• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR ILUSTRATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR ILUSTRATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Iis Pujiastuti, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika ... 9

2.1.1 Pengertian Matematika di SD ... 9

2.2 Media Pembelajaran ... 9

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 9

2.2.2 Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 11

2.3 Media Gambar Ilustratif ... 17

2.3.1 Pengertian Media Gambar Ilustratif ... 17

2.3.2 Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar Ilustratif ... 19

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Media Gambar Ilustratif ... 20

(2)

Iis Pujiastuti, 2013

2.4.1 Pengertian Pemahaman Konsep Matematik ... 22

2.5 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 24

2.5.1 Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan ... 24

2.5.2 Pengertian Bilangan Bulat ... 24

2.5.3 Sifat-sifat Urutan Bilangan Bulat ... 25

2.5.4 Sifat-sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat ... 26

2.6 Teori Pembelajaran ... 27

2.7 Hasil-hasil Penelitian yang Berkaitan ... 29

2.8 Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.1.2 Waktu Penelitian ... 31

3.2 Subjek Penelitian ... 32

3.3 Metode dan Desain Penelitian ... 33

3.3.1 Metode Penelitian ... 33

3.3.2 Desain Penelitian ... 34

3.3.3 Prosedur Penelitian ... 39

3.3.4 Instrumen Penelitian ... 43

3.3.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 45

3.3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data Awal ... 50

4.1.1 Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 51

4.1.2 Paparan Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

4.1.3 Paparan Data Pemahaman Konsep Siswa ... 52

4.2 Paparan Data Tindakan ... 54

(3)

Iis Pujiastuti, 2013

4.2.2 Paparan Data Tindakan Siklus II … ... 79

4.3 Deskripsi Pendapat Siswa dan Guru ... 101

4.3.1 Deskripsi Pendapat Siswa ... 102

4.3.2 Deskripsi Pendapat Guru ... 103

4.4 Gambaran Hasil Analisis Data ... 104

4.4.1 Laporan dari Guru Kelas IV ... 104

4.4.2 Siklus I ... 104

4.4.3 Siklus II ... 107

4.5 Pembahasan Penelitian ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 116

(4)

Iis Pujiastuti, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Hasil Data Awal ... 2

3.1 Daftar Siswa Kelas IV SDN 1 Kamarang ... 32

3.2 Kriteria Jawaban dan Penskora ... 45

3.3 KKM Matematika Kelas IV SDN 1 Kamarang ... 47

4.1 Hasil Awal Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 53

4.2 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 58

4.3 Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 61

4.4 Hasil Skor Data Siklus I ... 63

4.5 Reliabilitas Tes Siklus I ... 68

4.6 Data Kelompok Unggul Siklus I ... 70

4.7 Data Kelompok Asor Siklus I ... 71

4.8 Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 82

4.9 Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 86

4.10 Skor Data Siklus II ... 89

4.11 Reliabilitas Tes Siklus II ... 93

4.12 Kelompok Unggul Siklus II ... 95

4.13 Kelompok Asor Siklus II ... 96

(5)

Iis Pujiastuti, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(6)

Iis Pujiastuti, 2013

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 85 4.2 Perbandingan Data Siklus I dan Siklus II

Sub Aspek Kinerja Guru ... 88 4.3 Perbandingan Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

(7)

Iis Pujiastuti, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ... 120

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 128

Lampiran 3 Lembar Evaluasi Siklus I ... 129

Lampiran 4 Hasil Skor Data Siklus I ... 130

Lampiran 5 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 131

Lampiran 6 Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 132

Lampiran 7 Dokumentasi Siklus I dan II ... 134

Lampiran 8 Gambar Ilustratif Siklus I dan II ... 136

Lampiran 9 RPP Siklus II ... 138

Lampiran 10 Lembar Evaluasi Siklus II ... 146

Lampiran 11 Skor Data Siklus II ... 147

Lampiran 12 Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 148

Lampiran 13 Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 149

Lampiran 14 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Diberi Tindakan ... 151

Lampiran 15 Pedoman Wawancara Siswa Setelah Diberi Tindakan Dengan Menggunakan Media Gambar Ilustratif ... 152

Lampiran 16 Pedoman Awal Wawancara Guru ... 153

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar matematika merupakan suatu bentuk pembelajaran menggunakan bahasa simbol dan membutuhkan penalaran serta pemikiran yang logik dalam pembentukannya. Dalam belajar matematika, pengalaman belajar yang lalu memang peranan untuk memahami konsep-konsep baru.

