkaya kosakatanya.

Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Seperti penelitian yang dilakukan Arixs, (Kurnia Ely, 2011) “tentang penerapan metode belajar sosiodrama atau bermain peran terhadap siswa PAUD di Denpasar Bali, menyimpulkan bahwa sekitar 90% materi pembelajaran dapat diserap anak-anak dengan menggunakan metode belajar sosiodrama, dan 65% materi pelajaran dapat diserap oleh anak-anak dengan metode belajar konvensional”. Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa metode belajar sosiodrama ini berhasil membantu. Terlihat anak-anak pun menyukai metode bermain peran ini, karena metode ini seperti bermain dan mereka bisa merasakan langsung dalam peran-peran yang biasa dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

Hamalik (Cahyaningsih, 2009) juga menyatakan bahwa metode bermain peran dapat mendorong anak untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dapat memupuk komunikasi antar anak dan teman-temannya dikelas. Melalui kegiatan bermain peran anak akan aktif membicarakan masalah-masalah yang ditemuinya, menginformasikan hasil pengalaman melalui berbicara.

Dikemukakan pula oleh Delpie (Fitriani, 2010) tentang bentuk-bentuk permainan yang dapat dipakai sebagai intervensi pembelajaran salah satunya yaitu bermain pura-pura atau bermain peran adalah suatu bentuk imajinasi agar membantu dalam pengembangan saya berfikir dan kemampuan berbahasa.

(14)

yang diperankan anak. Kedua, bermain peran kecil (mikro) yang memerlukan peralatan tiruan (mainan).

Selain itu menurut Khoirudin (2010) Bermain peran disebut juga bermain simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Bermain peran ini sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun. Menurut Erikson (Kurnia, Ely : 2011) terdapat dua jenis bermain peran, yaitu bermain peran mikro dan makro. Bermain peran mikro dimaksudkan bahwa anak memainkan peran dengan menggunakan alat bermain berukuran kecil, misalnya orang-orangan kecil yang sedang berjual beli. Sedangkan bermain peran makro, anak secara langsung bermain menjadi tokoh untuk memainkan peran-peran tertentu sesuai dengan tema. Misalnya peran sebagai ayah, ibu, dan anak dalam sebuah rumah tangga.

Dari metode bermain peran makro ini ternyata menimbulkan manfaat yang sangat baik dalam kehidupan anak apalagi terhadap tingkat penguasaan kosa kata anak. Beberapa manfaat bermain peran makro lainnya menurut Lita Edia (2011) antara lain pada saat memainkan peran orang dewasa, membuat mereka merasa sudah mampu melakukannya. Rasa mampu inilah yang akan memupuk konsep diri positif dan membangun rasa percaya diri pada anak. Tampak sederhana saat anak berpura-pura menjadi seorang Ayah, seorang Ibu, seorang Guru, dan lain sebagainya. Tetapi amati ekspresi wajah mereka, lihatlah betapa mereka bangga saat menjadi Ayah, Ibu, Guru ataupun sosok lainnya. Dalam sosial emosi pun akan terlihat, jika bermain peran ini dilakukan bersama teman-temannya. Maka akan tumbuh kemampuan untuk berkomunikasi, kepemimpinan dan kemampuan mengelola emosi.

Penguasaan kosakata dengan menggunakan metode bermain peran makro ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan daya ingat anak akan kosakata yang didapatnya. Anak dapat menggali dan memperkaya kosakata baru, dapat terbina komunikasi dan bahasa yang baik, spontan dan komunikatif.

Berdasarkan permasalahan yang peniliti kembangkan, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Pengaruh Bermain Peran Makro Terhadap Penguasan Kosa

Kata Bahasa Inggris di Taman Kanak-kanak”.

(15)

6

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan bahwa perkembangan bahasa untuk anak usia dini sangat penting, sehingga dapat distimulasi salah satunya dengan penguasaan kosakata.

Namun kebanyakan di lapangan ditemukan, dalam proses pembelajarannya kurang menarik minat anak, dan metode atau teknik yang digunakan pun kurang bervariasi sehingga anak cepat bosan dan jenuh.

C. Rumusan Masalah

Fokus permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak sebelum penerapan metode pembelajaran bermain peran makro di TK.SuperKids Pre-School?

