• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN

BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN

Oleh

Lilih Linda Purnamasari

1107084

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya nilai hasil ulangan IPA tentang pemanfaatan bagian tubuh hewan dan tumbuhan, hal ini ditandai nilai KKM masih mencapai 55, padahal target yang diharapkan 65, demikian pula cara guru melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengungkap perencanaan, pelaksanaan dan untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI semester I SDN Jelegong II Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung yang berjumlah 40 siswa. Dengan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran mulai dari penyajian kelas, belajar kelompok, turnamen, tahap perhitungan skor dan penghargaan serta post tets untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPA menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa sangat aktif dan senang bekerja dalam kelompoknya masing-masing, demikian pula perolehan nilai siswa dalam pembelajaran IPA tentang pemanfaatan bagian tubuh hewan dan tumbuhan mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 65,75. Pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 76,25 atau sebanyak 82,50% siswa yang mencapai nilai KKM.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang pemanfaatan bagian tubuh hewan dan tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ada beberapa saran yang hendak disampaikan, antara lain : (1) agar penggunaan model pembelajaran Cooverative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat diterapkan sesuai dengan kondisi kelas, (2) agar lebih kreatif dalam menyusun dan mempersiapkan langkah-langkah serta perencanaan pembelajaran yang matang dalam melakukan tindakan penelitian agar berjalan dengan baik dan hasilnya maksimal.

(2)

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran ... 10

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 15

B. Hasil Belajar ... 16

(3)

Dedi Maulana Sidik, 2013

D. Teams Games Tournament (TGT) ... 24

1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT) ... 24

2. Unsur-unsur Teams Games Tournament (TGT) ... 26

3. Keunggulan dan Kelemahan Teams Games Tournament (TGT) ... 29

4. Langkah-langkah Kegiatan Teams Games Tournament (TGT) ... 30

E. Mata Pelajaran IPA ... 33

1. Pengertian IPA ... 33

2. Tujuan Pembelajaran ... 34

3. Ruang Lingkup IPA ... 36

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di SD ... 36

5. Penerapan Model Cooverative Learning tipe TGT Dalam Pembelajaran IPA di SD ... 38

6. Materi Pembelajaran IPA ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian (Penelitian Tindakan Kelas) ... 45

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 46

C. Subjek Penelitian ... 47

(4)

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 49

3. Observasi Pembelajaran ... 50

4. Refleksi Pembelajaran ... 51

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Per Siklus ... 58

1. Siklus I ... 58

a. Perencanaan Pembelajaran ... 58

b. Pelakanaan Pembelajaran ... 59

c. Observasi Pembelajaran ... 70

d. Refleksi Pembelajaran ... 74

2. Siklus II ... 76

a. Perencanaan Pembelajaran ... 76

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 77

c. Observasi Pembelajaran ... 88

d. Refleksi Pembelajaran ... 91

B. Pembahasan ... 92

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 94

2. Lembar Observasi Keaktifan Guru ... 95

(5)

Dedi Maulana Sidik, 2013

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia pendidikan meliputi pendidikan di tingkat perguruan tinggi, SMA, SMP, dan SD. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang maju maka harus dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan tersebut. Mutu pendidikan dikatakan baik jika proses belajar mengajar disemua jenjang tersebut benar-benar efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai kemampuan intelektual, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan.

Di dalam KTSP disebutkan bahwa tujuan utama kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian hasil prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar, dan prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.

(7)

pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal. Hal ini berarti tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan (Sanjaya, 2008:162).

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.

Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal (Aunurrahman, 2010:140)

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan dan keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa dalam suatu pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas. Model pembelajaran yang monoton akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar. Hal ini disebabkan karena siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang sama terus menerus. Karena itu, guru diharapkan dan mau menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompok-kelompok belajar siswa.