“Mempelajari konsep B yang mendasar kepada konsep A, seseorang perlu memahami konsep A, tidak mungkin orang itu dapat memahamikonsep B” .(Herman Hudoyono, http://www.google.co.id/,2012).

Mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasar kepada pengalaman belajar yang lalu.Berdasarkan kutipan diatas, dapat diartikan bahwa seseorang akan lebih mudah menyerap materi baru apabila materi itu didasari pada apa yang telah diketahui oleh orang itu. Dengan kata lain belajar konsep-konsep matematika tingkat lebih tinggi tidak mungkin dipahami bila prasyarat yang mendahului konsep-konsep itu belum dipelajari. Lebih lanjut Herman Hudojo (http://www.google.co.id/,2012) menyatakan bahwa “belajar matematika akan lebih berhasil bila proses belajar baik, yaitu melibatkan intelektual peserta didik secara optimal”.

(9)

2

Pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu.

“ Pemahaman konsep adalah suatu konsep abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama “(Rosser, http://www.google.com, 2012).

Pemahaman konsep penting bagi siswa, karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, menguasai dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu Kompetensi Dasar pada mata pelajaran matematika di kelas 4 SD adalah melakukan penjumlahan bilangan bulat dan pengurangan bilangan bulat. Dari laporan beberapa guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Kamarang Kec.Greged Kab.Cirebon khususnya pada materi ini, menemukan bahwa ternyata setelah dijelaskan dan diberikan tugas tentang penjumlahan bilangan bulat dan pengurangan bilangan bulat, hasil belajar siswa belum mencapai target dan masih kurang memuaskan. Berikut adalah tabel data nilai anak dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Tabel 1.1

Hasil Data Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Kamarang

NO NAMA NILAI

1 ESM 60

2 EH 40

3 FA 30

4 FAA 70

5 II 50

6 KJ 40

7 M 40

8 MA 50

(10)

3

10 MS 70

11 MIN 30

12 NRS 30

13 N 40

14 PPH 60

15 RWK 50

16 RRM 50

17 SRF 30

18 SL 50

19 SKB 70

20 VAV 50

21 WSI 50

22 YAW 70

23 IB 30

24 DN 60

JUMLAH 1160

Rata-rata 48,33333333

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siswa kelas IV SDN 1 Kamarang adalah 60. Berdasaarkan tabel diatas terlihat bahwa siswa yang dapat mencapai nilai KKM hanya 29,2 % dan siswa yang belum dapat mencapai nilai KKM adalah 70,8%.Hal ini menimbulkan keprihatinan akan dampak dalam hasil belajar mereka nanti.

Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah usaha tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedijarto (http://www.masibied.com/tag/, Juli 2012) yang menyatakan bahwa „‟hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan‟‟.

(11)

4

lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Berdasarkan pre test matematika kelas IV untuk materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diujikan kepada siswa kelas IV SDN 1 Kamarang menunjukan bahwa kemampuan siswa pada penjumlahan dan pengurangan bilangan masih kurang. Hal tersebut diperkirakan karena siswa kurang menguasai konsep dan kurang terampil dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Letak kesulitan siswa yaitu ketika menemukan simbol (+) dan (+), (+) dan (-), (-) dan (-), (-) dan (+) yang saling bertemu, sehinga siswa sering mengalami kekeliruan ketika mengerjakan soal. Dari hasil yang diperoleh tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa kelemahan yang dimiliki siswa sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut dengan baik, yaitu :

1. Siswa kurang trampil dalam hal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Siswa kurang trampil dalam memahami tanda (+) dan (+), (+) dan (-), (-) dan (-), (+) dan (-), (-) dan (+) yang saling bertemu.

