BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Bank BUMN atau Persero ini adalah Bank yang sebagian atau seluruh sehamnya dimiliki oleh pemerintah. Saat ini terdapat 4 (empat) Bank yang termasuk dalam daftar Bank BUMN (non syariah) yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.
Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) menilai empat perbankan milik pemerintah mempunyai pertahaan yang cukup kuat terhadap tekanan ekonomi yang saat ini terjadi. Hal ini terlihat dari terjaganya likuidiasi masing-masing perbankan. Secara fundamental, empat bank milik pemerintah ini cukup solid. Terbukti dngan Loan To Deposit Ratio (LDR) sekitar 86%-an yang artinya likuiditas terjaga serta Non Performing Loan (NPL) relatif rendah di bawah 3%. Empat perbankan plat merah ini mampu menunjukkan kesolidan dalam mempengaruhi tekanan ekonomi dalam maupun luar negeri. Bank BUMN mengedepankan untuk menjaga pertumbuhan loan agar benar benar menunjang pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan memperbaiki aset perusahaan. Karena dalam mengurus perbankan BUMN bukan anya semata-mata mencari keuntungan, namun menjadi perpanjangan tangan pemerintah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Perbedaan aturan antara perbankan swasta dan bank BUMN sangatlah terlihat jelas. Ini dibuktikan dengan peraturan pemerintah bahwa bank swasta terbuka Cuma
mengikuti tiga Undang-Undang (UU) dan dua UU apabila non Tbk. Sedangkan perbankan BUMN mesti mengikuti sebanyak 8 Undang-Undang. Hal ini tentunya akan menimbulkan banyak multitafsir alias tidak sinkron antara UU yang satu dan yang lain. Tentunya dalam hal ini perlu ada harmonisasi atau saling menunjang, jangan banyak ditafsir dari beberapa angel.
4.2 Deskripsi data
Dalam penelitian ini analisis deskripsi memberikan gambaran tentang masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio, sedangkan variabel terikat adalah Return On Assets.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dari perusahaan sampel. Data tersebut diambil dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI. Dari data keuangan tersebut dapat diketahui besarnya nilai variabel bebas yang nantinya dapat digunakan untuk memperhitungkan besarnya variabel terikat perusahaan sampel. Dengan menggunakan rumus-rumus pada BAB II diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
4.2.1 Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur efektifitas perusahaan perbankan dalam menghasilkan laba (pengembalian aset) dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang dimiliki dan seluruh sumber daya yang ada.
Semakin besar ROA yang dimiliki oleh suatu perusahan perbankan maka semakin efisien penggunaan aktiva (mampu mengembalikan aset yang digunakan) sehingga
akan memperbesar laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset. Data dari peritungan diambil mulai tahun 2002-2012. Data dari perhitungan ROA tampak pada tabel 4.1 yang merupakan hasil olah dari penelitian berdasarkan laporan keuangan tahunan bank.
Tabel 4.1: Keadaan Return On Assets (ROA) tahun 2002-2012
BANK BUMN
Tahun
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1,58% 1,49% 2,24% 1,25% 1,48% 1,44% 2,72% 2,71% 3,08% 3,63% 3,99%
Dari tabel 4.1 pada tahun diketahui bahawa Return On Assets (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 3,99% yang kemudian di posisi kedua tahun 2011 yaitu sebesar 3,63%. Sedangkan Return On Assets (ROA) terendah terjadi pada tahun 2005 yang kemudian diposisi kedua tahun 2002 yaitu sebesar 1,58%. Rata-rata Return On Assets (ROA) pada perbankan BUMN tahun 2002-2012 adalah 2,13%.