(8)

meningkatkan motivasi untuk belajar serta membangkitkan daya kreatifitas siswa. Karena IPA sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena IPA merupakan suatu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

(9)

Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu model tertentu dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara keseluruhan, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sekaligus mengembangkan aspek kepribadian seperti kerja sama, bertanggung jawab dan disiplin. Salah satu model yang dapat memotivasi siswa dalam belajar IPA, meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan minat siswa sehingga memuncukan suasana yang mendukung dalam belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning.

Menurut Sanjaya (2008: 242) pembelajaran cooperative merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Salah satu contoh model pembelajaran cooperative adalah metode tipe Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran cooperative, model TGT adalah salah

(10)

menempati posisi sangat dominan dalam pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan untuk memahami dan menguasai materi yang sedang dipelajari dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Selain itu, menurut beberapa peneliti terdahulu yang telah melaksanakan penelitian, model pembelajaran cooperative tipe Team Games Tournament (TGT) baik dilaksanakan di sekolah dan dapat memotivasi siswa

dalam belajar serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui

sebuah penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Teams

Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pemanfaatan

Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

(11)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan di SDN Jelegong II?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengungkap perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan.

2. Mengungkap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan.

3. Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan

dan Tumbuhan di SDN Jelegong II

(12)

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini untuk siswa, guru dan sekolah, antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan dapat memberi masukan dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang akan disampaikan oleh guru. b. Diharapkan dapat memberi masukan dalam rangka membiasakan siswa

untuk belajar aktif dan kreatif.

c. Diharapkan dapat memberi masukan dalam rangka meningkatkan tanggung jawab, saling menghargai orang lain dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 2. Bagi Guru

a. Diharapkan dapat memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran Cooperative Learning dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

b. Sebagai bahan kajian dalam memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mengajar mata pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

(13)

E. Definisi Operasional

Adapun istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar menurut Sudjana (2006:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru yaitu hasil ulangan harian yang diperoleh guru.

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TGT

Menurut Nur (2005:7) TGT mula-mula dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran cooperative John Hopkins yang pertama. TGT menggunakan presentasi guru yang sama dan kerja tim seperti pada STAD, namun mengganti kuis dengan turnamen.

(14)

Menurut Nash (dalam Usman, 2006:2) IPA adalah “ Suatu cara atau metode

untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk

suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amati”.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Katakteristik Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut : a. Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya, b. metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian, c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, d. Tujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Aqib, 2008:3).

Menurut Hermawan, R.dkk (2007:79), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional.

(16)

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini gambarannya sebagai berikut :

[image:16.595.121.508.227.667.2]

u

Gambar 3.1 Perencanaan

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi Siklus I Observasi

Perencanaan

S I K L U S I

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi Siklus II Observasi

S I K L U S II Perencanaan

(17)

Spiral PTK (Kemmis dan Mc. Taggart, dalam Ruswandi Hermawan, dkk 2007:127-128)

Menurut Mulyasa (2009:89), secara umum penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk : a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran; b. meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan pada peserta didik sehingga tercipta layanan prima; c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya; d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan; e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmih, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa siswi kelas VI (Enam) SD Negeri Jelegong II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa, dengan rincian 23 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

D. Lokasi Penelitian

(18)

E. Prosedur Penelitian (Rancangan Siklus Penelitian)

1. Perencanaan Pembelajaran

Melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan dalam belajar

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang ditetapkan dalam PTK. c. Membuat LKS yang akan diberikan kepada siswa

d. Pemilihan media pembelajaran

e. Menyiapkan daftar kelompok untuk turnament, dimana pada kelompok awal siswa dikelompokan berdasarkan kemampuan yang heterogen (tinggi-sedang-rendah), untuk kemudian masing-masing kelompok mengirim perwakilannya (yang berkemampuan setara dengan wakil dari kelompok lain) untuk berkompempetisi. f. Menyiapkan lembar observasi (observasi keterlaksanaan

pembelajaran dan observasi aktivitas siswa).

g. Menyiapkan dan menyusun kartu pertanyaan untuk turnament. h. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

(19)

j. Menyiapkan peralatan dokumentasi untuk mendukung hasil penelitian seperti kamera digital.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian diawali dengan melihat hasil pra siklus. Dimana hasil dari pra siklus itu akan menjadi refleksi dan akan dijadikan acuan untuk melakukan langkah-langkah berikutnya yaitu pada siklus I dan siklus II.

