• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Kritis Masyakat Sipil Rancangan Teknokratik RPJMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Telaahan Kritis Masyakat Sipil Rancangan Teknokratik RPJMN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Rahmat Sabani

Disampaikan pada acara Penjaringan Aspirasi Masyarakat sebagai masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019, Mataram , 27 Februari 2014

Bung Hatta II/4 Majeluk Mataram-Lombok NTB

Telp/fax: 0370-627386

Email: konsepsi01@gmail.com

Telaahan Kritis Masyakat Sipil

(2)

Dalam sejarahnya, ada empat pengertian masyarakat

sipil;

MS dipahami sebagai sistem kehidupan bernegara

(Aristoteles, Thomas Hobbes, John Locke dan Thomas Paine)

MS berhubungan dengan visi etis tentang kehidupan

masyarakat yang beradab (Adam Ferguson)

MS sebagai elemen ideologis dari kelas dominan (G.W.F.

Hegel, Karl Marx dan Antonio Gramsci)

MS sebagai kekuatan pengimbang (penyeimbang) terhadap

(3)

definisi

“Sebuah arena, yang berlainan dari negara dan

pasar, dimana anggota masyarakat

berkelompok dan berinteraksi satu dengan yang

lain untuk mendefinisikan, menyatakan, dan

mendorong nilai-nilai, hak-hak dan

(4)

MASYARAKAT SIPIL

Region Spektrum Mas yarakat Sipil

Kalimantan . Organisasi etnik . Organisasi pemuda

. Organisasi agama . Organisasi kemahasiswaan . Organisasi berbasis sosio-biologis . Lembaga swadaya masyarakat . Organisasi profesi . Lembaga akademis

. Koperasi . Partai politik . Gender

Sumatera . Kelompok tani . Kelompok masyarakat adat . Organisasi buruh . Kelompok agamawan

. Organisasi nelayan . Kelompok miskin kota

. Ornop . Kelompok budayawan

. Organisasi profesi . Ormas

. Organisasi mahasiswa/pelajar . Organisasi etnis

(5)

MASYARAKAT SIPIL

Jabotabek . Kelompok swadaya masyarakat . Gerakan sosial

. Organisasi sosial . Lembaga kemasyarakatan . Organisasi masyarakat . Watchdog

. Organisasi profesi . Masyarakat adat . Organisasi keagamaan . Kelompok agama . Kelompok hobi . Kelompok etnis . Organisasi non pemerintah

Nusa Tenggara . LSM/NGO . Kelompok perempuan

. Kelompok petani . Koperasi/usaha kecil menengah . Kelompok buruh . Organisasi sosial/kemasyarakatan . Kelompok nelayan . Parpol

. Kelompok pengrajin . Organisasi hobi

. Kelompok profesi . Organisasi sosial politik . Tokoh/kelompok masyarakat adat . Keluarga

. Kelompok pemuda/anak . Pers (organisasi pers)

(6)

MASYARAKAT SIPIL

Sulawesi-Papua . Kelompok mahasiswa dan organisasi . Petani

.

kepemudaan

Kelompok perguruan tinggi ? .

Kelompok nelayan Partai politik

. Kelompok buruh . Kelompok preman .

.

Kelompok swadaya masyarakat Kelompok perempuan

. Kelompok lesbian, homo dan waria

. Kelompok arisan . Kelompok anak jalanan

. Kelompok miskin kota Jawa-Bali . Lembaga akademis . Organisasi agama

. Masyarakat adat . Petani/serikat petani . Lembaga swadaya masyarakat . Organisasi kepemudaan . Pers/lembaga pers . Organisasi kemasyarakatan . Seniman . Organisasi miskin kota . Organisasi seni/budaya . Organisasi difabel . Serikat pekerja . Organisasi buruh

Sulawesi-Papua . Kelompok mahasiswa dan

(7)

Pengukuran Indeks Masyarakat Sipil

Melihat tingkat kesehatan masyarakat Sipil

secara partisipatif

Dilakukan pada 6 Region yaitu : Kalimantan,

Region Sumatera, Region Jabotabek, Region

Nusa Tenggara, Region Jawa-Bali dan Region

Sulawesi-Papua, serta dilakukan pada tingkat

nasional

(8)

Indikator

Menggunakan Skor 1 - 4

Sakit (1.00-1,75) = pernyataan dalam indikator sangat tidak sesuai

dengan kenyataan.

Realitas menunjukkan situasi yang berkebalikan dengan pernyataan

dalam indikator.