2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Inggris anak sesudah penerapan metode pembelajaran bermain peran makro di TK.SuperKids Pre-School?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kosakata bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan metode bermain peran makro di TK.SuperKids Pre-School?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum : Memperoleh informasi yang empiris tentang pengaruh penggunaan metode bermain peran makro terhadap peningkatan kosakata bahasa Inggris anak.

2. Tujuan khusus :

a. Untuk mengetahui penguasaan kosa kata bahasa Inggris anak sebelum penerapan metode bermain peran makro di TK.SuperKids Pre-School.

b. Untuk mengetahui penguasaan kosa kata bahasa Inggris anak setelah penerapan metode bermain peran makro di TK.SuperKids Pre-School.

(16)

E. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian diatas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, antara lain:

1. Untuk peserta didik :

a. Siswa menikmati proses belajar mengajar karena mereka dilibatkan secara fisik dan mental.

b. Anak dapat menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa asing yang menyenangkan untuk dipelajari.

c. Memberikan pengalaman baru kepada peserta didik dan juga dapat membantu siswa dalam keberhasilan belajar.

2. Untuk pendidik :

a. Sebagai salah satu solusi mengatasi kesulitan belajar bahasa Inggris untuk anak. b. Sebagai bahan masukan berkaitan dengan metode pembelajaran baru yang bisa

dipelajari dan dikembangkan oleh para pendidik.

c. Memiliki cara baru dalam penerapan model pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan materi juga tersampaikan dengan baik dan menyenangkan.

3. Untuk peneliti :

a. Menambah ilmu dengan banyakanya temuan-temuan teori dalam pembelajaran, sehingga menambah khasanah keilmuan dalam pemahaman pembelajaran.

b. Menambah wawasan dalam dunia pendidikan sebagai bekal kelak bila menjadi guru.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi penelitian adalah gambaran umum penyusunan dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini. Pada bab 1 berisi tentang Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang : Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

(17)

8

Penelitian, Definisi Operasional, Instumen Penelitian, Teknik pengumpulan Data dan Analisis Data.

(18)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pre-eksperimen. Menurut Syaodih (2007:208), dalam model design one group pre test – post test, kelompok sampel tidal diambil secara acak, juga tidak ada pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir disamping perlakuan. Penelitian pre-eksperimen ini menggunakan desain 1 kelompok (one group design), yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Berikut merupakan table penelitian eksperimen dengan menggunakan one group desain:

Table 3.1

One group pre test-post test design

Kelompok Pretest Treatment Post test

Eksperimen √ √ √

Dalam desain di atas observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen disebut pre test, dan observasi setelah eksperimen disebut post test (Syaodih, 2007:208).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di TK. Superkids Preschool jalan Mars Selatan no.92. Subjek penelitiannya adalah murid usia 5-6 tahun. Populasi adalah sebagai keseluruhan subjek sebagai sumber data . Data tersebut adalah:

Kelompok

Jenis Kelamin

Jumlah Perempuan Laki-laki

Usia 5-6 tahun 4 12 16

(19)

26

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi dari variable penelitian yang dapat dioperasikan atau dapat menjadi arahan untuk pelaksanaan di dalam penelitian.

1. Bermain peran makro adalah bermain peran dalam skala besar, dimana anak dapat memerankan apa saja dan menjadi apa. Misalnya memerankan suatu pekerjaan, seperti dokter, guru, dan lain sebagainya.

2. Kosakata itu didalamnya meliputi kosakata umum seperti kata benda dan kata kerja, kosakata khusus seperti, kosakata warna, dan kosakata waktu, kosakata dasar seperti kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, dan kata bilangan pokok.

3. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang menjadi salah satu kebutuhan untuk pendidikan, perdagangan, dan pergaulan dalam kesuksesan seseorang.

4. Anak usia taman kanak-kanan yang akan digunakan dalam penelitian ini batasan umurnya mulai dari usia 4-6 tahun atau yang disebut usia TK.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006:149) adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Tujuan digunakannya instrumen tersebut adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata umum, kosakata khusus, dan kosakata dasar bahasa Inggris anak. Kisi-kisi instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari instrumen Kurnia,Ely (2011:41). Namun item disesuaikan dengan variable penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Kosakata Bahasa Inggris. Di bawah ini tabel kisi-kisi instrument yang digunakan oleh peneliti .