Langkah-langkah dalam siklus I dan II adalah :

a. Apersepsi digunakan agar dapat memotivasi siswa sehingga siswa tertarik dengan materi yang akan disampaikan guru. b. Memberikan motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok setelah setiap kelompok mendapatkan LKS dari guru.

d. Melaksanakan diskusi kelas yang dibimbing oleh guru.

(20)

siswa mengambil satu kartu dan memberikannya kepada siswa lain yang duduk di sebelah kirinya untuk membacakan pertanyaan yang ada dalam kartu tersebut. Siswa yang mengambil kartu berhak menjawab pertanyaan terlebih dahulu, jika siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu tersebut maka siswa akan mendapat poin. Jika siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan itu maka pertanyaan akan dilempar kepada teman sebelah kanan dan seterusnya. Pada sesi kedua, diadakan soal rebutan yang dibacakan oleh peneliti dan observer.

f. Menghitung seluruh jumlah skor yang didapat tiap masing-masing kelompok.

g. Mengumumkan hasil penilaian dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi kelompok terbaik.

h. Memberikan tes kepada siswa secara individu.

3. Observasi Pembelajaran

(21)

mencatat kegiatan pembelajaran yang terjadi selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe TGT . Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi, baik itu lembar observasi kegiatan guru dan siswa seperti situasi belajar, keaktifan siswa, kemampuan siswa dalam bekerja berkelompok, termasuk juga pengamatan terhadap pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampak yang akan terjadi terhadap proses dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis dan pengkajian terhadap data hasil observasi serta pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan sebagai bahan refleksi untuk melaksanakan siklus selanjutnya. Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe TGT.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Instrument Tes dan Instrument Non Tes.

1. Instrument Tes

(22)

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan selama pembelajaran berlangsung disetiap siklusnya. Bertujuan untuk mengarahkan atau menuntun kegiatan percobaan dalam kegiatan diskusi kelompok. Di dalam kelompok diharapkan setiap siswa dapat menjadi motivator bagi temannya khususnya teman dalam satu kelompok. Sehingga siswa yang kurang memahami dapat terbantu dengan teman yang lain.

b. Soal tes

Soal tes dalam pelaksaan tindakan ini sangat penting karena soal tes ini untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Dalam tindakan setiap siklusnya soal tes berupa pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal dan berupa uraian dalam lembar kerja siswa (LKS). Soal tes berupa pilihan ganda dikerjakan oleh siswa dan hasil tersebut dijadikan sebagai patokan dalam penelitian ini dan mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan penelitian ini. Dan soal tes berbentuk uraian dikerjakan oleh tiap kelompok dan tidak dijadikan sebagai patokan dalam mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan penelitian ini.

2. Instrument Non Tes

(23)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disediakan untuk merancang kegiatan pembelajaran dan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) juga menentukan langkah-langkah kegiatan.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa dan guru. Lembar ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan untuk mengetahui kekuranga-kekurangan dalam aktivitas pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer dan dalam tahapan pelaksanaan ini yang melakukan observasi atau yang menjadi observer yaitu guru lain atau teman sejawat.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan tahap akhir setelah semua data terkumpul. Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil pengisian observasi sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa.

(24)

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan jumlah subjek, dapat dirumuskan sebagai berikut :

X = X 1

N

Keterangan : X = rata-rata

Σ = jumlah seluruh skor

N = jumlah subjek

Pengolahan data dilakukan untuk menghitng hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dan menghitung presentase keberhasilan guru dalam melaksanakan model pembelajaran, berikut ini adalah cara mengolah data dari setiap insrument.

