• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga Pemerintah Kota Tarakan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2012. Sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan ini berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2012 tentang Penyampaian Lakip Tahun 2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), merupakan suatu sistem akuntabilitas yang memadai yang dibangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang diemban setiap instansi pemerintah. Dalam hal ini, setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kota Tarakan adalah dengan

disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kota Tarakan Tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2013 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang diemban Pemerintah Kota Tarakan.

Berikut akan diuraikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2013, merupakan media yang menjabarkan dari pertanggungjawaban kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, dimana

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan ini juga menjabarkan rencana kinerja tahunan, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan guna menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan capaian dari target pada tingkat sasaran program. Hal tersebut dilaksanakan sebagai perwujudan penyelenggaraan pemerintahan

yang transparan dan akuntabel serta menciptakan Clean Goverment and Good

Governance. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan Kota Tarakan tidak terlepas dari partisipasi aktif dari semua pihak, baik elemen pemerintahan, masyarakat dan segenap stakeholders yang terkait

didalamnya guna perumusan kebijakan, implementasi hingga tercapainya

pengawasan yang akuntabel.

Akhir kata semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2013 ini dapat disajikan sebagai bahan masukan terhadap penyempurnaan pelaksanaan akuntabilitas kinerja pada waktu yang akan datang, sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima kepada masyarakat dapat terwujud secara optimal.

WALIKOTA TARAKAN,

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dan seiring dengan paradigma baru, yang menuntut pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel, Pemerintah Kota Tarakan telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan yang sengaja disusun dengan tujuan

memberikan gambaran konkrit mengenai keseluruhan pelaksanaan program berdasarkan kinerja.

Tahun 2013 merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 yang secara umum pencapaian tujuan dan sasaran dicapai melalui indikator-indikator sasaran menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 50 tahun 2009 yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, serta berpedoman pada Peraturan Walikota Tarakan Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013.

Laporan ini berisi penetapan kinerja dan akuntabilitas kinerja, dimana termasuk didalamnya rencana kinerja tahunan, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan guna menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan tingkat capaian dari target pada tingkat sasaran dan program. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 dan mengacu pada Indikator Kinerja Utama, terdapat 14 (empat belas) Sasaran Strategis dengan 37 (tiga puluh tujuh) indikator kinerja dan 6 (enam) Tujuan Strategis serta 84 (delapan puluh empat) program dan 2.128 kegiatan dalam rangka pencapaian kinerja Kota Tarakan.

Capaian kinerja Kota Tarakan Tahun 2013 berdasarkan realisasi pencapaian indikator kinerja sasaran sebesar 97,50 %,sedangkan realisasi keuangan seluruh program kegiatan mencapai 80,16 %.

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

Dengan melihat capaian kinerja tersebut, dilaksanakan evaluasi secara

menyeluruh terhadap seluruh program kegiatan dengan tetap mengacu pada

sasaran dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014 dalam rangka penyempurnaan kinerja yang lebih baik. Hasil evaluasi tersebut ditujukan sebagai bahan rujukan yang efektif bagi upaya perbaikan berkesinambungan serta optimalisasi kinerja Kota Tarakan

sebagai bagian dari upaya pembangunan Kota Tarakan sekarang dan

masa datang.

WALIKOTA TARAKAN,

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Kewenangan ... 8

C. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB ... 10

D. Aspek Stratejik ... 11

E. Organisasi Perangkat Daerah ... 17

F. Sistematika Penyajian ... 21

G. Alur Pikir Penyajian... 23

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 24

A. Rencana Strategis ... 24

1. Visi dan Misi ... 25

2. Arah Kebijakan Umum dan Strategi ... 33

3. Tujuan dan Sasaran... 36

B. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Tahun 2013 ... 49

C. Target Indikator Makro 2013 ... 50

D. Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja 2013 ... 53

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 56

A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 ... 56

1. Kerangka Pengukuran Kinerja ... 56

2. Capaian Indikator Makro ... 57

3. Pengukuran Capaian Kinerja ... 61

B. Analisis Capaian Kinerja ... 64

C. Akuntabilitas Keuangan ... 98

BAB IV PENUTUP... 113

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administratif Kota Tarakan……… 13

Gambar 2.1 Hubungan antar Elemen Visi……….… 26

Gambar 2.2 Hubungan antar Elemen Misi...……….… 32

Gambar 2.3 Fokus tema pembangunan Kota Tarakan.………..… 34

Gambar 3.1 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2013 (%).……… 34

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)Kota Tarakan Terhadap Provinsi

Kaltim dan Nasional Tahun 2009 – 2013……… 66

Grafik 3.2 Rata-Rata Lama Sekolah Kota Tarakan Terhadap Prov. Kaltim

Tahun 2009-2013 (%)……….… 72

Grafik 3.3 Angka harapan Hidup Kota Tarakan Terhadap Prov, Kaltim Tahun

2009-2013...……….… 74

Grafik 3.4 Jumlah Tindak Pidana Kota Tarakan Tahun 2009-2013…………..… 79

Grafik 3.5 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%)Kota Tarakan Terhadap Provinsi

Kaltim dan Nasional Tahun 2009 – 2013……… 82

Grafik 3.6 Paritas Daya Beli Kota Tarakan Terhadap Prov, Kaltim

Tahun 2009-2013 ……….….… 84

Grafik 3.7 Perkembangan Panjang Jalan Kondisi Baik Kota Tarakan Tahun

2007-2014...……….… 86

Grafik 3.8 Persentase Penduduk Terlayani Air Bersih Tahun 2008-2014…..… 92

Grafik 3.9 Perkembangan Luas Kawasan Lindung Kota Tarakan Tahun

2010-2013...…………..… 96 Grafik 3.10 Banyaknya Pengangkutan Sampah (m3/Hari) Kota Tarakan Tahun

