• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup pembelajarannya sangat luas dan berkaitan dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia perlu mempelajari tentang alam agar terpelihara dan terjaga keseimbangannya. Pembelajaran mengenai IPA dilakukan di berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Pembelajaran IPA di sekoah menengah pertama terbagi menjadi dua mata pelajaran yaitu biologi dan fisika. Sedangkan pembelajaran IPA pada tingkat sekolah menengah atas (SMA) terbagi menjadi tiga mata pelajaran yaitu fisika, kimia, dan biologi.

Biologi sebagai salah satu bidang IPA merupakan konsep pernbelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran biologi sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena biologi memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia dalam rnengernbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang rnempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia. Sehingga hasil penemuannya dapat dikernbangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Materi biologi memiliki cakupan yang luas

(2)

mengenai bagaimana mengenal diri sendiri, mengenal makhluk hidup di sekitar, mengetahui hubungan makhluk hidup dengan makhluk hidup lain serta lingkungannya. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang fisika, kimia, biologi dan pengetahuan pendukung lainnya (Depdiknas, 2007). Salah satu materi biologi yang berkaitan dengan alam sekitar yaitu keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati adalah kelimpahan berbagai jenis sumber daya alam hayati (tumbuhan dan hewan) yang terdapat di muka bumi (Nurmaliahayati, 2013). Keanekaragaman hayati dapat dilihat dengan adanya persamaan dan perbedaan ciri diantara makhluk hidup. Kesamaan yang tampak pada semua makhluk hidup yaitu memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup, namun selain kesamaan tersebut, berbagai makhluk hidup juga memiliki perbedaan (beraneka ragam) yang dapat dilihat dari ciri morfologi, anatomi, fisiologi dan ciri lain.

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi, karena objek terbesar belajar biologi berupa makhluk hidup dan segala aspek kehidupannya. Oleh karena objek terbesar belajar biologi merupakan keanekaan bentuk kehidupan di bumi dan keanekaan itu merupakan gambaran dari keanekaragaman hayati maka peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan tercantum dalam kurikulum pendidikan.

(3)

Kurikulum berbasis kompetensi telah dirumuskan sejak tahun 2004, dan terus disempurnakan oleh tim kerja. Namun kenyataannya di lapangan tidak semua sekolah mampu mencapai kompetensi sesuai dengan yang tertera di dalam kurikulum, meskipun ada sekolah yang mampu mencapai kualifikasi tinggi dengan kualitas siswa dan pengajarnya yang baik. Tentunya keberhasilan tersebut didukung dengan adanya fasilitas yang memadai. Berdasarkan Kuikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) 2006 pada mata pelajaran biologi standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada materi keanekaragaman hayati tertuang pada standar kompetensi nomor 3 yaitu siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan.

Berdasarkan standar kompetensi nomer 3 tentang keanekaragaman hayati yang tertuang dalam KTSP 2006 terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai dalam pembelajaran biologi, diantaranya yaitu a) Merumuskan konsep keanekaragaman hayati melalui kegiatan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya, b) Mengkomunikasikan wawasannya tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, c) Mengklasifikasikan keanekaragaman hayati, d) Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Monera dan mengkomunikasikan perannya dalam kehidupan, e) Menyajikan data hasil identifikasi Kingdom Protista berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati, f) Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Fungi (jamur) berdasarkan struktur tubuh dan peranannya bagi kehidupan, g) Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Kingdom Plantae dan peranannya bagi kehidupan,

(4)

h) Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Kingdom Animalia dan peranannya bagi kehidupan.

Menurut Wulandari (2006) Materi kingdom animalia merupakan materi yang susah dipahami oleh siswa. Sampai sekarang siswa kesulitan untuk menghafal dan memahami materi kingdom animalia. Hal tersebut dikarenakan tingkat keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi dan kesulitan siswa dalam

menggunakan bahasa latin atau nama ilmiah.Sehingga menyebabkan kurangnya

minat siswa dalam materi tersebut. Pada materi kingdom animalia seperti golongan vertebrata merupakan submateri yang menarik karena objek materinya nyata dan tidak jauh berada di sekitar kita, berbeda dengan golongan invertebrata yang sebagian besar dari filumnya sulit untuk ditemukan. Dengan adanya faktor tersebut menyebabkan siswa susah untuk memahami materi karena materi yang sangat banyak dan enggan untuk menghafal nama-nama latin dari anggota filum hewan tersebut. selain itu membutuhkan tenaga dan waktu yang lama untuk mempelajarinya di lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh sobirin dan kawan-kawan (2013) menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam belajar biologi materi kingdom animalia yaitu siswa merasa kesulitan untuk mengidentifikasi ciri-ciri hewan dan menghafal nama-nama latin dari berbagai macam hewan yang termasuk dalam kingdom animalia. Sobirin juga mengatakan bahwa kesulitan dikarenakan siswa jarang bahkan ada yang tidak pernah menjumpai salah satu jenis hewan dari filum. Salah satu contoh yaitu dari filum porifera ini susah ditemukan karena hanya terdapat di dasar laut. Oleh sebab itu siswa kesulitan