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

“Pengaruh Bermain Peran Makro Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Di Taman Kanak-Kanak SuperKids PreSchool Bandung”

Variabel Dimensi Indikator No.

Item Penguasaan

Kosakata Bahasa

1. Kosakata Umum

(20)

Inggris

b. Kata Kerja

table, chair, whiteboard, marker,

picture, book, crayon, pencil

2. Anak dapat menyebutkan nama-nama buah-buahan, seperti: apple, strawberry, orange, banana, avocado, papaya,

watermelon, guava.

3. Anak dapat menyebutkan nama-nama binatang, seperti:cat, dog, butterfly, bird, horse, fish, cow, duck.

Anak dapat menyebutkan dan memperagakan kata kerja yang diminta, seperti: sit down, stand up, running, jump,

Anak dapat menyebutkan macam-macam warna, seperti: red, white, black, blue, purple, green, pink, yellow.

Anak dapat menyebutkan macam-macam waktu, seperti: Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thrusday , Friday, Saturday,

Today.

Anak dapat menyebutkan istilah kekerabatan, seperti: father, mother, grandmother, grandfather, aunt, uncle,

brother, sister.

Anak dapat menyebutkan dan menunjukkan nama-nama bagian tubuh, seperti: head, hair,

7

(21)

28

Anak dapat menyebutkan bilangan pokok, seperti:one,two,three,four,five,six,seven,eight ,nine,ten.

Anak dapat menyebutkan benda-benda universal/alam sekitar, seperti: moon, sun, star, rainbow, mountain, water, fire, sky.

9

10

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Syaodih (2007:223), tes umumnya bersifat mengukur hasil belajar anak. Tes hasil belajar yaitu mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu.

Dari kisi-kisi instrument diatas, peneliti dapat membuat instrument penelitian.Berikut pedoman penelitian Pre Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.23

Pedoman Penelitian Pre Eksperimen

“Pengaruh Bermain Peran Makro Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Di Taman Kanak-Kanak SuperKids PreSchool Bandung”

Nama Anak : ………

1. Anak dapat menyebutkan nama-nama benda disekitar ruangan kelas

(22)

Chair

2. Anak dapat menyebutkan macam-macam buah Apple

3. Anak dapat menyebutkan nama-nama binatang Cat

4. Anak dapat menyebutkan kata kerja Sit down

5. Anak dapat menyebutkan nama-nama warna Red

6. Anak dapat menyebutkan waktu Sunday

(23)

30

7. Anak dapat menyebutkan istilah kekerabatan Father

8. Anak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh Head

9. Anak dapat menyebutkan bilangan pokok One

(24)

Sky

Total Skor

Keterangan :

0 : Anak tidak dapat menjawab sama sekali 1 : Anak dapat menjawab dengan bantuan 2 : Anak dapat menjawab tanpa bantuan

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun, selanjutnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Di dalam penelitian maka dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variable yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (168:2006) Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen penelitian ini diujicobakan kepada sampel yang akan dijadikan penelitian. Ini berarti bahwa data uji coba yang diberikan kepada siswa juga menjadi data pretest setelah data tersebut di uji validitasnya. Uji coba instrumen tes ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atai kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006:168).

(25)

32

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Ada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi product moment dari Pearson, dengan rumus sebagai berikut

√[ ][ ]

(Arikunto, 2006:170) Keterangan:

r = koefisien korelasi x = skor tiap item

y = skor total seluruh item n = jumlah responden

b. Proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika r hitung ≥ 0,30, maka butir soal valid

 Jika r hitung < 0,30, maka butir soal tidak valid

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2010:188) menyatakan bahwa item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥ 0,30. Jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas penguasaan kosa kata Bahasa Inggris anak TK dengan menggunakan program Ms. Excel 2007 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Pengujian Validasi Item Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak TK

No Soal r Hitung r Tabel Kriteria No Soal r Hitung r Tabel Kriteria

1 0.72 0.30 Valid 42 0.79 0.30 Valid

2 0.71 0.30 Valid 43 0.54 0.30 Valid

(26)
(27)