Kedua hal diatas haruslah segera diatasi agar pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan tuntas sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di Sekolah Dasar disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk pembelajaran yang diterapkan disekolah masih konvensional. Guru lebih banyak mendominasi kegiatan belajar mengajar, siswa hanya mendengar, memperhatikan contoh yang diberikan guru, kemudian mengerjakan latihan soal. Bentuk pembelajaran seperti ini kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya, akibatnya siswa hanya bekerja secara prosedural dan siswa tidak diberi kesempatan untuk membuat sendiri penyelesaian penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

(12)

5

ilustratif, dimana dalam menggunakan media ini disertai dengan gambar-gambar yang bertujuan memberikan pemahaman konsep kepada siswa dalam tanda (+) dan (+), (+) dan (-), (-) dan (-), (+) dan (-), (-) dan (+) yang saling bertemu. Pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu. Pemahaman siswa penting bagi siswa, karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, menguasai dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama. Dalam pembelajaran matematika anak akan memahami konsep dengan baik bila anak sudah merasa tertarik dan berminat untuk belajar matematika.

Selain itu gambar ilustratif diduga dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kamarang pada tahun ajaran 2012-2013.

Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SD sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya : kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut, sumber pelajaran yang ada, siswa dan lingkungan sekitar. Pada umumnya media pembelajaran yang digunakan di SD dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Hasil dari penggunaan media garis bilangan yang digunakan dalam pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih kurang optimal. Oleh karena itu, perlu diuji cobakan suatu media baru dalam mengajarkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Dalam pembelajaran, guru mengarahkan siswa untuk mengalami dan melakukan sendiri. Pada pembelajaran Matematika siswa belajar untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam aktifitas belajar tersebut akan menghasilkan perubahan yang bersifat kualitatif.

(13)

6

dalam hal ini penulis menggunakan media yang dapat meningkatkan keterampilan siswa sehingga hasil belajar anak pun akan meningkat.

Penggunaan media gambar ilustratif menurut penulis sangat efektif dijadikan media pembelajaran, khususnya dalam mengajarkan materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Efektif atau tidaknya penggunaan gambar ilustrasi ini tentunya harus diujicobakan dalam suatu penelitian. Hasil penelitian ini tentu saja akan membawa pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentangpenggunaan media gambar ilustratif dalam materi pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Oleh karena itu, permasalahan ini penulis tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan Media Gambar Ilustratif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan

dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Kamarang

Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar ilustratifterhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?

b. Bagaimanakah pelaksanan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar ilustratifterhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?

(14)

7

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap melaksanakan suatu program pekerjaan, tentu seseorang mempunyai maksud dan tujuan, begitupun dalam melakukan penelitian. Tujuan tersebut harus diketahui terlebih dahulu agar mendapat hasil yang memuaskan. Apabila tujuan penelitian sudah ditetapkan, pelaksanaan penelitian akan berjalan lancar dan terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar ilustratifterhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

b. Pelaksanan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar ilustratifterhadap siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

c. Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon meningkat setelah menggunakan media gambar ilustratif.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilaksanakan seharusnya memiliki manfaat baik manfaat praktis maupun manfaat teoritis yang akan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan atau bersangkutan dengan penelitian tersebut. Penelitian yang penulis lakukan mudah-mudahan dapat memberi manfaat kepada guru, lembaga dalam hal ini UPI Bandung, dan bagi penulis sendiri.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan wawasan peneliti terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan

(15)

8

sumber, situasi, dan waktu yang tersedia dalam proses kegiatan belajar mengajar.

b. Memberikan informasi kepada guru kelas IV tentang penggunaan media gambar ilustratif sebagai salah satu alternatif media pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.

c. Menjadi masukan yang berharga bagi lembaga, khususnya UPI Bandung dan sebagai bahan bacaan para mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian serupa.

1.5 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa istilah. Untuk menghilangkan kesimpangsiuran pemahaman terhadap istilah-istilah tersebut, penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

a. Media Gambar Ilustratif

Gambar ilustratif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah gambar yang digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sehingga mudah dipahami oleh siswa.

b. Pemahaman konsep bilangan bulat

(16)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Masalah utama dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Kamarang melalui media gambar ilustratif. Penerapan media gambar ilustratif dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (classrom action research).

