• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PERENCANAAN PROGRAM PENATARAN JARAK JAUH DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TERTULIS BANDUNG : Studi Deskriftif analisis Perencanaan Program Penataran Penyegaran Guru SLTP di PPPG Tertulis Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PERENCANAAN PROGRAM PENATARAN JARAK JAUH DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TERTULIS BANDUNG : Studi Deskriftif analisis Perencanaan Program Penataran Penyegaran Guru SLTP di PPPG Tertulis Bandung."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PERENCANAAN PROGRAM

PENATARAN JARAK JAUH Dl PUSAT PENGEMBANGAN

PENATARAN GURU TERTULIS BANDUNG

(Studi Deskriftif analisis Perencanaan Program Penataran Penyegaran

Guru SLTP di PPPG Tertulis Bandung

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YAYAN SUTARYAN NIM. 999592

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul

"Sistem Perencanaan Program Penataran Jarak Jauh di Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis Bandung (Studi Deskriptif

Analisis Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP di

PPPG Tertulis Bandung)" beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya saya sendiri, dan sayatidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2001

(3)

Disetujui dan disyahkan oleh:

Pembinftqing I

Prof.Dr.H.TB. Abin Syamsuddin Makmun, MA

Pembimbing II

(4)

Mengetahui,

Ketua Program Studi/fyministrasi Pendidikan

Program Pascasarjana UrWrsitas Pendidikan Indonesia

Prof.Dr.H amsuddin Makmun, MA

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem perencanaan

program penataran penyegaran bagi guru SLTP. Berangkat dari tujuan

tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah "bagaimana sistem

perencanaan penataraan penyegaran bagi guru SLTP yang baik di PPPG

Tertulis?

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan

pendekatan penelitian kualitatif. Alat pengumpul data yang digunakan

wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi, yang ditujukan pada

sejumlah subyek penelitian yang dipandang memadai untuk memberikan

informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Hasil dari analisis data penelitian, ditemukan beberapa temuan

penelitian sebagai berikut:

1. Rumusan visi dan misi PPPG Tertulis memberikan peranan yang jelas

dalam penyusunan rencana program penataran yang dilaksanakan

oleh PPPG Tertulis, termasuk di dalamnya penataran penyegaran

bagi guru SLTP.

2. Sumber dana bersumber dari anggaran pemerintah pusat., dan kualifikasi Sumber Daya Manusia yang berada di PPPG Tertulis

merentang dari kualifikasi pendidikan SD, SLTP, SLTA, Diploma, S1,

dan S2.

3. Untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta dilakukan melalui: (a)

penyebaran angket dan analisis hasil angket; (b) inventarisasi

pendaftaran peserta,

Pengembangan bahan ajar menjadi tugas

Widyaiswara yang dilakukan dengan cara melakukan sanctioning,

melibatkan Tim Penilai dari Perguruan Tinggi.

4. Distribusi bahan ajar disampaikan kepada peserta melalui Kepala Sekolah dengan tembusan kepada Dinas Kota/Kabupaten. Proses

pembelajaran menggunakan modul dan dilakukan tutorial apabila

dipandang perlu. Peserta diwajibkan mengikuti tes awal, mengerjakan

tugas mandiri, dan tes akhir.

5. Evaluasi tes akhir dilaksanakan sebagai syarat memperoleh sertifikat

dalam bentuk STTPL.

6. Pendekatan SWOT analisis dapat memberikan informasi dalam proses

penyusunan perencanaan program penataran, yang meliputi

aspek-aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Kekuatan dan

kelemahan dapat digali dengan memfokuskan pada analisis internal,

sedangkan peluang dan tantangan dapat digali dengan memfokuskan

pada analisis eksternal.

Hasil dari analisis dan SWOT tersebut dijadikan bahan

pertimbangan dalam merumuskan perencanaan program penataran

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR IV

UCAPAN TERIMA KASIH Vl

ABSTRAK x

DAFTAR ISI Xl

DAFTAR TABEL xm

DAFTAR GAMBAR XIV

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Alasan Pemilihan Masalah 8

C. Fokus Telaahan 14

D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 15

E. Tujuan Penelitian

17

F. Manfaat Penelitian 18

G. Paradigma Penelitian

20

BAB II PERENCANAAN PROGRAM PENATARAN JARAK

JAUH Dl PPPG TERTULIS 21

A. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan

21

B. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

23

1. Pengertian Perencanaan Pendidikan

23

2. Karakteristik Perencanaan 27

3. Perencanaan Dalam Setting Penataran Jarak Jauh 30

C. Pengelolaan Sumber Daya Manusia di PPPG Tertulis

38

1. Konsep Dasar Pengelolaan Sumber Daya Manusia

38

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia di PPPG

Tertulis Bandung 44

D. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis 49 1. Perkembangan Lembaga PPPG Tertulis Bandung 49 2. Model Sistem Pendidikan Jarak Jauh 52

3. Manajemen Sistem Pendidikan Jarak Jauh

57

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 64

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 69

A. Metode Penelitian 69

B. Lokasi Penelitian 71

C. Pemilihan Sampel

72

xi

Hal

(7)

D. Data Yang Diperlukan

73

E. Teknik Pengumpulan Data

74

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

77

G. Teknik Analisa Data 78

BAB IV DESKRIPSI DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 80

A. Deskripsi Data Penelitian

81

1. Peranan Visi dan Misi PPPG Tertulis Dalam

Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi

Guru SLTP 81

2. Kesiapan Sumber Dana dan Sumber Daya Manusia

Dalam Mendukung Perencanaan Program

Penataran Penyegaran 89

3. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Guru SLTP

100

4. Analisis Proses Penyelenggaraan Penataran

Penyegaran

117

5. Analisis Produk (Lulusan) Penyelenggaraan

Penataran Penyegaran 121

6. Analisis SWOT Perencanaan Penataran

Penyegaran

125

B. Rangkuman Data Penelitian dan Pembahasan

130

1. Analisis Peranan Visi dan Misi Dalam Perencanaan

Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP 130 2. Analisis Kesiapan Sumber Dana dan Sumber Daya

Manusia Dalam Perencanaan Penataran Penyegaran

Bagi Guru SLTP

135

3. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP

138

4. Analisis Proses Penyelenggaraan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP

14°

5. Analisis Produk (Lulusan) Penyelenggaraan Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP

6. Analisis SWOT Dalam Perencanaan Penataran

Penyegaran Bagi Guru SLTP

143

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 147

A. Kesimpulan

I47

1. Kesimpulan Umum

I47

2. Kesimpulan Khusus

149

B. Implikasi 10°

C. Rekomendasi 158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

(8)

DAFTAR TABEL

Hal

Nomor:

1. Rencana Program Anggaran Pembangunan Tahun 2000

90

2. Daftar Karyawan PPPG Tertulis Berdasarkan Kualifikasi

Pendi-dikan Tahun 2000

95

3. Hasil Pendataan Penerimaan Peserta Penataran Penyegaran

Tipe ATahun 2000

103

4. Jumlah Daftar Tunggu Peserta Penataran Guru SLTP Tahun

Anggaran 2000

5 Jumlah Daftar Peserta Penataran Guru SLTP Tahun Anggaran

' 2000

105

6. Usulan Kebijakan Tahun Anggaran 2001 123

7 Analisis Peranan Visi dan Misi PPPG Tertulis Dalam Perencanaan Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP Tahun 2000

8 Kesiapan Sumber Dana dan SDM Dalam Perencanaan

Penataran Penyegaran Bagi Guru SLTP Tahun 2000

13b

9. Analisis Masukan Dalam Perencanaan Penataran Penyegaran

Guru SLTP Tahun Anggaran 2000

10. Analisis Proses Penyelenggaraan Perencanaan Penataran

Penyegaran Guru SLTP Tahun Anggaran 2000. 140

11. Analisis Produk Penyelenggaraan Penataran Penyegaran

Guru SLTP Tahun Anggaran 2000 14i

12. Analisis SWOT Perencanaan Penataran Penyegaran Guru

SLTP Tahun Anggaran 2000

144

(9)

Nomor:

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Proses Penetapan Sasaran Dalam Perencanaan Pendidikan

Strategis 5

2. Paradigma Penelitian 20

3. Integrasi Komponen-Komponen Sumber Daya Manusia

Dengan Manajemen Strategis 39

4. Pengelolaan R-E-D (Regristasi-Evaluasi-Distribusi) 62

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian

2. Struktur Organisasi PPPG Tertulis

3. SK Pembimbing Tesis

4. Surat Keterangan Keiayakan Instrumen Penelitian

5. Surat Pengantar Penelitian 6. Surat Ijin Penelitian

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 8. Riwayat Hidup

XV

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan pada hakikatnya merupakan pemikiran masa depan

yang lebih baik yang menggambarkan terjadinya perubahan-perubahan

yang diinginkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dibandingkan

dengan keadaan sebelumnya atau kondisi saat ini. Dalam proses

perencanaan, kondisi perubahan yang diinginkan tersebut perlu

dirumuskan secara operasional, yang menyangkut substansi perubahan,

sifat perubahan, berapa banyak dan kapan harus dicapai, itulah sasaran

dalam perencanaan. Sasaran menyangkut hasil-hasil yang diinginkan

yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Para perencana

pendidikan harus memiliki wawasan tentang gambaran ideal kondisi

pendidikan yang diharapkan di masa datang (visi).

Waterson (1965), dalam Yahya Sudarya (2000: 6) menjelaskan

konsep perencanaan sebagai berikut:

Pada hakikatnya perencanaan adalah usaha yang secara sadar,

terorganisasi, dan terus menerus dilakukan guna memilih altematif

yang terbaik dari sejumlah altematif untuk mencapai tujuan yang

ditentukan (Waterson, dalam Diana Coyners, 1991)

Dalam sasaran pendidikan tersebut akan terkandung nilai-nilai

normatif atau ideal yang memiliki syarat-syarat tertentu, seperti realistik,

feasibel, dan sistemik. Realistik berarti memperhitungkan kondisi obyektif,

yaitu masalah yang dihadapi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(12)

memperhatikan

sumber

daya

yang

ada.

Sistemik,

berarti

memperhitungkan seluruh komponen yang membentuk kinerja

organisasi/unit kerja/lembaga.

Pendidikan sebagai suatu sistem, maka di dalamnya akan memerlukan perencanaan untuk mengatur sistem pendidikan, penyesuaian dengan kebutuhan dan mengakomodasi aspirasi

masyarakat. Alasan lain yang cukup mendasar periunya dilakukan perencanaan dalam pendidikan, antara lain agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, menghasilkan lulusan yang

lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa.

Sehubungan dengan pemikiran di atas, C.E. Beeby memberikan

batasan perencanaan pendidikan sebagai berikut:

Educational planning is the exercising of foresight in determining policy, priorities and cost of an educational system, having dual regard for economic and political realities, for the system potential for growth, and for the needs ofthe country and ofthe pupils served by the system.

(C.E. Beeby dalam Planning and Educational

Administrator-Unesco: International Institute for Educational Planning, Paris 1967,

dalam Jusuf Enoch, 1995).

Sasaran perencanaan pendidikan adalah proses merumuskan gambaran realistik tentang keadaan/perubahan yang dikehendaki, yang

diyakini sebagai suatu keadaan yang lebih baik. Proses tersebut menuntut

pemahaman tentang bidang pokok yang dihadapi pada masa kini,

misalnya dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness,

Opportunity, Threat) yang dilakukan dengan cermat, sangat membantu

para perencana bukan saja dalam memahami kondisi saat ini secara

(13)

asumsi-asumsi perencanaan pendidikan yang tepat. Asumsi perencanaan

pendidikan sangat penting untuk memperhitungkan tingkat fisibilitas

realisasi sasaran-sasaran yang dirumuskan. Sementara itu, masukan

kebijakan dalam penetapan sasaran merupakan pedoman untuk

menentukan batasan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut

berapa banyak, substansi apa, dan kapan.

Analisis SWOT atau KKPT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan) akan membantu perencana pendidikan berpikir

realistik/obyektif terhadap keadaan saat ini, memiliki pemahaman terhadap potensi (sumber daya) yang menjadi dasar analisis faktor kunci

sukses, yang selanjutnya memungkinkan perencana menyusun

asumsi-asumsi perencanaan.

Rumusan sasaran yang jelas memberikan petunjuk terhadap arah

tindakan atau cara-cara untuk mencapai sasaran yang mungkin dapat

dilakukan. Djam'an Satori (2000: 3), menjelaskan bahwa untuk mencapai

rumusan sasaranyang jelas, maka diperlukan 5 kerangka berpikir sebagai

berikut ini:

1. Where were we yesterday? (evaluasi hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya);

2. Where are we now? (analisis situasi dan posisi); 3. Where do we want go? (perumusan sasaran),

4. How do we have to do get there? (strategi dan program); 5. How do we progress? (sistem pengendalian).

Bidang Hasil Pokok (BHP) merupakan pokok lembaga yang

(14)

diketahui oleh perencana pendidikan dalam merumuskan bidang hasil kerja, yakni sebagai berikut:

1. Bidang di mana organisasi harus berhasil dengan baik;

2. Bidang yang langsung berkontribusi terhadap pencapaian sasaran organisasi/unit kerja;

3. Bidang di mana dituntut prestasi tinggi;

4. Kondisi intern yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya;

5. Kunci suksesnya pekerjaan; 6. Bidang yang kritis;

7. Dapat dibuat hirarki sesuai dengan jenjang organisasi.

Dengan kata lain, bidang hasil pendidikan dapat pula dikatakan

sebagai unit analisis utama produktivitas lembaga. Dalam konteks bidang

hasil pokok tersebut, maka keberhasilan misi pendidikan nasional dapat

dilihat dari empat bidang hasil pokok, yaitu mutu pendidikan, relevansi, pemerataan, dan efisiensi. Untuk kepentingan perumusan sasaran perencanaan, keempat bidang hasil pokok tersebut perlu dijabarkan ke dalam indikator-indikator operasional dan empirik.