34

Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh bahwa dari 82 pernyataan, item yang valid ada 71 pernyataan dan yang tidak valid ada 11 pernyataan yaitu nomor 11, 37, 38, 48, 52, 53, 61, 62, 63, 64, 77. Item yang tidak valid artinya bahwa item tersebut tidak bisa mengukur apa yang harus diukur. Arti #DIV/0!yaitu bahwa pada item tersebut semua siswa bisa menjawabnya atau tidak bisa menjawabnya. Pada item 61 dan 64 semua anak tidak bisa menjawabnya, sehingga pada item-item tersebut tidak valid sementara item 11,37,38, 48, 52, 53, 62, 63, 77 tidak valid karena nilai r lebih kecil dari 0,30.

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama (Arikunto, 2006:178). Uji reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama (Syaodih.N, 2007:229). Dalam pengujian reliabilitas instrumen, penulis menggunakan bantuan perhitungan dengan rumus statistika Cronbach’s Alpha (α) dan tahapannya sebagai berikut :

Pertama, menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah varians skor tiap-tiap item 2

t

= Varians total n = banyaknya soal

(28)

 

Setelah diuji validitas butir soal/item dari variabel penguasaan kosakata Bahasa Inggris, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah butir soal tersebut reliabel, untuk mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan perhitungan program Ms Excel 2007 dan diperoleh sebagai berikut:

Jumlah varian (i ) = 30,00

Varian Total (t ) = 748,94

Reliabilitas = 0,97 (Sangat Tinggi)

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008 : 184) yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Pedoman untuk Memberikan InterpretasiKoefisen Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Merujuk pada tabel 3.5 interpretasi nilai koefisien korelasi, maka reliabilitas instrument ini dinyatakan sangat tinggi, karena 0,97 berada diantara 0,80-1,00. Dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian.

G. Analisis Data

(29)

36

statistik. Data-data dikelompokkan berdasarkan variable dan jenis responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis.

1. Profil penguasaan kosakata bahasa Inggris anak sebelum dan setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran makro

Langkah-langkah dalam membuat profil penguasaan kosa kata Bahasa Inggris sebelum dan setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran makro adalah sebagai berikut.

a. Menentukan Skor maksimal ideal yang diperoleh sampel: Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

Aspek Skor Maksimal Ideal Keseluruhan = 71 x 2 = 142

b. Menentukan Skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah

Aspek Skor Minimal Ideal Keseluruhan = 71 x 0 = 0

(30)

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal

Interval skor = Rentang skor / 3

Aspek Rentang Skor

Dari langkah-langkah diatas, didapat kriteria sebagai berikut: Tabel 3.6

Kategorisasi Profil Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak TK Aspek Kriteria Interval

(31)

38

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0. Efektifitas penerapan metode pembelajaran bermain peran makro dilakukan dengan uji t berpasangan (paired sample t test) dengan tahapan sebagai berikut.

a. Hipotesis

(32)

Rata-rata kemampuan kosa kata Bahasa Inggris anak sebelum dan setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran makro tidak berbeda secara signifikan.

H1 : µ posttest>µ pretest

Rata-rata kemampuan kosa kata Bahasa Inggris anak setelah penerapan metode pembelajaran bermain peran makro lebih baik dibandingkan sebelum penerapan metode pembelajaran bermain peran makro.

b. Dasar Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh

Berdasarkan angka probabilitas (nilai p ): 1. Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak 2. Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima c. Mencari t hitung

Tahapan mencari t hitung adalah sebagai berikut:

1. Menghitung selisih (d), yaitu data pretest – data posttest 2. Menghitung total d, lalu mencari mean d

3. Menghitung d – (d rata rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut, dan menghitung total kuadrat selisih tersebut,

d. Mencari Sd2 , dengan rumus :

e. Mencari t hitung dengan rumus

(33)

40

d = rata rata d Sd = standar deviasi n = banyaknya data

(Sudjana 1996:242)

H. Teknik Penilaian

Teknik penilaian yang digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan cara memberikan skor dengan rating scale. Arikunto (2006) mengemukakan bahwa rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Rating scale disini merupakan data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Skala yang digunakan adalah skala nilai dengan menggunakan kategori nilai 0, 1, dan 2. Adapun rincian penilaian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Kemampuan