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi tempat peneliti mengadakan penelitian adalah SDN 1 Kamarang yang berlokasi di Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon. Pemilihan Sekolah Dasar Negeri 1 Kamarang sebagai lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan bahwa pemahaman konsep dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkannya. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah karakteristik yang dimiliki oleh warga pendidik di sekolah tersebut yang terbuka dan selalu menerima berbagai pembaharuan yang bersifat positif, sehingga menggugah semua pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat agar kemampuan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dapat meningkat.

3.1.2 Waktu Penelitian

(17)

32

matematika, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar mata pelajaran yang lain.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud adalah pihak-pihak atau komponen-komponen yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan bersumber dari guru yang sedang mengajar dan perilaku siswa selama pembelajaran matematika berlangsung. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Kamarang yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Adapun untuk lebih jelasnya daftar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang dapat tergambar dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Daftar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang

NO NAMA

JENIS KELAMIN

Laki-laki Perempuan

1 ESM √

2 EH √

3 FA √

4 FAA √

5 II √

6 KJ √

7 M √

8 MA √

9 MIF √

10 MS √

11 MIN √

12 NRS √

13 N √

14 PPH √

15 RWK √

16 RM √

17 SRF √

18 SL √

19 SKB √

20 VAV √

21 WSI √

22 YAW √

23 IB √

24 DN √

(18)

33

3.3 Metode dan Desain Penelitian

3.3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Penelitian yang peneliti lakukan bercorak penelitian tindakan kelas (PTK). Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (http://www.google.com, 22 Oktober 2012) yang mengemukakan bahwa “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam penelitian kualitatif tidak boleh memandang individu ke dalam hipotesis atau perkiraan, tetapi perlu memandangnya sebagai suatu bagian dari suatu keutuhan. Sugiono (Ade Yudiharti, 2010:48) menerangkan fungsi penelitian kualitatif yaitu.

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Fokus penelitian kualitatif adalah kompleks dan luas. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses. Oleh karena itu, temuan dalam metode kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti (researcher’s values and perception). Hal inilah yang menyebabkan manusia berperan sebagai instrument penelitian (human instrument) dalam metode kualitatif.

Dasar pertimbangan menggunakan metode penelitian kualitatif ini adalah seperti yang diungkapkan oleh Moleong (Ade Yudiharti, 2010:48) sebagai berikut.

(19)

34

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap nilai yang dihadapi.

“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” Bogdan dan Taylor (http://www.google.com, 22 Oktober 2012). Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh), sehingga dalam hal ini tidak dapat mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

3.3.2 Desain Penelitian

(20)

35

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis Rencana Awal

Tindakan/

observasi Refleksi

Rencana yang direvisi

Refleksi

Tindakan/

(21)

36

a. Planning (recana)

Rencana merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi hambatan. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, selain itu rencana harus memandang kedepan dan rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal reflektif. Kunandar (Ade Yudiharti, 2010:51) menyatakan bahwa, “rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk

dapat diadaptasi dengan pengaruh yang tidak dapat diduga dan kendala yang belum kelihatan, perencanaannya disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil PBM, sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan”.

Peneliti melakukan pengamatan awal terhadap situasi kelas dalam konteks situasi sekolah secara umum. Dari sinilah peneliti mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang ada. Kemudian, bersama mitra peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas.

b. Action (Tindakan)

(22)

37

Menurut Sudarsono (Ade Yudiharti, 2010:52), sebelum peneliti melakukan tindakan mereka perlu menyusun langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi kepada guru mengenai cara melakukan tindakan atau

melatih guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukutng yang diperlukan di kelas. 3) Menyiapkan contoh-contoh perintah atau suruhan melakukan tindakan secara

jelas.

4) Mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap hasil yang dicapai dan mempersiapkan segala alat yang diperlukan.