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan Tahun 2013…………. 10

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tarakan Tahun 2013

... 14 Tabel 1.3 Jumlah Aparatur Pemerintah Kota Tarakan

... 20 Tabel 2.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 2009-2014

... 45 Tabel 2.2 Target Indikator Makro Kota Tarakan Tahun 2013

... 51 Tabel 2.3 Rencana Kinerja Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

... 52 Tabel 2.3 Penetapan Kinerja Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

... 55

Tabel 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Makro Kota Tarakan Dengan propinsi Kalimantan Timur Tahun 2013

... 58 Tabel 3.2 Target Indikator dan Realisasi Makro Kota Tarakan Tahun 2013

... 59 Tabel 3.3 IPM Kalimantan Timur, IPM Kota Tarakan dan Peringkatnya Tahun

2009-2012

... 60 Tabel 3.4 Tingkat Capaian IKU Sasaran Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 ... 63 Tabel 3.5 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kelompok Sektor Lapangan Usaha Tahun 2013 (Persen)

... 66 Tabel 3.6 Capaian IKU 1 pada SS1 Tahun 2013

... 69 Tabel 3.7 Capaian IKU 1 pada SS1 RPJMD Tahun Keempat (2013)

(10)

Tabel 3.8 Capaian IKU 2 pada SS2 Tahun 2013

... 71 Tabel 3.9 Capaian IKU 2 pada SS2 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 72 Tabel 3.10 Capaian IKU 3 pada SS3 Tahun 2013

... 73 Tabel 3.11 Capaian IKU 3 pada SS3 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 73 Tabel 3.12 Capaian IKU4 pada SS4 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 76 Tabel 3.13 Capaian IKU4 pada SS4 Tahun 2013

... 76 Tabel 3.14 Capaian IKU5 pada SS5 Tahun 2013

... 78 Tabel 3.15 Capaian IKU5 pada SS5 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 78 Tabel 3.16 Jenis Tindak Pidana Kota Tarakan Tahun 2013

... 80 Tabel 3.17 Capaian IKU6 pada SS6 Tahun 2013

... 80 Tabel 3.18 Capaian IKU6 pada SS6 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 80 Tabel 3.19 Capaian IKU7 pada SS7 Tahun 2013

... 82 Tabel 3.20 Capaian IKU7 pada SS7 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 83 Tabel 3.21 Jenis Komoditi yang Digunakan untuk Penghitungan Paritas Daya Beli ... 83 Tabel 3.22 Capaian IKU8 pada SS8 Tahun 2013

... 85 Tabel 3.23 Capaian IKU8 pada SS8 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 85 Tabel 3.24 Capaian IKU9 pada SS9 Tahun 2013

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Tabel 3.25 Capaian IKU9 pada SS9 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 87 Tabel 3.26 Pelanggan Listrik, Pertumbuhan, Produksi Listrik dan Distribusi Listrik Tahun 2009-2013

... 89 Tabel 3.27 Capaian IKU10 pada SS10 Tahun 2013

... 89 Tabel 3.28 Capaian IKU10 pada SS10 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 89 Tabel 3.29 Capaian IKU11 pada SS11 Tahun 2013

... 90 Tabel 3.30 Capaian IKU11 pada SS11 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 91 Tabel 3.31 Capaian IKU12 pada SS12 RPJMD Tahun 2013

... 92 Tabel 3.31 Capaian IKU12 pada SS12 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 92 Tabel 3.32 Capaian IKU13 pada SS13 RPJMD Tahun 2013

... 94 Tabel 3.33 Capaian IKU13 pada SS13 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 95 Tabel 3.34 Capaian IKU14 pada SS14 RPJMD Tahun 2013

... 97 Tabel 3.35 Capaian IKU14 pada SS14 RPJMD Tahun Keempat (2013)

... 97 Tabel 3.36 Perkembangan PAD Kota Tarakan Tahun 2009-2013

... 101 Tabel 3.37 Perkembangan Dana Perimbangan Kota Tarakan Tahun 2009-2013 ... 102 Tabel 3.37 Perkembangan Dana Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kota Tarakan Tahun 2009-2013

... 102 Tabel 3.38 Perkembangan Belanja Daerah Kota Tarakan Tahun 2009-2013

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan akan dapat

dikatakan berhasil jika mampu mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita yang diharapkan dengan menerapkan penyelenggaraan good governance. Di samping itu diperlukan suatu sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, danlegitimate.

Good governance yang dimaksud adalah merupakan proses

penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan

public good and services disebut governance (pemerintahan atau

kepemerintahan), sedangkan praktek terbaiknya disebut “good governance“

(kepemerintahan yang baik). Agar “good governance” dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua

pihak yaitu pemerintah, private sector dan masyarakat. Good governance

yang efektif menuntut adanya “alignment”(koordinasi) yang baik dan integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi, dengan demikian penerapan

konsep good governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara

merupakan tantangan tersendiri.

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN. Perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untuk meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen, serta tersedianya akses yang sama bagi masyarakat luas akan ketersediaan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan.

Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities). Kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar- benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam

dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan

kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan

hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang

penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Berikutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap Pemerintah Daerah diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu

Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

(14)

LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,

maka LAKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.

Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.

Bertitik tolak dari RPJMD Kota Tarakan Tahun 2009 – 2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tarakan dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi No. 29 Tahun

2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP Tahun 2013 berisi

ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Sukabumi yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Walikota kepada Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil pencapaian sasaran pada tahun 2013.