Kondisi Return On Assets (ROA) pada tahun 2007 menuju 2008 mengalami kenaikan. Hal itu disebabkan karena EBIT yang diperoleh mengalami kenaikan yang sedikit yang juga dibarengi dengan kenaikan atas aset yang dimiliki. Keadaan ROA tahun 2002-2012 pada Bank BUMN untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1
Grafik 4.1 Keadaan ROA
4.2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal bank yang dihitung dengan mengukur rasio antara modal bank (equity capital) dengan jumlah ATMR. Data dihitung dan diukur mulai tahun 2002-2012. Keterangan mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR) ini tampak pada tabel 4.2
Tabel 4.2: Keadaan Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2002-2012
BANK BUMN Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 17,89 % 22,53 % 20,50 % 19,19 % 21,20 % 17,85 % 14,31 % 13,81 % 15,36 % 16,50 % 17,93 %
Tabel diatas merupakan hasil dari olah penelitian berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang tergolong pada populasi penelitian. Dari
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
keterangan table 4.2 diketahui bahwa nilai CAR tertinggi terdapat pada tahun2003 yaitu sebesar 22,53%. Sedangkan CAR pada tahun 2009 adalah pencapaian terendah oleh bank BUMN. Untuk nilai rata-rata dari CAR periode tahun 2002-2012 ini adalah 17,91%.
Dari penjelasan di atas dapat disumpulkan bahwa apabila total modal meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan total ATMR, maka kondisi CAR akan meningkat. Dan sebaliknya apabila kenaikan total modal lebih rendah dibandingkan kenaikan total ATMR maka kondisi CAR akan menurun.
Dalam hal ini artinya efisiensi dalam pengelolaan jenis-jenis aktiva yang menjadi milik bank perlu diatur agar mengandung bobot resiko tinggi dan yang tidak produktif tidak dipelihara terlalu banyak oleh bank.
Bank sebaiknya mempertahankan kecukupan modalnya karena modal merupakan hal yang penting untuk kegiatan operasional perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan harus efektif dalam mengelola modalnya. Khususnya pada dana yang digunakan pada unit pelayanan kredit sehingga dapat memperkecil resiko tidak tertagihnya kredit yang telat pembayarannya sehingga nanti diharapkan mendapatkan laba yang meningkat. Keadaan ROA tahun 2002-2012 pada Bank BUMN untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.2
Grafik 4.2 Keadaan CAR
4.2.3 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio likuiditas bank yang diperoleh dengan menggunakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan (total loans) dengan jumlah dana pihak ketiga (total deposit) ditambah dengan modal sendiri (equity capital). Rasio ini menunjukkan seberapa besar komposisi kredit yang diberikan yang didanai dengan tabungan pihak ketiga selama periode tertentu. Rasio ini juga dapat dijadikan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Data dari perhitungan nilai LDR diperhitungkan dan diukur mulai dari tahun 2002-2012 berdasarkan laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan perbankan. Perhitungan LDR tampak pada tabel 4.3
Tabel 4.3: Keadaan Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2002-2012
10 12 14 16 18 20 22 24 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 CAR
BANK BUMN Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 38,63 % 45,66 % 56,61 % 57,49 % 59,93 % 62,37 % 70,27 % 69,55 % 71,54 % 79,86 % 78,24 %
Berdasarkan pada tabel 4.3 LDR tertinggi pada periode 2002-2012 terletak pada tahun 2011 yaitu 79,86%. Dan pada tahun 2002 LDR berada pada titik terendahnya. Rata-rata nilai LDR selama 11 tahun terakhir adalah sebesar 62,74%. Keadaan LDR tahun 2002-2012 pada Bank BUMN untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4
Grafik 4,3 Keadaan LDR 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Untuk melihat tangkuman statistic deskriptif data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4: Rangkuman Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
Jenis skor CAR LDR ROA
Jumlah 197.07 690.15 25.61 N 11 11 11 rata-rata 17.92 62.74 2.33 Max 22.53 79.86 3.99 Min 13.81 38.63 1.25 SD 2.8068 12.8843 0.9624 Varians 7.8780 166.0052 0.9262 Median 17.89 62.37 2.24 Rentang 8.72 41.23 2.74 Jlh Kelas 5 5 5
Adapun deskripsi data masing-masing variabel dalam penelitian ini secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
1. Capital Adequacy ratio (CAR)
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan kemudian diolah secara statistik dengan bantuan Microsoft Exel 2010 diperoleh bahwa Capital Adequacy ratio (CAR) skor maksimum 22,53 dan skor minimum 13,81 sehingga rentang skor adalah sebesar 8,72. Diperoleh pula bahwa rata-rata sebesar 17,92 dengan simpangan baku 2.8068 dengan varians sebesar 7.8780 dan median 17.89.Panjang interval kelas 2,00 dan banyaknya kelas interval 5.
