• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACP 104 INVESTIGASI TIPIKOR KLP 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ACP 104 INVESTIGASI TIPIKOR KLP 3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBUATAN MELAWAN HUKUM DAN PERIKATAN AUDIT INVESTIGASI KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI SIMULATOR

SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) KORPLANTAS POLRI

Ketua Kelompok : Martin Kurniawan (12015000793 // 2015012453) Anggota Kelompok : 1. Frans Chen (12014000599 // 2014012219)

2. Agustinus David (12015000624// 2015012235)

3. Achmad Tauhid (12015000633 // 2015012246)

4. I Dewa Ayu Nadya D. (12015000769 // 2015012421)

5. Angelina Tri P. (12015000771 // 2015012424)

(2)

I. Kronologis Kejadian

(3)

II. Modus Operandi

1. Awal mula kasus ini terjadi yakni adanya penunjukan perusahaan penggarap proyek melalui lelang. Dalam upaya meloloskan PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) yang dimiliki oleh Budi Santoso sebagai pemenang lelang maka dilakukanlah pelelangan fiktif, dimana seolah-olah dilakukan pelelangan secara terbuka. Pada bulan Januari 2011 Budi Santoso atas sepengetahuan Teddy Rusmawan selaku ketua panitia pengadaan, memerintahkan Sukotjo S. Bambang selaku Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) agar menyiapkan perusahan-perusahaan yang akan dijadikan sebagai peserta pendamping. Dalam proses pelelangan tersebut PT. ITI dijanjikan akan mendapatkan imbalan sebesar Rp5.000.000,- setiap perusahaanya. Pada akhirnya PT. ITI berhasil mendapatkan 4 nama perusahaan yang bersedia untuk dicantumkan namanya dalam lelang fiktif ini, antara lain: PT Bentina Agung, PT Digo Mitra Slogan, PT Kolam Intan Prima, dan PT Pharma Kasih Sentosa. PT CMMA pun meminta bantuan kepada PT ITI dalam penyusunan dokumen tender dan menjadikan PT ITI menjadi subkontrakor dalam proyek pengadaan tersebut.

(4)

perusahaan-perusahaan yang dikondisikan oleh Budi Santoso. Djoko Susilo selaku Dirlantas Polri menyetujui PT CMMA sebagai rekanan melalui proses kongkalikong yang dilakukan bersama dengan Brigjen Didik Purnomo yang saat itu menjabat sebagai penjabat Pembuat Komitmen (PPK).

3. Pada tanggal 25 Februari, Didik Purnomo (PPK) dan Budi Santoso (PT CMMA) menandatangani SPJB pengadaan Driving Simulator dengan nilai kontrak sebesar Rp 54.500.000.000,-,

4. Budi Santoso selaku Direktur PT CMMA mengajukan pencairan anggaran untuk pembayaran pengadaaan Driving Simulator Uji Klinik Pengemudi R-2 dan R-4 kepada Kolantas Polri sebesar 100% meskipun pekerjaan pengadaan belum diselesaikan seluruhnya. Dengan persetujuan oleh Djoko Susilo tersebut anggaran dicairkan sebesar Rp48,7 Miliar untuk R-2 dan Rp127,526 Miliar untuk R-4. Seminggu setelah pencairan anggaran tersebut Budi Santoso meminta Wahyudi selaku staff dari Budi Santoso untuk menitipkan 4 kardus yang berisi uang Rp30.000.000.000,- untuk diberikan kepada Djoko Susilo. 5. Sekitar bulan Maret 2011 sampai Mei 2011, tim pemeriksaan dan penerima

(5)

pencairan anggaran pembayaran pekerjaan pengadaan Driving Simulator sebesar 100% padahal pekerjaan belum selesai.

6. Dalam melakukan proyek tersebut, terdapat 3 modus utama yang dilakukan Budi Santoso dalam mark-up Harga Simulator, yaitu:

a. PT CMMA menuliskan komponen yang sebenarnya tidak digunakan dalam perakitan simulator. Misalnya: Pencantuman harga untuk kursi penumpang di sebelah kiri pengemudi dan sabuk pengamannya yang sebenarnya itu tidak perlu dan memang sebenarnya tidak ada.

b. Harga komponen-komponen yang ditulis ulang. Tujuan penulisan ulang, katanya, agar ada penggelembungan dana pada jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk proyek pengadaan

c. Memisahkan harga komponen-komponen kecil dari komponen utamanya. Misalnya: Harga sebuah alat control (komponen utama) pada satu unit simulator ditulis terpisah dari harga komponen penyusunnya (komponen kecil), seperti sistem sensor, aktuator, dan alat pengendali gerak. Sedangkan harga satu kompoten utama seharusnya sudah termaksud komponen penyusun didalamnya.

(6)

sebesar Rp88.400.000.000,- dan Sukotjo sebesar Rp3.900.000.000,-. Penyalahgunaan kewenangan jabatan tersebut telah merugikan uang negara sebesar Rp145.000.000.000,-.

III. Analisa Kasus

Analisa fraud “Kasus Simulator Sim” yang terjadi dalam kasus tahun 2011 yaitu fraud penyalahgunaan asset, dikarenakan terdapat permainan harga yang di markup harga sekitar 121,8 miliar dengan modus operandinya yaitu adanya

indikasi persekongkolan rekayasa dalam persiapan tender / lelang yang diatur. Oleh karena itu telah kami persiapkan metode analisis 6W + 1H :

WHAT (Apa yang menjadi indikasi masalah fraud?)

Berdasarkan kasus diatas, indikasi adanya mark up harga atau kenaikan harga yang tidak sesuai dengan harga pasar.

WHO (Siapa yang diduga melakukan fraud?)

Diantaranya yaitu, Kakorlantas Irjen Djoko Susilo beserta wakil Korlantas Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT CMMA Budi Santoso, Sukotjo S. Bambang Dirut PT ITI sebagai tersangka, dan 33 orang penyelenggara pengadaan simulator sim sebagai saksi.

WHERE (Dimana indikasi suatu fraud terjadi?)

(7)

WHEN (Kapan pelaku melakukan fraud?)

Saat ditentukannya nominal pengadaan simulator hingga transaksi atau pembelian alat simulator sim kepada PT ITI.

WHY (Mengapa fraud dapat terjadi?)

Karena kurangnya survey langsung oleh instansi khusus terhadap besarnya dana terhadap harga jual per unit simulator sim, kurang ikut sertanya lembaga pemerintah khusus untuk melakukan pengawasan langsung serta pengecekan dokumen peserta tender.

WHOM (Siapa yang dirugikan?)

Dalam hal ini yang dirugikan adalah pemerintah dengan nominal senilai Rp90-100 miliar rupiah.

HOW (Bagaimana fraud bisa terjadi?)

Fraud ini terjadi karena sangat kurangnya pengawasan dari pemerintah secara langsung dalam proses penyelengaraan pengadaan simulator sim ini dimana yang seharusnya dibuat tim khusus untuk memantau berjalannya proses ini karena ini adalah salah satu proyek besar Negara Indonesia.

IV. Sanksi

Sanksi terhadap pihak-pihak yang terlibat : 1. Djoko Susilo

(8)

a. Dakwaan : Primair : Pasal 2 ayat (1). Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsijo. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana. b. Subsidiar : Pasal 3. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

c. Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

d. Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

(9)

Pencucian Uang. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

 Putusan/Sanksi :

a. Pidana Penjara : 18 (delapan belas) tahun.

b. Denda : Rp1,000,000,000,- subsidiair 1 (satu) tahun kurungan.

c. Uang Pengganti : Rp32,000,000,000,- dan apabila tidak dibayar dalam waktu 1 (satu) bulan setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Apabila harta bendanya tidak mencukupi, maka dijatuhi pidana penjara selama 5 (lima) tahun.

d. Menghukum Terdakwa dengan pidana tambahan berupa pencabutan hak-hak tertentu untuk memilih dan dipilih dalam jabatan publik. e. Menetapkan Terdakwa tetap ditahanan.

2. Didik Purnomo

 Jenis TIPIKOR : Merugikan Keuangan Negara

 Dakwaan :

(10)

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1). Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

b. Subsidiar : Pasal 3. Pasal 18 UU No 31 Th 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No 20 Th 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Th 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

 Putusan/Sanksi :

a. Pidana penjara : 5 (lima) tahun, dikurangi masa tahanan. b. Denda : Rp250.000.000,- subsidair 3 (tiga) bulan kurungan.

c. Uang Pengganti : Rp50.000.000,-subsidair 6 (enam) bulan penjara. 3. Budi Susanto

 Jenis TIPIKOR : Pengadaan barang dan jasa

 Dakwaan : Pasal 2 Ayat (1). Pasal 18 UU No. 31 Th. 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Th. 2001 tentang Perubahan UU No. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

 Putusan/Sanksi :

(11)

c. Uang Pengganti: Rp 17.136.912.198,- subsidair 2 (dua) tahun kurungan.

4. Sukotjo Sastronegoro Bambang  Jenis TIPIKOR : Penyuapan

 Dakwaan :

a. Primair : Pasal 2 ayat (1). Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

b. Subsidiar : Pasal 3. Pasal Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 55 ayat (1) ke-1. Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

 Putusan/Sanksi :

a. Pidana Penjara : 4 (empat) tahun dan 6 (enam) bulan, dikurangi masa tahanan.

b. Denda : Rp200.000.000,- Subsidair 6 (enam) bulan kurungan.

(12)

V. Rekomendasi

1) Melakukan pencegahan dengan mengidentifikasi kerawanan seperti melaporkan jika ada peserta tender yang melakukan penyuapan untuk memenangkan tender.

2) Whistleblowing system, yaitu menyediakan sarana bagi pihak yang ingin melaporkan kecurangan yang dilakukan pejabat POLRI, seperti menerima suap/sogokan dari peserta tender.

3) Adanya pihak ketiga yang bersifat netral untuk mengawasi proses pemilihan tender.

4) Pemilihan tender harus bersifat terbuka dengan membuka pendaftarannya untuk umum.

Referensi

Dokumen terkait

Metode survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

To conclude, the researchers’ reason to conduct this research are based on the importance subject-verb agreement in the succes of writing, the result of the previous research

Koperasi Sekolah, Sarana Pembentukan Jiwa Entrepreneurship Siswa Jiwa wirausaha harus ditanamkan sejak dini pada anak agar terbangun produktivitas dan kemandirian

moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban yang paling utama, (3) Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakin penting ketika

Oleh karena itu perusahaan dengan total aset yang besar akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang

Dalam proses menganalisis metode hisab perlu melihat data yang dipakai serta rumus dalam proses perhitungannya. Data yang dipakai dalam kitab Tibyanul Murid „Ala Ziijil Jadid

Penelitian yang dilakukan terhadap Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-TEKSTIL Surakarta) dimaksudkan untuk mengetahui sistim