Dalam lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 Tanggal 15 Juni 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahunan dari setiap Kabupaten/Kota disampaikan kepada Presiden/Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara, Gubernur/Kepala Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Pemerintah Kota Tarakan sebagai salah satu kota di Provinsi Kalimantan Utara yang sampai akhir Tahun 2013 ini masih merupakan wilayah kerja binaan

Provinsi Kalimantan Timur, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk menjamin terlaksananya semua kegiatan pembangunan yang mengacu pada tujuan nasional, maka diperlukan transparansi dan akuntabilitas

seluruh kegiatan pembangunan sehingga secara bertahap namun pasti,

penyelenggaraan Good Governance yang merupakan prasyarat bagi setiap

pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara dapat terealisasi dengan baik. Dalam rangka itulah, diperlukan suatu bentuk laporan pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur serta legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Good Governance yang dimaksud adalah merupakan proses

penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan

Public Good and Service. Terselenggaranya good governance merupakan

prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Untuk itulah diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna serta bersih dan bebas dari KKN melalui regulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah.

Dalam konsep yang nyata, regulasi dari adanya sistem akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada masing masing unit organisasi. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban yang telah dilaksanakan secara periodik.

Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan

(16)

nepotisme. Selanjutnya sebagai suatu kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Pemerintah Daerah (terutama Pejabat Eselon II) diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Presiden, sebagai

perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektifnya yang lebih luas, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik dan semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif dari seluruh lembaga pemerintahan pada tingkat daerah serta partisipasi aktif dari masyarakat secara langsung.

Bertitik tolak dari RPJMD Kota Tarakan Tahun 2009-2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tarakan dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP Tahun 2013 berisi tentang ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran pada RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 Tarakan dapat menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Walikota kepada Presiden, yang telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil kegiatan pada Tahun 2013.

Pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Kota Tarakan Tahun 2013 telah memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pertanggungjawaban Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

12. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

(18)

13. Instruksi Presiden nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP;

17. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2013 tentang Penyampaian LAKIP Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014;

18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005-2025;

19. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 06 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Tarakan;

20. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kota Tarakan, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kota Tarakan;

21. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan, sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan; 22. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 Daerah Kota Tarakan sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan;

23. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;

24. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tarakan Tahun 2013;

25. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Kota Tarakan Tahun 2013; 26. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tarakan Tahun 2014;

27. Peraturan Walikota Tarakan Nomor 58 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2010-2014, sebagaimana telah disesuaikan dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014;

28. Peraturan Walikota Tarakan Nomor 065/HK-XI/428/2013 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan sebagaimana telah disesuaikan dengan Keputusan Walikota Tarakan Nomor 065/HK-II/49/2013 tentang Perubahan Penetapan Indikator Kinerja Utama Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan.

B. Kewenangan

Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 14 ditentukan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yaitu :

1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan;

2. Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengawasan tata ruang; 3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

(20)

5. Penanganan bidang kesehatan; 6. Penyelenggaraan bidang pendidikan; 7. Penanggulangan masalah sosial; 8. Pelayanan bidang ketetanagakerjaan;

9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menegah; 10. Pengendalian lingkungan hidup;

11. Pelayanan pertanahan;

12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil; 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. Pelayanan administrasi penanaman modal; 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Sedangkan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan Pasal 3

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, disebutkan bahwa urusan wajib yang dilaksanakan meliputi : pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perumahan, kepemudaan dan olahraga, penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil,

ketenagakerjaan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, perhubungan, komunikasi dan informatika, pertanahan, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, sosial, kebudayaan, statistik, kearsipan dan perpustakaan.

Kemudian pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dinyatakan bahwa yang termasuk kedalam urusan pilihan meliputi

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 meliputi urusan bidang : Kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, industri, perdagangan dan keimigrasian.

C. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Nilai pertumbuhan ekonomi/PDRB suatu wilayah kabupaten/kota

merupakan jumlah nilai tambah bruto akibat berbagai macam kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja perekonomian suatu wilayah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.

Salah satu variabel penting dari PDRB adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). LPE didapat dengan membandingkan PDRB atas dasar harga konstan tiap

tahun dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

perkembangan atau pertumbuhan riil perekonomian, atau dapat menggambarkan kinerja pembangunan dari suatu periode ke periode sebelumnya.

Selain PDRB dapat menunjukkan LPE, juga menginformasikan struktur

perekonomian daerah. Struktur perekonomian tersebut menggambarkan

kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian secara makro. Prioritas pembangunan melalui kerangka kebijakan pembangunan daerah dapat dengan mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan struktur perekonomian, yaitu perbandingan kekuatan ekonomi baik antar sektor ekonomi maupun antar wilayah kecamatan di Kota Tarakan.

Pertumbuhan yang cukup tinggi Pertumbuhan yang cukup tinggi belum

menjamin meningkatnya kesejahteraan masyarakat karena perumbuhan

penduduk melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi maka kesejahteraan

masyarakat akan menurun. Namun demikian, dengan mengamati

pertumbuhan PDRB per kapita dapat dipakai untuk menunjukkan

perkembangan kemakmuran dan kesejahteraan suatu daerah. Meningkatnya PDRB per kapita yang diterima penduduk, maka daya beli (purchasing power) masyarakat akan bertambah, sehingga kebutuhan rumah tangganya

(demand) terhadap barang dan jasa akan terpenuhi. Demand yang diikuti

(22)

Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila total output

produksi barang dan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun

sebelumnya. Oleh karena demikian, pertumbuhan ekonomi ini menggambarkan

perkembangan aktivitas ekonomi dalam kurun waktu tertentu. Adapun

peningkatan output produksi barang dan jasa tersebut terjadi apabila terdapat peningkatan permintaan baik oleh masyarakat daerah tersebut atau luar daerah.

Dikaitkan dengan dokumen RPJMD, dijelaskan bahwa Besaran PDRB suatu daerah dapat menggambarkan kemampuan atau potensi ekonomi dan kinerja ekonomi dari suatu daerah, baik dalam hal pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Besaran PDRB Kota Tarakan sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan harga komoditi dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masih tetap menjadi sektor primadona yang memberikan kontribusi paling besar bagi perekonomian Kota Tarakan.