Dari keseluruhan analisis perencanaan pendidikan dalam kaitannya

dengan penentuan sasaran dari program kerja yang direncanakan dapat digambarkan dalam skema sebagaimana tertera pada halaman lima.

Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis adalah Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Penataran Tertulis (Penataran Jarak Jauh). Lembaga ini berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Pelaksanaan kegiatannya berada di bawah lingkup koordinasi Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. Pelaksanaan kegitan PPPG Tertulis mencakup pelayanan terhadap semua guru di lingkungan Direktorat

•Pi

(15)

Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu para guru TK, SD, SLTP, dan

SMU yang memerlukan penataran tertuiis atau penataran jarak jauh.

Analisis Lingkungan Makro (Eksternal)

Peluang dan

Ancaman

Asumsi

BIDANG HASIL POKOK

-Mutu Pendidikan -Relevansi -Pemerataan -Efisiensi

Analisis Indikator

Bidang Hasil Pokok

Faktor Kunci Sukses

Sasaran

Strategi

Analisis Internal

Organisasi

Kekuatan dan Kelemahan

Kebijakan

Gambar 1

Proses Penetapan Sasaran Dalam Perencanaan Pendidikan Strategis

(16)

Visi PPPG Tertulis Bandung berupaya menjadikan lembaga sebagai pusat pengembangan pelayanan pembinaan profesionalisme

guru dan tenaga kependidikan lainnya di seluruh tanah air dengan sistem

penataran jarak jauh dan belajar mandiri secara efektif dan efisien.

Sementara misi PPPG Tertulis adalah melaksanakan layanan pembinaan

professional guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui perencanaan

pengembangan dan pelaksanaan penataran jarak jauh dengan belajar

mandiri, baik penataran penyegaran (Refreshing in Service Training),

penataran pengayaan (Enrichment in Service Training), ataupun

penataran model kualifikasi (berakreditasi) berjenjang dan berkelanjutan.

Dalam butir IV.9 SK. Mendikbud No. 0161/U/1980 tertanggal 12

Mei 1980, disebutkan bahwa PPPG Tertulis mempersiapkan bahan

secara tertulis dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Bahan yang berhubungan dengan materi dan cara penyajian suatu bidang studi yang diperoleh dari pusat pengembangan penataran guru yang mengelola suatu bidang studi;

2. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis mengatur lebih lanjut sehingga bahan tersebut menjadi bahan penataran tertulis sesuai dengan keperluan;

3. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis mencetak dan mengadakan serta mendistribusikan ke Pusat penataran Guru lain, Balai Penataran Guru, serta pihak-pihak yang relevan. Sesuai dengan SK. Mendikbud No. 0529/0/1990 tanggal 14

Agustus 1990, disebutkan tugas dan fungsi PPPG Tertulis sebagai

berikut:

1. Merencanakan program pengembangan penataran guru

Tertulis;

2. Melaksanakan penataran teknis pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kompetensi kerja guru;

(17)

4. Melaksanakan peningkatan cara penyajian dan materi penataran;

5. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi penataran;

6. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga PPPG

Tertulis.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis, didukung oleh sumber daya

manusia atau karyawan dengan berbagai kualifikasi pendidikan yang

berjenjang atau bervariasi. Jumlah keseluruhan stafPPPG Tertulis adalah

sebanyak 144 orang yang terdiri dari:

Pejabat Struktural : 6 Orang

Widyaiswara : 37 orang

Staf administrasi : 101 Orang

Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Pusat Pengembangan

Penataran Guru Tertulis membutuhkan perencanaan dan strategi

pengembangan yang mampu mengantisipasi kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta perkembangan teknologi. Oleh karena itu, lembaga seperti PPPG Tertulis dituntut memiliki visi untuk menjangkau masa depan yang lebih baik, memiliki misi dan tujuan yang jelas serta perencanaan yang matang agar dapat merealisasikan visi dan misi dalam bentuk kegiatan teratah secara sistematis dengan mempertimbangkan kondisi dan berbagai aspek internal maupun ekstemal, aspek kekuatan dan kelemahan, peluang, dan tantangan/ancaman. Dengan demikian, PPPG

Tertulis diharapkan mampu memerankan fungsinya sebagai institusi

pembina dan pengembang profesionalisme serta kompetensi guru-guru di

(18)

*f:

B. Alasan Pemilihan Masalah

^\ %^?-p!§^ * a

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (PPPG Tertuhs^5^ ^

"

yang semula bernama Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG)

berdiri pada tanggal 2 Juli 1950, berdasarkan SK. Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Rl. No. 5031 F, kemudian berdasarkan SK.

Mendikbud No. 0201/0/1978 tanggal 23 Juni 1978 berubah menjadi PPPG

Tertulis, yang kemudian diperbaiki dengan SK. Mendikbud Rl No.

0529/1990 tanggal 14 Agustus 1990.

Sampai saat ini belum semua guru diberbagai jenjang dan jenis pendidikan mendapatkan pemerataan kesempatan peningkatan dan pengembangan kompetensi dan profesionalnya akibatadanya variabilitas kendala geografis dan sosial ekonomi. Layanan peningkatan profesional guru dengan sistem penataran jarak jauh dan belajar mandiri telah lama

dirintis oleh PPPG Tertulis sejak tahun lima puluhan, namun masih perlu

terus dikembangkan seiring dengan tuntutan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka peningkatan profesionalisme guru dapat terlayani dengan baik, tanpa mereka harus

meninggalkan tugas sehari-hari.

Dalam pengembangan PPPG Tertulis tidak terlepas dari pengaruh eksternal maupun pengaruh internal. Pengaruh eksternal diantaranya bahwa penataran guru yang dilaksanakan dengan sistem jarak jauh (Distance Education for in service Training Teacher) telah lama

(19)

komunikasi yang canggih seperti radio, televisi, telepon, dan internet,

penataran jenis ini terbukti lebih efektif dan efisien.