5) Menyusun skenario mengenai segala hal yang akan dilakukan oleh guru, peneliti, dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa dalam pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan.

c. Observation (Pengamatan)

Observation (Pengamatan) ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Bimo Walgito (www.google.com, 22 Oktober 2012) yang mengungkapkan bahwa, “pengamatan adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung.

(23)

38

d. Reflection (Refleksi)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu.

Menurut Kunandar (Ade Yudiharti, 2010:53), “refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi dan berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis”. Refleksi dalam penelitian ini meliputi kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

Refleksi bertujuan untuk melihat hasil dari observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat mengoptimalkan upaya guru untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV melalui media gambar ilustratif.

Adapun kegiatan refleksi dalam kegiatan ini adalah:

1) Mengecek kelengkapan daya yang terjaring selama proses pembelajaran, yang terdiri dari lembar pengamatan observasi kinerja guru dan siswa, pedoman wawancara guru dan siswa serta hasil belajar siswa dari hasil tes. 2) Mendiskusikan hasil pengumpulan data antara guru, peneliti, dan kepala

sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan dan lain-lain.

3) Menyusun kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam RPP dengan mengacu pada hasil analisis data proses tindakan sebelumnya.

Menurut Kunandar (Ade Yudiharti, 2010:54) ada beberapa kegiatan yang penting dalam refleksi, seperti:

a) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan.

b) Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

(24)

39

d) Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi. e) Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.

3.3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis (2006:12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis yang lebih dari satu kali siklus, dalam tiap siklus itu terdiri dari rencana (pleaning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Penjabarannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Berangkat dari hasil pengamatan awal bahwa kemampuan siswa dalam memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan yang berakibat pada hasil belajar yang rendah, maka peneliti menggunakan media gambar ilustratif untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon yang dituangkan dalam RPP. b. Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa untuk

(25)

40

pembelajaran berlangsung, dilengkapi dengan pedoman wawancara baik untuk guru maupun untuk siswa.

c. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang pemahaman konep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat setelah menggunakan media gambar ilustratif.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Pra KBM

a. Menyiapkan bahan ajar.

b. Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang akan digunakan untuk menilustrasikan simbol (+) dan (-).

c. Menyiapkan permainan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

d. Mempelajari bahan pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

I. Kegiatan Awal

Apresepsi

Dalam kegiatan apresepsi, guru:

 Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu “berdiri senang duduk pun senang”.

 Mengingatkan kembali tentang konsep bilangan bulat dan contohnya.

 Menjelaskan tujuan pembelajaran melalui pertanyaan “anak-anak,siapa yang ingin bisa cara cepat dalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ?”

II. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

 Melalui pertanyaan dari guru peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

(26)

41

Dalam kegiatan elaborasi :

 Guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang simbol (+) dan (+), (+) dan (-), (-) dan (-), (-) dan (+) menggunakan gambar ilustratif. Misalnya :

(+) perempuan dan (-) laki-laki

Artinya (+) diilustrasikan sebagai perempuan dan (-) diilustrasikan sebagai laki-laki.

Contoh: 6 + (-3) dapat diilustrasikan terhadap simbol (+) dan (-) yang saling bertemu bahwa “perempuan dikatakan laki-laki adalah salah maka dapat diganti dengan satu simbol yaitu (-), jadi 6 + (-3) = 6 – 3 = 3. dst,.  Guru memberikan kasus-kasus mengenai penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat, kemudian melakukan diskusi kelas misalnya: bagaimanakah hasil dari:

(+) dan (+) contoh 3 + 5 =…… (+) dan (-) contoh 3 + (-6) =….. (+) dan (+) contoh 15 - 5 =.… (+) dan (-) contoh 18 - (-6) =…..

 Guru menyajikan permainan tentang operasi penjumlahan dan pengurangan, serta melibatkan peserta didik aktif dalam permainan tersebut secara bergantian dengan memilih angka yang telah disediakan, kemudian mengisikan ke tempat yang sesuai dengan hasil penjumlahan dan dan pengurangan dari kedua angka yang saling berdekatan.

Contoh gambar permainan untuk penjumlahan :

(27)

42

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi,guru :

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Evaluasi

a. Guru melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu.