Kurang sehat (1,76-2,50) = pernyataan dalam indikator kurang

sesuai dengankenyataan, walau ada sebagian kecil situasi yang

memang telah terjadi.

Cukup Sehat (2,51-3,25) = pernyataan dalam indikator hampir

sesuai dengan kenyataan, walau tak sepenuhnya kondisi yang

dicita-citakan itu ada (masih ada kelemahan/kekurangan

disana-sini).

Sehat (3,26-4,00) = pernyataan dalam indikator sesuai dengan

(9)

Kesehatan MS : INTAN NASIONAL

Nilai Relasi Lingkup Hasil 2.08 2.42 Lingkungan Eksternal 2.13 2.63 2.44

(10)

Dimensi Lingkungan Eksternal

skor 2,13 ; kurang sehat.

subdimensi konteks politik,

subdimensi konteks sosial ekonomi, dan

subdimensi konteks hak-hak sipil/kebebasan

(11)

Penilaian

Partisipasi MS dalam proses-proses politik masih rendah.

Lemahnya penegakan hukum; masih banyak koruptor-koruptor yang tidak

berhasil dijerat hukum.

Produk hukum yang dikeluarkan belum mencerminkan keadilan.

Kapasitas negara dalam menjalankan fungsi-fungsinya masih lemah.

Pelaksanaan desentralisasi masih lamban, hal itu tercermin dengan masih

belum efektifnya kinerja pemerintah daerah.

Kondisi sosial ekonomi rakyat yang timpang (terjadi kesenjangan yang

tajam).

Berbagai sektor dalam kehidupan sosial belum mencerminkan keadilan

gender.

(12)

Dimensi Lingkup

skor 2,42 ; “kurang sehat”.

4 subdimensi ;subdimensi tindakan warga negara, organisasi masyarakat sipil,

relasi antar OMS serta sumber daya OMS

• lemahnya tindakan warga juga teridentifikasi dari tindakan warga negara dalam mengambil tindakan politis yang masih sedikit.

• peningkatan jumlah, jenis dan aktivitas OMS yang mendapat dukungan dari publik dan memberikan pengaruh serta dampak positif terhadap publik.

• interaksi dan komunikasi yang terjadi antar penggiat masyarakat sipil

• aksi-aksi warga yang diwujudkan dalam tindakan politis masih sangat terbatas dan bersifat parsial.

• ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan atas hak, trauma-trauma akan represi dan adanya kecurigaan serta prasangka sosial yang tinggi antar warga yang

berbeda suku/agama/ras (sektarian) menjadi faktor penyebab internal kondisi ini.

• tataran eksternal tuntutan-tuntutan yang mengemuka sering tidak diakomodasi dalam kebijakan negara dan oleh sektor swasta.

(13)

Dimensi Relasi ; 2,08 ; kurang sehat

empat subdimensi yang terdapat didalamnya yaitu subdimensi kualitas hubungan masyarakat sipil - negara; subdimensi pengaruh masyarakat sipil terhadap pasar; subdimensi pengaruh pasar terhadap masyarakat sipil serta subdimensi keeratan

hubungan masyarakat sipil - negara.

dominasi pasar terhadap negara dan masyarakat sipil.

Relasi masyarakat sipil dengan negara dan pasar dilukiskan belum

mencapai kemajuan berarti

peningkatan kemandirian masyarakat sipil dari campur tangan negara

sehingga masyarakat sipil mampu mendorong keseimbangan posisi

tawarnya

(14)

Dimensi Nilai; 2,63 yang artinya cukup sehat

lima subdimensi yaitu subdimensi semangat kebersamaan; subdimensi demokrasi dan partisipasi; subdimensi HAM dan anti kekerasan; subdimensi keadilan sosial, kesetaraan, dan

kesinambungan serta subdimensi kearifan lokal.

• Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersamaan yang telah

menjadi kultur masyarakat ditunjang oleh kemajuan teknologi dan informasi, dan perubahan paradigma politik masyarakat sipil.

• Adanya pemahaman yang memadai terhadap nilai-nilai demokrasi dan makin

banyaknya OMS yang memiliki komitmen untuk mendorong proses demokratisasi, karena masyarakat sipil percaya bahwa demokrasi adalah cara untuk mencapai kesejahteraan bersama.

• Prinsip-prinsip HAM mulai menyebar luas ditunjang dengan makin

meningkatnyakesadaran akan dampak negatif pelanggaran HAM. Selain itu negara (melalui Komnas HAM) telah memberi ruang pada masyarakat sipil melalui

ratifikasi UU tentang HAM.

• Semangat solidaritas warga negara atas pemahaman kesetaraan gender, keadilan sosial serta pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan mulai bangkit (sejalan dg isu global)

(15)

Dimensi Hasil; yaitu 2,44 yang berarti kurang sehat

Rendahnya keterlibatan dan posisi tawar MS dalam proses pengambilan

keputusan sehingga usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya melindungi

kepentingan masyarakat sipil kurang berhasil.

Masyarakat sipil kurang mampu menjangkau kelompok-kelompok sosial yang

terpinggirkan.

Kondisi masyarakat sipil yang kurang terorganisir dalam menetapkan

pendidikan publik sebagai tujuan organisasi dan/atau terlibat dalam kegiatan

pendidikan publik serta tidak didukung sumber daya yang cukup.

Masyarakat sipil tidak berfungsi secara efektif dalam upaya peningkatan

kesadaran kelompok masyarakat yang terpinggirkan.

Masyarakat sipil kurang mandiri dalam meningkatkan kapasitasnya.

Masyarakat sipil kurang mampu memberikan kontribusi efektif dalam

menjawab persoalan-persoalan kesejahteraan sosial dan pemenuhan

kebutuhan dasar warga yang layak, terkait pembagian kerja dengan negara

dan pasar.

(16)

TANTANGAN UTAMA RT-RPJMN 2015-2019

Sepakat dengan tantangan utama, dengan usulan

memasukkan partisipasi masyarakat dan

akuntabilitas publik

membangun kepercayaan publik kepada

penyelenggara negara

Pelayanan Publik

Kepastian dan Penegakan hukum

(17)

TANTANGAN RT-RPJMN 2015-2019

Sepakat dengan tantangan Bidang-Bidang RPJMN

dengan usulan penambahan aspek

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,

akuntable, transparan, dan demokratis

Perbaikan pelayanan publik

Kepastian akses dan hak masyarakat terhadap

tanah/lahan, sumberdaya alam dan sumberdaya

pembangunan (termasuk di dalamnya akses dan

hak masy dlm pengelolaan dan pemanfaatan

sumberdaya hutan, melalui skema kehutan

masyarakat, dll)

(18)

ARAH KEBIJAKAN

sepakat dengan arah kebijakan RPJMN dengan

catatan dan usulan penambahan

Penyelenggaraan kepemerintahan dan

kepemimpinan nasional yang dipercaya

(akuntable), demokratis dan bermotivasi

pelayanan

Dalam menjamin pemenuhan pelayanan Dasar

bagi seluruh lapisan masyarakat, diperlukan

adanya peta sasaran pelayanan dasar yang dibuat

secara partisipatif

(19)

Arah Kebijakan

Dalam penetapan rencana tata ruang wilayah hendaknya

menjamin alokasi akses akses lahan/tanah bagi

kepentingan publik, masyarakat miskin, dan ruang hidup

dan berproduksi yang berkeadilan

Dalam meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah SDA

yang berkelanjutan, sudah saatnya memasukkan sektor

kehutanan dalam sistem produksi nasional karena memiliki

nilai ekonomi dan investasi untuk pengelolaan SDA

berkelanjutan.

Dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu

dikembangkan skema insentif dan disinsentif serta

partisipasi masyarakat untuk efektivitas pengelolaan resiko

bencana yang terkait dengan pengelolaan SDA

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh perhatian orang tua (X1), kemampuan mengajar guru (X2), motivasi belajar siswa (X3), dan sarana belajar (X4) terhadap hasil

Angka kejadian keseluruhan dari kematian perinatal terkait ruptur uteri adalah 0.11 per 1000 percobaan persalinan pervaginam pasca bedah sesar.⁴ Dalam penelitian lain

Semua emosi negatif dapat menyebab- kan rasa sakit baik yang bersifat fisik atau emosional yang disebabkan oleh gangguan pada sistem energi tubuh kita.. Untuk mengatasi

Matriks IFE adalah alat analisa strategi yang dapat digunakan untuk faktor internal dengan meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Factor –

Dalam kehidupan sehari-hari, di awal tahun ini tidak terlalu penting bagi kita untuk memikirkan tujuan / stasiun kita mau ke mana, yang penting adalah apakah saya hari demi

menggunakan metode pembelajaran ini siswa diberikan suatu permasalahan yang harus siswa pecahkan bersama-sama hal ini menuntut siswa untuk berfikir tingkat tinggi

Implementasi yang penulis terapkau pada kasus nyata adalah : strategi pelaksanaan pada pasien yaitu : membina hubungan saling percaya antara pasien dan perawat dengan

Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.. 1.6