Sedangkan pengaruh internal yang sangat menentukan

perkembangan PPPG Tertulis antara lain akibat adanya berbagai tuntutan

kebutuhan nyata di lapangan, meliputi:

1. Setiap guru memerlukan tambahan wawasan tentang perkembangan baru dalam dunia pendidikan secara terus-menerus, sementara

terhalang oleh berbagai kendala yang terjadi;

2. Guru-guru yang bertugas di daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok

tanah air menghadapi kendala untuk mengikuti penataran yang

mensyaratkan dilaksanakan secara tatap muka sebagaimana yang

selama ini dilaksanakan;

3. Seiring dengan tuntutan masyarakat terhadap perlunya efektivitas

pembelajaran di sekolah, kesempatan para guru untuk mengikuti

peningkatan kompetensinya melalui penataran tatap muka sangat

terbatas;

4. Pemerintah menghadapi kendala/masalah keterbatasan dana yang cukup serius dalam pembiayaan penataran secara tatap muka yang kenyataannya memang membutuhkan pembiayaan yang cukup besar;

5. Ternyata penyelenggaraan peningkatan dan pengembangan

kompetensi profesionalisme guru dalam penataran jarak jauh melalui

sistem belajar mandiri menjadi solusi altematif yang cukup prospektif

bagi pembinaan tenaga fungsional guru yang secara sinergik dan

(20)

M

(K

'fA'ft

6 PPPG Tertulis memiliki wewenang dalam melaksanakan penbf^fG^v" x

\^**r^

bagi guru-guru di lingkungan Direktorat Pendidikan Dasar '"?r

Menengah. Adapun jenis penataran yang dilaksanakan oleh PPPG

Tertulis adalah sebagai berikut: (a) Penataran Penyegaran (Refreshing Inservice Training); (b) Penataran Pengayaan (Enrichmen Inservice Training); dan (c) Penataran Tertulis Kualifikasi Sistem Belajar Mandiri. Penataran Penyegaran (Refreshing Inservice training) bertujuan

untuk memberikan tambahan bekal bagi para guru agar lebih mampu

melaksanakan kurikulum atau garis-garis besar program pengajaran yang

menjadi tugasnya. Sasarannya adalah guru, kepala sekolah, pengawas

TK, SD, SLTP, dan lama belajarnya satu semester.

Bidang tataran untuk guru TK, meliputi bidang pengajaran sebagai

berikut:

1. Metode Pengembangan Agama, Moral, Disiplin, dan Afeksi;

2. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta;

3. Pendidikan Seni;

4. Psikologi Perkembangan;

5. Kurikulum dan Pembelajaran di TK;

6. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa,

7. Metode Pengembangan Kemampuan Motorik.

Bidang tataran untuk guru SD, meliputi bidang pengajaran sebagai

berikut:

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;

(21)

11

3. Matematika;

4. Ilmu Pengetahuan Alam;

5. Ilmu Pengetahuan Sosial;

6. Keguman;

7. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Bidang tataran untuk guru SLTP, meliputi bidang pengajaran

sebagai berikut:

1. Matematika;

2. Ilmu Pengetahuan Alam; 3. Ilmu Pengetahuan Sosial;

4. Bidang Studi penunjang, yakni Bahasa Indonesia, dan Keguruan. Tahap berikutnya akan dikembangkan bidang tataran antara lain:

1. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan;

2. Bahasa Inggris;

3. Pendidikan Agama Islam;

4. Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan.

Penataran tertulis Pengayaan (Enrichment Inservice Training) bertujuan untuk memberikan tambahan materi atau wawasan baru yang diperlukan para guru SMU, kepala sekolah maupun pengawas, agar lebih mampu menghadapi perkembangan baru dalam penyelenggaraan

pendidikan, dengan lama belajar satu semester.

Bidang atau materi yang telah dan sedang dilaksanakan adalah:

1. Geografi; penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografi;

(22)

12

Pada tahap berikutnya direncanakan akan dikembangkan materi

penataran, yang meliputi:

1. Thermodinamika;

2. Bioteknologi;

3. Bahasa Inggris;

4. Penulisan Karya Tulis llmiah;

5. Pengelolaan Sekolah;

6. Supervisi Akademik.

Penataran Tertulis Kualifikasi Sistem Belajar Mandiri bertujuan untuk memberikan tambahan bekal dan meningkatkan kualifikasi

profesional guru sekolah dasar dan pada akhirnya hasil penataran dapat

diakreditasi oleh suatu LPTK.

Strategi penataran jenis ini, dilaksanakan dalam tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Tahap pertama terdiri dari 60 SKS ditempuh melalui 3 semester

Tahap ini dilakukan melalui penataran tertulis Tipe Apenyegaran;

2. Tahap kedua adalah tahap pemantapan yang terdiri dari 18 SKS

ditempuh selama satu semester melalui sistem pembelajaran intensif,

tahap ini dilakukan oleh LPTK setempat sebagai penar.ggung javvab

akreditasi;

3. Pendaftaran Penataran Penyegaran Guru SLTP dilakukan oleh PPPG

Tertulis dikirim ke peserta melalui kepala sekolah yang bersangkutan.

Tembusannya dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan

(23)

13

4. Kepala Sekolah mengirim daftar calon peserta ke PPPG Tertulis

diketahui oleh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dengan tembusan

Dinas Pendidikan Pripinsi;

5. Calon yang sudah masuk di PPPG Tertulis diseleksi dan yang

memenuhi syarat diberi nomor induk;

6. Peserta yang diterima atau ditangguhkan diinformasikan kepada Kepala Sekolah yang bersangkutan dengan tembusan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten Kepala Dinas Pendidikan propinsi.

Setelah para peserta mengikuti jenis penataran tertentu, maka

untuk mengetahui tingkat ketercapaian program yang telah direncanakan dilakukan evaluasi. Ada tiga jenis evaluasi yang dilakukan oleh PPPG

Tertulis, sehubungan dengan jenis penataran yang dilaksanakan, yakni (1) Tes Awal; (2) Tugas Mandiri; dan (3) Tes Akhir.

Tes awal dilakukan pada awal kegiatan penataran penyegaran, dengan tujuan untuk mendiagnosis kemampuan awal peserta penataran

sebelum mereka mengikuti penataran.

Tugas mandiri diberikan kepada setiap peserta yang tugasnya sudah ada di buku modul. Tugas mandiri juga sebagai peiengkap dalam memberikan nilai akhir dari penataran penyegaran tersebut.

Tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta penataran penyegaran terhadap materi penataran yang disusun

dalam modul. Hasil tes awal, tugas mandiri, dan tes akhir akan dijadikan

pertimbangan dalam memberikan nilai akhir sebagai persyaratan untuk

(24)

14

Sejalan dengan tuntutan tersebut, ada beberapa hal yang sampai saat ini masih merupakan permasalahan dan tantangan yang belum diakomodasi oleh lembaga permasalahan yang muncul saat ini antara lain: (1) penataran dengan sistem modul kurang menstimulus peserta penataran untuk mempelajari bahan penataran; (2) keterbatasan pelaksanaan penataran dan terbatasnya dana/anggaran; (3) sementara

tantangan akan kondisi eksternal yang berkembang saat ini antara lain

adanya teknologi informasi dalam proses belajar mandiri seperti belajar

melalaui komputer (internet) atau program pengajaran dalam bentuk VCD;

dan (4) adanya peserta daftar tunggu yang belum terakomodir

Bertitik tolak dari pemikiran tersebut maka upaya pengembangan

perencanaan program penataran merupakan suatu kebutuhan bagi pihak PPPG Tertulis Bandung.

