• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALOKASI DAN SINERGI ANGGARAN KESEHATAN DALAM PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALOKASI DAN SINERGI ANGGARAN KESEHATAN DALAM PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT SEHAT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ALOKASI DAN SINERGI ANGGARAN

KESEHATAN DALAM PROGRAM GERAKAN

MASYARAKAT SEHAT

BAHAN MENTERI KEUANGAN DALAM KONGRES NASIONAL IAKMI XIII

3 NOVEMBER 2016

POKOK BAHASAN

1. PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG KESEHATAN

a. ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN

b. ISU TERKAIT PENGELOLAAN APBN

c. PERKEMBANGAN ANGGARAN KESEHATAN DALAM APBN

d. PERKEMBANGAN ANGGARAN KESEHATAN DALAM APBD

2. PERMASALAHAN DAN LANGKAH PENINGKATAN EFEKTIFITAS

ANGGARAN KESEHATAN

(2)

3

PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG

KESEHATAN

Kesehatan Merupakan Salah Satu Prioritas Pembangunan

Nasional 2015-2019

RKP 2015*) RKP 2015*) MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN RKP 2016 RKP 2016 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS RKP 2017 RKP 2017 MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI U/ MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA MENGURANGI KEMISKINAN & KESENJANGAN ANTARWILAYAH RKP 2018 RKP 2018 Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018 RKP 2019 RKP 2019 Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019

(3)

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan

Kesehatan Nasional

5

No Indikator (Baseline)2014 2019

1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346

(SP 2010) 306

b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran

hidup 32 (2012) 24

c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat

pendek) anak baduta (%) 32,9 (2013) 28,0

2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000

penduduk 297 (2013) 245

b. Prevalensi HIV (%) 0,46 (2013) <0,5

c. Prevalensi tekanan darah tinggi (%) 25,8 (2013) 23,4

3 Meningkatnya perlindungan finansial a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS

Kesehatan (%) 51,8 95

4 Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan dan SD Kesehatan

a. Jumlah Kab/Kota yang memiliki RSUD

berakreditasi nasional 10 481

b. Jumlah puskesmas yang memiliki 5 jenis

tenaga kesehatan (2013)1.015 5.600

Arah Kebijakan, a.l.

1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas

2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat

3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan

Kesehatan Dasar dan rujukan yang Berkualitas

6. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu SDM Kesehatan

7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan

Dalam mengelola APBN, Pemerintah menghadapi beberapa

tantangan, termasuk masih besarnya mandatory spending

seperti anggaran kesehatan

Fiscal Space

Terbatas

Perlunya

peningkatan

penerimaan

perpajakan

Lifting

migas

dan ICP

cenderung

menurun

pendapatan

migas turun

Perlunya

peningkatan

penerimaan

perpajakan

Lifting

migas

dan ICP

cenderung

menurun

pendapatan

migas turun

Mandatory

Spending

dan

belanja bersifat

wajib masih

besar

Komposisi belanja negara didominasi belanja yang bersifat wajib (a.l. belanja operasional, pembayaran bunga utang, subsidi) Mandatory spending

semakin besar (a.l. anggaran pendidikan, DAU, dana desa, anggaran kesehatan) Komposisi belanja negara didominasi belanja yang bersifat wajib (a.l. belanja operasional, pembayaran bunga utang, subsidi) Mandatory spending

semakin besar (a.l. anggaran pendidikan, DAU, dana desa, anggaran kesehatan)

Alokasi belanja

belum optimal

 Belanja yang bersifat produktif (infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM) masih perlu ditingkatkan  Upaya penghematan

belanja yang tidak produktif (perjalanan dinas, rapat/ konsinyering) perlu terus dilakukan  Kualitas belanja

daerah masih belum optimal  Belanja yang bersifat

produktif (infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM) masih perlu ditingkatkan  Upaya penghematan

belanja yang tidak produktif (perjalanan dinas, rapat/ konsinyering) perlu terus dilakukan  Kualitas belanja

daerah masih belum optimal

Penyerapan

anggaran

belum optimal

Penyerapan anggaran belanja K/L masih berkisar 90%-94%masih dapat ditingkatkan Penyerapan menumpuk pada triwulan III dan IV Penyerapan anggaran belanja K/L masih berkisar 90%-94%masih dapat ditingkatkan Penyerapan menumpuk pada triwulan III dan IV

(4)

7

Mandatory Spending DAN Belanja Bersifat Wajif relatif masih besar yaitu

81,8% (2017), sehingga akan menyulitkan Pemerintah untuk mengarahkan

alokasi anggaran sesuai tujuan Pemerintah

411.6 412.0 97.3 98.1 412.4 422.4 698.5 758.3 85.0 83.1 83.9 80.8 84.5 78.4 77.8 81.8 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APBNP 2016 RAPBN2017

Anggaran Pendidikan Anggaran Kesehatan DAU, DBH, Dana Otsus Papua Aceh, DKY, Dana Desa Belanja Non Diskresi % thd BN

Belanja non diskresi: belanja yang bersifat wajib untuk penyelenggaraan operasional pemerintahan dan pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan Pemerintah, seperti belanja pegawai (di luar yg telah dihitung pada anggaran pendidikan dananggaran kesehatan), belanja barang operasional, pembayaran bunga utang, subsidi, dll)

Rp triliun

%

Anggaran Kesehatan terus meningkat, seiring dengan peningkatan

volume belanja negara (naik rata-rata

21,9%

per tahun)

1. Anggaran kesehatan dialokasikan melalui : belanja KL, transfer ke daerah, dan pembiayaan; 2. Sejak tahun 2016, anggaran kesehatan

dialokasikan 5% dari APBN;

3. Peningkatan anggaran kesehatan sejak tahun 2016 utamanya dialokasikan untuk peningkatan dan perluasan layanan kesehatan, baik dari sisi demandmaupunsupply, kegiatan promotif, preventif, rehabilitatif, dan kuratif.

104.1 2.7 2.8 3.0 2.7 2.8 3.3 3.8 5.0 5.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 160.0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 APBN APBNP Real % thd BN Rp Triliun % Anggaran Kesehatan, 2009-2017 2015 2016 b c d

1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 54,6 76,1 75,2 A. Anggaran Kesehatan pada K/L 50,2 70,1 65,4

a.l. i. Kementerian Kesehatan 45,9 62,7 58,3 ii. Badan POM 1,0 1,5 1,8 iii. BKKBN 2,2 3,6 3,4

B. Anggaran Kesehatan pada BUN 4,4 6,0 9,8 2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 7,4 21,2 25,2

A. DAK Kesehatan dan Keluarga Berencana 6,3 20,0 24,0

B. 1,1 1,2 1,2

3. Melalui Pembiayaan 3,5 6,8 3,6

4. Anggaran Kesehatan (1 + 2 + 3) 65,4 104,1 104,0 5. Total Belanja Negara 1.796,6 2.082,9 2.080,5 RASIO ANGGARAN KESEHATAN (4 : 5) x 100% 3,6 5,0 5,0

Komponen Anggaran Kesehatan (triliun rupiah)

2017 LKPP APBNP APBN

a

Perkiraan Anggaran Kesehatan dari Dana Otsus Papua

(5)

Anggaran Kemenkes cenderung meningkat yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Perkembangan Anggaran Kemenkes

B. Pegawai B. Barang B. Modal B. Bansos

(TriliunRp)

Sasaran 2016 2017

 Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan makanan tambahan  Persentase ibu bersalin di

fasilitas pelayanan kesehatan (PF)  50%  77%  95%  81%

 Kab/Kota yang melakukan pelayanan kesehatan bergerak (PKB) di daerah terpencil dan sangat terpencil Inovasi pelayanan kesehatan 128 Kab/Kota

 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

91,5% 92%

 Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)

92,4 juta

jiwa 94,4 jutajiwa

Anggaran Badan POM cenderung meningkat yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengawasan obat dan makanan

200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Perkembangan Anggaran BPOM

(miliar Rp)

Sasaran 2016 2017

 Pengawasan obat dan makanan di 33 Balai Besar/Balai POM

82.632 sample 82.632 sampel

 Pengawasan Produksi dan Distribusi Napza, produk berbahaya, produk terapetik dan PKRT

493 sarana 546 sarana

 Investigasi Awal dan Penyidikan Terhadap Pelanggaran Bidang Obat dan Makanan

60 penyidikan 69 penyidikan

 Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetik, Produk Komplemen dan Pangan

42.480 berkas

(6)

Anggaran BKKBN cenderung meningkat yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas kependudukan dan program keluarga berencana

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Perkembangan Anggaran BKKBN

MODAL BELANJA PEGAWAI (miliar Rp)

Sasaran 2016 2017

 Jumlah Peserta KB Baru 6,96 juta 6,97 juta

 Penggerakan Keluarga Berencana (Adokasi dan KIE)

34

provinsi 34provinsi

 Pembinaan Pesrta KB Aktif

MKJP 21,1 % 21,7 %

 Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan tentang metode kontrasepsi 21 % 31 % 36,570 39,233 47,006 56,101 68,901 71,068 77,131 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Belanja Urusan Kesehatan Agregat Nasional

Anggaran Belanja Urusan Kesehatan pada APBD cenderung

meningkat dengan prosentase berkisar 10-11 persen thd APBD

(7)

13

Rasio Fungsi Kesehatan Menurut Propinsi Tahun

2015

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Ac eh Jab ar Go ro ntal o Jati m Jate ng Su lse l Bal i Su lbar Jogya Babel Su lte ng NTT NTB Su mb ar Kal se l Su mu t Be ng ku lu Kal bar Kepri Su ltr a Ban te n Su ms el Su lut Kal te ng Pap ba r Jamb i Pap ua M alu t Lamp un g Kal tim Riau M alu ku Kal ta ra

Secara rata-rata, rasio anggaran fungsi kesehatan seluruh propinsi berada di atas

ketentuan UU sebesar 10 %

Sebagian besar daerah di wilayah Jawa dan Bali-Nusa Tenggara memiliki rasio

anggaran fungsi kesehatan di atas rata-rata nasional, sedangkan daerah di pulau

Kalimantan, Papua Maluku, Maluku Utara, dan Riau memiliki rasio anggaran

kesehatan di bawah rata-rata nasional

*Nilai Rata-rata dalam satu propinsi

PERMASALAHAN DAN LANGKAH PENINGKATAN

EFEKTIFITAS ANGGARAN KESEHATAN

(8)

PERMASALAHAN PEMANFAATAN ANGGARAN KESEHATAN

Sebagian besar permasalahan kesehatan terkait erat

dengan permasalahan non kesehatan, seperti

ketersediaan infrastruktur (akses jalan, sarana air

bersih, dan MCK), tingkat kesejahteraan keluarga,

tingkat pendidikan, pengarusutamaan g

ender,

dan gaya

hidup masyarakat;

Masih kurangnya fasilitas kesehatan dan tenaga

kesehatan dibandingkan jumlah penduduk;

Masih adanya permasalahan dalam penerapan program

Jaminan Kesehatan Nasional.

LANGKAH PENINGKATAN EFEKTIFITAS PEMANFAATAN

ANGGARAN KESEHATAN

• Pengalokasian anggaran yang semakin mendukung kegiatan promotif dan preventif kesehatan serta peningkatan budaya hidup sehat agar mengurangi beban pembiayaan kesehatan kuratif

• berkoordinasi dengan Kemenkes untuk mencari pola insentif yang mendukung pemerataan tenaga medis atau dokter

• berkoordinasi dengan Kemenkes dan Kemenristekdikti untuk melihat potensi penggunaan anggaran pendidikan yang dapat dikaitkan dengan dukungan dalam upaya untuk pemenuhan kebutuhan dokter dan tenaga kesehatan

• Meningkatkan efektivitas alokasi premi program JKN untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui perbaikan tingkat akurasi data kemiskinan.

• mendorong alokasi anggaran yang dapat menambah kapasitas rumah sakit pemerintah/pemda dan membangun minat swasta untuk berinvestasi di bidang kesehatan

• Perbaikan manajemen dan administrasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran kesehatan, termasuk melalui penyempurnaan KPJM dan penataan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK).

• membangun formula atau indikator untuk menilai Value for Money dari belanja kesehatan, agar semakin efisien, efektif, dan akuntabel.

(9)

17

ANGGARAN KESEHATAN DALAM PROGRAM GERMAS

Program Germas, lebih merupakan penguatan upaya promotif dan

preventif yang melibatkan beberapa K/L

NO KEGIATAN PRIORITAS SASARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

1 Advokasi dan Regulasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

• Regulasi di daerah (17 propinsi)

• Surat Edaran aktivitas fisik (senam, poco-poco) kpd instansi pemerintah

• Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hisup Sehat di 6.961 desa

Kemen PAN&RB, Kemendes PDTT, Kemenko PMK, Kemenkeu, Kemendagri, Kemenkes

2 Kampanye Hidup Sehat • Kampanye Gerakan Masyarakat Hisup Sehat di 100 kab/kota

• Sanitasi total berbasis masyarakat di 35.000 desa

• 50 % Posyandu aktif

• Sosialisasi dan diseminasi kebijakan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga

Kemensos, BKKBN, Kemenhan, KemenPP&PA, Kemenkominfo, Kemenkes, BNN, Kemenag, Kemenkes, POM, BKKBN, Kemendikbud,

Kemenag, KemendesPDTT, Kemenristekditi, Kemenaker, BPJS

3 Konsumsi Pangan Sehat • Jajanan anak sekolah sehat dan aman

• 100 Desa Pangan Aman

• 139 Pasar Aman dari Bahan Berbahaya

• Gerakan Gemar Makan Ikan

• 106 rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan

BPOM, Kementan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemenperin, Kemenkes, Kemenko PMK, Kemendikbud, Kemenag, KemenristekDikti, Kementan, Kemendag

4 Lingkungan Sehat • Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)

• Penurunan luas kebakaran hutan dan lahan sebesar 10 % di wilayah 52 KPHP

• Penhapusan penggunaan merkuri

• Ruang Terbuka Hijau di perkotaan

• 350.000 sambungan pipa air minum (SPAM)

• Toilet bersih di tempat wisata prioritas

Kemensos, Kementerian ATR/BPN, Kemenpar, KemenPU &PR, KemenLH dan Kehutanan, Kemenag, Kemendikbud, KemenristekDikti

5 Pencegahan Penyakit dan Deteksi

Dini •• 92 % bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap1.943 puskesmas dengan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

• 1.312 sekolah dengan UKS sesuai standar

• Pemeriksaan kesehatan berkala dan tes HIV pada anggota TNI

Kemenhan, Kemendikbud, Kemenag, POLRI, Kementerian ESDM, Kemenpar, Kementerian BUMN, Kemenkes, Kemenag, Kementan, KemenristekDikti, Kemenkes, BPJS

6 Aktivitas Fisik dan Konektivitas

Antar Moda Transportasi •• 75 % puskesmas melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD8.000 peserta event olahraga rekreasi (petualangan, massal)

• Pekan Olahraga Pelajar

• Event olahraga wisata

• Aktivitas fisik di kantor BUMN

Kemenpora, Kemenpar, KemenPu&PR, Kementerian BUMN, Kemenkes, Kemendikbud, Kemenag, Kemenhub, KemenristekDikti, Kemenaker

7 Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba

dan Minuman Keras •• 30 % kab/kota melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)Peningkatan cukai rokok dan PPn produk rokok POLRI, Kemenkeu, KemenPAN&RB,Kemenkes, BPOM< Kemendikbud, Kemenag, KemenristekDikti, Kemendag

(10)

PENUTUP

Pemerintah akan terus menjaga alokasi anggaran yang cukup

untuk Kesehatan, setidanya sesuai ketentuan UU yaitu 5 persen

dari APBN

Pemerintah juga akan terus mendorong agar belanja di bidang

kesehatan menjadi lebih efektif dan membuat masyarakat

menjadi lebih sehat melalui kegiatan-kegiatan promotif dan

preventif disamping tetap mengupayakan kegiatan kuratif dan

rehabilitatif yang efisien

Pemerintah akan memastikan semua elemen masyarakat ikut

berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan

secara khusus, mendorong Pemda untuk memenuhi tanggung

jawabnya yaitu mengalokasikan paling sedikit 10% dari APBD untuk

belanja kesehatan

menghimbau IAKMI dan Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan

Masyarakat Indonesia untuk dapat berkontribusi lebih konkrit

(11)

LAMPIRAN

Sustainable

Development Goals

(SDGs)

Tentang SDGs

Sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 lalu di New York,

Amerika Serikat, secara resmi telah mengesahkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau

SDGs sebagai kesepakatan pembangunan global. Sekurangnya 193 kepala negara hadir,

termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut mengesahkan Agenda Pembangunan

Berkelanjutan 2030 untuk Indonesia.

(12)

Anggaran untuk kesehatan dalam APBN tidak hanya dari

belanja K/L (Kementerian Kesehatan)

Anggaran Kesehatan dalam APBN dialokasikan melalui:

1. Belanja K/L

a. Yang memiliki tusi terkait kesehatan

Kemenkes, BKKBN, Badan POM

b. Yang memiliki kegiatan pengelolaan rumah sakit

Polri

dan

Kemenhan

2. Belanja non K/L

a. Jaminan Pelayanan Kesehatan oleh Pemerintah (Iuran BPJS untuk PNS)

b. Cadangan anggaran kesehatan

3. Transfer ke daerah

a. DAK Fisik (Kesehatan dan Keluarga Berencana)

b. DAK Non Fisik (Bantuan Operasional Kesehatan/BOK dan Bantuan Operasional KB)

c. Dana Otsus yang diperkirakan untuk anggaran kesehatan

4. Pembiayaan anggaran

a. Penyertaan Modal Negara kepada BPJS Kesehatan untuk Program Dana Jamsos Kesehatan

23

Sasaran Kegiatan DAK Kesehatan dan KB

Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Kesehatan Rujukan Pelayanan Kefarmasian KB

a. Pembangunan/Rehabilitasi Puskesmas dan Pengadaan Puskesmas keliling; b. Alat kesehatan/alat

penunjang dan Perangkat sistem informasi kesehatan di Puskesmas;

c. Kendaraan operasional roda 2 dan ambulans;

a. sarana prasarana, peralatan medis, peralatan kalibrasi dan instalasi pemeliharaan di RS; b. ambulans, mobil jenazah, unit

transfusi darah RS dan bank darah RS;

c. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RS;

a. obat dan bahan medis habis pakai; b. pembangunan baru, rehabilitasi, pengadaan sarana pendukung instalasi farmasi; c. kendaraan distribusi

roda 2 dan roda 4.

Sarana dan prasarana pelayanan dan penyuluhan KB

Sasaran DAK Fisik Bidang Kesehatan dan KB

No Jenis DAK Nonfisik

Pengalokasian DAK Nonfisik

Jumlah Sasaran

1. Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

biaya operasional Puskesmas x ∑ Puskesmas;

biaya akreditasi rumah sakit x ∑ rumah sakit yang akan diakreditasi ;

biaya akreditasi Puskesmas x ∑ Puskesmas yang akan diakreditasi ; (biaya sewa rumah tunggu kelahiran ) + (transportasi ibu bersalin,

operasional rumah tunggu kelahiran dan konsumsi ibu bersalin dengan pendamping). •BOK : 9.740 Puskemas •Akreditasi 104 RS •Akreditasi 2.548 Puskesmas •Jampersal: 5.330.186 Ibu Hamil 2. Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB)

∑ Balai Penyuluhan x unit cost (Rp45 juta). ∑ Fasilitas Kesehatan x unit cost (Rp1,2 juta).

∑ kab/kota untuk Penggerakan Program KB di Kampung KB x unit cost (Rp102 juta).

•4.856 Balai Penyuluhan •20.740 Faskes

•Kampung KB dan Posyandu di 508 Kab/kota

(13)

25

Rata-rata Rasio Kesehatan terhadap Total Belanja Tahun

2015 mencapai 11,4 %

Sebagian besar daerah di Pulau Jawa memiliki rasio anggaran fungsi

kesehatan di atas rata-rata nasional dan bahkan sekitar 97,9 % daerah

sudah memenuhi ketentuan UU

Daerah yang berada di wilayah Kalimantan, Maluku dan Papua memiliki

rasio fungsi kesehatan di bawah rata-rata nasional

Jumlah Daerah % thd Total

Daerah Jumlah Daerah % thd TotalDaerah

Sumatera 52.0 40.9 75.0 59.1 Jawa 81.0 73.6 29.0 26.4 Kalimantan 10.0 23.3 33.0 76.7 Sulawesi 31.0 48.4 33.0 51.6 Bali-NT 23.0 56.1 18.0 43.9 Maluku 1.0 5.3 18.0 94.7 Papua 9.0 24.3 28.0 75.7

Diatas Rata-rata Nasional Dibawah Rata-rata Nasional Wilayah

Program Gerakan Masyarakat Sehat

(GERMAS)

Program GERMAS merupakan gerakan untuk mendorong

masyarakat berprilaku hidup sehat yang dilakukan melalui

penguatan upaya promotif dan preventif masyarakat.

Tujuan GERMAS, antara lain:

Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak

menular, baik kematian maupun kecacatan;

Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk;

Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena

meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Prinsip

GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor; Keseimbangan

masyarakat; keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat;

Penguatan sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN); dan berfokus pada pemerataan

layanan.

(14)

Program GERMAS

(lanjutan...)

Saat ini, program GERMAS ini dimulai dengan 3 fokus kegiatan, yaitu

meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi

dini penyakit tidak menular (PTM).

Kebijakan lain dalam rangka mendukung program GERMAS ini adalah

Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga, dilaksanakan

oleh Puskesmas yang mempunyai ciri:

Sasaran utama adalah Keluarga;

Diutamakan Promotif dan Preventif, disertai penguatan upaya

kesehatan berbasis masyarakat (UKBM);

Kunjungan rumah secara aktif untuk peningkatan

outreach

dan

total coverage

;

Pendekatan siklus kehidupan atau

life cycle approach

.

Diharapkan dukungan stakeholder lintas sektor di daerah untuk

dapat menyukseskan GERMAS dan Keluarga Sehat.

Pemerintah telah dan akan terus berupaya meningkatkan alokasi

anggaran kesehatan dalam program GERMAS untuk mencapai target

SDGs 2030.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikanhasil analisis data yang berkaitan dengan efektivitas alat peraga KOTIF (koin dan kartu positif negatif) yang meliputi : (1)

Hal yang sama dijelaskan dalam penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kepedulian maternal meliputi kebutuhan dalam merawat bayi, kekhawatiran terhadap keuangan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa Perangkat Pembelajaran Konsep Dasar IPSdi SD yang menerapkan model Partisipasi

12 d. Berhasil guna; artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, sehingga meraih prestasi tertentu. Ingatlah

Sesuai dengan definisi tersebut, Fireworks lebih diutamakan penggunaannya untuk desainer website dengan latar belakang keahlian desain grafis, yang melibatkan perangkat image

Pasien dengan tumor yang berasal dari mukosa atau submukosa, (Dukes A, atau T1 N0 M0) atau meluas melewati submukosa, tetapi masih berada pada dinding usus (Dukes B1, atau T2 N0

(2) Setujukah kalian dengan pendapat penulis teks bahwa pada masa yang akan datang ekonomi Indonesia lebih bagus daripada ekonomi Jerman dan Inggris.. Saya setuju

Setiap guru penasihat / Ketua Unit hendaklah menepati masa dan merekodkan kehadiran murid dalam aktiviti / program yang