Pernyataan Kosakata Bahasa Inggris

Kriteria Penilaian Kemampuan

0 1 2

Anak tidak dapat menjawab sama

sekali

Anak dapat menjawab dengan

bantuan

Anak dapat menjawab tanpa

bantuan

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persiapan penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan, observasi ke TK.SuperKids Preschool mengenai masalah penelitian

b. Menetapkan materi yang akan dipergunakan dalam penelitian

(34)

d. Menyusun instrumen penelitian

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelompok sampel untuk menguji validitas dan reliabilitas

f. Mengadakan revisi terhadap item instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel. 2. Pelaksanaan penelitian

a. Menetapkan kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen

b. Melakukan pre test pada kelompok eksperimen untuk mengetahui data awal penelitian

c. Kelompok eksperimen diberi perlakuan peningkatan kosakata Bahasa Inggris dengan menggunakan metode bermain peran. Dalam penelitian dibantu oleh guru kelas d. Setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan, kelompok eksperimen diberi post

test

e. Mengolah data hasil penelitian

3. Menyusun laporan hasil penelitian

(35)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak sebelum diberikan metode pembelajaran bermain peran makro di TK SuperKids Pre-School berada pada kategorisasi sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penerapan metode bermain peran makro diperoleh bahwa penguasaan kosa kata Bahasa Inggris anak TK SuperKids Pre-School ada dua anak yang berada pada kategori tinggi, sepuluh anak berada pada kategori sedang dan empat anak yang berada pada kategori rendah. Dengan rata-rata penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak sebesar 65,875.

2. Penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak setelah diberikan metode pembelajaran bermain peran makro di TK SuperKids Pre-School berada pada kategorisasi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan metode bermain peran makro diperoleh bahwa penguasaan kosa kata Bahasa Inggris anak TK SuperKids Pre-School ada empat anak yang berada pada kategori baik, dua belas anak berada pada kategori cukup dan tidak ada anak yang berada pada kategori kurang. Dengan rata-rata penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak meningkat sebesar 93,2500.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kosakata Bahasa Inggris anak sebelum dan sesudah diberikannya metode bermain peran makro. Peningkatan terjadi hampir disemua aspek Metode bermain peran makro ini cukup berhasil dan dapat dijadikan metode yang cocok dalam mempelajari kosakata Bahasa Inggris yang menyenangkan untuk anak.

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penulis mengharapkan agar:

(36)

b. Guru hendaknya memahami dan menyesuaikan metode pembelajaran yang cocok bagi anak terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris, seperti metode bercerita, dan lain sebagainya.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah memberikan kesempatan pada guru untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan bagaimana mengajarkan bahasa Inggris yang menarik untuk anak.

b. Hendaknya kepala sekolah memberikan kebebasan pada guru agar guru dapat menggunakan metode atau alat peraga yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris kepada anak usia dini, seperti metode bercerita, penggunaan flash card, dan lain sebagainya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Asniati, N. (2013). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini Dengan Metode Bermain Peran. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan. Badruzaman. (2012). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. [online]. Tersedia

:pdfflare.com/pdf/Media Pembelajaran Anak Usia Dini-PPG UPI. (07 Februari 2012). Balitbang Dinas. (2002). Karakteristik Aspek Perkembangan Anak. [online]. Tersedia

:bocahsastra.wordpress.com. (22 Maret 2013).

Cahyaningsih, T. (2009).Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Anak di Taman Kanak-kanak.Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Desmita.(2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dr. Gutama. (2004). Pendidikan Anak Usia Dini (Modul Sosialisasi PAUD). Dirjen PAUD:

Tidak diterbitkan.

Dr. H.Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Drs.Suyanto, S. (2005).Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Edia, L. (2011). Manfaat Bermain Peran (Role Play) Bagi Perkembangan Anak.[online].Tersedia : http:// www.asahasuh.com/.../128-manfaat-bermain-qpura-puraq-bagi-perkembangan anak. (4 Mei 2011).