C. Fokus Telaahan

Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan merupakan

fungsi pertama dan utama dari fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Pemyataan tersebut, dalam kenyataannya telah diikuti oleh satuan

lembaga atau organisasi yang memiliki program kerja rutin, seperti halnya

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis Bandung.

Sebagai lembaga yang diberikan tugas untuk melakukan

pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru melalui sistem

(25)

15

amat penting. Melalui perencanaan program tersebut, maka dapat diprediksi tingkat keberhasilan dari penataran jarak jauh tersebut.

Format perencanaan program penataran dalam penelitian ini, dimaksudkan sebagai analisis empiris tentang pola perencanaan standar yang digunakan di PPPG Tertulis dengan kajian konseptual tentang

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP.

D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis dalam penelitian ini merupakan setting penelitian. Sebagai institusi atau lembaga yang bertugas melakukan penataran tertulis bagi gum-guru yang berada di

lingkungan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, maka dalam

operasionalnya menyangkut semua tahap manajemen program, yakni

mulai dari perencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut. Dilihat

dari ruang lingkup kerja, bidang garapan dari PPPG Tertulis di samping

penataran bagi guru-guru, juga terdapat program kerja yang berorientasi

pada pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki

oleh PPPG Tertulis.

Analisis empiris tentang perencanaan standar, difokuskan dengan

menggunakan pendekatan sistem dan analisis SWOT. Dalam pendekatan

sistem tersebut, akan dianalisis tiga aspek utama, yakni: (1) masukan

(input) yang mempengaruhi proses penyusunan perencanaan; (2) proses

pelaksanaan penataran penyegaran sebagaimana yang telah

(26)

16

sebagaimana yang telah direncanakan. Analisis SWOT digunakan dengan

memfokuskan pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dari keseluruhan proses penyusunan perencanaan penataran penyegaran

bagi guru SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis Bandung.

Menyadari luasnya bidang kerja di PPPG Tertulis, maka dalam

penelitian ini memfokuskan pada "Perencanaan program penataran

penyegaran bagi guru-guru SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis". Berangkat dari pembatasan masalah tersebut, maka dirumuskan

permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

^Bagaimana sistem perencanaan program penataran penyegaran

bagi guru-guru SLTP di PPPG Tertulis?"

Untuk menjabarkan maksud rumusan masalah tersebut, dirinci

dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana visi dan misi PPPG Tertulis dalam perumusan

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP?

2. Bagaimana kesiapan sumber dana dan sumber daya manusia dalam

menunjang perumusan perencanaan penataran penyegaran bagi guru

SLTP?

3. Bagaimana analisis masukkan dalam perencanaan program penataran

penyegaran bagi guru SLTP yang dilakukan PPPG Tertulis?

4. Bagaimana analisis proses penyelenggaraan penataran penyegaran

bagi guru SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis?

5. Bagaimana produk (hasil) dari penyelenggaraan penataran

(27)

17

6. Bagaimana analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

dalam penyusunan perencanaan program penataran penyegaran bagi

guru SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan sistem perencanaan program penataran penyegaran bagi gum-guru SLTP yang dapat dijadikan dasar oleh PPPG tertulis dalam tahap implementasi penataran jarak jauh. Rumusan sistem perencanaan ini dimaksudkan sebagai

sistem perencanaan penataran altematif yang dapat dilaksanakan di

lingkungan PPPG Tertulis Bandung.

2. Tujuan Khusus

Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menganalisis visi dan misi PPPG Tertulis dalam perumusan

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP;

b. Mengidentifikasi kesiapan sumber dana dan sumber daya manusia

dalam menunjang perumusan perencanaan penataran penyegaran

bagi guru SLTP;

c. Mendeskripsikan analisis masukkan dalam perencanaan program

penataran penyegaran bagi gum SLTP yang dilakukan PPPG Tertulis;

d. Mendeskripsikan analisis proses penyelenggaraan penataran

(28)

e. Mendeskripsikan produk (hasil) dari penyelenggaraan penataran

penyegaran bagi gum SLTP yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis;

f. Mendeskripsikan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dalam penyusunan perencanaan program penataran

penyegaran bagi gum SLTP yang dilakukan oleh PPPG Tertulis.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Memperluas wawasan aktual bagi peneliti tentang proses penyusunan

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru-guru SLTP

yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis;

2. Memberikan masukan bagi lembaga PPPG Tertulis mengenai berbagai persoalan yang perlu direspon sehubungan dengan

perumusan perencanaan program penataran penyegaran bagi

guru-guru SLTP yang selama ini dilaksanakan;

3. Memberikan masukan empiris dan konseptual bagi lembaga PPPG

Tertulis dalam merumuskan sistem perencanaan program penataran

penyegaran guru-guru SLTP;

G. Paradigma Penelitian

Analisis perencanaan program penataran jarak jauh di PPPG

tertulis perlu berangkat dari visi, misi, dan tujuan lembaga yang

(29)

19

guru. Visi, misi, dan tujuan lembaga tersebut merupakan landasan

operasional dalam merumuskan program kerja PPPG Tertulis. Untuk melaksanakan program kerja tersebut, PPPG Tertulis telah merumuskan perencanaan program penataran standar, yang dalam penelitian ini

dibatasi pada perencanaan program penataran penyegaran bagi guru

SLTP. Untuk mengetahui proses perumusan perencanaan program

penataran penyegaran tersebut, dalam penelitian ini digunakan analisis SWOT. Hasil dari analisis SWOT tersebut, akan diperoleh informasi atau data yang menggambarkan kondisi actual tentang perencanaan penataran

penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis. Dalam merumuskan

perencanaan penataran penyegaran yang lebih baik, maka dilakukan

kajian konseptual mengenai prinsip, tujuan, dan ruang lingkup

perencanaan.

