RINGKASAN
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011–2015 terus mengalami penurunan, masing-masing bulan Maret 2011 sebanyak 424,39 ribu jiwa (15,83 persen), bulan September 2011 sebanyak 433,66 ribu jiwa (16,04 persen), bulan Maret 2012 sebanyak 420,05 ribu jiwa (15,40 persen), bulan September 2012 sebanyak 410,98 ribu jiwa (14,94 persen), bulan Maret 2013 sebanyak 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan September 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret 2014 sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), bulan September 2014 sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen), bulan Maret 2015 sebanyak 421,63 ribu jiwa (14,66 persen), dan bulan September 2015 sebanyak 406,34 ribu jiwa (14,07 persen).
Penurunan penduduk miskin di Sulawesi Tengah bulan Maret 2015-September 2015 sebanyak 15,29 ribu jiwa atau turun 0,59 persen point, dengan tingkat akselerasi sebesar 4,03 persen. Selama periode Maret 2015–September 2015, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 1,28 ribu jiwa dan di daerah perdesaan berkurang sekitar 16,57 ribu jiwa.
Garis Kemiskinan periode Maret 2015–September 2015 naik sebesar 6,04 persen, yaitu dari Rp. 338.443,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp. 358.892,- per kapita per bulan pada September 2015.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) periode Maret 2015–September 2015,
menunjukkan penurunan dari 2,52 menjadi 2,37. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin mengecil artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan atau ke arah yang lebih baik.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan penurunan dari 0,66 pada bulan
Maret 2015 menjadi 0,60 pada bulan September 2015. Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin mengecil.
No. 05/01/72/Th. XIX, 04 Januari 2016
1.
Perkembangan Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah, 2011
–2015
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011–2015 mengalami penurunan secara signifikan, walaupun sempat mengalami peningkatan pada Maret 2015 sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Pada bulan Maret 2011 jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah sebanyak 424,39 ribu jiwa (15,83 persen), bulan September 2011 sebanyak 433,66 ribu jiwa (16,04 persen), bulan Maret 2012 sebanyak 420,05 ribu jiwa (15,40 persen), bulan September 2012 sebanyak 410,98 ribu jiwa (14,94 persen), bulan Maret 2013 sebanyak 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan September 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret 2014 sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), bulan September 2014 sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen), bulan Maret 2015 sebanyak 421,63 ribu jiwa (14,66 persen) dan bulan September 2015 sebanyak 406,34 ribu jiwa (14,07 persen). Pada periode Maret–September 2015 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 15,29 ribu jiwa, atau turun 0,59 persen point.
Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulawesi Tengah 2011 - 2015
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
(Ribu) Akselerasi
(persen)
Persentase Penduduk Miskin Perubahan
(persen point)
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2011 (Maret) 62,01 362,38 424,39 -10,65 9,46 17,89 15,83 -2,24 2011 (Sept) 66,14 367,52 433,66 2,18 10,05 17,96 16,04 0,21 2012 (Maret) 61,38 358,67 420,05 -3,14 9,24 17,38 15,40 -0,64 2012 (Sept) 60,40 350,58 410,98 -2,16 9,02 16,85 14,94 -0.46 2013 (Maret) 60,02 346,95 406,97 -0,98 8,90 16,53 14,67 -0.27 2013 (Sept) 64,37 336,04 400,41 -1,61 9,45 15,89 14,32 -0.36 2014 (Maret) 67,08 325,57 392,65 -1,94 9,77 15,27 13,93 -0.39 2014 (Sept) 71,65 315,41 387,06 -3,33 10,35 14,66 13,61 -0.32
2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Maret 2015-September 2015
Jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah keadaan September 2015 sebesar 406,34 ribu jiwa (14,07 persen). Jika dibandingkan penduduk miskin keadaan Maret 2015 sebesar 421,63 ribu jiwa (14,66 persen), secara absolut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 15,29 ribu jiwa atau secara relatif mengalami penurunan 0,59 persen point. Jika dilihat tingkat akselerasi pengurangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah pada periode Maret 2015–September 2015 terjadi penurunan sebesar 4,03 persen. Dalam periode tersebut pula terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan secara absolut bertambah sebesar 1,28 ribu jiwa, sedangkan di daerah perdesaan berkurang sebesar 16,57 ribu jiwa (lihat tabel 1).
Tabel 2.
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2015 - September 2015
Daerah/ Tahun
Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/Bln) penduduk Jumlah
miskin (ribu) Persentase penduduk miskin Makanan Bukan Makanan Total Perkotaan Maret 2015 249.419 108.979 358.399 77,97 10,93 September 2015 264.458 112.038 376.496 79,25 11,06 Perdesaan Maret 2015 261.524 70.332 331.855 343,66 15,90 September 2015 277.186 75.894 353.080 327,09 15,07 Kota+Desa Maret 2015 258.520 79.923 338.443 421,63 14,66 September 2015 274.027 84.865 358.892 406,34 14,07
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2015-September 2015
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Periode Maret 2015–September 2015, akselerasi Garis Kemiskinan naik sebesar 6,04 persen, yaitu dari Rp.338.443,- keadaan Maret 2015 menjadi Rp.358.892,- pada September 2015. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2015, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 76,38 persen, turun menjadi 76,35 persen pada September 2015 (tabel 2).
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
Dimensi lain yang perlu diperhatikan selain jumlah dan persentase penduduk miskin adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Tabel 3.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
di Sulawesi Tengah menurut Daerah, Maret 2015 - September 2015
Tahun Kota Desa Kota + Desa
(1) (2) (3) (4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Maret 2015 1,78 2,76 2,52
September 2015 1,41 2,69 2,37
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2015 0,43 0,74 0,66
September 2015 0,32 0,70 0,60
(P1) untuk daerah perkotaan mengalami penurunan dari 1,78 menjadi 1,41 sementara
daerah pedesaan juga menunjukkan penurunan dari 2,76 menjadi 2,69 (tabel 3). Artinya di daerah perkotaan ketimpangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin sudah lebih baik daripada daerah pedesaan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) secara umum menurun dari 0,66 menjadi 0,60
pada periode yang sama (tabel 3). Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin mengecil. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk
perkotaan mencapai 0,43 pada Maret 2015 menurun menjadi 0,32 pada September 2015. Sementara di daerah perdesaan juga mengalami penurunan dari 0,74 pada Maret 2015 menjadi 0,70 pada September 2015. Baik di daerah perkotaan maupun perdesaan ketimpangan dan keparahan rata-rata pengeluaran penduduk miskin sudah semakin mengecil pada periode Maret 2015–September 2015.