Pertumbuhan ekonomi Kota Tarakan pada tahun 2013 berjalan cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tarakan sebesar 6,82 yang sudah berada diatas Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Kalimantan Timur sebesar 3,98.

D. Aspek Stratejik

Kota Tarakan berada di sebuah pulau kecil yang memiliki posisi strategis penggerak pertumbuhan wilayah utara dan pintu gerbang kedua bagi Kalimantan Timur sekaligus menjadi pusat transit perdagangan antara Indonesia-Malaysia-Filipina. Selain itu, karena letaknya yang strategis ini , Kota Tarakan menjadi salah satu bagian dari Kota Segitiga Pertumbuhan yang selama ini dirintis dalam konteks BIMP-EAGA bersama dengan Tawau (Malaysia) dan Tawitawi. Segitiga tersebut diharapkan menjadi kutub pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekitar, khususnya bagi Nunukan, Bulungan, Malinau, Tana Tidung dan Berau.

Kedudukan strategis di ujung Selat Makasar sebagai poros tengah kepulauan Nusantara dan penghubung jalur laut Australia - Oceania dengan Filipina serta Asia Timur, merupakan salah satu nilai vital Tarakan. Kekayaan minyak bumi yang pada masanya bereputasi“ world Purest Oil ”juga menjadikan Tarakan sebagai obyek kepentingan internasional. Hal tersebut bermula ketika pada Tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari Pulau Jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada Tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni : Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia merasa perlu untuk merubah status Kewedanaan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 1963.

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan Kota Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara,

sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi

Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981. Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1997, yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menjadikannya sebagai hari jadi Kota Tarakan.

Dalam RTRW Nasional, Tarakan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) untuk mendukung wilayah hinterland-nya yang kaya akan hasil hutan dan pertanian, perkebunan. Kota Tarakan dapat dijadikan sebagai pusat industri pengelolaan hasil pertanian dan kehutanan serta distribusi barang dan jasa.

Kota Tarakan berada di sebuah pulau kecil yang memiliki posisi strategis bagi Provinsi Kalimantan Timur, sehingga menjadikan Kota Tarakan sebagai penggerak pertumbuhan wilayah utara dan sekaligus sebagai pintu gerbang kedua setelah Kota Balikpapan. Letak geografis Kota Tarakan antara 117034’ Bujur Barat dan 117038’ Bujur Timur dan diantara 3019’ Lintang Utara dan 3020’ Lintang Selatan, berada di atas permukaan laut antara 0 m - 100 m. Kota Tarakan mencakup dua pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas 657,33 km2 yang terdiri dari luas daratan 250,80 km2 (38,2%) dan luas laut 406,53 km2(61,8%).

(24)

Secara administratif Pemerintahan Kota Tarakan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu Kabupaten Bulungan.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunyu dan Selat Sulawesi.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Tanjung

Palas Kabupaten Bulungan.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap

Kabupaten Nunukan.

Peta Adminitratif Kota Tarakan

Secara administratif Pemerintahan Kota Tarakan memiliki batas wilayah

Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunyu dan Selat Sulawesi. Selatan berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan.

Sebelah Barat berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap

Gambar 1.1

Peta Adminitratif Kota Tarakan

Secara administratif Pemerintahan Kota Tarakan memiliki batas wilayah

Sebelah Utara berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu

Selatan berbatasan dengan Pesisir Pantai Kecamatan Tanjung

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

Adanya perkembangan dan pemekaran wilayah sesuai dengan

Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, menjadikan

Kota Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 kecamatan, 10 Kelurahan dan 2 Desa menjadi 4 Kecamatan dan 18 Kelurahan (penghapusan Desa), dan pada Tahun 2004 dimekarkan menjadi 20 kelurahan.

Adapun keempat kecamatan tersebut adalah Tarakan Timur,

Tarakan Tengah, Tarakan Barat dan Tarakan Utara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Tarakan

yang sebelumnya disebut “Kotamadya Tarakan” diganti menjadi

“Kota Tarakan”. Luas wilayah Kota Tarakan secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan Tahun 2013

Uraian Luas Wilayah Daratan (Km2) (%) Lautan (Km2) (%) Jumlah (Km2) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tarakan Timur 58,01 23,13 299,69 73,72 357,7 54,42 2. Tarakan Tengah 55,54 22,15 28,46 7,00 84 12,78 3. Tarakan Barat 27,89 11,12 18,46 4,54 46,35 7,05 4. Tarakan Utara 109,36 43,60 59,92 14,74 169,28 25,75 Jumlah 250,80 38,2 406,53 61,8 657,33 100

Sumber : Kota Tarakan Dalam Angka Tahun 2013

Masing-masing wilayah kecamatan membawahi beberapa wilayah

kelurahan sebagai berikut :

a. Kecamatan Tarakan Timur membawahi 7 Kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Lingkas Ujung

2. Kelurahan Gunung Lingkas 3. Kelurahan Mamburungan 4. Kelurahan Kampung Empat 5. Kelurahan Kampung Enam 6. Kelurahan Mamburungan Timur 7. Kelurahan Pantai Amal.