(5)

untuk mengidentifikasinya. Dengan adanya hasil penelitian diatas maka penulis juga ingin mengetahui kesulitan yang dialami siswa kelas X MAN 2 Malang dalam memahami materi kingdom animalia dengan melakukan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran biologi kelas X MAN 2 Malang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti tanggal 28 Maret 2013 kepada guru biologi kelas X MAN 2 Malang, dapat disimpulkan bahwa kesulitan memahami materi kingdom animalia yang cukup banyak dengan media yang sangat terbatas, seperti buku pelajaran, LKS, gambar, dan lingkungan sekitar yang keberadaanya masih terpisah sehingga membuat siswa membutuhkan usaha keras dalam memahami materi tersebut. Selain itu guru juga mengakui bahwa penggunaan media yang terpisah membuat siswa hanya bergurau dalam melakukan pembelajaran, dikarenakan pemberian materi di dalam kelas sedangkan untuk mengetahui contoh hewan masih harus turun di lapang, hal tersebut yang membuat guru merasa kesulitan untuk membelajarkan materi kingdom animalia. Guru juga mengakui bahwa media yang digunakan selama ini kurang efektif, karena jumlah jam pelajaran yang sangat terbatas dan materi yang harus dipahami terlalu banyak. Adanya media pembelajaran yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi merupakan salah satu harapan guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan suatu alternatif yang dapat dan mudah dijangkau dalam melakukan proses pembelajaran.

Alterntif untuk masalah ini yaitu penerapan e-learning pada proses

(6)

belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain. Dimana e-learning tersebut dikemas dalam multimedia interaktif. Multimedia dapat diartikan sebagai perpaduan dari berbgai media yang terdiri dari teks, grafis, gambar diam, animasi, suara, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik (Wahono, 2008). Sementara itu komputer mempunyai kemampuan untuk menyimpan, mengolah, dan menyajikan data secara cepat. Dalam bahasa

pemograman tertentu, komputer dapat bernteraksi dengan user. Komputer

seolah-olah dapat merespon setiap input data yang diberikan oleh user sehingga terjadi

komunikasi timbal balik antara user dengan komputer. Oleh karena itu, jenis

multimedia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu multimedia linier dan multimedia interktif (Wahono, 2008). Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses berikutnya.contoh multimedi interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi, aplikasi game, dan lain-lain (Anwar, 2007). Dengan kemudahan yang diberikan oleh multimedia interaktif bagi pengguna, maka digunakan multimedia interaktif dalam proses belajar sebagai alat bantu mengajar.

Penerapan multimedia interaktif pada materi Kingdom Animalia bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang ciri-ciri dari Kingdom Animalia

(7)

kepada siswa. Ketika siswa melakukan pengamatan lapang, siswa sudah mempunyai bekal yang cukup kuat dan dapat mengeksplor lebih pengetahuan yang mereka dapatkan melalui multimedia interaktif tersebut. Sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi Kingdom Animalia. Selain itu penerapan multimedia interaktif juga diharapkan dapat menjadi media alternatif bagi siswa ketika pengamatan lapang tidak dapat dilakukan dikarenakan beberapa faktor, seperti lingkungan, keberadaan laboratorium, biaya, dan keberadaan hewan tersebut.

Keunggulan penggunaan multimedia interaktif dapat dilihat dari penelitian sebelumnya yang juga menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rofik (2012) hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 88% setelah mendapatkan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis komputer ini, karena lebih dari 75% dari seluruh subjek uji coba memenuhi ketuntasan belajar dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari angsket. Selain itu menurut penelitian Siti Nurhidayah (2012) hasil belajar siswa kelas VII–A SMP Mojoanyar bahwa ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal 90,36%. Artinya bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pengembangan media pembelajaran powerpoint pada materi segitiga tergolong baik secara klasikal.

Penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam menyerap informasi yang disampaikan guru secara cepat, tepat dan efisien serta mempermudah siswa dalam mengingat materi dunia hewan yang cukup banyak dan memerlukan kerja keras untuk menghafalnya.

(8)

Agar siswa dapat memahami konsep kingdom animalia, dapat menggolongkan hewan berdasarkan filumnya serta dapat mengidentifikasi ciri-ciri dari setiap hewan maka peneliti akan memberikan solusi dalam bentuk sebuah media

pembelajaran dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi

Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas X MAN 2 Malang Pada Pelajaran Biologi Materi Kingdom Animalia.”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas penerapan pengembangan media pembelajaran

biologi dengan menggunakan multimedia interaktif pada materi kingdom animalia?

2. Bagaimana tingkat pemahaman siswa kelas X MAN 2 Malang dengan

adanya pengembangan media pembelajaran biologi berbasis multimedia interakti pada materi Kingdom Animalia?

