• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN GLOBAL WARMING PADA KONSEP PERUBAHAN IKLIM BERBANTUAN VIDEO VISUAL DENGAN OBSERVASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN GLOBAL WARMING PADA KONSEP PERUBAHAN IKLIM BERBANTUAN VIDEO VISUAL DENGAN OBSERVASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ………. xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah……….. 9

C. Batasan Masalah………... 10

D. Tujuan Penelitian………. 11

E. Manfaat Penelitian………. 11

F. Asumsi dan Hipotesis ... 12

BAB II. PEMBELAJARAN PERUBAHAN IKLIM, BERBANTUAN VIDEO VISUAL DENGAN OBSERVASI, PENGUASAAN KONSEP, DAN SIKAP SISWA………... 13

A. Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim ... 13

B. Video Visual Sebagai Media Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim ... 22

C. Observasi ... 27

D. Pembelajaran Konvensional ... 29

E. Penguasaan Konsep Siswa ... 30

F. Pembentukan Sikap Siswa ... 33

G. Ruang Lingkup Tinjauan Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim ... 35

H. Penelitian yang Relevan……… 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Metode dan Desain Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

C. Definisi Operasional ... 41

D. Instrumen Penelitian ……….. 43

E. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen………. 47

(2)

ii

G. Teknik Analisis Data ... 55

H. Bagan Alur Penelitian ... 59

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Penguasaan Konsep Siswa Terhadap Konsep Perubahan Iklim………... 61

a. Uji Normalitas, Uji Homogenitas Penguasaan Konsep Siswa…… ... 63

b. Uji Hipotesis Penguasaan Konsep Siswa………... 64

c. Penguasaan konsep Siswa Setiap Indikator…….. ... … 66

2. Skala Sikap Siswa ... 67

a. Uji Normalitas, Uji Homogenitas Sikap Siswa. ... 68

b. Uji Hipotesis Sikap Siswa……….. 71

c. Penguasaan Sikap Siswa Setiap pada Indikator. ... 71

3. Keterampilan Observasi Siswa……… . 73

4. Angket Tanggapan dan Wawancara Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim Berbantuan Video Visual dengan Obsevasi………... 73

6. Catatan Lapangan………... 74

B. Pembahasan ... 75

1. Peningkatan Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa………... 75

2. Tanggapan Siswa dan Guru Terhadap Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim Berbantuan Video Visual dengan Obsevasi………. 78

3. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim Berbantuan Video Visual dengan Obsevasi ... 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 81

A. Kesimpulan……….... 82

B. Saran ……….. 83

(3)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Pengamatan dan Tanggapan ... 28

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 40

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 3.3. Kriteria Validitas ... 47

Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 47

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran ... 48

Tabel 3.6. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 48

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Soal Penguasaan Konsep ... 49

Tabel 3.8. Pedoman Pensekoran Jawaban Skala Sikap………. 50

Tabel 3.9. Rekapitulasi Analisis Uji Butir Soal Sikap Siswa……… 52

Tabel 4.1. Skor Pretest, Posttest, dan Gain yang Dinormalisasi pada Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 61

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest, Posttest, dan Gain yang Dinormalisasi pada Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 61

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest, Posttest dan Gain yang Dinormalisasi pada Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………... 62

Tabel 4.4. Uji Beda Rata-rata Pretest dan Posttest pada Penguasaan Konsep Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol... 65

Tabel 4.5. Uji Beda Rata-rata Skor Gain yang Dinormalisasi Penguasaan Konsep Perubahan Iklim Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 65

Tabel 4.6. Skor Pretest, Posttest dan Gain yang Dinormalisasi Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 67

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest, Posttest dan Gain yang Dinormalisasi Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…….. 68

(4)

iv

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Ilustrasi Pemanasan Global………... 15

Gambar 2.2. Ilustrasi Siklus Hidrologi……….. 18

Gambar 3.1. Bagan Pola Pembelajaran dengan Media………. 25

Gambar 3.2. Alur Penelitian……….. 59

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest, dan Gain yang Dinormalisasi pada Penguasaan Konsep Siswa antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Kategori Gain yang Dinormalisasi Penguasaan Konsep Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Gambar 4.3. Diagram Gain yang Dinormalisasi pada Setiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 66

Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest, dan Gain yang Dinormalisasi pada Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 69

Gambar 4.5. Diagram Perbandingan Kategori Gain yang Dinormalisasi Sikap Siswa antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol… 70

(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A : Perangkat Pembelajaran………. 88

Lampiran B : Instrumen Penelitian ... ……….. 111

Lampiran C : Hasil Uji Coba Instrumen ... 147

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan manusia dan kemajuan teknologi dalam pembangunan seperti, pembangunan kawasan industri dan berdampak bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Menimbulkan dampak positif yaitu menciptakan lapangan kerja dan dapat meningkatkan perekonomian bagi masyarakat disekitarnya. Nmaun disertai pula dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat dan lingkungan, yaitu dapat menyebabkan pencemaran udara, pencemaran lahan, pencemaran air, banjir, dan kekeringan.

(8)

2

Selama jutaan tahuan terakhir iklim masa purba terjadi secara bergantian, yaitu iklim dingin dan iklim panas di seluruh permukaan bumi. Pada periode iklim yang dingin mengalami keadaan dimana permukaan laut turun dan berlanjut samapai dengan sekarang. Iklim untuk masa periode es (glasial) yang terakhir terjadi 15.000 tahun yang lalu, diperkirakan suhu permukaan laut hanya 20 samapai 30 dubawah suhu sekarang (Anwar et al, 19840).

Sedangkan iklim masa sekarang ditandai dengan curah hujan yang banyak dan penyebarannya tidak merata sepanjang tahun, dan tidak jelas batasan antara musim hujan dan kering. Iklim dunia dari masa ke masa mengalami perubahan, hal tersebut disebabkan oleh pemanasan global. Sebenarnya bumi terus menerus mengalami perubahan iklim, namun perubahan itu berlangsung secara pelan-pelan dan terjadi dalam kurun waktu ribuan atau bahkan jutaan tahun. Manusia dan lingkungan harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim (Anwar, et.al., 1984).

Sejak tahun 1972 di Indonesia mulai diadakan gerakan kesadaran lingkungan, dimana setiap orang mulai memikirkan masalah lingkungan, diantaranya pencemaran daerah-daerah alami, perkembangan penduduk, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi, lubang ozon dan lain-lain. Semua itu menjadi masalah global karena meliputi seluruh bumi (Irwan, 2007).

(9)

3

berbeda misalnya wawasan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan akan membawa dampak pada pemeliharaan lingkungan hidupnya, (3). interaksi antara berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkanya (Soemarwoto, 1992 ).

Dalam pengajaran sains IPA, masalah lingkungan tercakup dalam materi pelajaran oleh karena itu dibutuhkan suatu metode atau media dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran. Media pembelajaran memegang peranan penting sebagaimana dikemukakan oleh S. Nasution (1982), bahwa maksud dan tujuan penggunaan media pendidikan adalah memberikan variasi dalam cara kita mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar, sehingga lebih tertuju pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Menurut Hamalik (2002), media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena dapat membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam kondisi ini media pendidikan dapat meningkatkan efisiensi proses dan mutu hasil belajar-mengajar. Bidang media pendidikan dapat ditinjau dari enam aspek kegunaannya dalam rangka proses belajar mengajar sebagai berikut: verbalisme, kesalahan dalam penafsiran, perhatian siswa yang bercabang, kurangnya respon siswa, kurang perhatian siswa, keadaan lingkungan yang tidak menyenangkan.

(10)

4

terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa salah dalam penafsiran tentang hal-hal tertentu yang diajarkan oleh guru, misalnya 1). salah tafsir tentang istilah-istilah tertentu dalam bahasa asing, 2). salah tafsir dalam penggunaan istilah yang sebenarnya, tetapi dipakai umum, 3). perbedaan pengalaman masing-masing siswa yang dijadikan dasar untuk menafsirkan.

Ketiga, Kurangnya perhatian siswa, gejala ini sering terjadi karena pelajaran yang disajikan oleh guru tidak menarik perhatian atau minat. Guru hanya mengajar dengan bahasa lisan, materi pelajaran terlalu sukar, siswa melamun karena ada persoalan pribadi, dan sebagainya. Kondisi ini tidak mendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Keempat, Kurangnya respon siswa, gejala ini terjadi karena guru kurang mampu membarikan stimulus kepada siswa untuk memberikan tanggapan. Penyebab utama gejala ini adalah tidak semua alat indera terangsang. Hanya indera telinga saja yang aktif, menyebabkan proses belajar ini tidak berlangsung secara menyeluruh. Akibatnya cara berfikir siswa kurang sistematik dan kurang mengarah pada tujuan pembelajaran.

(11)

5

Diatasi dengan hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat menarik perhatian dan minat belajar siswa.

Video dipilih sebagai media pembelajaran audio visual yang menampilkan gerak, yang semakin lama semakin populer di masyarakat. Menurut Asyadi (2007), video tepat untuk menyajikan realita, video lebih menarik karena menyediakan visualisasi dan tidak terbatas, misalnya visualisasi tentang biosfer dan peristiwa mencairnya es. Animasi dan video dapat menjadi media pembelajaran yang baik, karena dapat memperlihatkan aspek-aspek yang dinamik, dan tidak memerlukan pemakaian simbol tambahan seperti pada ilustrasi statis.

Penggunaan alat bantu media video kaset memiliki kelebihan antara lain yaitu 1) dapat dilihat siswa dalam jumlah yang relatif besar, 2) dapat merangkum beberapa jenis media dalam satu program, 3) dapat digunakan berbagai efek dan teknik yang tidak dimiliki oleh media lain, dan 4) dapat menghadirkan sumber yang sukar dan langka. Siswa lebih menyukai benda nyata dari pada informasi atau gambar yang dibuat oleh guru. Video visual diharapkan dapat membantu memperkuat daya ingat siswa. Visual dapat membuat konsep abstrak lebih konkrit dan dapat merangkum materi yang cukup luas. Seiring dengan adanya tuntutan pembelajaran sains kearah yang lebih inovatif dan kreatif (Ahmadi dan Supriyanto, 2004).

(12)

6

observasi. Merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan kemampuan menggunakan fungsi panca indera (Bertel, Marvin, 2001).

Pada umumnya siswa SMP/MTs menurut teori psikologi perkembangan mengalami peralihan dari masa konkrit ke transisi formal. Sehingga pada masa itu juga mengalami perkembangan afektif dan religious. Oleh karena itu pembelajaran dengan observasi langsung dapat menjadi penguat dari video visual yang menjadi alat bantu dalam pembelajaran. Pengalaman, ingatan, dan kejadian dalam kehidupan merupakan area yang penting bagi perkembangan berpikir kognitif dan area sikap siswa ( A Great Leap Forward, 1993).

Jean Piaget menyatakan bahwa dalam proses belajar, anak akan membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui pengalaman-pengalamannya (Suparno, 1997). Penguasaan konsep dan sikap sangat diperlukan bagi siswa. Hal ini disebabkan karena konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi (Dahar, 1996). Menurut Rosser (Dahar, 1996) Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Pembentukan konsep merupakan proses induktif, dan merupakan suatu bentuk belajar penemuan (discovery

learning). Sejalan juga dengan Liliasari (2002), konsep merupakan aktivitas

(13)

7

Pendidikan merupakan unsur esensial dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam pemikiran modern merupakan proses pewarisan budaya masyarakat yang disampaikan dari generasi kegenarasi berikutnya. Pendidikan formal mempunyai sumbangan yang sangat berharga bagi perubahan dalam masyarakat. Theodore Scultz berasumsi bahwa pendidikan formal merupakan investasi penting bagi masa depan, sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kemampuan manusia, sikap dan perilaku produktif.

Siswa merupakan masyarakat yang besar dalam pendidikan, dari jenjang sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Sebagai generasi yang bertanggung jawab untuk keberlangsungan lingkungan hidup manusia. Sebagai titik tolak ukur tujuan pembelajaran dalam mendidik kebiasaan, memlihara, memperbaiki, dan menyelamatkan lingkungan regional maupun lingkungan global. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

(14)

8

Perilaku sikap positif adalah penambahan pemahaman baru yang sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Keberhasilan dalam menilai sikap dapat diartikan sama halnya keberhasilan dalam menilai prestasi. Kegiatan proses pembelajaran biologi pada jenjang sekolah menengah SMP/MTs, diupayakan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan sikap pada pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim dalam bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem. Diharapkan menjadi pengetahuan wawasan lingkungan, sehingga siswa dapat membiasakan diri memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan (Ichsan et al., 1976).

Pada penelitian ini memilih jenjang sekolah menengah pertama MTs, untuk mengembangkan dan memberdayakan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim yang terkait dengan manusia dan lingkungannya melalui pengeintegrasian ayat-ayat Al-qur’an dan Hadist. Peran ilmu agama dewasa ini sangat berpengaruh pada perilaku generasi muda, salah satunya sikap kurang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial, di lingkungan sekolah atau pun di masyarakat. Sebagai tempat pendidikan formal, MTs memiliki dua kurikulum yang saling melengkapi.

(15)

9

Indonesia (UPI). Memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan MTs di seluruh Indonesia, khususnya meneliti ranah kognitif siswa pada bidang Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Hal tersebut dikarenakan kualitas pendidikan pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan sains masih rendah. Terungkap dalam hasil studi The Third

International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 menyatakan

bahwa kemampuan sains siswa SMP Indonesia hanya berada pada peringkat ke-36 dari 46 negara (TIMSS, 2003). Pada tahun 2007, Indonesia berada pada urutan ke-35 dari 48 negara (Gonzales, 2009).

Pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan media video visual adalah suatu program upaya membina dan mempersiapkan siswa menghadapi dampak yang akan ditimbulkan oleh perubahan iklim di masa sekarang dan yang akan datang. Diharapkan siswa memiliki penguasaan konsep yang baik sebagai wawasan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perilaku yang memuliakan lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab dari segi sosial, politik, ekonomi, dan kesejahteraan lingkungan global.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu upaya peningkatan penguasaan konsep, dan sikap siswa. Maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan

(16)

10

Konsep dan Sikap Siswa?”. Rumusan masalah ini dijabarkan menjadi

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perbandingan peningkatan penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

2. Bagaimanakah perbandingan sikap antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran global

warming pada konsep perubahan iklim berbantaun video visual dan observasi?

4. Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi?

C. Batasan Masalah

1. Pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim tercakup dalam bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem.

2. Pemahaman konsep yang diukur pada pengetahuan konseptual C1-C4 berdasarkan pada indikator jenjang kognitif Bloom yang telah direvisi (Anderson, 2001).

3. Sikap siswa yang diukur adalah sikap positif (kesukaan dan ketidak sukaan siswa pada materi pelajaran) (Stiggins, 1994).

(17)

11

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif suatu media pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi dapat meningkatkan pemahaman konsep dan sikap siswa. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis penguasaan konsep dan sikap siswa setelah pembelajaran

global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual

dengan observasi dalam bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem. 2. Menganalisis tanggapan siswa dan guru, serta kelemahan dan kelebihan

pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi dalam bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(18)

12

2. Menambah wawasan penelitian dan pengalaman bagi siswa melalui pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual, diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan sikap siswa seperti memiliki kesadaraan, bertanggung jawab dan mengubah gaya hidup terhadap masalah lingkungan regional maupun global.

F. Asumsi

Penelitian ini dilaksanakan dengan asumsi yaitu penggunaan media video visual meningkatkan hasil belajar, penguasaan konsep, dan motivasi belajar siswa (Dede, Ketelhut, & Ruess, 2003).

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: “pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi dapat meningkatkan penguasaan konsep dan sikap siswa.

(19)
(20)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall et al., 2002). Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang menggunakan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas, dan tidak mengontrol semua variabel yang ada.

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design merupakan

pengambilan sampel tidak secara acak/random dan terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kedua kelompok mendapatkan pre test dan post test serta terdapat perlakuan pada kelas eksperimen (Gall et al., 2002). Desain penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Pre test (Tes Awal) O2 : Post test (Tes Akhir)

X1 : Pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi

(21)

41

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII pada salah satu MTs di kota Cirebon Jawa Barat. Sampel penelitian ini adalah digunakan dua kelas yaitu siswa siswa kelas VII-A sebanyak 30 orang sebagai kelas eksperimen, mendapatkan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi. kelas VII-B sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol, mendapatkan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim secara konvensional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan yang relatif sama, memiliki tingkatan usia yang relatif sama, dan program studi yang dipilih sesuai dengan tujuan dan model penelitian yang akan diterapkan.

C. Definisi Operasional

1. Pembelajaran perubahan iklim berbantuan video kaset dengan observasi yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan media video keset sebagai alat bantu fisik berupa rekaman tentang peristiwa alam yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim yang diterapkan kepada siswa didalam proses pembelajaran dan untuk evalusi perkembangan sikap dalam pembelajaran juga siswa diajak melakukan observasi untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran.

(22)

42

3. Penguasaan konsep adalah sebagai kemampuan siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep dalam hal ini konsep perubahan iklim yang tercakup dalam pembelajaran global warming pada bab aktivitas manusia di dalam ekosistem. Diharapkan penguasaan konsep secara teori maupun penerapannya. Indikator penguasaan konsep pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom yang dibatasi pada tingkatan domain pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4). Penguasaan konsep diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk pilihan ganda.

4. Sikap siswa adalah skor perolehan sikap pada skala sikap likert untuk indikator mengembangkan karakteristik sikap siswa menurut Stiggins (1994) seperti konsep positif diri, sikap positif terhadap wawasan pengetahuan tentang

perubahan iklim, sikap toleransi terhadap lingkungan dan perubahan iklim, sikap

peduli terhadap dampak dan adaptasi terhadap perubahan iklim sesuai dengan nilai

kebutuhan, dan rasa kesadaran dengan lingkungan internal dan eksternal.

5. Pembelajaran konvensional didefinisikan sebagai model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru fisika di salah satu MTs yang ada di kota Cirebon yang menjadi tempat penelitian.

(23)

43

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Test penguasaan konsep, Lembar Kerja Siswa (LKS), tes skala sikap siswa, angket tanggapan siswa, wawancara tanggapan guru, dan catatan lapangan (lembar observasi). Rancangan instrumen dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian

TARGET METODE

PENILAIAN

INSTRUMEN SUBYEK WAKTU

Kelas Eksperimen

Penguasaan konsep

Tes respon terbatas (multiple-choise test)

Soal tes

penguasaan konsep

siswa Awal dan

akhir pembelaj aran Sikap siswa Dengan Skala Likert Soal test

pernyataan sikap

siswa Awal dan

akhir pembelaj aran Lembar Kerja Siswa (LKS) Rubrik keterampilan menggunakan alat ukur Lembar Kerja Siswa (LKS)

siswa Proses

pembelaj aran Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Dengan (multiple-choise) Angket tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran

siswa Akhir

pembelaj aran Tanggapan guru terhadap pembelajaran Dengan Lembar Jawaban wawancara Dengan format pertanyaan lembar wawancara

Guru Akhir

pembelaj aran

Kelas Kontrol

Penguasaan konsep

Tes respon terbatas (multiple-choise test)

Soal tes

penguasaan konsep

siswa Awal dan

akhir penelitia n Sikap siswa Dengan Skala Likert Soal test

pernyataan sikap

siswa Awal dan

(24)

44 1. Test pengusaan konsep

Perangkat tes penguasaan konsep yang digunakan test pilihan ganda dengan soal yang sama untuk tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Penskoran seluruh soal penguasaan konsep mengikuti pedoman penskoran tes pilihan ganda (Stiggin, 1994). Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep perubahan iklim pada pembelajaran global warming dalam bab pengaruh aktivitas manusia didalam ekosistem. Langkah-langkah penyusunan tes penguasaan konsep adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan kisi-kisi soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal butir beserta jawabannya dan kunci jawaban (Lampiran B).

b. Soal dan kunci jawaban yang telah disusun di judgement oleh dosen pembimbing dan dosen ahli, hal ini bertujuan untuk mengetahui validasi isi, kesesuaian antara indikator dengan soal, dan kesesuaian soal dengan kunci jawaban.

c. Setelah hasil judgement, seperangkat butir soal tersebut diuji cobakan pada siswa yang telah menerima materi perubahan iklim pada bab pengaruh aktivitas manusia didalam ekosistem, yaitu kelas VIII di salah satu MTs di kota Cirebon Jawa Barat.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(25)

45

yang berhungan dengan iklim melalui kegiatan ilmiah. LKS mencakup tujuan, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, tabel data, pertanyaan produktif tentang permasalahan yang sedang dibahas dan kesimpulan.

3. Penilaian Sikap Siswa Menggunakan Skala Likert

Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur sikap positif siswa melalui pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi. Skala sikap positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert.

Langkah-langkah penyusunan skala sikap siswa (Natawidjaja, 1986) adalah sebagai berikut.

a. Menentukan indikator pernyataan sikap siswa yaitu berisi pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator sikap positif dan negatif (Stiggin, 1994).

b. Menyusun pernyataan sikap ilmiah berdasarkan indikator, masing-masing pernyataan memiliki kecenderungan positif atau negatif. Setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan 5 pilihan jawaban yaitu selalu sangat setuju (SS), setuju (S), Ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

(26)

46

d. Melakukan uji coba terhadap pernyataan sikap yang telah disusun. Uji coba sikap diberikan kepada siswa MTs kelas VIII yang sudah menerima konsep perubahan iklim pada bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem.

4. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi. Terdapat 30 butir pertanyaan didalam angket untuk menjaring tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Angket tanggapan siswa dihitung dan dianalisis dengan melihat persentase jawaban siswa serta kecenderungan jawaban yang diberikan.

5. Wawancara

Format wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi pembelajaran

global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan

observasi.

6. Catatan lapangan

(27)

47

E. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

1. Langkah-langkah analisis uji coba instrumen penguasaan konsep siswa

Hasil uji coba di analisis dengan menggunakan ANATES untuk menghitung validasi tes, validasi item, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, sebagai berikut:

a. Uji Validitas soal (Arikunto, 2005). Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi (Arikunto, 2002:75) validitas tes disajikan dalam Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3. Kriteria Validitas

b. Realibilitas Soal, (Arikunto, 2005). Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat realibilitas tes ini menggunakan kriteria menurut Guilford (Suherman, 2003). Kriteria realibilitas item butir soal disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Pada penelitian ini diperoleh realibilitas butir soal penguasaan konsep yaitu sebesar 0,78 dengan kategori tinggi.

Nilai rxy Interpretasi Frekuensi (f) Persentase (%)

0,80< rxy 1,00 Validitas Sangat Tinggi

0,60 < rxy 0,80 Validitas Tinggi 3 10

0,40 < rxy 0,60 Validitas Cukup 11 36.7

0,20 < rxy 0,40 Validitas Rendah 8 26,7

0,00 < rxy 0,20 Validitas Sangat Rendah 8 26,7

Jumlah 30 100

Nilai r11 Interpretasi

0,90 r11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,70 r11 < 0,90 Reliabilitas tinggi

0,40 r11 < 0,70 Reliabilitas sedang

0,20 r11 < 0,40 Reliabilitas rendah

(28)

48

c. Taraf kesukaran, dan (Arikunto, 2005). Tingkat kesukaran butir soal digunakan kriteria (Suherman, 2003) disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran

d. Daya Pembeda (Arikunto, 2005). Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria (Suherman, 2003) disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

e. Rekapitulasi analisis hasil uji coba instrumen penguasaan konsep, disajikan pada tabel 3.7.

Nilai TK Interpretasi Frekuensi (f) Presentase (%)

TK = 0,00 Soal Terlalu Sukar 3 10

0,00 < TK 0,30 Soal Sukar 8 26,7

0,30 < TK 0,70 Soal Sedang 14 46,7

0,70 < TK 1,00 Soal Mudah 3 10

TK = 1,00 Soal Terlalu Mudah 2 6,7

Jumlah 30 100

Nilai Dp Interpretasi Frekuensi (f) Presentase (%)

Dp 0,00 Sangat Jelek - -

0,00 < Dp 0,20 Jelek 8 26,7

0,20 < Dp 0,40 Cukup 4 13,3

0,40 < Dp 0,70 Baik 13 43,3

0,70 < Dp 1,00 Sangat Baik 5 16,7

(29)

49

Tabel 3.7. Rekap Hasil Uji Coba Soal Test Pengusaan Konsep Butir Asli Butir Baru Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Korelasi Signifikan

Korelasi

Keterangan Butir

hasil analisis

1 1 0,66 Sedang 0,546 Sangat Signifikan Soal baik 1

2 2 0,83 Sedang 0,466 Sangat Signifikan Soal baik 2

3 3 0,33 Mudah 0,235 - Direvisi 3

4 4 0,10 Sedang 0,735 Sangat Signifikan Soal baik 4

5 5 0,50 Sedang 0, 402 Sangat Signifikan Soal baik 5

6 6 -033 Sedang -0, 491 - Tidak -

7 7 -0,50 Sedang -0, 301 - Tidak -

8 8 0,00 Sedang -0,012 - Tidak -

9 9 0,50 Sedang 0,419 Sangat Signifikan Soal baik 6

10 10 0,50 Sedang 0,614 Sangat Signifikan Soal baik 7

11 11 0,16 Sukar 0,334 Signifikan Soal baik 8

12 12 0,16 Sangat

Mudah

0,334 Signifikan Soal baik 9

13 13 0,16 Sedang 0,066 - Tidak -

14 14 0,83 Sedang 0,517 Sangat Signifikan Soal baik 10

15 15 0,50 Sedang 0,488 Sangat Signifikan Soal baik 11

16 16 0,33 Sedang 0,195 - Direvisi 12

17 17 0,66 Sedang 0,460 Sangat Signifikan Soal baik 13

18 18 -0,33 Sedang 0,000 - Tidak -

19 19 0,50 Sukar 0,343 Signifikan Soal baik 14

20 20 0,00 Sedang 0,144 -

21 21 0,50 Mudah 0,530 Sangat Signifikan Soal baik 15

22 22 -0,16 Sukar -0,069 - Tidak

23 23 0,16 Sedang 0,102 - Tidak

24 24 -0,16 Sedang 0,123 - Direvisi 16

25 25 0,66 Mudah 0,706 Sangat Signifikan Soal baik 17

26 26 0,83 Sedang 0,551 Sangat Signifikan Soal baik 18

27 27 0,16 Sedang 0,035 - Tidak -

28 28 0,50 Sukar 0,324 Signifikan Soal baik 19

29 29 0,50 Sedang 0,463 Sangat Signifikan Soal baik 20

30 30 0,16 Sangat sukar 0,103 - Direvisi 21

31 31 0,50 Sukar 0,380 Signifikan Soal baik 22

32 32 0,16 Sangat sukar 0,180 - Direvisi 23

33 33 0,16 Sukar 0,122 - Direvisi 24

34 34 0,16 Sukar 0,167 - Direvisi 26

35 35 -0,16 Sukar -0,195 - Tidak -

36 36 0,50 Sukar 0,399 Sangat signifikan Soal baik 27

37 37 0,33 Sukar 0,455 Sangat Signifikan Soal baik 28

38 38 0,16 Sedang 0,105 - Direvisi 29

39 39 0,33 Sangat

mudah

0,368 Signifikan Soal baik 30

(30)

50

2. Langkah-langkah analisis uji coba instrumen sikap siswa

[image:30.595.113.513.222.672.2]

Menganalisis hasil uji coba untuk membakukan skala skor pernyataan positif dan negatif. Kriteria skala pensekoran disajikan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8. Pedoman Pensekoran Jawaban Skala Sikap Jawaban Pertanyaan

positif

Skor Jawaban Pertanyaan

Negatif

skor

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4 Setuju (S) 4

Ragu-ragu (R) 3 Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Menurut Ridwan (2002) Bobot skor yang telah dibakukan selanjutnya digunakan sebagai pedoman penskoran pertanyaan sikap ilmiah hasil penelitian. Untuk menetapkan bobot skor setiap alternatif jawaban, pertanyaan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: a. Menentukan frekuensi (f) untuk setiap alternatif jawaban.

b. Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden.

c. Menghitung proporsi kumulatif/ cumulative propotion (cp), dengan cara berikut: cp1=p1, cp2=cp1+p2, cp3=cp2+p3, cp4=cp3+p4.

d. Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif/ mean cumulative propotion (mcp), dengan rumus sebagai berikut:

1) mcp1 = ½ cp1

2) mcp2 = ½ (cp1 + cp2) 3) mcp3 = ½ (cp2 + cp3) 4) mcp4 = ½ (cp3 + cp4)

(31)

51

f. Menghitung nilai z+ nilai mutlak. Nilai mutlak diperoleh dari nilai z yang paling rendah nilainya.

g. Membulatkan nilai z+ nilai mutlak untuk digunakan dalam analisis reliabilitas dan validitas. Untuk membedakan daya pembeda setiap butir pernyataan sikap dilakukan dalam beberapa tahapan berikut:

1) Mengurutkan skor skala sikap subyek dari nilai tertinggi hingga nilai terendah.

2) Menentukan mahasiswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah, masing-masing 50%.

3) Menentukan nilai t hitung dengan menggunakan rumus t hitung. Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel, jika t hitung lebih besar dari pada t tabel maka pernyataan tersebut mempunyai daya pembeda dan valid, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4) Menguji reliabilitas seluruh pernyataan skala sikap dengan menggunakan rumus alpha.

5) Pernyataan sikap yang valid dan reliabel, selanjutnya digunakan untuk mengambil data penelitian.

(32)
[image:32.595.92.534.142.706.2]

52

Tabel 3.9. Rekapitulasi Analisis Uji Butir Soal Sikap Siswa

Butir Soal Asli

Pembulatan Keterangan Butir Baru

Validitas Keterangan Butir Soal yang digunakan SS S R TS STS

1 4 3 1 0 0 Tidak - - - -

2 5 4 3 1 0 Positif 1 Revisi Dipakai 1

3 5 4 3 1 0 Positif 2 Tidak valid Tidak dipakai - 4 5 4 2 0 0 Tidak - Tidak Valid Tidak dipakai -

5 5 4 3 2 0 Positif 3 Revisi Dipakai 2

6 5 4 3 2 0 Positif 4 Revisi Dipakai 3

7 0 1 2 3 4 Negatif 5 Valid Dipakai 4

8 0 1 2 5 5 Tidak - - - -

9 0 3 1 2 3 Tidak - - - -

10 2 1 0 2 0 Tidak - - - -

11 3 2 1 1 0 Tidak - - - -

12 0 3 4 5 5 Tidak - - - -

13 2 1 0 2 2 Tidak - - - -

14 0 1 2 3 4 Negatif 6 Revisi Dipakai 5

15 5 4 3 2 0 Positif 7 Tidak Valid Tidak dipakai -

16 0 1 2 3 4 Negatif 8 Revisi Dipakai 6

17 5 2 1 1 0 Tidak - - - -

18 4 3 0 0 0 Tidak - - - -

19 2 1 0 0 0 Tidak - - - -

20 0 1 2 2 3 TidaK - - - -

21 0 1 2 3 5 Negatif 9 Tidak valid Tidak dipakai -

22 5 4 3 0 0 Tidak - - - -

23 5 4 3 2 0 Positif 10 Valid Dipakai 7

24 0 2 2 3 4 Tidak - - - -

25 0 3 1 2 3 Tidak - - - -

26 4 3 2 0 0 Tidak - - - -

27 0 1 5 4 5 Tidak - - - -

28 0 1 2 3 4 Negatif 11 Valid Dipakai 8

29 0 1 2 3 4 Negatig 12 Revisi Dipakai 9

30 4 3 2 1 0 Positif 13 Tidak Valid Tidak dipakai -

31 0 2 2 3 3 Tidak - - - -

32 4 3 2 1 0 Positif 14 Revisi Dipakai 10

33 0 2 3 4 5 Negatif 15 Revisi Dipakai 11

34 0 3 2 2 4 Tidak - - - -

35 0 2 3 4 5 Negatif 16 Revisi Dipakai 12

36 0 2 1 3 4 Tidak - - - -

37 5 4 3 2 0 Positif 17 Tidak Valid Tidak diapkai -

38 0 1 2 3 5 Negatif 18 Revisi Dipakai 13

39 0 1 2 3 4 Negatif 19 Valid Dipakai 14

40 0 1 2 3 4 Negtaif 20 Revisi Dipakai 15

41 5 4 5 2 0 Tidak - - - -

42 0 1 2 3 4 Negatif 21 Revisi Dipakai 16

43 3 2 2 1 0 Tidak - - - -

44 0 2 3 4 2 Tidak - - - -

45 4 3 2 1 0 Positif 22 Revisi Dipakai 17

46 0 1 2 3 5 Negatif 23 Revisi Dipakai 18

47 0 2 1 0 0 Tidak - - - -

48 0 2 3 4 5 Negatif 24 - - -

49 2 0 1 2 2 Tidak - - - -

50 5 4 3 2 0 Positif 25 - - -

51 5 4 3 2 0 Positif 26 - - -

52 5 4 3 2 0 Positif 27 - - -

53 0 1 2 3 4 Negatif 28 Valid Dipakai 19

(33)

53

F. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan dan analisis data.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi awal ditempat penelitian untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran IPA khususnya global warming pada konsep perubahan iklim pada bab konsep pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem yang selama ini dilakukan. Menyampaikan rencana penerapan pembelajaran perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi kepada guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah.

b. Melakukan bimbingan bersama tim dosen pembimbing untuk menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran terdiri dari instrumen adalah; perangkat tes penguasaan konsep, skala tes sikap, Lembar Kerja Siswa (LKS), angket tanggapan siswa, format wawancara, dan lembar observasi. Perangkat pembelajaran terdiri Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) dan menyususn sinopsis program video visual.

c. Melakukan uji coba instrumen pada siswa kelas VIII MTs yang sudah menerima materi global warming dan perubahan iklim pada bab pengaruh aktivitas manusia di dalam ekosistem. Judgment instrumen kepada ahli (ekpert) yang mempunyai bidang ilmu terkait dengan tema penelitian.

(34)

54 2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi. Langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai berikut:

a. Melakukan pre test dengan soal tes penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta memberikan tes skala sikap untuk mengetahui sikap awal siswa sebelum pembelajaran.

b. Melakukan pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim biasa (konvensional) pada kelas kontrol. Kegiatan pembelajaran pembelajaran

global warming pada konsep perubahan iklim berbnatuan video visual

dilakukan dua kali pembelajaran, sedangkan observasi dilaksanakan pada pembelajaran pertemuan kedua.

c. Pemberian tes akhir (post test). Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes penguasaan konsep dan tes skala sikap untuk mengetahui sikap siswa setelah pelaksaan pembelajaran selesai.

(35)

55

e. Melakukan wawancara tanggapan guru pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi setelah rangkaian proses pembelajaran selesai.

3. Tahapan analisis data

Setelah penelitian diperoleh sejumlah data kualitatif dan kuantitatif. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dari peertnyaan penelitian. Data kuantitatif berupa; skor pre test, skor post test, N-gain, dan skor skala sikap. Data kualitatif berupa tanggapan siswa dan wawancara guru terhadap pembelajaran serta data temuan pada waktu penelitian. Dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data temuan yang akan digunakan dalam menarik kesimpulan.

G. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

(36)

56

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menguji distribusi sampel berdasarkan skor hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan kertas peluang normal. Menguji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data skor tes awal dan tes akhir dan N-gain berdistribusi normal atau tidak (Ruseffendi, 1998). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for window, yaitu dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov.

b. Menguji Homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak (Ruseffendi, 1998). Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for window. Hasil Levene’s Test uji homogenitas data pre test, post test, N-gain penguasaan konsep dan sikap siswa.

c. Perhitungan Gain ternormalisasi untuk mengetahui kategori peningkatan penguasaan konsep dan sikap siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi (Meltzer, 2002).

(37)

57 e. Hipotesis yang di uji Ho: µe=µk, Hi: µe > µk,

Jika sebaran data normal dan homogen dan jumlah sampel 30 maka uji statistik yang digunakan adalah uji t. hal ini sesuai dengan Boediono dan Koster (2004) menyatakan bahwa bila banyaknya sampel n1≥30 dan n2≥30, maka distribusi sampel beda dua rata-rata tesebut mempunyai dsitribusi normal sehingga menggunakan uji t dengan rumus (Rusefefndi, 1998).

f. Menganalisis jawaban angket tanggapan siswa dan guru terhadap pemeblajaran global warming pada konsep iklim berbnatuana video visual dengan observasi

g. Untuk statistik Sugiono (2008) statistik parametrik adalah bekerja berdistribusi normal. Teknik pengujian data normalitas data menggunakan chi kuadrat dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian t. uji t jika < 25 dan uji z > 25. Sugiono (2008) statistik nonparametrik yang digunakan untuk menguji bila data tidak normal dan tidak homogen, dapat menggunakan chi kuadrat Fisher. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya menggunakan uji statistik nonparametrik pengganti uji-z yaitu uji statistik Mann-Whitney. Langkah-langkah pengujian Mann-Whitney adalah sebagai berikut:

1) Susun data berdasarkan peringkat. Berikan indeks a untuk kelompok eksperimen dan indeks b untuk kelompok lainnya (kelompok kontrol).

2) Lebih dahulu cari nilai U dengan menggunakan rumus:

(38)

58

3) Dengan Ra adalah peringkat unsur a (kelas eksperimen) 4) Selanjutnya, cari nilai z dengan menggunakan rumus:

5) Setelah mendapat nilai z, lalu bandingkan dengan tabel p pada taraf signifikansi α=0,05 dan tentukan nilainya.

(39)

59

H. Alur Penelitian

[image:39.595.118.513.220.717.2]

Gambar. 3.1. Bagan Alur Penelitian Tahap Persiapan Tahap Analisia Data Tahap Pelaksanaan Identifikasi Masalah

Survey untuk lokasi pembuatan video sebagai media pembelajaran

Pembelajaran Global Warming pada Konsep Perubahan Iklim Berbantuan Video kaset dengan Observasi untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap REVISI Angket Preetest dan Posttest Pengusaan Konsep dan Sikap Wawancara Guru Kesimpulan PENYUSUNAN LAPORAN

Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan studi untuk menganalisis materi serta pemahaman konsep, dan sikap siswa, seminar proposal,pembuatan instrument

Uji instrumen dan Jugment Mengumpulan data dengan instrument penelitian dan perlakuan pada kelas eksperimen

Tanggapan terhadap pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video kaset dengan observasi

(40)
(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil analisis data penelitian tentang pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terjadi peningkatan penguasaan konsep secara signifikan lebih baik pada kelas esksperimen setelah diterapkannya pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi.

2. Terjadi peningkatan sikap secara signifikan lebih baik pada kelas esksperimen setelah diterapkannya pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi.

3. Tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran global warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi adalah cukup baik dengan melihat analisis persenatse jawaban angket yang diberikan kepada siswa dan wawacancara kepada guru

4. Terdapat kelemahan dan kelebihan video visual dilihat dari segi faktir intern dan eksteren dalam kegiatan pembelajaran.

(42)

82

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran global

warming pada konsep perubahan iklim berbantuan video visual dengan observasi

untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap siswa siswa MTs, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pola 2 yaitu penggunaan media video visual dapat diterapkan ditingkat MTs/SMP merupakan salah satu alternatif menciptakan variasi kondisi dalam pembelajaran agar diperoleh hasil pembelajaran yang optimal.

2. Untuk mengupayakan pembelajaran berbantuan media video visual tepat sasaran dan menghasilkan peningkatan konsep yang optimal, maka dalam pembelajaran berbantuan video kaset guru hendaknya menjelaskan materi dengan tepat tanpa mengganggu kegiatan penyajian video.

3. Untik mengkondisikan proses pembelajaran yang komunikatif antara siswa dengan guru dan media video kaset, maka perlu dirancang tayangan video tersebut yang dapat memberikan informasi materi yang optimal. Dalam hal ini perlu pula dipertimbangkan kondisi siswa yang menjadi subyek yaitu dijenjang MTs/SMP.

4. Sebaiknya perlu diberikan pembelajaran berbantuan video kaset dengan observasi berulang kali, agar pengalaman belajar siswa bervariasi dan siswa akan lebih aktif dan termotivasi.

(43)

83

ekosistem agar kemampuan penguasaan konsep dan sikap siswa semakin meningkat dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

(44)
(45)

84

DAFTAR PUSTAKA

A Great Leap Forward, (1993). Educational Objectives of the Scout Movement. Updating pf the Youth Programe.

Ahmadi & Supriyono. (1990). Psikologi Belajar. Solo:Rineka Cipta

Anderson, L.W., et al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Longman.

Anderson, J.M. & Spencer, T. (1991). Carbon Nutrien and Water Balance af tropical rain forest ecosystem subject to disturbance: management implications and research. Proposal. MAB Disgest 7. UNESCO, Paris,95pp

Anggraeni, V.H. (2008). Proyeksi Neraca Air Sebagai Implikasi Perubahan Iklim Global.Bandung: Tesis ITB

Anwar, dkk. (1984). Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta: UGM Press

Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Asyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Charles, J. Brainerd. (1978). Piaget’s Theory of Intellegence. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Cronbach, L.J. (1954). Education Psycology. New York: Harcourt,Brace and Company

Dahar, W.R. (1996). Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (1994). Kurikulum Penddikan Dasar Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2004). Silabus Kurikulum 2004. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Menengah.

________. (2006). Daftar Silabus Fisika KTSP 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(46)

85

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education (second ed). New York: McGraw-Hill Book Co.

Gagne, N. L. & Berliner. D. C. (1979), Educational Psychology (2nd ed). Boston: Houghton Miff Lin Company

Gall, M.D. & J.P. (2003). Educational research an introduction. Boston: Library of congress cataloging in publication data.

Gonzales, P. (2009). Highlights from TIMSS 2007: Mathematic and Science Achievement of U.S. Fourthand Eighth-Grade Students in an International Context. Washington: National Center foe Education Statistics. (online). Tersedia: http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf(10 februari 2010)

Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.

Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agensindo

Kellert, ed. (1997). Encyclopedia of Environment. Vol 1. Simon and Schaster and Practice Hall International.London.

Ichsan, et al. (1991). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan

Kemp,Jerrold E.& Smellie,Don C. (1989). Planning, Producing and Using

Instructional Media. New York: Happer&Row,Publisher,Inc

Khaelany. (1996). Islam Kependudukan&Lingkungan Hidup. Jakarta: Rineka Cipta

Kneller, G.F. (1984). Introduction to the Philosophy of Education. New York: John Willey Sons Inc.

Liliasari. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Strategi Kognitif Calon Guru dalam Menerapkan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi Pengembangan Berpikir Kritis dan Kreatif). Laporan Penelitian Hibah Bersaing IX Perguruan Tinggi. UPI Bandung.

Metltzer, D. (2002). The Relation Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic. America Journal of Physic, (70), 1259-1268

Miarso. Y, dkk. (1986), teknologi komunikasi pendidikan,Jakarta: CV.Rajawali

(47)

86

Nasution. S. (1995). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumiaksara.

Nasar. (2006). Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “SISKO” 2006. Jakarta: Gramedia.

Natawidjaja. R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bandung: IKIP Bandung.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Piaget, J.(1979). The Child’s Conception of Physical Causality. New Jersey: Little Field, Adams & Co.

Pines & West. (1986). Conceptual Understanding and Science Learning: an Interpretation of Research within a Sources of Knowledge Framework, Science Education. 70 (5), 583-604.

Pelaksana Panitia Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Pendidikan Lingkungan Hidup.Bandung:UPI

Pelangi. (2004). Bumi Makin Panas Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia. Yayasan pelangi Indonesia. Jakarta.

Riduwan. (2002). Skala Pengukuran variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Andira.

Rustaman, N & Andrian Rustaman. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Setiono, K. (1998.) Manusia Kesehatan dan Lingkungan. Bandung: Lembaga Penelitian Unpad

Stiggins. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: United States

Sugiono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

(48)

87

Sudjana, N. (1990). Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: UI Press.

Sumaatmadja, N. (1996). Manusia dalam Konteks Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta

Surya. K.K. (1998). Peranan Media Pembelajaran (Makalah). Bandung.

Surtikanti. K.H. (2009). Biologi Lingkungan. Bandung: Prisma Press Prodaktama

Soemarwoto, O. (1991). Indonesia dalam Kancah Lingkungan Hidup. Jakarta: Gramedia

Seyhan, E. (1990). Dasar-dasar hidrologi. Yogyakarta: UGM Press.

Syamsuri. I, dkk. (2007). IPA Biologi untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga

TIMSS. (2003). Highlihts from The Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS). Washington, D.C: National Center for Statistics (NCES), Institute of

Education Sciences, U.S. Departement of Education.

Tim Sintesis Kebijakan. (2008). Perubahan Iklim.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan&Aplikasinya. Jakarta:

Mahastya.

Widodo. P. (2000). Penggunaan media video kaset sebagai alat bantu dalaam sistem

pembelajaran modul untuk meningktkan prestasi belajar fisika siswa. Bandung:

tesis UPI tidak diterbitkan

Warhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi

Zoer’aini. D.I. (2007). Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem Lingkungan dan

Peleatariannya. Jakarta: Bumi aksara

http://www.Nicolas Gromik innovateonline.rticle.co.id./2010

http://www. Globalwarmingperubahaniklim.com/2010/03/22

(49)

Gambar

Tabel 4.9. Uji Beda Rata-rata Sikap Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian
Tabel 3.3 berikut.
tabel 3.6.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili

data cadangan dari Data Center, yang merupakan pusat penyimpanan data dengan server yang beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu dan harus berada dalam kondisi lingkungan

Penelitian ini bertujuan Bagaimana Dampak Penutupan Lokalisasi Teleju Terhadap Maraknya Panti Pijat di Kota Pekanbaru dan Bagaimana Implikasi Kehadiran Panti Pijat

Untuk memberikan tambahan data empiris terhadap kelebihan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, dalam artikel ini diberikan tinjauan dari beberapa

Komisi Yudisial juga dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode

Profesionalisme merupakan salah satu hal utama yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan tugasnya dan merupakan syarat utama bagi profesi tersebut,

a) Kurikulum yang tepat merupakan komponen kurikulum merupakan faktor pendukung yang sangat dominan dalam pembelajaran kecerdasan spiritual. b) Pendidik yang

Dalam pemenuhan infrastruktur diharapkan partisipasi dari masyarakat,untuk itu pemerintah kabupaten Parigi Moutong mempunyai program pemberdayaan masyarakat baik program yang