(26)

b. Kecamatan Tarakan Tengah membawahi 5 Kelurahan, yaitu: 1. Keluruhan Selumit Pantai

2. Kelurahan Selumit 3. Kelurahan Sebengkok 4. Kelurahan Pamusian

5. Keluruhan Kampung Satu Skip.

c. Kecamatan Tarakan Barat membawahi 5 Kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Karang Balik

2. Kelurahan Karang Rejo 3. Kelurahan Karang Anyar 4. Kelurahan Karang Anyar Pantai

5. Kelurahan Karang Harapan

d. Kecamatan Tarakan Utara membawahi 3 Kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Juata Permai

2. Kelurahan Juata Kerikil 3. Kelurahan Juata Laut.

Posisi strategis Kota Tarakan yang berada pada jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI 2) dan menjadi lintasan Negara Malaysia yang didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai, menjadikan Kota Tarakan sebagai salah satu tujuan para migran dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal baik sebagai persinggahan, penanam modal maupun sebagai pencari kerja. Secara ekonomis, sesuai dengan salah satu visi Kota Tarakan yaitu menjadi Kota Pusat Perdagangan dan Jasa, hal tersebut menguntungkan Kota Tarakan karena dapat menciptakan lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor jasa, perdagangan dan sektor lainnya, namun demikian masuknya

pendatang juga harus diimbangi oleh penyediaan sarana perumahan,

penyediaan air bersih, dan infrastruktur pendukung lainnya. Selain itu dari aspek kesehatan, dengan adanya pendatang tersebut berpotensi membawa penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Selain letak Kota Tarakan yang strategis, penduduk juga menjadi salah satu indikator penting dalam pembangunan. Jumlah penduduk Kota Tarakan menurut data proyeksi penduduk BPS Kota Tarakan bahwasanya penduduk Tahun 2013 sebanyak 212.100 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 111.100 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 101.000 jiwa, sehingga didapat rasio jenis kelamin sebesar 110 %.

Table angka jumlah penduduk Kota Tarakan beserta rasio jenis kelaminnya terlihat jelas pada table dibawah ini :

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tarakan Tahun 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tarakan Barat 39.009 35.303 74.312

2 Tarakan Timur 24.743 22.390 47.133

3 Tarakan Tengah 34.409 32.069 66.478

4 Tarakan Utara 12.939 11.238 24.177

Kota Tarakan 111.100 101.000 212.100

Sumber data : Data Proyeksi BPS Kota Tarakan

Potensi penduduk tersebut diharapkan mampu memiliki daya dukung untuk pelaksanaan program dalam pembangunan yang ditujukan untuk upaya pencapaian visi dan misi Kota Tarakan, program prioritas pada setiap bidang atau sektor pembangunan diharapkan mampu mencerminkan adanya kesatuan pembangunan antara aspek pemerintahan dan agama, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek tata ruang dan infrastruktur Kota Tarakan.

Untuk mendukung arah kebijakan yang jelas dan terarah perlu dirumuskan strategi. Dalam tatanan operasional strategi pembangunan kota

harus mengacu pada Master Plan (Rencana Induk Pembangunan Kota),

kondisi eksisting (potensi) dan Grand Planning Strategic (program strategi pelayanan yang mendasar) yang dimiliki Kota Tarakan, sehingga kebijakan pembangunan kota selain bersifat normatif dan komprehensif juga tanggap terhadap aspirasi dan tuntutan masyarakat sesuai dengan kondisi dan potensi kota. Oleh karena itu, pembangunan Kota Tarakan dirumuskan ke dalam 3 (empat) strategi, yaitu :

(28)

1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Strategi pembangunan aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan

tentang perkembangan kesejahteraan Kota Tarakan, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2. Aspek Pelayanan Umum

Strategi pembangunan aspek pelayanan umum menjelaskan perkembangan kinerja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tarakan, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.

3. Aspek Daya Saing Daerah

Strategi pembangunan aspek daya saing daerah merupakan sala satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

E. Organisasi Perangkat Daerah

Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan haruslah

kokoh. Organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota T a r a k a n mengacu

pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah, yang kemudian ditindaklanjuti melalui :

1. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah;

2. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan;

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 3. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan; 4. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Susunan Organisasi Pemerintah Kota Tarakan terdiri dari :

a. Walikota dan Wakil Walikota Tarakan; b. Sekretaris Daerah dan Sekretariat DPRD; c. E m p a t Asisten Daerah, yaitu :

1. Asisten Pemerintahan yang membawahi 3 bagian yaitu : - Bagian Pemerintahan

- Bagian Hukum - B agian K e r j a S a m a

2 . Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang membawahi

2 bagian yaitu :

- Bagian Pembangunan - Bagian Perekonomian

3. Asisten Kesejahteraan Rakyat membawahi 2 bagian yaitu : - Bagian Sosial

- Bagian Humas dan Protokol

4. Asisten Administrasi Umum yang membawahi 3 bagian yaitu : - Bagian Organisasi

- Bagian Keuangan - Bagian Umum d. Lima Staf Ahli yaitu :

1. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik 2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan 3. Staf Ahli Bidang Pembangunan

4. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia 5. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

(30)

e. Sebelas Lembaga Teknis terdiri dari :

1. Bappeda

2. Inspektorat

3. Badan Kesbang Linmas

4. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat

6. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

7. Badan Kepegawaian Daerah,

8. Badan Pendidikan dan Pelatihan 9. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 10. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan

11. Satuan Polisi Pamong Praja, serta Kantor Pemadam Kebakaran; f. Empat Belas Dinas terdiri dari :

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Dinas Perhubungan

6. Dinas PUTR

7. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman,

8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

9. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga 10. Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan

11. Dinas Kelautan dan Perikanan

12. Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi 13. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 14. Dinas Komunikasi dan Informatika.

g. Tiga Puluh Enam Unit Pelaksana Teknis (UPT). h. Empat kecamatan dan dua puluh kelurahan yaitu :

1. Kecamatan Tarakan Barat dengan lima kelurahan 2. Kecamatan Tarakan Timur dengan tujuh kelurahan 3. Kecamatan Tarakan Tengah dengan lima kelurahan 4. Kecamatan Tarakan Utara dengan tiga kelurahan

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 Secara fungsional landasan pemikiran pembentukan perangkat daerah didahului dengan kegiatan pengkajian dan analisis terhadap :

a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki atau yang telah ditetapkan menjadi kewenangan daerah;

b. Karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah; c. Kemampuan keuangan daerah;

d. Ketersediaan sumber daya aparatur;

e. Kemampuan membangun pola pengembangan kerja sama antar daerah dan atau dengan pihak ketiga.