Berdasarkan kajian konseptual dan analisis empiris tersebut, maka dapat dirumuskan sistem perencanaan penataran penyegaran yang lebih baik. Rumusan sistem penataran penyegaran yang dihasilkan merupakan kesimpulan dari penelitian ini. Dengan dirumuskannya perencanaan

program penataran tersebut, memunculkan beberapa implikasi yang perlu

(30)

20

Tentang kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:

Program Kerja

PPPG Tertulis

PPPG Tertulis

Visi, Misi, dan Tujuan

Perencanaan

Penataran Penyegaran

Bagi Guru SLTP

Masukan Bagi Lembaga

SWOT

Analysis

Kajian Konseptual

Prinsip Perencanaan

Tujuan/Sasaran Perencanaan

Ruang Lingkup Perencanaan

Kajian Empiris

Kondisi Aktual tentang Perencanaan

Penataran Penyegaran bagi guru

SLTP di PPPG Tertulis

Sistem Perencanaan Program

Penataran Penyegaran bagi Guru

SLTP di PPPG Tertulis Bandung

IMPLIKASI

REKOMENDASI

Gambar2

(31)
(32)

69

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif dilaksanakan dengan fokus penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

tentang proses penyusunan perencanaan program kerja penataran

penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis, dengan aspek yang

diungkap adalah: (1) prosedur yang dilaksanakan oleh PPPG Tertulis dalam membuat perencanaan program penataran penyegaran; (2)

permasalahan yang dihadapi PPPG Tertulis dalam merumuskan perencanaan program penataran penyegaran; (3) kekuatan atau kelebihan yang terkandung dalam perumusan perencanaan program penataran penyegaran; (4) kelemahan yang terkandung dalam perumusan perencanaan program penataran penyegaran; (5) peluang yang perlu diakomodasi oleh PPPG Tertulis dalam dalam perumusan perencanaan program penataran penyegaran; dan (6) ancaman yang perlu diakomodasi

oleh PPPG Tertulis dalam perumusan perencanaan program penataran

penyegaran. Hasil dari analisis empiris dan kajian konseptual tentang perencanaan, maka dirumuskan sistem perencanaan program penataran penyegaran bagi gum SLTP.

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian untuk menguji

(33)

70

yang memfokuskan pada rumusan pertanyaan penelitian. Dengan

mendeskripsikan dan menganalisis temuan empiris mengenai proses

penyusunan perencanaan program penataran penyegaran bagi guru

SLTP, diharapkan dapat dirumuskan sistem perencanaan program

penataran penyegaran bagi guru SLTP di PPPG Tertulis.

Bogdan dan Biklen (1982: 27-30), serta Lincoln dan Guba (1985:

34_44)i mengemukakan tentang berbagai karakteristik penelitian kualitatif,

sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah dan atau natural setting, peneliti mengumpulkan data dalam situasi lapangan secara wajar untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya, karena itu hanya peneliti sendiri yang dapat memakai, memahami, dan merasakan situasi sebenarnya serta dapat

menyelami nilai yang terkandung dari ucapan, ungkapan, dan situasi yang ada;

2. Dalam penelitian manusia sebagai alat atau instrumen

penelitian;

3. Analisis data secara induktif, yakni menarik kesimpulan

berdasarkan data yang dijumpai di lapangan;

4. Pemberian makna (meaning) merupakan sasaran utama untuk

memahami situasi;

5. Laporan bersifat deskriptif, data umumnya bersifat kualitatif yang kaya tentang apa yang diteliti. Meskipun diperoleh data kuantitatif seperti angka-angka, namun perlu diinterpretasikan secara kualitatif yaitu nilai yang terkandung dalam angka-angka

tersebut;

6. Lebih mementingkan proses daripada hasil;

7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian; 8. Adanya penelitian diundangkan dan disepakati bersama.

Dengan berbagai karakteristik penelitian yang dikemukakan di atas, dalam implementasinya peneliti secara langsung berhubungan dengan sumber data untuk melakukan pengamatan sambil berpartisipasi, sehingga dapat menghasilkan data yang lebih mendalam, lebih banyak

(34)

71

mengemukakan bahwa "Participant observation is the most

comprehensive of all types of research strategies".

Penelitian kualitatif harus terhindar dari pengaruh bias pribadi

terhadap obyek penelitian, untuk itu perlu disusun catatan rinci tentang

informasi yang diperoleh dari lapangan secara lengkap dan akurat, karena

hal tersebut sangat penting untuk menentukan langkah analisa berikutnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di lingkungan Kantor Pusat

Pengembangan Penataran Guru Tertulis Jalan Dr. Cipto No. 9 Bandung,

dengan unit-unit yang terkait dengan penyusunan sistem perencanaan

program kerja penataran jarak jauh, yakni sebagai berikut:

1. Kepala Pusat (Kapus) PPPG Tertulis sebagai pimpinan utama dari

lembaga PPPG Tertulis Bandung;

2. Kepala Bidang Pelayanan Teknis, yang mempunyai tugas menyusun

program penataran, mengurus tata laksana penataran, melaksanakan

publikasi dan pelaporan serta pengelolaan perpustakaan;

3. Kepala Sub Bagian tata usaha, yang mempunyai tugas melaksanakan

urusan surat-menyurat, kearsipan, periengkapan, rumah tangga,

kepegawaian, dan keuangan;

4. Kepala Seksi Program Penataran, sebagai unsur pembantu kepala

bidang pelayanan teknis yang mengumsi perencanaan program

(35)

72

5. Kepala Seksi Tatalaksana Penataran, sebagai unsur pembantu kepala

bidang yang mengurusi tata laksana penataran;

6. Kepala Seksi Publikasi dan Pelaporan sebagai unsur pembantu

Kepala Bidang mengurusi bahan publikasi dan pelaporan penataran

serta melakukan umsan perpustakaan;

7. Widyaiswara sebagai tenaga fungsional yang mempunyai tugas sesuai

dengan ketentuan yang berlaku tentang jabatan fungsional,

diantaranya: sebagai tutor, membuat bahan belajar, naskah soal, dan

mengolah hasil ujian.

C. Pemilihan Sampel

Terdapat perbedaan mendasar antara teknik sampling dalam penelitian kuantitatif dengan teknik sampling dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kuantitatif sampel dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Dengan cara seperti itu, maka sampel telah dianggap kuat mewakili ciri-ciri suatu populasi.

Pada penelitian kualitatif, menurut Licoln dan Guba (Lexy J. Moleong, 1997: 165), peneliti mulai dengan asumsi bahwa konteksnya sendiri. Selain itu dalam penelitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Dalam hal ini sampling diharapkan mampu menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam

rumusan konteks yang unik dan menggali informasi yang akan menjadi

(36)

73

Sampel diambil secara purpossive (bertujuan), yaitu pengambilan subyek sebagai sampel penelitian yang didasarkan kepada adanya tujuan

tertentu. Teknik sampling tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

(LexyJ.Moleong, 1997: 165-166):

1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu; 2. Pemilihan sampel secara berumtan, teknik "Snowball

Sampling", dengan cara responden diminta menunjukorang lain yang dapat memberiakn informasi dan responden berikutnya diminta pula menunjuk lagi dan begitu setemsnya, sehingga

makin lama sampling akan semakin banyak;

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, Pada saat informasi semakin banyak diperoleh dan semakin mengembangkan hipotesis kerja,

sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;

4. Pemilihan berakhirjika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel

dihentikan.