III. Kegiatan Akhir / Penutup

a. Merefleksikan hasil kegiatan siswa.

b. Siswa bersama guru membuat kesimpulan. c. Evaluasi

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya suatu tindakan. Tujuan observasi adalah untuk mengumpulkan data yang didapat dari kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Langkah yang diambil yaitu peneliti melakukan observasi bagaimana media pembelajaran yang berupa gambar ilustratif digunakan.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan,

(28)

43

c. Penyusunan rencana tindakan selanjutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasarkan pada analisis data yang terkumpul untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

1.3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai “alat bantu” yang merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan dan lain-lain (http://www.google.com, 05 Oktober 2012).

Berdasarkan pada pedoman pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka untuk memperoleh data tentang gambaran kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Kamarang dalam kemampuan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan teknik paling mendasar dalam penilaian non testing. Observasi yang efektif dapat dilakukan melalui pengamatan secara jelas, sadar dan selengkap mungkin tentang perilaku individu sebenarnya dalam keadaan tertentu. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

(29)

44

diantaranya adalah lembar observasi guru dalam kegiatan pembelajaran, observasi aktivitas siswa, adapun formatnya (terlampir).

2. Pedoman wawancara

Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.Hal ini sejalan dengan pendapat Denzig (http://google.com/p4mirstkippgrisda.Wordpress.com, 05 Oktober 2012) yang menyatakan bahwa “wawancara adalah suatu percakapan terpimpin dan tercatat atau suatu percakapan secara tatap muka dimana seseorang mendapat informasi dari orang lain.

Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung percakapan antara pewawancara dan yang diwawancara. Pedoman ini bisa berbentuk bebas dan berstruktur, bentuk bebas yaitu pedoman yang tidak disertai dengan kemungkinan jawaban sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya, kelebihannya ialah informasi lebih padat dan lengkap, pewawancara harus bekerja keras dalam menganalisis jawaban yang telah disiapkan sehingga siswa dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis dan kemudian dibuat kesimpulan.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang kesulitan dan kesan-kesan yang dialami siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar ilustratif untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil wawancara sangat berguna untuk meyakinkan data hasil observasi dengan format terlampir. Adapun format wawancara yang digunakan diantaranya adalah format atau lembar wawancara guru dan format wawancara untuk siswa (terlampir).

Alat instrumen untuk wawancara berupa pedoman wawancara, meliputi nama yang diwawancara, waktu wawancara, tempat wawancara, masalah-masalah yang berupa pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan wawancara (terlampir). 3. Tes Hasil Belajar

(30)

45

Tes dapat dikatakan baik yang dapat digunakan sebagai alat pengukur yaitu harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki: validitas, reliabilitas, dan objektivitas. Tes hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa yang akan mempengaruhi juga terhadap hasil belajar siswa antara sebelumnya dan sesudah pemberian tindakan, diawali dengan menentukan aspek-aspek yang akan diteliti, dan dilanjutkan dengan penskoran.

Penskoran dalam tes ini menggunakan metode analisis yang dikemukakan oleh Azhar,L.M (http://google.com, 1 november 2012) bahwa “metode analisis yakni menskor dengan menyiapkan model jawaban berdasarkan tahapan tingkat kebenaran suatu jawaban dengan memberikan skor tertentu”.

[image:30.595.105.487.89.198.2]

Berdasarkan pedoman padah penskoran diatas, peneliti menggunakan kriteria penskoran pada soal bentuk uraian sebagai berikut:

Tabel 3.2Tabel Kriteria Jawaban dan Penskoran

No Kriteria Jawaban Skor

1 Tidak diisi 0

2 Menuliskan langkah salah, jawaban salah 3 3 Menuliskan langkah salah, jawaban benar 6 4 Menuliskan langkah benar, jawaban salah 9 5 Menuliskan langkah benar, jawaban benar 10

3.3.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan lebih berfokus pda permasalahan, penulis membatasi penelitian dengan ruang lingkup sebagai berikut.

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar ilustratif.

Kriteria Skor

¼ benar 3

½ benar 6

Benar 9

(31)

46

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Bahan penelitain, yaitu nilai postes hasil pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media gambar ilustratif. 4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kamarang. 5. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Kamarang Kecamatan

Greged Kabupaten Cirebon.

3.3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang peneliti maksud yaitu cara yang digunakan untuk mengelola data yang dilakukan dengan kegiatan untuk mengubah skor mentah menjadi skor masak. Teknik pengolahan data yang peneliti lakukan menggunakan penelitian kualitatif, menurut Moleong (Yudiharti Ade, 2010:63) “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang tidak didasarkan pada kaidah-kaidah statistik, namun lebih menekankan pada data deskriptif dari hasil pengamatan pada suatu wilayah penelitian”.

1) Data Proses

Aspek yang dinilai dalam penelitian proses melitputi aspek keaktifan, pemahaman dan tanggung jawab, dan data proses diperoleh saat kegiatan pembelajaran tindakan berlangsung.

2) Data Hasil Belajar

Aspek yang dinilai dalam penelitian proses meliputi ketepatan simbol, ketepatan menjawab soal dan kepaduan jawaban, nilai ini diperoleh siswa dengan penilaian skor perolehan yang dijumlahkan dari setiap nomor soal.

Nilai = Jumlah skor dari semua nomor soal Kriteria penapsiran

(32)
[image:32.595.79.566.185.570.2]

47

Tabel 3.3 KKM

Matematika Kelas IV SDN 1 Kamarang

Nilai KKM = (63+60+60) = 61 Keterangan:

Jika siswa mendapat nilai ≥ 60 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai < 60 dikatakan tidak tuntas. b. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

Pada tahap ini data yang sudah tersusun berdasarkan jenisnya, kemudian dianalisis untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan pada tahapan penelitian Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Kriteria Penentuan KKM

KKM Kompleksitas intake

siswa

Daya dukung

5. Menjumlahkan 5.2Menjumlahkan

1. Melakukan penjum- 60 60 60 60 dan mengurangkan bilangan bulat lahan bilangan bulat

bilangan bulat positif dan positif

2.Melakukan penjum-

lahan bilangan bulat

positif dan negatif

3. Melakukan

penjum-

lahan bilangan bulat

negatif dan negatif

5.3Mengurangkan 1.Melakukan pengur-

bilangan bulat angan bilangan bulat

positif dan positif

2.Melakukan pengur-

angan bilangan bulat

positif dan negatif

3.Melakukan Pengur-

angan bilangan bulat

(33)

48

berikutnya. Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data diolah dan direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu merangkum menjadi intisari yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan yang kemudian disajikan, dimaknai dan diperiksa keabsahannya.

3.3.7 Validasi Data

Validasi data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan ataupun pengujian. Validasi membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan atau sebenarnya.

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada Hopkins Wiraatmadja, 2005:168-171 (http://www.google.com, 19 Nopember 2012) bahwa untuk mengetahui sebuah data menggunakan:

a. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama kegiatan observasi atau wawancara dari narasumber.

Dalam proses ini data atau informasi yang diperoleh peneliti selama observasi dikonfirmasikan pada guru dan siswa melalui refleksi pada akhir tindakan. Data-data hasil observasi diperiksa kembali kebenarannya melalui diskusi dengan siswa pada akhir tindakan, sehingga data atau informasi akan tetap dan data akan tetap terjaga kebenarannya.

b. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti,

dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

(34)

49

c. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan dengan pembimbing.

d. Expert Opinion, yakni meminta nasihat kepada pakar khususnya yang

menguasai bidang kajian penelitian yang sedang dilakukan.

(35)

115

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar

ilustratif dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah peneliti melakukan penelitian terhadap sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian dan peneliti simpulkan bahwa SDN 1 Kamarang termasuk SD yang berkarakteristik baik karena sudah berakreditasi ‘A’ dan 77% pengajarnya sudah ‘Sarjana Pendidikan’. Selain itu di SDN 1 Kamarang 53% tenaga pengajarnya sebagai PNS dan 75% sudah bersertifikasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media gambar ilustratif dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dilihat dari aktivitas siswa pada siklus II 18 siswa atau 75% siswa sudah mencapai kategori baik, dan 6 siswa atau 25% mencapai kategori cukup. Hasil kinerja guru pada siklus II bahwa dari 21 sub aspek yang menjadi fokus pengamatan, diperoleh 21 sub aspek atau 100% yang berhasil dilakukan guru dengan interprestasi baik.