Sebagai upaya pemberdayaan perangkat daerah dalam

penyelenggaraan kewenangan, tugas dan fungsinya, akan dibentuk

Tim Evaluasi Kelembagaan yang secara berkesinambungan akan melakukan evaluasi, baik dari aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, dan pembangunan kesisteman. Melalui evaluasi kelembagaan diharapkan dapat terbentuk lembaga yang mempunyai visi dan misi organisasi yang pada akhirnya mampu memenuhi tuntutan kebutuhan serta dapat dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh aparatur yang menjalankan organisasi tersebut.

Jumlah aparatur Pemerintah Kota Tarakan pada Tahun 2014 adalah 3.997 orang, berdasarkan golongan, terdiri dari Golongan I sebanyak 77 orang, golongan II sebanyak 1.300 orang, golongan III sebanyak 1932 orang, golongan IV sebanyak 688 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah aparatur yang ada di Kota Tarakan tercantum pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Aparatur Pemerintah Kota Tarakan

No Jenis Kelamin Gol I Gol II Gol III Gol IV Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

1 Laki-laki 68 672 890 363 1993

2 Perempuan 9 628 1042 325 2004

Jumlah 77 1300 1932 688 3997

Sumber : Data Kepegawaian BKD, 2013

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat yang semakin baik, jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah akan menentukan seberapa besar layanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari kinerja birokrasi.

(32)

Namun perlu juga dipahami bahwa jumlah pegawai yang banyak belum tentu menandakan bahwa pemerintahan di Kota tersebut berjalan efektif dan efisien. Banyak hal yang harus diperhatikan terkait kepegawaian disini. Salah satunya

faktor pembiayaan pegawai dan efektifitasnya dengan capaian kinerja

pemerintahan yang ingin dicapai. Penilaian tersebut harus benar benar

didasarkan kepada kemampuan suatu daerah dalam mengelola tata

pemerintahannya.. Sehingga ketika sudah terkelola dengan baik, maka setiap pegawai akan semakin jelas output kinerjanya dalam rangka pencapaian sasaran kota.

Selama tahun 2013, Pemerintah Kota Tarakan tidak menerima pegawai. Namun dari data tahun 2012, pegawai berjumlah 3871 pegawai dan mengalami penambahan sebanyak 126 pegawai sehingga untuk tahun 2013 mengalami peningkatan pegawai itu 3.997 pegawai.

F. Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Tarakan pada tahun keempat periode

RPJMD Kota Tarakan Tahun 2019-2014, yang dilakukan dengan

membandingkan hasil capaian kinerja Tahun 2013 dengan target dalam Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi, membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya, serta dengan target selama lima tahun sebagaimana terdapat dalam periode RPJMD Tahun 2009-2014. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan dilakukan identifikasi terhadap sejumlah celah bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

Berdasarkan pola pikir tersebut dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010, maka sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut :

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara singkat latar belakang penulisan laporan,

kewenangan, aspek stratejik, gambaran umum struktur organisasi serta sistematika penyajian.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja. Disertakan pula dokumen Penetapan Kinerja Kota Tahun 2013.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, termasuk didalamnya

menguraikan secara sistematis pencapaian sasaran-sasaran Kota

Tarakan dalam mencapai keberhasilan atau kegagalan,

hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah -langkah yang diambil.

BAB IV PENUTUP

Menyampaikan Kesimpulan dan Rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pengukuran dan evaluasi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013.

(34)

G. Alur Pikir Penyajian

Sedangkan alur penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 dapat diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 1.2

BAGAN ALUR AKIP KOTA TARAKAN TAHUN 2013 Rencana Strategis RPJMD 2009- 2014 Rencana Strategis RPJMD 2013 Rencana Kinerja Th 2013 Capaian Kinerja Th 2013 Analisis Capaian Kinerja 2013 Kesimpulan dan Saran

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan masih mengacu pada Peraturan Kepala LAN Nomor 239/1X/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas KInerja Instansi Pemerintah dengan perubahan outline pada Bab II dengan menyampaikan dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013.

A. Rencana Strategis

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi pada upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Penyusunan LAKIP Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013 ini, mengacu kepada Peraturan Walikota Kota Tarakan Nomor 50 tahun 2009 sebagaimana telah disesuaikan dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009-2014, serta berpedoman pada Peraturan Walikota Tarakan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2013.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Tarakan Tahun 2009-2014 merupakan Dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan daerah. RPJMD merupakan bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

(36)

Sebagai bahan laporan bahwa penetapan kinerja yang disajikan pada lampiran berbeda dengan Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang disampaikan pada awal Tahun 2013 yang lalu, hal ini disebabkan adanya penyesuaian dan penguatan dasar hukum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014, yang sebelumnya dalam bentuk peraturan Walikota diperkuat dan disesuaikan dalam bentuk peraturan daerah Kota Tarakan.

1. Visi dan Misi

Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah.

Berdasarkan kondisi Kota Tarakan pada saat ini, tantangan dan isu strategis yang akan dihadapi selama 5 tahun kepemimpinan Walikota Tarakan adalah didasarkan pada peraturan Daerah Kota Tarakan nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tarakan Tahun 2005 – 2025, visi Kota Tarakan yaitu :

Terwujudnya Kota Tarakan Sebagai Pusat Pelayanan, Perdagangan dan Jasa Menuju Masyarakat Yang Sejahtera Dalam Lingkungan Hidup Berkelanjutan.dengan misi sebagai berikut:

1. Terwujudnya struktur ekonomi wilayah yang kuat dengan sector perdagangan dan jasa sebagai penopang pembangunan ekonomi yang didukung oleh sector perindustrian dan usaha kecil menengah;

2. Mewujudkan infrastruktur perkotaan yang modern;

3. Terciptanya kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dan berbudi pekerti luhur dengan mewujudkan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;

4. mewujudkan kualitas lingkungan hidup menuju kota berwawasan lingkungan hidup yang berkelanjutan (green city);

5. mewujudkan pemerintahan kota Tarkan yang efektif dan efisien dengan berpedoman pada penegakan hukum.

Berbagai isu strategis global, nasional, provinsi dan isu strategis Kota Tarakan yang lahir dari fakta dan realitas permasalahan yang menjadi

(37)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

prioritas untuk segera ditangani serta memperhatikan potensi wilayah, kondisi geografis, perekonomian daerah, sosial budaya, prasarana dan sarana serta kondisi sumberdaya aparatur pemerintah yang ada, sebagai modal dasar yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tarakan dan adanya komitmen politik Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2009-2014, maka Visi Kota Tarakan dirumuskan sebagai berikut :

Cita-cita yang ingin diwujudkan sesuai visi tersebut di atas dalam masa pembangunan Kota Tarakan adalah terwujudnya pusat perdagangan, jasa, pendidikan dan kesehatan yang andal, sejahtera, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kata kunci dari visi tersebut meliputi bidang perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan, andal dan sejahtera, dan berkelanjutan.

Keterhubungan antara perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan, andal dan sejahtera, dan berkelanjutan, sebagai visi pembangunan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Hubungan Antar Elemen Visi

Andal Berkelanjutan Perdagangan dan Jasa Pendidikan dan Kesehatan Sejahtera

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa aspek kesejahteraan merupakan

tujuan utama dari elemen visi yang lain, dimana perwujudan Kota Tarakan

Mewujudkan Kota Tarakan Menjadi Pusat Perdagangan dan Jasa serta Pusat Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan,

(38)

sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan merupakan faktor-faktor kuncinya.

Untuk lebih jelasnya, disampikan uraian masing-masing elemen visi di atas sebagai berikut :

a. Kota Pusat Perdagangan dan Jasa

Mengembangkan ekonomi lokal berarti bekerja secara langsung

membangun economic competitiveness (daya saing ekonomi) kota untuk

meningkatkan kemampuan ekonomi. Prioritas ekonomi lokal pada peningkatan daya saing ini merupakan hal yang sangat krusial dalam perencanaan pembangunan yang tertuang dalam rencana pembangunan 5 (lima) tahun kedepan. Untuk membangun daya saing kota perlu memahami dan bertindak atas dasar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk membuat suatu wilayah atau kota yang menarik bagi kegiatan ekonomi secara luas, dengan itu dibutuhkan ketersediaan SDM dan lembaga yang menunjang kegiatan tersebut.

Mempertimbangkan aspek internal dan eskternal yang ada, maka minimal selama 5 (lima) tahun Kota Tarakan memposisikan diri menjadi daerah industri perdagangan dan jasa. Sektor inilah yang cukup menonjol dan berkontribusi terbesar pada pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tarakan. Untuk itu dalam rangka pengembangan perdagangan dan jasa, dilakukan dengan cara meningkatkan aktifitas perdagangan dan jasa, baik pada di tingkat nasional maupun diharapkan pada tingkat internasional. Untuk menunjang hal tersebut perlu disiapkansarana dan prasarana wilayah yang memadai dan handalserta mampu membuka jaringan interkoneksi dengan daerah lainnya di dalam negeri maupun luar negeri.

b. Kota Pusat Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Pada

hakekatnya fungsi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Dalam upaya peningkatan

peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus

ditingkatkan, tentu hal ini tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa program pemerintah

(39)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

telah diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Aspek pembangunan di Kota Tarakan tidak terlepas dari peran pemerintah daerah Kota Tarakan dalam menjadikan bidang pendidikan dan kesehatan sebagai indikatornya. Bersama dengan upaya peningkatan kesejahteraan, diharapkan Kota Tarakan dapatmemperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi lebih baik. Salah satu cara yang ingin

diwujudkan Pemerintah Kota Tarakan dalam hal ini adalah

menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan dan kesehatan sebagai pusat rujukan wilayah sekitarnya. Sebagai bahan informasi bahwasanya IPM di kota Tarakan tahun 2013 sudah memiliki kemajuan yang pesat. Hal ini terbukti dari data yang ada pada Badan pusat Statistik, IPM Kota Tarakan 77,76. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun lalu 77,19.

c. Andal dan Sejahtera

Pengertian andal dan sejahtera dalam hal ini terkait dengan tata kelola pemerintahan dan masyarakat. Melalui tata kelola pemerintahan yang baik, diharapkan terwujud pemerintahan yang efektif dan efisien. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran suatu masyarakat, yaitu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil). Dengan kata lain kebutuhan dasar masyarakat telah terpenuhi secara lahir batin secara adil dan merata. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran tercapainya kondisi sejahtera adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga meningkatkan pendapatan perkapita pada tingkat yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, menurunnya jumlah penduduk miskin; terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif; meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai oleh terpenuhinya hak sosial masyarakat yang mencakupi akses pada pelayanan dasar, sehingga mampu meningkatkan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatkan perlindungan dan kesejateraan sosial, keluarga kecil berkualitas, pemuda dan olah raga, serta meningkatan kualitas kehidupan beragama, terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender pada seluruh bidang pembangunan, kesejahteraan dan perlindungan anak, tersedianya infrastruktur yang memadai, meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah

(40)

untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab yang mampu mendukung pembangunan Kota Tarakan.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Tarakan merupakan tujuan

utama dari pelaksanaan pembangunan. Kesejahteraan dicapai apabila

pembangunan dapat menciptakan ruang akvitas yang berkualitas. Ruang yang berkualitas tersebut dapat memfasilitasi masyarakat dengan berbagai aktivitasnya

dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya melalui

penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan

perekonomian kota. d. Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai

pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kerusakan

lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan. Dalam hal ini pembangunan dilakukan dengan tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan sumberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital. Oleh karena itu untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

Tarakan sebagai kota pulau, sangat perlu mengedepankan aspek pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang dilakukan untuk mengejar aspek pelayanan umum, kesejahteraan mayarakat dan daya saing daerah tentu saja tetap memperhatikan kelestarian dan daya dukung lingkungan serta dampak setiap tindakan pembangunan terhadap aspek keberlanjutan.