Sampel penelitian ini adalah subyek yang memiliki berbagai

karakteristik, unsur, nilai yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan

perencanaan program penataran penyegaran bagi guru SLTP yang lebih

baik di PPPG Tertulis Bandung, yang dalam hal ini adalah Kepala Pusat PPPG Tertulis, Kepala Bidang Pelayanan Teknis, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi program penataran, dan Kepala Seksi Tatalaksana penataran, Kepala Seksi Publikasi dan Pelaporan, dan tenaga fungsional

widyaiswara.

D. Data Yang Diperlukan

Berdasarkan fokus masalah sebagaimana dimmuskan dalam rumusan masalah di atas, maka data yang diperlukan dalam penelitian inii

(37)

74

1. Gambaran Umum Lembaga PPPG Tertulis Bandung, yang meliputi: a. Organisasi dan Tatakerja PPPG Tertulis Bandung (terlampir);

b. Visi, Misi, dan Tujuan PPPG Tertulis Bandung;

c. Isu Utama dan kebijakan Pengembangan PPPG Tertulis Bandung.

2. Gambaran Umum Bidang perencanaan program kerja Penataran jarak

jauh, yang meliputi:

a. Struktur Organisasi Pendukung Perencanaan Program Kerja

Pentaran Jarak Jauh di PPPG Tertulis Bandung;

b. Hak dan Wewenang masing-masing struktur organisasi yang terkait dengan perencanaan Program Kerja Penataran Jarak Jauh

di PPPG Tertulis Bandung;

3. Proses kegiatan penyusunan Perencanaan Program Penataran

penyegaran bagi guru SLTP, yang meliputi:

a. Langkah-langkah pendahuluan dalam penyusunan program;

b. Cara-cara penyusunan informasi untuk penyusunan perencanaan;

c. Cara-cara menentukan unit kerja yang dilibatkan dalam

penyusunan dan mengoiah perencanaan;

d. Cara menyusun dan mengoiah perencanaan;

e. Komponen-komponen yang dinilai masih lemah atau belum

memuaskan dalam penyusunan perencanaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara terjun ke

(38)

75

berkenaan dengan penyusunan perencanaan program penataran penyegaran guru SLTP. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memahami

kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan konteks.

Untuk memudahkan proses pengumpulan data penelitian tersebut,

maka disusun alat pengumpul data, berupa pedoman wawancara, dan

pedoman observasi. Pedoman wawancara dan pedoman observasi yang digunakan penulis dalam penelitian, sebelumnya dilakukan judgement oleh para pakar yang memiliki keahlian dalam kontruksi alat pengumpul data atau penyusunan instmmen penelitian. Proses judgement (penilaian) terhadap keiayakan alat pengumpul data, difokuskan pada ketepatan isi (content validity) dan ketepatan konstruk (tata kalimat dan arah

wawancara). Utuk melakukan judgement terhadap ketepatan isi, dilakukan oleh Tim Ahli dari Seameo Regional Open Learning Center (SEAMOLEC), yakni Dr. Purwanto dan Dr. Anung Haryono, M.Sc, CAS. Sedangkan

judgement konstruk alat pengumpul datadilakukan oleh Dr. Juntika, M.Pd,

Staf Pengajar Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah dilakukan judgement oleh ketiga pakar tersebut, maka alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini, telah dinyatakan

kelayakannya untuk digunakan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi berbagai cara, yaitu melalui pengamatan (observasi), wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut

digunakan dengan harapan saling melengkapi sehingga dapat diperoleh

(39)

sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wa sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi

1. Observasi

Partisipasi pengamat (peneliti) dalam melakukan observasi dapat

dilakukan dalam berbagai kondisi, seperti yang dikemukakan oleh

Nasution (1996: 61), bahwa "terdapat tingkatan dalam melakukan

observasi, yaitu partisipasi nihil, partisipasi aktif, dan partisipasi penuh" dalam penelitian. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena penelitian berada di lingkungan kerja peneliti. Dengan demikian, diperoleh banyak keuntungan terutama dalam pengumpulan data dan informasi. Dalam kaitan ini keuntungan diperoleh karena peranan peneliti tersamar bagii orang yang menjadi subyek penelitian sehingga dapat memperoleh

informasi secara maksima! (Nasution).

Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

proses penyusunan perencanaan program kerja penataran jarak jauh di

PPPG Tertulis Bandung.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau

informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti,

khususnya untuk memperoleh data mengenai proses merancang

penyusunan perencanaan, data mengenai kinerja para pendukung,

(40)

77

fungsional widyaiswara di lingkungan PPPG Tertulis yang terkait dengan

penyusunan rencana kerja.

3. Studi Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi

tentang komponen dan unsur-unsur yang diperlukan dalam proses

penyusunan perencanaan program kerja penataran jarak jauh di PPPG

Tertulis Bandung.

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan.

1. Tahap Persiapan

Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah

pemahaman literatur yang berhubungan dengan konsep perencanaan.

Peneliti berupaya mengumpulkan data mengenai kegiatan penyusunan

perencanaan program penatarn jarak jauh di PPPG Tertulis, dan berbagai

permasalahannya yang diperoleh dari studi pendahuluan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti berusaha memperoleh informasi tentang

latar penelitian secara tepat, untuk itu perlu dijalin hubungan, baik secara formal maupun informal dengan subyek penelitian. Fleksibilitas dan adaptabilitas sangat perlu dimiliki peneliti selama proses pengumpulan

(41)

78

Pada tahap ini dilakukan triangulasi, yaitu mengecek kebenaran

data untuk menghindari subyektivitas dengan cara memperoleh data

tersebut dari sumber lain yang menggunakan metode yang sama atau berbeda (Nasution, 1996: 10). Selain itu, juga dilakukan member check untuk menginformasikan kebenaran catatan lapangan yang telah dianalisis pada sumber datanya. Berikutnya adalah kegiatan mendeskripsikan dan menganalisis data lapangan dengan merujuk kajian

teoritis untuk menghasilkan temuan lapangan.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini disusun laporan penelitian secara sistematis dalam bentuk tesis yang akan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dalam progres report, ujian tahap I dan ujian tahap II.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang

disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 1997: 103). Sedangkan Bogdan

dan Biklen (1990: 189), mengemukakan bahwa "Analisis data merupakan

proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun untuk

menambah pemahaman mengenai bahan-bahan itu dan melaporkan yang

telah ditemukan kepada pihak lain". Dapat disimpulkan, bahwa analisa

(42)

79

dalam pola, kategori, dan uraian dasar untuk pemberian makna dan pemahaman.

Analisa data dilakukan pada waktu peneliti masih berada di

lapangan dan setelah proses pengumpulan data, yaitu peneliti

meninggalkan lapangan. Pada saat penelitian dilakukan, analisis data dilakukan dengan cara merekam data lapangan, melakukan member check kepada sampel penelitian, melakukan triangulasi, dan melakukan penyempurnaan analisis, kemudian menyusun

kecendemngan-kecenderungan yang timbul sesuai dengan proses dan jenis data yang diperoleh untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalam data.