1.3Tujuan Penelitian Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah mengetahui efektivitas penerapan pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA pada materi kingdom animalia.

(9)

1.4Spesifikasi Produk yang diharapkan

Untuk menghasilkan media pembelajaran yang berbasis multimedia interaktif yang tepat dan efisien serta memberi kemudahan dalam proses pembelajaran bagi penggunanya, maka pembuatan media berbasis multimedia interaktif akan dirancang dengan kriteria sebagai berikut:

1.4.1 Media Pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang akan

dikembangkan adalah suatu media media pembelajaran yang

menggabungkan berbagai sumber media, misalnya teks, audio, gambar, desain grafis, anmasi dan lain sebagainya (Wahono, 2008) yang digabungkan dalam satu paket media pembelajaran yang mana media pembelajaran tersebut dalam penggunaanya menggunakan sistem komputer. Operasional dari media tersebut dapat dikendalikan oleh pengguna media.

Media yang dikembangkan akan berbentuk software dan diwujudkan dalam

bentuk fisik berupa Video Compact Disk (VCD).

1.4.2 Tampilan yang ada pada media pembelajaran tersebut disajikan dengan

menggunakan penayangan melalui komputer dengan desain yang menarik dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang dijelaskan melalui media tersebut. Sehingga siswa dapat menyerap informasi yang disampaikan oleh guru.

1.5Pentingnya Penelitian Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif bertujuan untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa kelas

(10)

X SMA pada mata pelajaran biologi khususnya materi kingdom animalia. Adapun pentingnya pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Siswa

Pentingnya pengembangan media bagi siswa khususnya media untuk konsep kingdom animalia adalah untuk mempermudah siswa menyerap materi yang disampaikan guru, meningkatkan minat belajar siswa serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi kingdom animalia.

1.5.2 Bagi Sekolah/Guru

Pentingnya pengembangan media bagi sekolah/guru adalah sebagai salah satu alterntif atau pedoman seskolah atau guru yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis teknologi dengan menggunakan multimedia interaktif. Selain itu peneliti juga berharap dengan adanya penelitian pengembangan ini dapat dijadikan pengetahuan bagi guru tentang alternatif pemilihan berbagai macam media untuk menunjang proses pembelajaran dengan media yang efektif dan efisien tentang kingdom animalia. 1.5.3 Bagi Pengembang

Pentingnya pengembangan media bagi pengembang adalah menambah keterampilan pengembang dalam mengembangkan media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan bahan ajar dalam proses pembelajaran yang berguna bagi pengembang sendiri ketika menjadi guru nantinya.

(11)

1.6 Keterbatasan penelitian Pengembangan

Meskipun sudah dilakukan pengembangan media, namun penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasn, diantaranya adalah:

1.6.1 Media ini hanya dapat digunakan pada SMA yang sudah memiliki fasilitas

pendukung seperti LCD, Proyektor, speaker aktif, laptop/komputer ataupun ruang multimedia.

1.6.2 Media ini hanya dapat digunakan pada mata pelajaran biologi karena media

ini hanya didesain pada konsep kingdom animalia saja.

1.6.3 Fungsi dari media ini hanya sebagai alat bantu mengajar dalam proses

pembelajaran dan membantu meringankan kesulitan guru untuk menyampaikan pokok-pokok materi yang tidak terlihat mata atau abstrak

misalnya pada spesies Amoeba Sp.

1.7Definisi Istilah

1.7.1 Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan

dan memvalidasi produk pendidikan (Siti, 2012).

1.7.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien (Nurhidayah, 2012)

1.7.3 Menurut Daryanto dalam Radyan (2011) Multimedia interaktif adalah suatu

(12)

oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya

1.7.4 Efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan tepat waktu dan dapat

mencapai tujuan yang diinginkan.

1.7.5 Pemahaman siswa Menurut Agustina dalam Endang (2009) adalah

Referensi

Dokumen terkait

Karena dokumen berisi jumlah yang signifikan dari fakta kebanyakan kasus kecurangan, investigasi harus mengerti aspek legal dan administrative saat penanganan

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Buang PBS dari tiap sumuran, selanjutnya tambahkan larutan bahan uji yang telah dipreparasi sebelumnya sebanyak 2 mL/sumuran, sesuai dengan label pada plat 6

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk menyelesaikan program sarjana (S-1) pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Perseroan menyampaikan Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk yang berakhir pada bulan Februari 2021 sebagai berikut : Biro Administrasi

Yang dapat menggunakan aplikasi adalah sebagai berikut : a) Bagian Keuangan, yaitu yang menjalankan sistem aplikasi. b) Bagian Pimpinan, yaitu hanya dapat melihat laporan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada guru mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 2 Tanggul Jember, menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang disajikan oleh guru

Ketiga aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru Sains pada masa pandemi Covid-19 di Kelas X Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada belum dilakukan dengan baik sehingga perlu