(41)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2013

Kondisi tersebut diperlihatkan dengan target pencapaian Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 77,76 poin, dengan capaian Indeks

Pendidikan melalui prosentase Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 98,89%,

Indeks Kesehatan melalui angka harapan hidup (AHH) sebesar 72,19 tahun. Pada akhir tahun 2013, asumsi daya beli masyarakat mencapai Rp. 653.000,-per jiwa/bulan dengan Rata-Rata Lama Sekolah mencapai 9,44 tahun.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kota Tarakan haruslah mempunyai misi yang jelas. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan agar tujuan organisasi terlaksana dengan baik.

Pernyataan misi membawa organisasi pemerintahan kepada satu fokus sekaligus merupakan tonggak dari perencanaan strategis dan sebagai langkah aksi (action plan) perwujudan cita-cita yang merupakan landasan kerja yang harus diikuti.

Berdasarkan visi Kota Tarakan, maka ditetapkan Misi sebagai berikut : 1). Meningkatkan Aktivitas Perdagangan dan Jasa Nasional dan

Internasional

Meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa merupakan strategi yang dilakukan untuk menumbuhkan sektor perekonomian daerah. Kebijakan ini selalu terkait dengan kebijakan nasional dan internasional yang relevan dengan isu-isu dan strateginya. Meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa dilakukan dalam rangka mewujudkan kota yang berdaya saing, mewujudkan pelayanan maksimal untuk investasi dan aktivitas perdagangan dan jasa, serta mengembangkan sektor ekonomi lainnya untuk menopang struktur ekonomi kota.

2). Menumbuhkembangkan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan Sebagai Rujukan Wilayah Sekitarnya

Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan dan kesehatan sebagai

rujukan wilayah sekitarnya dilakukan untuk mewujudkan pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang adil dan prima dan meningkatkan

angka IPM. Pembangunan pendidikan dan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dan kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung

(42)

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

3). Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif dan Efisien dengan Berpedoman pada Asas Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik

Mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien dengan berpedoman pada asas tata kelola kepemerintahan yang baik dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang jujur, bersih, dan pro rakyat (good governance). Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja aparatur namun juga pada aspek kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era reformasi birokrasi saat ini, perwujudan kepemerintahan yang baik merupakan salah satu fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintahan daerah yang ditopang oleh aparatur dengan kinerja baik, bertanggung jawab, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, profesional dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Lebih lanjut kondisi ini diharapkan mampu menjamin kinerja

pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima dan

menciptakan kepastian hukum serta akuntabilitas publik.

4). Mengembangkan Pola Hidup dan Sikap Masyarakat yang Berbudaya Mengembangkan pola hidup dan sikap masyarakat yang berbudaya dilakukan untuk menumbuhkembangkan sikap masyarakat yang berdisiplin, berbudaya dan bertakwa. Pola hidup dan sikap masyarakat sangan diperlukan sebagai modal pembangunan. Pembangunan ekonomi, sosial dan budaya secara terpadu dilakukan untuk menciptakan pondasi yang kuat bagi pembangunan Kota Tarakan saat ini dan dimasa yang akan datang. Pembangunan ekonomi Kota Tarakan diarahkan untuk pemberdayaan usaha ekonomi lokal sesuai karakteristik masyarakat dan wilayah, peningkatan pendapatan masyarakat, pengurangan pengangguran dan kemiskinan.

5). Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Secara Berkeadilan

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan dimaknai

sebagai terwujudnya masyarakat Kota Tarakan yang menghormati,

melindungi dan memenuhi hak-hak sipil dan politik, hak-hak sosial, ekonomi dan budaya rakyat serta mengutamakan kepentingan rakyat dalam seluruh

Gambar

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kota Tarakan Menurut Kecamatan Tahun 2013…………. 10
Table angka jumlah penduduk Kota Tarakan beserta rasio jenis kelaminnya terlihat jelas pada table dibawah ini :
Tabel 3.6 Capaian IKU1 pada SS1 Tahun 2013
Tabel 3.7 Capaian IKU1 pada SS1 RPJMD Tahun Keempat (2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dimana saat ini Penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Tanjungpinang Kota Tahun 2019 sebagai wujud terciptanya pelayanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kecamatan Ujungpangkah tahun 2020 sebagai bentuk pertanggung jawaban atas urusan penyelenggaraan Administrasi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DEPUTI VI/KESBANG TAHUN 2017 Deputi VI Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa berada di bawah dan bertanggung jawab

Bertitik tolak dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Klungkung Tahun 2013 – 2018, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah ini dengan tujuan sebagai Pertanggungjawaban Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Purwakarta atas

Penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Kusan Hilir Tahun 2016 merupakan kewajiban pemerintah kecamatan sebagai bentuk pertanggung

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) PPF LIPI Tahun 2011 ini disusun untuk melaporkan hasil hasil kegiatan baik berupa keberhasilan dalam mencapai

LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2019 Page 90 Bab IV PENUTUP KIP Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2019 ini disusun sebagai