Fitriani, A. (2010). Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) Makro Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Indonesia Anak Taman Kanak-kanak.Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

GrowUp Clinic. (2012). Tahap Perkembangan Bahasa. [online]. Tersedia:

http://childspeechclinic.wordpress.com/.../tahap-perkembangan bahasa. (30 Maret 2012) Hadi, Dyra. (2009). Pendekatan Teori Tentang Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak Usia

Dini. [online]. Tersedia:http://DyraHadi’s blog.htm (10 November 2012)

Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak. Alih Bahasa Meitasari Tjandrasa, Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. (1990). Alih Bahasa. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hasanudin (2011).Pengertian Kosa Kata. [online]. Tersedia:

http://hasan2u.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html

(38)

[online]. Tersedia : http://ikhwana1.blogspot.com/2011/10/bermain-peran.html]

Ina, Ayu. (2011). Pengaruh Metode Gerak dan Lagu Terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Taman Kanak-kanak. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Irma, Ade. (2010). Perkembangan Bahasa Anak. [online]. Tersedia:

http://adeirmasuryani.wordpress.com/.../makalah-perkembangan –bahasa.html. (10 Maret

2012).

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

KB-TK Anak Ceria Banjarbaru.(2011). Kurangnya Daya Konsentrasi Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya? [online].

Tersedia :paudanakceria.wordpress.com/.../kurangnya-daya-konsentrasi-anak-...(21 Februari 2011)

Kurnia, Ely. (2011). Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro Terhadap Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Sunda Anak Usia TK. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan.

Khoirudin, Akhmad. (2010). Belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. [online]. Tersedia: cairudin.blogspot.com/…/belajar-sambil-bermain-atau-bermain.html - (10 Desember 2011).

Maarif (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak. [online]. Tersedia:

ramaarifnukalisabuk.blogspot.com/.../penerapan-strategi. Html (23 Agustus 2013)

Moeslihatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Mutiah, Diana (2010). Psikology Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Nur, A. (2011). Bermain Peran Dalam Pembelajaran di Taman Kanak-kanak.[online]

Tersedia: anakpaudunm.blogspot.com/2011/12/makalah.html (11 November 2012)

Purwiro, H (2008). Keterampilan Dasar Mengajar. [online].Tersedia

:www.purjatifis.blogspot.com/. (08 Desember 2012)

Rachman, A. (2008). Ubah Perilaku Buruk Anak Dengan Bermain Peran. [online].

Tersedia : http: //Ismar//. Wordpress.com/2008/03/29/ubah– perilaku-buruk-anak-dengan-bermain-peran/. (12 Desember 2011).

(39)

rike-rikeriwayanti.blogspot.com/perkembangan-bahasa-untuk-anak-usia-dini.html[08

November 2001].

Solehuddin.(2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan

UPI.

Sudjana, Nana. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suryabrata, Sumadi. (1983). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Syaodih, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H.G. (1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Zhafar.(2011). Prinsip-prinsip Bermain Anak. [online]. Tersedia:

Gambar

Table 3.1 One group pre test-post test design
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.23
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pengujian Validasi Item
+5

Referensi

Dokumen terkait

Based on the research background of choosing the subject above, the problem is “How is failed justice faced by Jamie Wallace reflected in Friends With Benefits

Dari hasil software LINGO 11.0 pada Lampiran 9 hingga Lampiran 18 juga dapat dilihat bahwa klub yang berada satu zona tidak memainkan pertandingan kandang atau tandang

Pendugaan fungsi ragam pada persamaan (13) dapat dibagi menjadi tiga pendugaan yaitu pendugaan fungsi intensitas global , pendugaan yang merupakan nilai harapan

Hasil identifikasi sulfat pada air baku dengan metode Spektrofotometri DR

Peneliti mengajukan hipotesis bahwa ada hubungan yang negatif signifikan antara konformitas dengan kreativitas pada remaja Konformitas adalah suatu bentuk perilaku individu

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang simulasi keterampilan dasar mengajar dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Tata

Remaja tersebut cenderung mengikuti tekanan kelompok dan aturan-aturan kelompok, karena kelompok mempunyai arti yang besar pada individu tersebut, sehingga remaja tersebut juga

Tabel 4.18 Persentase tujuan penggunaan keterampilan mengelola kelas pada simulasi keterampilan dasar mengajar dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Tata Boga