Analisa data setelah peneliti meninggalkan lapangan dilakukan dengan cara mereduksi data dan menunjukkan data sehingga hubungan data akan terlihat dan membentuk kesatuan yang utuh serta dapat ditarik

(43)
(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N.A. (1977). Pengelolaan Tenaga Kependidikan.

Bandung-Adpend FIP IKIP Bandung.

Andirani, Durri. (1999). Pengelolaan Program Belajar Pendidikan dan

Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh. Jakarta: SEAMOLEK dan

Pustekkom.

Anwar, M. Idochi &Hidayat, Yayat. (2000J. Administrasi Pendidikan- Teori

Konsep &Isyu. Bandung: PPS UPI

Banghart Frank W, Albert Trull. Jr. (1973). Educational Planning

London-Collier-Macmillan Limited.

Bogdan, Robert C. & Taylor, S.J. (1973). Introduction to Qualitative

Research Methods A Phenomenological Approach to the Social

Sciences. New York: John Wiley &Sons.

Bogdan, Robert C. & Biklen Sari Knopp. (1982). Qualitative Research for

Education An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn

and Bacon, Inc.

Castetter, B. William. (1976). The Personal Function in Education

Administration. New York: MacMillan Publishing Co, Inc.

Duke, Daniel L, and Lyn Corno. 1989). Evaluating Staff Development;

Betty Dillon-Peterson (Editor Staff Development/Organization

Dvelopment). Alexanderia: ASCD.

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta:

Dirjen Dikti.

(1993). Suatu Pemikiran Tentang Kemungkinan Pelaksanaan

Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam PJPT II (Makalah)

Bandung: IKIP.

(45)

En°h' RaXJ^' ^ ^ Pe™canaan Pendidikan. Jakarta:

F3USti^ c ^ j ^ ^ ^ ^ *"*"«»

^*-RiPP° M^lraw-HHUna' ^^Ma"agement <**»> ***»)• New York:

Haryono, Anung. (1999). Langkah-langkah Dalam Perencanaan Sistem

«om. ^^^ Jauh- Jakarta- SEAMOLEC da"

^ZP^l9^°dt^d,el SiStem Pendidikan ^rak Jauh. Jakarta:

bEAMOLEC dan Pustekkom.

John R Montanari. (1990). Strategic Management. Chicago: The Dryden

Lincoln Yvonna S., &Cuba, Egon G. (1997). Naturalistic Inquiry. Baverly

Hills: Sage Publication. y

Moleong J., Lexy. (1997). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jakarta-Erlangga.

Morrisey L, George, (1997), Pedoman Perencanaan Taktis (Edisi

Indonesia), Jakarta, Prenhallindo

-, (1997), Pedoman Perencanaan Jangka Panjanq (Edisi

Indonesia, Jakarta, Preshallindo

—;--. (1997), Pedoman Pemikiran Strategis (Edisi Indonesia

Jakarta, Preshallindo

Nawawi, Hadari. (1983). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung

(46)

Pidarta, Made. (1995). Peranan Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar

Sen Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Purwanto &Suparman, Alwi. (1999). Evaluasi Program Diklat.

Jakarta-Lembaga Administrasi Negara.

PPPG Tertulis. (1999). Laporan Pemantapan Program PPPG Tertulis

Dengan Tim Koordinasi Penataran Daerah Tahun Anggaran 1999/

2000. Bandung: PPPG Tertulis.

(1999). Laporan Kegiatan Penyusunan Program Pembangunan

Proyek PPPG Tertulis Bandung Tahun Anggaran 1999/2000

PPPG Tertulis. Bandung: PPPG Tertulis.

(2000). Laporan Tahunan Pusat Pengembangan Penataran

Guru Tertulis Tahun Anggaran 2000. Bandung: PPPG Tertulis.

(2000). Bulletin Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis

(Edisi Khusus Juli 2000). Bandung: PPPG Tertulis

(2000). Mengenai Pusat Pengembangan Penataran Guru

Tertulis (Edisi Khusus Juli 2000). Bandung: PPPG Tertulis.

• (2001). Laporan Diklat Penulisan Soal Penataran Tertulis

Tahun 2001. Bandung: PPPG Tertulis.

Satori, Djam'an. (2000). Sasaran Pembangunan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Sudarya, Yahya. (2000). Fungsi dan Peranan BAPSI Dalam Sistem

Rencana Stratejik Pengembangan Perguruan Tinggi (Studi Kasus BAPSI Universitas Pendidikan Indonesia)—Tesis. Bandung: PPS

UPI Bandung, Tidak Diterbitkan.

Sudirdjo, Sudarsono. (1999). Pengembangan Bahan Belajar untuk

Pendidikan dan Pelatihan Terbuka/JaraK Jauh.

Jakarta-SEAMOLEC dan Pustekkom.

Sudjana, D. (1982). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah.

Bandung: Nusantara Press.

Soebekti, Sukono. (1999). Faktor Penentu Keberhasilan Pendidikan dan

Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh. Jakarta: SEAMOLEC dan

(47)

Sumantri, Manaf. (1993). Penelusuran Penyebab Rendahnya

Melanjutkan dari SD ke SLTP dan Implikasinya Bagi PemanSJL.

Rencana Pelaksanaan Wajib Belajar SLTP di Kabupaten Bogor—

Tesis. Bandung: PPS IKIP Bandung, Tidak Diterbitkan

Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Bandung- PT Alfabet.

Suparman, Eman. (2001). Pengelolaan Diklat Yang Berbasis Need

Assessment. Bandung: PPPG Tertulis.

S., Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalism Kualitatif. Bandung:

Tarsito.

Sutjipto dan Mukti, Basori. (1993). Administrasi Pendidikan. Jakarta:

Depdikbud.

Tumanggung, Anen. (2000). Pelaksanaan Penyusunan Rencana

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini juga dijumpai rerata nilai Antithrombin III yang rendah sesuai dengan memberatnya derajat keparahan PK, yang dinilai berdasarkan skor CURB-65. Ini

Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dengan menerapkan model

Fenomena yang terjadi adalah masalah internal audit perbankan di Indonesia belum berjalan optimal sehingga masih adanya tindakan kecurangan di dalam

Memuat perhitungan kebutuhan air, pembuatan jalur dan isometric jaringan pipa air bersih, perhitungan dimensi pipa, reservoir dan pompa. 3.2 Perencanaan Jaringan

SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama halnya dengan surat keterangan yang

To control solid waste source produced by the community, the Government of Pontianak is now 

Rancangan sisten informasi, yaitu Sistem Transaksi Gudang PT SAMI menyediakan fungsi pencatatan proses transaksi barang yang masuk dan keluar ke area Receiving

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Subbid Perijinan Jasa Usaha Dan Subbid Perijinan Tertentu.. 8 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN