• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER PADA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER PADA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI

PADA PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh :

NURLAELI RAHMAH

NIM. 0605621

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi

pada Pembelajaran Konseptual Interaktif

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Oleh Nurlaeli Rahmah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Nurlaeli Rahmah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER PADA

PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh :

NURLAELI RAHMAH NIM. 0605621

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032001

Pembimbing II,

Drs. Hikmat, M.Si. NIP. 196204061989031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER PADA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN

FISIKA

Oleh:

Nurlaeli Rahmah1, Dr. Ida Kaniawati, M.Si.2, Drs. Hikmat, M.Si.3 1

Mahasiswa Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2

Dosen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 3

Dosen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian eksperimen semu tentang uji penggunaan media simulasi komputer pada pendekatan pembelajaran konseptual interaktif, guna menjajagi efektivitasnya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran fisika. Pada pendekatan pembelajaran ini, media simulasi digunakan pada sesi pengenalan dan penggalian konsep. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas X pada salah satu SMA Negeri di kota Cirebon, dengan menggunakan desain penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest

Design. Materi pelajaran yang dibahas adalah tentang suhu dan kalor. Pendekatan pembelajaran

konseptual interaktif tanpa menggunakan media simulasi digunakan sebagai perlakuan kontrol. Dari perbandingan rata-rata gain yang dinormalisasi <g> antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media simulasi komputer pada pendekatan pembelajaran konseptual interaktif tidak dapat lebih meningkatkan efektivitasnya dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa.

(5)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECTIVENESS OF COMPUTER SIMULATION TO USE MEDIA INTERACTIVE LEARNING CONCEPTUAL APPROACH TO

IMPROVING THE UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF STUDENT LEARNING IN PHYSICS

by:

Nurlaeli Rahmah1, Dr. Ida Kaniawati, M.Si.2, Drs. Hikmat, M.Si.3

1

Student of Departement Physic Education UPI

2

Lecture of Departement Physic Education UPI

3

Lecture of Departement Physic Education UPI

ABSTRACT

Quasi-experimental research has been conducted on the use of test media on the computer simulation of interactive conceptual learning approach, in order to assess its effectiveness for improving students' understanding of concepts in physics learning. At this learning approach, the media used in the simulation session and introduction of the concept of excavation. This research was conducted on the students of class X on one of the high schools in the city of Cirebon, using a randomized study design Pretest-Posttest Control Group Design. Subject matter discussed is about the temperature and heat. Interactive conceptual learning approach without using simulation media used as the control treatment. From the comparison of the average normalized gain <g> between the experimental group and the control group, it can be concluded that the use of computer simulation media on interactive conceptual learning approach can not increase its effectiveness in improving students' understanding of concepts.

(6)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Batasan Masalah ... 12

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Kegunaan Penelitian ... 13

1.6 Variabel Penelitian ... 13

1.7 Definisi Operasional ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Simulasi ... 15

2.2 Pembelajaran Konseptual Interaktif ... 19

2.3 Pemahaman ... 21

2.4 Konsep ... 23

2.5 Tes Pemahaman ... 24

2.5.1 Tes Kemampuan Menerjemahkan (translation) ... 24

2.5.2 Tes Kemampuan Menafsirkan (interpretation) ... 25

2.5.2 Tes Kemampuan Mengeksplorasi (extrapolation) ... 25

2.6 Efektivitas Pembelajaran . ……… ... 26

2.6.1 Ciri-Ciri Efektivitas ………...………27

(7)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komputer pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman konsep Siswa

dalam Pembelajaran Fisika ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3 Prosedur Penelitian ... 29

3.3.1 Tahap Perencanaan ... 29

3.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 32

3.3.3 Tahap Akhir ... 33

3.4 Instrumen Penelitian ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5.1 Observasi ... 34

3.5.2 Tes ... 34

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 35

3.6.1 Validitas ... 35

3.6.2 Reliabilitas Tes ... 36

3.6.3 Daya Pembeda ... 38

3.6.4 Tingkat Kesukaran ... 39

3.6.5 Analisis Pengukuran Pemahaman Konsep ... 40

3.6.6 Analisis Penilaian Hasil Observasi Keefektifan Penggunaan Media Simulasi Komputer ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 44

4.2 Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ... 45

4.2.1 Kemampuan Translasi ... 56

4.2.2 Kemampuan Interpretasi ... 57

4.2.3Kemampuan Ekstrapolasi ... 57

4.3 Respon Siswa dan Guru Terhadap Pendekatan Konseptual Interaktif dengan Menggunakan Media Simulasi Komputer ... 58

4.3.1 Respon Siswa ... 58

4.3.2 Respon Guru ... 59

4.4 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

(8)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 25

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 33

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 35

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 36

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 37

Tabel 3.8 Kriteria Keefektivitasan Pembelajaran... 41

Tabel 3.9 Kriteria Skor ... 42

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Variansi Data ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis T - Test... 47

Tabel 4.4 Hasil Angket Terhadap Tampilan Program ... 48

Tabel 4.5 Hasil Angket Terhadap Kesesuaian Program... 49

Tabel 4.6 Hasil Angket Terhadap Tampilan Menu Utama ... 51

Tabel 4.7 Hasil Angket Terhadap Form Animasi dan Materi ... 52

Tabel 4.8 Hasil Angket Terhadap Form Quiz ... 53

(9)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 12

Gambar 2.2 Skema Kedudukan Media ... 14

Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Pemahaman Konsep ... 45

Gambar 4.2 Diagram Batang Skor Penilaian Tampilan Program ... 48

Gambar 4.3 Diagram Batang Skor Perolehan Aspek Tampilan Program ... 50

Gambar 4.4 Diagram Batang Perolehan Skor Tampilan Menu Utama ... 51

Gambar 4.5 Diagram Batang Perolehan Skor Tampilan Animasi dan Materi ... 52

Gambar 4.6 Diagram Batang Perolehan Skor Aspek Latian Soal ... 53

Gambar 4.7 Diagram Batang Skor Form Penyusunan dan Referensi ... 54

(10)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Silabus Materi Suhu dan Kalor

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran Persentase Hasil Angket Respon Siswa Lampiran Distribusi Skor Pre-Test Pemahaman Konsep Lampiran Perbandingan Gain Skor Pemahaman Konsep Lampiran Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Lampiran Hasil Analisis Uji Instrumen

Lampiran Pedoman Wawancara Lampiran Lembar Observasi Siswa Lampiran Angket Respon Guru Lampiran Angket Respon Siswa Lampiran Instrumen Observasi Lampiran Lembar Kerja Kelompok Lampiran Lembar Kerja Siswa

(11)

1

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(12)

2 Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:

a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa. Jika dahulu biasanya yang terjadi adalah guru berbicara dan siswa mendengar, menyimak, dan menulis, maka sekarang guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi siswa-siswanya.

(13)

3 c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring. Jika dahulu siswa hanya dapat bertanya pada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas semata, maka sekarang ini yang bersangkutan dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh via internet.

d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki. Jika dahulu siswa diminta untuk pasif saja mendengarkan dan menyimak baik-baik apa yang disampaikan gurunya agar mengerti, maka sekarang disarankan agar siswa lebih aktif dengan cara memberikan berbagai pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya.

e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata. Jika dahulu contoh-contoh yang diberikan guru kepada siswanya kebanyakan bersifat artifisial, maka saat ini sang guru harus dapat memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari dan relevan dengan bahan yang diajarkan.

f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim. Jika dahulu proses pembelajaran lebih bersifat personal atau berbasiskan masing-masing individu, maka yang harus dikembangkan sekarang adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu.

g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan. Jika dahulu ilmu atau materi yang diajarkan lebih bersifat umum (semua materi yang dianggap perlu diberikan), maka saat ini harus dipilih ilmu atau materi yang benar-benar relevan untuk ditekuni dan diperdalam secara sungguh-sungguh (hanya materi yang relevan bagi kehidupan sang siswa yang diberikan).

(14)

4 sekarang semua panca indera dan komponen jasmani-rohani harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia. Jika dahulu guru hanya mengandalkan papan tulis untuk mengajar, maka saat ini diharapkan guru dapat menggunakan beranekaragam peralatan dan teknologi pendidikan yang tersedia, baik yang bersifat konvensional maupun modern.

j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. Jika dahulu siswa harus selalu setuju dengan pendapat guru dan tidak boleh sama sekali menentangnya, maka saat ini harus ada dialog antara guru dan siswa untuk mencapai kesepakatan bersama.

k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan. Jika dahulu semua siswa tanpa kecuali memperoleh bahan atau konten materi yang sama, maka sekarang ini setiap siswa berhak untuk mendapatkan konten sesuai dengan ketertarikan atau keunikan potensi yang dimilikinya. l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak. Jika dahulu siswa harus secara

seragam mengikuti sebuah cara dalam berproses maka yang harus ditonjolkan sekarang justru adanya keberagaman inisiatif yang timbul dari masing-masing individu.

m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak. Jika dahulu siswa hanya mempelajari sebuah materi atau fenomena dari satu sisi pandang ilmu, maka sekarang konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin.

(15)

5 siswa diberi kepercayaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan aktivitasnya masing- masing.

o. Dari pemikiran faktual menuju kritis. Jika dahulu hal-hal yang dibahas di dalam kelas lebih bersifat faktual, maka sekarang harus dikembangkan pembahasan terhadap berbagai hal yang membutuhkan pemikiran kreatif dan kritis untuk menyelesaikannya.

p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Jika dahulu yang terjadi di dalam kelas adalah “pemindahan” ilmu dari guru ke siswa, maka dalam abad XXI ini yang terjadi di kelas adalah pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan sesamanya.

Temuan di kelas observasi dengan harapan kurikulum pada standar proses pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya adalah adanya ketidaksesuaian. Peneliti menemukan di kelas observasi pada salah satu SMA swasta di Kabupaten Cirebon, diketahui bahwa pemahaman konsep siswa tergolong rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa pada Tahun Ajaran 2010/ 2011 (materi suhu dan kalor) menunjukkan bahwa 60,53% siswa nilainya dibawah 76 (standar ketuntasan belajar minimum yang ditetapkan sekolah tersebut). Dilakukan analisis terhadap soal-soal pada ulangan harian materi suhu dan kalor untuk diketahui penyebab rendahnya nilai yang diperoleh siswa. Didapatkan hasil analisi bahwa, soal ulangan Fisika materi suhu dan kalor menguji kemampuan kognitif siswa yang mencakup aspek pemahaman dan mengaplikasikan konsep. Hasil dari analisis soal dan hasil analisis pada perolehan nilai siswa menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa mengenai materi suhu dan kalor masih rendah.

(16)

6 Dalam prosesnya, kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan metode ceramah dan tanya jawab, dimana respon siswa sangat kurang sehingga arah pembelajaran hanya berlangsung satu arah saja. Respon sikap yang ditunjukkan selama pembelajaran Fisika berlangsung adalah banyaknya siswa yang saling ngobrol dan mengantuk. Bahkan ada beberapa siswa yang tidak peduli dengan keberadaan guru di kelas. Jumlah siswa yang hampir 50 orang dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, maka dimungkinkan menjadi penyebab siswa merasa cepat bosan. Dilihat dari fasilitas teknologi yang dimiliki sekolah seperti OHP dan proyektor, guru kurang memanfaatkan secara maksimal penggunaannya dalam pembelajaran Fisika terutama dalam pembahasan materi-materi Fisika yang bersifat abstrak.

Beberapa kesulitan juga dialami oleh guru pengajar Fisika di sekolah bersangkutan. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kesulitan dalam memenuhi kebutuhan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, kurangnya aktifitas tanya jawab, sedikit diadakannya percobaan, serta media berbasis teknologi yang kurang dimanfaatkan menjadi pendukung pasifnya siswa di kelas. Ketersediaan komputer di sekolah belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai media pembelajaran. Siswa hanya mempelajari Fisika dengan cara menghapal rumus-rumus dan bukan memahami konsep.

Pemaparan hal ketidaksesuain fakta dan harapan kurikulum tentang standar proses pembelajaran yang ditemukan peneliti di kelas observasi, diasumsikan bahwa pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran Fisika dipengaruhi berbagai macam faktor seperti, pendekatan pengajaran, media pengajaran yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung dan sifat materi Fisika yang diajarkan.

(17)

7 dan media tersebut diterapkan dalam pembelajaran di kelas, diharapkan siswa dapat mempelajari dan memahami konsep-konsep materi Fisika.

Akhmad Sudrajat mengungkapkan dalam artikelnya (Tentang Pendidikan, 2008:1) bahwa:

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Akhmad Sudrajat menjelaskan lebih lanjut bahwa:

Di dalam pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Ketidaksesuaian fakta di kelas observasi dengan harapan kurikulum pada standar proses pembelajaran ditemukan pada ketidakefektifan pembelajaran Fisika yang berlangsung di kelas observasi dengan harapan kurikulum. Harry Firman (1987) menyatakan kriteria keefektifan program pembelajaran sebagai berikut:

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam peningkatan hasil belajar (Nurgana, 1985:63). b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar

siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).

c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan

(18)

8 Menciptakan pembelajaran Fisika yang efekif diperlukan suatu pendekatan yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang tepat adalah pendekatan yang berfokus pada penanaman konsep. Salah satu pendekatan yang didesain adanya fokus pada penanaman konsep adalah pendekatan

Interactive Conceptual Instruction (ICI) dengan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Conceptual Focus atau berfokus pada konseptual.

2. Classroom Interaction atau mengutamakan interaksi kelas.

3. Research-Based Materials atau menggunakan bahan ajar berbasis

penelitian.

4. Use of texts atau menggunakan buku teks (Savinainen dan Scott,

2001:53)

Pendekatan konseptual interaktif, dalam sesi penggalian konsep, biasa menggunakan alat peraga (demonstrasi) dalam penerapannya. Namun, alat-alat peraga yang biasa digunakan tetap memiliki keterbatasan salah satunya adalah hanya bisa menunjukkan gejala fisis saja, sedangkan penggambaran hubungan antara besaran-besaran fisikanya tidak bisa diperlihatkan. Adanya keterbatasan dari alat peraga yang digunakan tentu akan menghambat dalam proses penanaman konsep yang optimal.

Selain itu, alat peraga yang digunakan kurang membantu siswa di dalam memahami dan mempelajari fisika. Banyak konsep-konsep fisika yang sifatnya abstrak dan sulit diamati, sedangkan karakteristik anak umumnya mudah memahami dan mempelajari sesuatu apabila sesuatu itu bersifat kongkrit atau rill. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mulyati Arifin (2000:6) yaitu “Pada dasarnya anak belajar melalui hal-hal yang kongkrit. Untuk memahami suatu konsep yang abstrak, anak memerlukan benda-benda yang kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasi.”

(19)

9 adalah pada peristiwa mencairnya es, siswa dapat menjelaskan bahwa yang menyebabkan es mencair adalah karena suhu lingkungan yang lebih tinggi daripada suhu es. Namun, siswa mengalami kesulitan ketika diminta untuk menjelaskan tentang bagaimana pemberian kalor dapat mempengaruhi molekul es sehingga dapat mencair.

Contoh lainnya adalah pada fenomena pemuaian besi. Siswa dapat melihat secara langsung pada percobaan untuk memuaikan besi dengan menggunakan alat Muschenbrock. Namun, yang menjadi kendala adalah ketika siswa kurang tepat dalam menjelaskan konsep penyebab pemuaian secara molekuler. Beberapa di antara siswa menyebutkan bahwa besi memuai karena molekul-molekul besi bertambah, sebagaian lainnya menyebutkan bahwa molekul besi mengembang sehingga menyebabkan besi bertambah panjang.

Begitu pula pada fenomena pertambahan panjang raksa pada termometer, siswa kesulitan menjelaskan mengapa raksa yang terlihat sedikit bisa bertambah banyak saat terjadi pemuaian.

Pada konsep kalor, siswa mengungkapkan definisi kalor pada benda yang berbeda suhu sebagai perpindahan partikel kalor dari benda bersuhu tinggi ke benda suhu rendah. Sebagian siswa lainnya menjelaskan bahwa adanya pertambahan partikel kalor pada benda yang bersuhu, ataupun partikel kalor pada benda bersuhu rendah yang mengembang saat terjadi perpindahan kalor.

Dari contoh kesulitan-kesulitan tersebut, maka sebagai solusinya diajukan alternatif baru yaitu menggunakan media pembelajaran berbasis komputer. Diharapkan siswa lebih terampil dalam bekerjasama, menambah semangat dan motivasi belajar baik individu maupun kelompok, serta lebih menguasai konsep materi pelajaran secara bersamaan.

Hamalik (Nuraini, 2006:2) menyatakan bahwa:

(20)

10 Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.

Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.

(21)

11 Pendekatan pembelajaran konseptual interaktif yang menekankan pada penanaman konsep yang disajikan dengan bentuk yang interaktif sehingga dapat menciptakan interaksi yang baik antara siswa, siswa-guru serta media pembelajaran yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menjadikan pembelajaran Fisika lebih menyenangkan.

Maka berdasarkan penjabaran ciri-ciri pembelajaran Interactive

Conceptual Instruction (ICI) dan kesulitan siswa dalam memahami konsep

Fisika yang abstrak, pada penelitian ini akan diterapkan pembelajaran ICI dengan media simulasi komputer untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian yang berfokus pada peningkatan pemahaman konsep siswa ini berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, permasalahan pokok yang dapat dirumuskan adalah :

Apakah penggunaan media simulasi komputer pada pembelajaran konseptual interaktif dapat lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran Fisika?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka permasalahan penelitian dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efektivitas penggunaan media simulasi komputer pada pembelajaran konseptual interaktif ?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor pada pembelajaran konseptual interaktif menggunakan media simulasi komputer ?

(22)

12 1.3. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat efektivitas penggunaan media simulasi komputer pada pembelajaran Fisika diukur dengan menggunakan pedoman lembar observasi keterlaksanaan penggunaan media simulasi dan berdasarkan perhitungan menggunakan nilai Gain.

2. Hasil belajar siswa yang akan dikaji yaitu meliputi aspek kognitif selama penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif. Indikator peningkatan pemahaman konsep siswa dapat diketahui melalui nilai post-test dan pre-test. Pemahaman konsep dikatakan meningkat jika nilai post-test lebih besar dari nilai pre-test. Secara kuantitatif, peningkatan pemahaman konsep ditunjukkan oleh nilai Gain yang dinormalisasi.

3. Respon siswa dari pembelajaran konseptual interaktif dengan menggunakan media simulasi komputer direpresentasikan berdasarkan hasil angket yang diberikan setelah pembelajaran.

1.4. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini secara umum adalah: “Mengetahui efektivitas penggunaan media simulasi pada pembelajaran konseptual interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran Fisika.”

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui keefektivitasan dari media simulasi yang disajikan ke dalam pembelajaran konseptual interaktif.

(23)

13 3. Mendapatkan presentase respon siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif dengan menggunakan media simulasi komputer berdasarkan hasil angket yang diberikan setelah pembelajaran pada materi suhu dan kalor.

Dari uraian di atas terlihat bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pendekatan ICI dan penggunaan media simulasi komputer adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dan harapan peneliti pun berbanding lurus dengan tujuan dari pendekatan dan media yang digunakan yaitu pemahaman konsep siswa dapat meningkat.

1.5. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan secara umum dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. secara umum

Lebih meningkatkan pemahaman konsep siswa SMA pada pembelajaran Fisika dengan pendekatan konseptual interaktif yang disajikan menggunakan media simulasi komputer.

2. secara khusus

 Bagi siswa : meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran Fisika terutama pada konsep yang bersifat abstrak.

 Bagi sekolah : menambah produk pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep.

 Bagi peneliti : dapat mengembangkan penelitian pembelajaran lebih lanjut dan mendalam.

1.6. Variabel Penelitian

(24)

14 komputer sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan pemahaman konsep.

1.7. Definisi Operasional

1. Penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif (interactive

conceptual instruction, ICI) didefinisikan sebagai suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada penanaman konsep dan juga interaksi antara siswa-siswa serta siswa-guru. “Empat ciri utama dari pembelajaran interaktif yaitu Conceptual Focus, Classroom Interaction,

Research Based Materials, Use of Text” Savinainen and Scott (2001:53). Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif ditunjukan oleh lembar observasi yang diisi oleh observer selama pembelajaran.

2. Penggunaan media simulasi komputer didefinisikan sebagai penggunaan program komputer yang menyediakan suasana pembelajaran yang menyerupai keadaan atau fenomena yang sebenarnya (Rochman, 2007:38). Media simulasi komputer dibuat menggunakan program Macromedia Flash.

(25)

29

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Quasi eksperiment menurut Panggabean (1996:37), “eksperimen semu merupakan eksperimen yang dilakukan dimana variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat dikontrol atau dimanipulasi, sehingga penelitian tidak cukup memadai”.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, subyek penelitian

memiliki dua kelompok, yakni sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan mendapatkan pembelajaran konseptual interaktif yang disajikan menggunakan media simulasi komputer. Sedangkan, kelompok kontrol adalah kelompok yang hanya akan mendapatkan pembelajaran konseptual interaktif tanpa disajikan dengan menggunakan media simulasi komputer.

Bagan desain penelitian ini dilukiskan seperti tabel 3.1. Tabel 3.1. Pretest-Postest Control Group Design

T

T1 = hasil tes awal T2 = hasil tes akhir

Xa = pembelajaran konseptual interaktif yang disajikan menggunakan media simulasi.

X0 = pembelajaran konseptual interaktif yang disaijikan tanpa menggunakan media simulasi.

Kelompok Pretest Treatment Postest

Eksperimen T1 Xa T2

(26)

30

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Cirebon yang terdiri dari sembilan kelas, sedangkan sampelnya adalah kelas X-IPA 2 sebagai sampel yang dipilih secara random sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan menggunakan teknik penentuan sampel secara acak sehingga semua kelas memiliki peluang sama untuk dijadikan sampel penelitian.

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Tahap Perencanaan

1. Telaah kompetensi mata pelajaran Fisika SMA kelas X semester genap.

2. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Sekolah yang ditentukan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 6 Cirebon.

3. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

4. Observasi awal, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas X- IPA 2, wawancara dengan guru Fisika dan siswa kelas X- IPA 2. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas yang dijadikan sebagai tempat penelitian, kondisi siswa sebagai subjek yang diteliti dan pembelajaran matapelajaran Fisika yang biasa dilaksanakan dikelas X- IPA 2.

5. Perumusan masalah penelitian yang meliputi,

6. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai pembelajaran menggunakan media simulasi.

7. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.

(27)

31

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menggunakan media simulasi dengan softwer animasi flash. 9. Menyusun media simulasi komputer yang sesuai dengan konsep-konsep abstrak pada materi suhu dan kalor. Tahap-tahapan dalam penyusunan sebuah simulasi komputer sebagai berikut :

a. Tahap Analisis

Dalam tahap analisa, hal-hal yang dianalisa dari ide project multimedia antara lain:

Analisa kebutuhan (need). Kebutuhan dari pembuatan simulasi computer berupa perangkat lunak (program

Crocodille physics 6.05 ) dan perangkat keras (PC,

proyektor) sebagai output produk

Analisa Isi materi (content). Isi materi pada multimedia penelitinian ini adalah mencakup konsep abstrak yang telah dipilih untuk dijadikan simulasi komputer.

Analisa Pasar (market). Pasar pada pembuatan multimedia penelitian ini adalah siwa kelas X pada semester genap.  Analisa Teknologi (technology). Pada pembuatan simulasi

computer penelitian ini menggunakan teknologi softwer berbasis Crocodille physics 6.05.

b. Tahap PreTesting. Meliputi aktivitas:

 Mendefinisikan tujuan proyek. Tujuan diadakannya pembuatan simulasi computer dalam penelitian ini adalah membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep abstrak yang telah dipilih dari materi suhu dan kalor.

 Mendefinisikan kumpulan skill yang diperlukan. Kemampuan yang diperlukan dari pembuatan simulasi computer pada penelitian ini adalah mampu membuat animasi dengan program computer yang telah dipilih dan mampu menjalankan output produk yang ditunjukkan pada siswa

(28)

32

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Membuat prototipe pada kertas. (terlampir)

c. Tahap Prototype Development. Tahap ini meliputi aktivitas:  Membuat layar tampilan

 Merancang peta content

 Merancang antarmuka manusia  Mengembangkan cerita/pesan  Menguji prototype

d. Tahap Alpha Development. Tahap ini meliputi:  Detil Storyboard dan flowchart. (terlampir)  Menyelesaikan script cerita

 Membuat grafis seni  Membuat sound dan video  Menyelesaikan masalah teknikal  Menguji prototipe final

e. Tahap Beta Development.

Setelah, semua fungsional dan rancangan detil sudah dikerjakan, saatnya didistribusikan pada tester luar. Aktivitas dalam tahap ini meliputi:

 Mendistribusikan ke sejumlah kecil tester

 Menanggapi dan memperbaik bugs yang diketemukan  Mempersiapkan manual pengguna

 Mempersiapkan pemaketan

 Mengembangkan kandidat yang prospek  Mengumumkannya ke press

f. Tahap Delivery. Tahap ini meliputi aktivitas:  Menyiapkan dukungan teknis

 Merekrut tim pemasaran  Mereplikasi master utama  Membayarkan bonus

(29)

33

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Tahap Evaluasi

10.Men-judgment instrumen (tes) kepada dua orang dosen Fisika dan satu guru matapelajaran Fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. Instrumen ini digunakan untuk tes awal dan tes akhir. Instrumen tes berupa pilihan ganda, dengan jumlah butir soal sebanyak 45 soal.

11.Merevisi/ memperbaiki instrumen.

12.Melakukan uji coba instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian.

13. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir.

3.3.2. Tahap Pelaksanaan

1. Penentuan sampel penelitian yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan mendapatkan pendekatan pembelajaran yang disajikan dengan menggunakan media simulasi. Kelompok kontrol adalah kelompok yang akan mendapatkan pembelajaran konseptual interaktif tanpa disajikan dengan menggunakan media simulasi.

2. Penentuan kelas eksperimen yakni kelas X- IPA 2. Dan, menentukan kelas kontrol yakni kelas X- IPA 1.

3. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni kelas X- IPA 1 dan kelas X-IPA 2.

4. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran konseptual interaktif yang disajikan dengan menggunakan media simulasi pada kelas X- IPA 2. Sedangkan, pada kelas X-IPA 1, diberikan pembelajaran konseptual interaktif tanpa disajikan dengan menggunakan media simulasi.

5. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni kelas X- IPA 1 dan kelas X-IPA 2.

(30)

34

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3. Tahap Akhir

1. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya. 2. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.

3. Menarik kesimpulan.

3.4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan empat macam instrumen yang meliputi: 1. Instrumen pembelajaran yang terdiri dari silabus dan RPP.

Instrument pembelajaran akan digunakan oleh peneliti saat pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Instrumen tes pemahaman konsep suhu dan kalor kelas X yang terdiri dari tes soal pretest dan tes soal posttest.

Instrumen tes pemahaman konsep adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Instrumen tes pemahaman konsep ini mencakup ranah kognitif pada aspek pemahaman (C2). Aspek pemahaman terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pemahaman translasi (menerjemahkan), pemahaman interpretasi (menafsirkan), dan pemahaman ekstrapolasi (mengekstrapolasi). Tes pemahaman konsep ini berupa tes pilihan ganda tentang materi suhu dan kalor. Instrumen tes pemahaman konsep ini akan digunakan saat pretest dan posttest. 3. Instrumen observasi berupa lembar observasi dan pedoman observasi.

Instrumen observasi akan digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan pembelajaran terhadap kesesuaian RPP. Instrumen obeservasi yang disediakan mencakup instrumen observasi terhadap guru saat pelaksanaan pembelajaran, instrumen observasi keterlaksanaan penggunaan media simulasi dan instrumen observasi terhadap siswa saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Instrumen angket.

(31)

35

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kalor berakhir. Instrumen angket berguna untuk mengetahui respon siswa yang diberi perlakuan khusus saat pembelajaran

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Observasi

Observasi dilakukan pada tiga objek yaitu guru, siswa pada kelas eksperimen dan media simulasi yang digunakan pada saat pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif di kelas dan aktivitas belajar siswa. Keaktifan (aktivitas) siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas lisan yang meliputi: (1) keaktifan siswa dalam bertanya, (2) menjawab pertanyaan, (3) mengemukakan gagasan/pendapat, dan (4) mengungkapkan pengetahuan awal.

3.5.2. Tes

Pemahaman konsep siswa dapat diketahui dari perolehan nilai tesnya. Oleh karena itu, sebelum melakukan tes hasil belajar, terlebih dahulu harus dibuat instrumen penelitian. Instrumen ini kemudian diujikan pada siswa pada saat pre-test dan post-test. Instrumen tes pemahaman konsep ini mencakup ranah kognitif pada aspek pemahaman (C2). Aspek pemahaman terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pemahaman translasi (menerjemahkan), pemahaman interpretasi (menafsirkan), dan pemahaman ekstrapolasi (mengekstrapolasi). Tes pemahaman konsep yang digunakan berupa tes pilihan ganda tentang materi suhu dan kalor. Tes pemahaman konsep ini digunakan saat pretest dan posttest.

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran fisika SMA kelas XI tentang materi suhu dan kalor dan indikator pemahaman konsep.

(32)

36

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengkonsultasikan soal-soal yang telah dibuat tersebut kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

d. Meminta pertimbangan kepada satu orang dosen yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing dan satu orang guru mata pelajaran fisika di SMA kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran dari penimbang instrumen.

e. Melakukan uji instrumen berupa soal tes pemahaman konsep.

f. Menganalisis hasil uji instrumen yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes. g. Melakukan revisi ulang melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.

Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk melakukan pre test dan post test.

3.6. Teknik Pengolahan Data

Setelah dibuat instrumen berupa tes, maka diadakan ujicoba instrumen, tujuannya adalah untuk melihat validitas dan reliabilitas instrume. Instrumen tes yang telah valid dan reliabel akan digunakan dalam pembelajaran. Ujicoba instrumen ini dilakukan pada kelas yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kelas eksperimen yang akan diberi

treatment, karena untuk mengukur sesuatu diperlukan alat ukur yang baik,

dengan kata lain alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Data hasil ujicoba selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.

3.6.1. Validitas

(33)

37

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen dengan rumus :

  

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 < rxy 1,00 Sangat Tinggi

Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

dengan alat tersebut dapat dipercaya. Standar ini ditunjukkan oleh taraf

konsistensi skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat

(34)

38

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumadi, 2004: 29). Reliabilitas tes adalah proporsi varians skor perolehan

yang merupakan varians skor murni (Sumadi, 2004: 29). Pengujian

reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu instrumen apakah

sudah dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau

belum.

Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan

pengukuran tak dapat ditentukan dengan pasti, melainkan hanya dapat

destimasi. Ada tiga pendekatan dalam mengestimnasi reliabilitas alat ukur

itu yaitu (a) pendekatan tes ulang. (b) pendekatan dengan tes paralel, dan

(c) pendekatan satu kali pengukuran (Sumadi, 2004 : 29).

Berdasarkan atas pertimbangan dalam menghadapi kesulitan dan

hambatan dari menggunakan ketiga pendekatan dalam mengestimasi alat

ukur maka digunakan pendekatan dengan cara satu kali pengukuran.

Pendekatan satu kali pengukuran akan dilengkapi dengan teknik Belah

Dua, sebab lebih mudah dalam memformulasikan dalam lapangan.

Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap

siswa memperoleh dua macam skor, yakni skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor ganjil dan skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor genap. Selanjutnya skor ganjil dikorelasikan dengan skor genap,

hasilnya adalah koefesien korelasi rhh, atau koefesien korelasi ganjil –

genap. Koefisien korelasi ganjil – genap tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus split-half

method :

r koefisien realibilitas tes

h h

(35)

39

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan koefisien korelasi ganjil - genap digunakan teknik

korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson,

yaitu:

r = koefesien korelasi ganjil - genap

N= jumlah peserta tes

X = Skor siswa menjawab benar bernomor ganjil Y = Skor siswa yang menjawab benar bernomor genap

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas

instrumen digunakan kriteria seperti pada tabel 3.3. berikut ini,

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

(36)

40

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal A

J = Banyaknya peserta kelompok atas B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

B

B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

A

P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4. (Arikunto, 2007).

Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

3.6.4. Tingkat Kesukaran

(37)

41

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5. (Suharsimi Arikunto, 2007)

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar 0,31  P  0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba yang dilakukan pada masing-masing instrumen penelitian. Adapun pengolahan analisis uji coba soal pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

No

Awal

(38)

42

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(39)

43

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 0,591 Cukup 0,47 Baik 0,63 Sedang Dipakai 18

30 0,205 Sangat Rendah

0,20

Jelek 0,43 Sedang Direvisi 19

Reliabilitas 0.602 Tinggi

Distribusi soal untuk setiap aspek kognitif tes prestasi belajar ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep

Aspek Kognitif Jumlah soal No Soal

Translasi 8 2,4,5,6,12, 13,17,18

Interpretasi 8 3,7,8,9,10,14,15,16

Ekstrapolasi 2 1,11

Berikut ini adalah rekapitulasi analisis uji coba yang dilakukan pada masing-masing instrumen penelitian. Adapun pengolahan analisis uji coba soal pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

No

Awal

(40)

44

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41)

45

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas 0.602 Tinggi

Distribusi soal untuk setiap aspek kognitif tes prestasi belajar ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep

Aspek Kognitif Jumlah soal No Soal

Translasi 8 1,2,9,14,15,22,25,26

Interpretasi 19 4,5,6,7,8,11,12,16,17,18,19,20,23,27, 28,30,31,32,33

Ekstrapolasi 6 3,10,13,21,24,29

3.6.5. Analisis Pengukuran Pemahaman Konsep

Untuk melihat keefektivitasan pembelajaran yang disajikan dengan menggunakan media simulasi komputer dilakukan analisis terhadap skor gain ternormalisasi tes pemahaman. Skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Dengan demikian skor gain ternormalisasi dapat dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :

(Pritchard et al, 2002 dalam Rochman, 2007: 44) dengan < g > yaitu skor gain ternormalisasi, T yaitu skor postes , T11 1 yaitu

skor pretes dan Tmax yaitu skor ideal. Pritchard (2002) mengemukakan

(42)

46

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6. Kriteria Keefektivitasan Pembelajaran

Persentase Efektivitas

0,00 < h ≤ 0,30 Rendah 0,30 < h ≤ 0,70 Sedang 0,70 < h ≤1,00 Tinggi

(Hake, 1998 dalam Rochman, 2007: 44)

3.6.6. Analisis Penilaian Hasil Observasi Keefektifan Penggunaan Media

Simulasi Komputer

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tesebut. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis simulasi komputer, sehingga data dianalisis dengan sistem deskriptif persentase. Untuk menganalisis data hasil angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengkuantitatifkan hasil angket sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Membuat tabulasi data.

3. Menghitung persentase dari tiap-tiap subvariabel dengan rumus:

 

100

N s s

P   %

Keterangan :

P(s) = persentase sub variabel S = jumlah skor tiap sub variabel N = jumlah skor maksimum

(Ali dalam Kristiningrum, 2007:41) 4. Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam

(43)

47

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menentukan range = 100-0 = 100.

d. Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan tidak baik).

e. Menentukan lebar interval (100/4 = 25).

Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sebagai berikut:

Gambar 14. Tabel kriteria skor

Rentang Skor Kriteria

76% ≤ skor ≤ 100% Baik

51% ≤ skor ≤ 75% Cukup baik

26% ≤ skor ≤ 50 % Kurang baik

0% ≤ skor ≤ 25% Tidak baik

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari angket diperoleh hasil yang berada pada rentang 76% ≤ skor ≤ 100% dan 51% ≤ skor ≤ 75% atau pada kriteria “Baik” dan “Cukup Baik”.

0% 25% 50% 75% 100%

(44)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, analisis dan pembahasan data maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada peningkatan secara signifikan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pembelajaran konseptual interaktif menggunakan media simulasi ditunjukkan dari nilai gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai gain yang dinormalisasi pada kelompok kontrol. Kemampuan translasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai gain yang dinormalisasi lebih tinggi dibandingkan nilai gain yang dinormalisasi pada kemampuan interpretasi dan nilai gain yang dinormalisasi pada kemampuan ekstrapolasi. Pembelajaran konseptual interaktif dengan menggunakan media simulasi komputer lebih signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep suhu dan kalor pada kemampuan translasi dibandingkan pada kemampuan interpretasi dan kemampuan ekstrapolasi. Dari hasil perhitungan t-test juga diketahui bahwa media simulasi dalam pembelajaran konseptual interaktif lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep suhu dan kalor dibandingkan pembelajaran konseptual interaktif tanpa menggunakan media simulasi komputer.

(45)

67

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di ajukan beberapa saran, antara lain:

1. Dalam penggunakan media simulasi komputer, hendaknya menggunakan simulasi yang lebih bervariasi sesuai dengan karakteristik materi sehingga peningkatan pemahaman konsep siswa lebih optimal. 2. Dalam penerapan pendekatan pembelajaran konseptual interaktif

menggunakan media simulasi komputer hendaknya menggunakan waktu dengan lebih efisien dan lebih maksimal. Sehingga keefektifan penggunaan media simulasi yang disajikan dalam pembelajaran dapat lebih meningkat.

3. Hendaknya pembuatan kelompok dibuat merata agar setiap kelompoknya terdiri dari siswa berkemampuan akademik rendah, sedang dan tinggi sehingga kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lebih baik.

4. Sebaiknya dibuat setting kelas yang membuat seluruh siswa dapat mengamati media simulasi komputer dengan baik.

(46)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta :PT Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan ketitujuh, Jakarta : Bumi Aksara

Bloom,B.S. 1978. Taxonomy Of Educational Objectives, The Classification Of

Educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York : David

McKay Company, Inc

Dahar,R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Depdiknas. 2005. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Depdiknas.

Gautreau R., Novemsky, L., 1997. Concept First A Small Group Approach To

Physich Learning, Am. J. Physichs 65 (5)

Ghani, Asep. 2007. Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Aspek Kognitif

Siswa SMA Kelas X pada Materi Ikatan Kimia menggunakan Software Multimedia Interaktif. Skripsi sarjana pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak

diterbitkan.

Hake, R. R.1998, Interactive-Engagement Versus Tradisional Methods : A

Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys. 66 (1) 64-74

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : penerbit Bumi Aksara. Kristiningrum. 2007. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan

Macromedia Authorware 7.0 Pada Materi Fisika Sekolah Menengah

Atas (SMA) Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus. Skripsi.Semarang:

Unnes.

(47)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasanah. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah. Tesis UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Panggabean, Luhut P. 1996. Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Rochman, H. S. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Multimedia Terhadap

Hasil Belajar Fisika. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan

Rudi, Muhammad. (2008). Peran Guru Dalam Pembelajaran Fisika. [online]. Tersedia: http://www.muhammadrudi.wordpress.com. [1 November 2010]

Sa’dudin. (2006). Pengembangan Software Multimedia Interaktif Sebagai Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Materi Asam Basa Arrhenius Dan Ph Larutan. Skripsi pada FPMIPA UPI. Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sahira, La, Setiawan, Agus, dan Ida Hamidah. 2008. Penggunaan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan

Berpikir Kritis pada Konsep Kalor. Jurnal penelitian pendidikan IPA, 2 (2) 143

Siagian, T. Christina. Desember 2004. Pendayagunaan Teknologi Komunikasi dan

Informasi dalam Pembelajaran Modern pada Jenjang Sekolah Menengah.

Makalah Akhir Semester Manajemen Sumber Daya Manusia Program MM, Pasca Sarjana - t.a. 2005/2006 Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta.

Subagja. (2006). Peningkatan Hasil Belajar Kimia SMA Pada Materi Alkana

Dengan Software Pembelajaran Multimedia Interaktif. Skripsi pada

FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Suryabrata, Sumadi. (2004). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta :

(48)

Nurlaeli Rahmah, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Simulasi pada Pembelajaran Konseptual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[On line].Tersedia :http://jchkumaat.wordpress.com/cai-media-pebelajaran-kontekstual-berbasis-info-teknologi.html .[28 Oktober 2010]

[On line].Tersedia :http://webcache.googleusercontent.com/search/efektivitas-

pemanfaatan-media-komputer-dalam-peningkatan-hasil-belajar-pada-pembelajaran-ips-geografi.[28 Oktober 2010]

[On line].Tersedia http://kamusbahasaindonesia.org/medium [28 Oktober 2010]

[On line].Tersedia : http://strawaji.wordpress.com/2009/05/01/pengertian-efektivitas/.[28 Oktober 2010]

[Online]. Tersedia :http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/[2 Juni 2011]

http://dedi26.blogspot.com/2013/01/manfaat-media-pembelajaran.html

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-pembelajaran-menurut_23.html

Gambar

Tabel  3.1. Pretest-Postest Control Group Design
Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hanafi (2004: 37) mengatakan bahwa current ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak

Sahabat MQ/ Menteri Komunikasi dan Informatika -Menkominfo- Tifatul Sembiring menegaskan/ dirinya secara pribadi sangat setuju terhadap kebebasan pers/ dan tidak

tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Didalam suatu penelitian selain harus ada sesuatu yang akan diteliti harus adapula data untuk

bahwa dengan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik Atas tanah Untuk Rumah Tinggal Yang Telah Dibeli

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesunggguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial

Sedangkan metode analitis adalah mengungkapkan karakteristik obyek dengan cara menguraikan dan menafsirkan fakta-fakta tentang konvensi bahasa dan pokok persoalan

Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan dari populasi sebanyak 142 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Subjek Penelitian