(36)

116

siswa atau 71%; pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 21 siswa atau 87,5% dan yang tidak tuntas berjumlah 3 siswa atau 12,5%, dengan rata-rata nilai 76,42; pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 23 siswa atau 95,8% (siwa yang mencapai prasyarat pembelajaran) dan yang tidak tuntas berjumlah 1 siswa atau 4,2%. Pada siklus II mencapai rata-rata nilai 83,79.

1.2Saran

Dengan memperhatikan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media gambar ilustratif dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon. Ada beberapa hal yang dapat peneliti sarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian, adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Media gambar ilustratif ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SD, sehingga hasil belajar siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkat pula.

2. Bagi Kepala Sekolah

Media gambar ilustratif dapat digunakan sebagai salah satu pembinaan bagi guru dalam meningkatkan pemahaman konsep khususnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini dapat termotivasi untuk melakukan penelitian.

(37)

117

(38)

118

DAFTAR PUSTAKA

Buku Literatur:

Hermawan,H. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press.

Hidayat,T. (2004). Titian Mahir Matematika. Jakarta: Visindo Media Persada. Mustaqim,Burhan,. dan Astuty,Ary. (2008). Ayo Belajar Matematika 4. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nuryamah,Emoh. (2007). Implementasi Penggunaan Teknik Cooperative

Learning Dalam Pembelajaran Menulis Surat. (Skripsi, tidak

dipublikasikan).

Suwito. (2003). Rahasia Penerapan Rumus-rumus Matematika SD. Surabaya: Gitamedia Press.

Wiraatmadja,Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yudiharti,Ade. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tife Kancing

Gemerincing Dengan Menggunakan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Dalam Melengkapi Cerita Rumpang. (Skripsi, tidak dipublikasikan).

Internet :

http://www.putusutrisno.blogspot.com/2011/04/Penerapan-media-audio-visual-untuk.html?m=1 (15 oktober 2012)

http://www.google.Juprimalino.blogspot.com/2012/05/pengertian-definisi-gambar-ilustrasi.html?m=1 (16 0ktober)

http://www.google.com/m?q=kelemahan+media+gambar&client:ms-opera-mini&channel:new (15 Oktober 2012)

http://www.Definisi pemahaman konsep dalam pembelajaran (16 Oktober 2012) http://www.google.com/pengertian media grafik(15 Oktober 2012)

[image:38.595.113.512.271.636.2]
(39)

119

http://www.google.com/definisi penjumlahan(16 Oktober 2012)

http://www.google.com/url?q=http://ebookbrowse.com/pengertian-pengamatan-menurut-para-ahli-menurut-sumbernya (21, 22 Oktober 2012)

http://www.google.com/definisimatematika menurut para ahli (21 Oktober 2012) http://www.google.com/definisi metode kualitatif (22 Oktober 2012)

http://www.google.com/instrumen penelitian (05 Oktober 2012)

http://www.google.com/penskoran metode analisis (01November 2012) http://www.google.com/Validasi data (19November 2012)

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Hasil Data Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Kamarang
Tabel 3.1 Daftar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang
+5

Referensi

Dokumen terkait

The dynamictwo-phase equations are solved numeri- cally by finite difference with alternating direction implicit method algorithm, and then applied to simulate humidity and

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu.. Nurihsan,

[r]

Jumlah penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan PS, yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sama dengan PS selama tiga tahun. 93 93 7.1.5.1 Jumlah

Stasiun Pengendali Satelit Utama yang terletak di Cibinong merupakan perusahaan yang berfungsi untuk mengendalikan suatu peralatan di satelit serta mengantarkan informasi antar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Rakhmat

Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa: Studi Pada Guru Matematika Smp Di Kota Makassar..