1. Soal Test

Tes Pilihan Ganda (Multiple choice test)

Bentuk pilihan ganda menyediakan sejumlah kemungkinan jawaban tapi satu diantaranya adalah jawaban benar dan penskoran setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang benar itu dari sejumlah kemungkinan (option) yang tersedia.

(25)

S = R Keterangan :

[image:25.595.117.510.213.633.2]

S = Skor yang diperoleh (raw score) R = Jawaban yang betul

Tabel 3.1

Klasifikasi Interpretasi Nilai Post Test

Besaran Persentase Interpretasi

90 – 100 Sangat Baik (A)

75 – 89 Baik (B)

55 – 74 Cukup (C)

40 – 54 Rendah (D)

< 39 Rendah Sekali (E)

(26)

Tes uraian bentuk terbatas, artinya butir soal itu hanya menyangkut masalah utaman yang dibicarakan, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (yang dibatasi). Untuk tes uraian bentuk terbatas penilaian atau perhitungan skor nya dilihat dari nilai bobot setiap jawaban.

Rumusnya sebagai berikut :

S = R Keterangan :

S = Skor yang diperoleh (raw score) R = Jawaban yang betul

3. Soal Tournament

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok. Skor kelompok didapat dari setiap anggota kelompok yang menjawab benar dalam turnamen. Setiap soal turnamen mempunyai skor 50. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.

Sertifikat penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria penghargaan kelompok, yaitu sebagai berikut :

(27)

Kriteria Penghargaan Kelompok

No Kriteria (Rata-rata kelompok) Kategori

1 30-40 Good Team

2 40-45 Great Team

3 > 45 Super Team

4. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar yang berhubungan dengan tes perbuatan atau tes unjuk kerja yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan, tindakan, atau unjuk kerja.

[image:27.595.112.515.126.730.2]

Dalam lembar observasi ini yang dinilai yaitu kerjasama kelompok dalam melakukan kegiatan percobaan, keaktifan kelompok (partisipasi) dan tanggung jawab ketika berdiskusi dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Penskoran lembar observasi kemampuan kelompok siswa menggunakan skala 1-4. Hasil jurnal dianalisis dan dipresentasekan. Dan berikut kriteria penilaian yang digunakan pada tabel penilaian :

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Kegiatan dan Nilai Rata-rata

Kriteria Penilaian Kegiatan

1 = Kurang = 0% - 25% 2 = Sedang = 26% - 50% 3 = Baik = 51% - 75 % 4 = Baik Sekali = 76% - 100%

Nilai Rata-rata

(28)

Skor maksimal tiap siswa = 16

Persentase maksimal kelompok = 100%

Setelah dilaksanakan perencanaan dan pengamatan maka dapat diketahui hasil pembelajaran tersebut. Apakah terjadi peningkatan atau tidak setelah dilakukan kegiatan setiap siklus. Kemudian setelah dianalisis maka dilakukan refleksi pada setiap siklus untuk mengetahui apakah ada perbaikan peningkatan pembelajaran setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Team Games Tournament (TGT).

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan mengenai

yang dilaksanakan pada siklus I sampai siklus II mengenai “Upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA tentang pemanfaatan

bagian tubuh hewan dan tumbuhan di SDN Jelegong II kelas VI Semester I tahun ajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung” , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan

(30)

tournament, menyusun alat evaluasi berupa Post Test, dan membuat sertifikat penghargaan.

Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan tahapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu Pengelolaan Kelas, Pembentukan Kelompok (Teams), Permainan (Games), Kompetisi (Tournament), dan Penghargaan Kelompok (Team Recognize).

2. Pelaksanaan

(31)

Pada pelaksanaan siklus II, beberapa aspek kegiatan yang diteliti oleh observer mulai menunjukkan kearah yang lebih baik. Pada siklus II ini peneliti merubah alokasi waktu yang ada di RPP dengan keadaan di lapangan, peneliti juga merubah jumlah kelompok dalam belajar kelompok dan kelompok turnamen sehingga pada pelaksanaannya siswa dapat bekerja sama dengan maksimal. Dan hasil perolehan keaktifan siswa dalam belajar kelompok di siklus II pun meningkat menjadi 80,8% dengan criteria

penilaian kegiatan “Baik Sekali”.

3. Hasil Belajar Siswa

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi pemanfaatan bagian tubuh hewan

dan tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan oleh tes hasil belajar siswa secara individu tiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 55,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 25,00%. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 65,75 dengan ketuntasan belajar sebesar 60,00%. Dan rata-rata pada siklus II meningkat kembali menjadi 76,25 dengan ketuntasan belajar sebesar 82,50%.

Dan pada siklus I ini dapat dilihat dari 40 siswa yang hadir, seluruh

siswa hanya mendapatkan nilai yang berada dalam kategori “Sangat Baik”

sebanyak 2 orang, kategori “Baik” sebanyak 10 orang, kategori “Cukup”

(32)

pada siklus II ini dapat dilihat dari 40 siswa mendapatkan nilai yang berada

dalam kategori “Sangat Baik” sebanyak 10 orang, kategori “Baik” sebanyak

14 orang, dan kategori “Cukup” sebanyak 16 orang.

Dengan keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I yaitu sebesar 66,24% dengan kriteria penilaian kegiatan yaitu “Baik” dan nilai rata-rata

keaktifan siswa dalam kelompoknya termasuk ke dalam kriteria “Baik”.

Sedangkan keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus II yaitu sebesar 80,8% dengan kriteria penilaian kegiatan yaitu “Baik Sekali” dan nilai rata

-rata keaktifan siswa dalam kelompoknya termasuk ke dalam kriteria “Baik

Sekali”.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat penulis sampaikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi pemanfaatan bagian tubuh hewan

dan tumbuhan dapat memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran IPA dan kemampuan siswa dalam bekerja sama/ berdiskusi dengan temannya sehingga siswa dapat belajar cara menghargai pendapat temannya.

(33)

Guru dapat menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT), sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran. Namun, dalam perencanaan atau penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajarannya guru harus bisa mengalokasikan waktu dengan baik. Sehingga dalam pembelajaran dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat diterapkan sesuai dengan materi dan

(34)
(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ali. 2003.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. Rineke Cipta

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aqib, Z. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung : CV Yrama Widya.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Cirasas.

Hermawan, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi kesatu). Bandung : UPI PRESS.

Http://zizer.wordpress.com/2009/12/05/pengertian-dan-komponen-rpp/ diakses pada tanggal 8 Desember 2012.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Cooperative Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(36)

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muslichah asyari. 2006. Penerapan Sains Teknologi Masyarakat Dalam Pembelajaran Sainis di SD. Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketyenagaan

Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. PSMS : UNESA.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Purwanto, D. 2011. Pembelajaran Menggunakan Metode TGT. Tersedia: http:// Metode Pembelajaran Team – Games – Tournament (TGT) WordPress.com Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Samatowo Usman. 2006 .Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin, R. (2009), Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhartanti, Dwi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasinal.

Sumarni (2012).http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model- kooperatif-tipe-teams.html diakses tanggal 28 Agustus 2012

Sumiati, Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima

(37)

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1  Klasifikasi Interpretasi Nilai
Tabel 3.3  Kriteria Penilaian Kegiatan dan Nilai Rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) mengungkakan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan tentang (1) perencanaan pembelajaran mata pelajara IPA materi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan model konvensional terhadap prestasi

Sehingga perlu adanya analisis kembali secara keseluruhan dalam sebuah penelitian untuk melihat seberapa besar peningkatan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar IPA yang diupayakan melalui model pembelajaran teams games tournaments

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 2

Tabel 3 Data Pre-test Post-test n-gain N 31 31 - Rata-rata 60,71 83,19 0,56 Dari tabel diatas dapat disimpulkan yaitu nilai N-Gain kelas yang sesudah diberikan perlakuan