Sebaran data-data tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi skor Capital Adequacy ratio (CAR) tersebut dapat disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Skor CAR
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 13.81 – 15.80 3 27.27 2 15.81 – 17.80 1 9.09 3 17.81 – 19.80 4 36.36 4 19.81 – 21.80 2 18.18 5 21.81 – 23.80 1 9.09 Jumlah 11 100
Berdasarkan tabel 4.5. nampak bahwa ada 4 data atau 36,36% memperoleh skor di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, sedangkan 3data atau 27,27% berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 4 responden atau 36,36 % memperoleh skor di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Untuk lebih jelasnya sebaran data di atas disajikan dalam gambar bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1. Histogram data nilai CAR
Secara lengkap hasil analisis data dokumentasi nilai CAR hasil penelitian disajikan pada lampiran 3.
2. Loan To Deposit Ratio (LDR)
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan kemudian diolah secara statistik dengan bantuan Microsoft Exel 2010 diperoleh bahwa Loan to Depsoit Ratio (LDR) skor maksimum 79,86 dan skor minimum 36,63 sehingga rentang skor adalah sebesar 41,23. Diperoleh pula bahwa rata-rata sebesar 62,74 dengan simpangan baku 12,8843 dengan varians sebesar 166,0052 dan median 62,37. Panjang interval kelas 9,00 dan banyaknya kelas interval 5.
Sebaran data-data tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi skor Loan to Depsoit Ratio (LDR) tersebut dapat disajikan pada tabel 4.6
Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Skor Loan to Depsoit Ratio (LDR) No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 38.63 - 47,62 2 18.18 2 47.63 - 56,62 1 9.09 3 56.63 – 65,62 3 27.27 4 65.63 – 74,62 3 27.27 5 74.63 – 83,62 2 18.18 Jumlah 11 100
Berdasarkan tabel 4.6. nampak bahwa ada 3 data atau 27,27% memperoleh skor di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, sedangkan 3data atau 27,27% berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 5 responden atau 45,45% memperoleh skor di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Untuk lebih jelasnya sebaran data di atas disajikan dalam gambar bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.2 berikut:
Secara lengkap hasil analisis data dokumentasi nilai Loan to Depsoit Ratio (LDR) hasil penelitian disajikan pada lampiran 3.
3. Return On Assets (ROA)
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan kemudian diolah secara statistik dengan bantuan Microsoft Exel 2010 diperoleh bahwa Return On Assets (ROA) skor maksimum 3,99 dan skor minimum 1,25 sehingga rentang skor adalah sebesar 2,74. Diperoleh pula bahwa rata-rata sebesar 2,33 dengan simpangan baku 0,9624 dengan varians sebesar 0,9262 dan median 2,24. Panjang interval kelas 0,60 dan banyaknya kelas interval 5.
Sebaran data-data tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi skor Return On Assets (ROA) tersebut dapat disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Skor Return On Assets (ROA) No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 1.25 – 1,84 5 45.45 2 1.85 – 2,44 1 9.09 3 2.45 – 3,04 2 18.18 4 3.05 – 3,64 2 18.18 5 3.65 – 4,24 1 9.09 Jumlah 11 100
Berdasarkan tabel 4.7. nampak bahwa ada 5 data atau 45,45% memperoleh skor di bawah kelas interval yang memuat skor rata-rata, sedangkan 1data atau 9,10% berada
pada kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 5 responden atau 45,45% memperoleh skor di atas kelas interval yang memuat skor rata-rata. Untuk lebih jelasnya sebaran data di atas disajikan dalam gambar bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.2. Histogram datanilai Return On Assets (ROA)
Secara lengkap hasil analisis data dokumentasi nilai Return On Assets (ROA) hasil penelitian disajikan pada lampiran 3.
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Analisis korelasi dua variabel bebas (uji-t) adalah untuk melihat hubungan antar dau variabel apakah kedua variabel yang diteliti memiliki hubungan atau tidak. Pengujian secara statistik gunanya adalah untuk menguji generalisasi atau signifikansi hasil penelitian yang berupa hubungan variabel dari dua rata-rata sampel. Sedangkan analisis regeresi dengan uji-F dilakukan untuk melihat saling pengaruh antar dua variabel. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis statistik parametrik analisis
korelasi dua variabel bebas (uji-t) dan analisis regresi (uji-F) mensyaratkan beberapa ketentuan agar data dapat diproses lebih lanjut, sehingga memberikan hasil estimasi yang lebih baik. Adapun persyaratan yang perlu dipenuhi yaitu variabel-variabel yang dianalisis berasal dari populasi memiliki data yang berdistribusi normal. Sehingga sebelum data dianalisis untuk pengujian hipotesis, dilakukan pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas data.
Untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji χ2. Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa data hasil penelitian memberikan nilai χ2hitung ≤
χ2
tabelmaka data hasil penelitian dikatakan normal, dan data dinyatakan tidak normal jika
χ2
hitung ≥ χ2tabel. Uji normalitas dilakukan pada taraf signifikansi α= 0,05.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4.2 diperoleh hasil uji normalitas data hasil penelitian variabel CAR, LDR, dan ROA dengan bantuan Microsoft Exel 2010 diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.8. sebagai berikut.
Tabel 4.8. Rangkuman hasil uji normalitas data penelitian Variabel χ2hitung χ2tabel Kesimpulan
CAR 6,261 9,488 Normal
LDR 5,635 9,488 Normal
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian variabel CAR, LDR, dan ROA, berdistribusi normal. Data lengkap hasil pengujian ini terdapat pada lampiran 3.
Variabel CAR diperoleh nilai χ2hitung = 6,261 sedangkan nilai χ2tabel pada taraf
sigsifikasi α = 0,05 dan dk = 5 -1 = 4 diperoleh nilai 9,488. Dengan demikian maka χ2
hitung ≤ χ2tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian variabel CAR
memiliki data yang berdistribusi normal. Sedangkan LDR diperoleh nilai χ2hitung = 5,635
sedangkan nilai χ2tabel pada taraf sigsifikasi α = 0,05 dan dk = 5 - 1 = 4 diperoleh nilai
9,488. Dengan demikian maka χ2
hitung ≤ χ2tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data
penelitian variabel memiliki data yang berdistribusi normal. Hasil analsisis variabel ROA diperoleh nilai χ2
hitung = 5,956 sedangkan nilai χ2tabel pada taraf sigsifikasi α = 0,05 dan
dk = 5 - 1 = 4 diperoleh nilai 9,488. Dengan demikian maka χ2hitung ≤ χ2tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa data penelitian variabel ROA memiliki data yang berdistribusi normal.
4.4 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Pengujian hipotesis I
Hipotesis pertama pada penelian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012”, dengan hipotesis statistik:
Ho : b1 = 0
Pengujian hipotesis ini menggunakan stistik uji F. Kaidah pengujian yang digunakan pada taraf signifikasi α = 0,05 yang dipilih dan dk = n - 2. Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima atau H1ditolak, dan jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak
atau H1 diterima.
Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan Microsoft Exel 2010 sebagaimana pada lampiran 5 diperoleh bahwa hasil perhitungan regresi sederhana pengaruh CAR terhadap Profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012, diperoleh konstanta a = 5,72 dan koefisien regresi b = -0,19. Dari nilai konstanta dan koefisien regresi tersebut maka dapat dituliskan persamaan regresi pengaruh CAR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 adalah Ŷ= 5,72 - 0.19X1. Model persamaan regresi ini mengandung pengertian bahwa apabila CAR
ditingkatkan satu skor maka kecenderungan profitabilitas bank BUMN menurun 0,19 skor pada konstanta 5,72.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran IV diketahui nilai Fhitung untuk uji
signifikansi persamaan regresi sebesar 39,40 sedangkan nilai Ftabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah 5,12. Karena nilai Fhitung> Ftabel maka persamaan regresi
tersebut signifikan. sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa Terdapat terdapat pengaruh CAR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 diterima.
4.5.2 Pengujian hipotesis ke II
Hipotesis kedua pada penelian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan antara LDR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012”, dengan hipotesis statistik:
Ho : b2 = 0
H1 : b2 ≠ 0
Pengujian hipotesis ini menggunakan stistik uji F. Kaidah pengujian yang digunakan pada taraf signifikasi α = 0,05 yang dipilih dan dk = n - 2. Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima atau H1ditolak, dan jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak
atau H1 diterima.
Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan Microsoft Exel 2010 sebagaimana pada lampiran 5 diperoleh bahwa hasil perhitungan regresi sederhana pengaruh LDR terhadap Profitabilitas profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012, diperoleh konstanta a = 1,51 dan koefisien regresi b = 0,06X2. Dari nilai konstanta dan
koefisien regresi tersebut maka dapat dituliskan persamaan regresi pengaruh LDR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 adalah Ŷ= 1,51 + 0.06X2. Model persamaan regresi ini mengandung pengertian bahwa apabila
LDR ditingkatkan satu skor maka kecenderungan profitabilitas bank BUMN meningkat 0,06 skor pada konstanta 1,51.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran IV diketahui nilai Fhitung untuk uji
signifikansi persamaan regresi sebesar 39,40 sedangkan nilai Ftabel pada taraf
tersebut signifikan. sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa Terdapat terdapat pengaruh LDR terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 diterima.
4.5.3 Pengujian Hipotesis III
Hipotesis ketiga pada penelian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR dan LDR secara bersama-sama terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012”, dengan hipotesis statistik:
Ho : b = 0
H1 : b ≠ 0
Pengujian hipotesis ini menggunakan statistik uji F. Kaidah pengujian yang digunakan pada taraf signifikasi α = 0,05 yang dipilih dan dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1. Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima atau H1
ditolak, dan jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak atau H1 diterima.
Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan Microsoft Exel 2010 sebagaimana pada lampiran 6 diperoleh bahwa hasil perhitungan regresi ganda pengaruh CAR dan LDR secara bersama-sama terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012, diperoleh konstanta a = -0.524, koefisien regresi b1 = - 0.038, dan
koefisien regresi b2 = 0.056. Dari nilai konstanta dan koefisien regresi tersebut maka
dapat dituliskan persamaan regresi pengaruh CAR dan LDR secara bersama-sama terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 20022012 adalah Ŷ= -0.524 - 0.038X1 + 0.056X2. Model persamaan regresi ini mengandung pengertian
setiap kenaikan satu satuan LDR, provitabilitas bertambah 0.0056 satuan; pada koefisien -0.524.
Hasil perhitungan nilai Fhitung seperti pada lampiran 6 menunjukkan bahwa nilai
Fhitung untuk uji signifikansi persamaan regresi sebesar 5,61 sedangkan nilai Ftabel pada
taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk = (2;8) adalah 4,46. Karena nilai Fhitung> Ftabel maka
persamaan regresi tersebut signifikan. sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa Terdapat terdapat pengaruh CAR dan LDR secara bersama-sama terhadap profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 diterima.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh secara empiris melalui pengujian keempat hipotesis sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya bahwa terdapat 3 hipotesis yang diterima dan satu hipotesis yang ditolak.
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai profitabilitas bank BUMN dipengaruhi oleh besarnya nilai CAR bank. Yang berarti bahwa semakin tinggi CAR maka ROA akan menurun. Pendapat ini sesuai dengan teori dari Ginanjar (2007) meneliti CAR sebagi variabel yang mempengaruhi profitabilitas bank yang go public di BEJ tahun 2004-2006 pada 15 bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitianya adalah CAR sebagai variabel babas (x) dan Profitabilitas sebagai variabel terikat (Y). Dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. dengan menggunakan statistic
uji t. berdasarkan statistic uji t dapat disimpulkan bahwa CAR tidak mempunyai pengaruh yang positif terhadap profitabilitas bank.Hal sejalan juga dengan apa yang dikemukakan oleh Mathews Osborne (2013), Banks with a surplus of capital relative to target exhibit a strongly negative relationship between capital and profitability.
Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas bank BUMN yang listing di BEI Periode 2002-2012 berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai profitabilitas bank BUMN dipengaruhi oleh besarnya nilai LDR bank. Yang berarti bahwa semakin tinggi LDR suatu perusahaan perbankan maka profitabilitas (ROA) dari bank tersebut juga akan meningkat. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Prastiyaningtyas (2010) yang melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi profitabuilitas perbankan studi pada Bank Umum go public yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008.Penelitian ini menghasilkan CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan pangsa kredit baik secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Ketut (2007) dimana LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Koefisien variabel LDR yang bertanda positif menunjukkan bahwa kenaikan LDR akan berdampak pada kenaikan nilai ROA. Rasio LDR menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam menutupi total simpanan nasabahnya dengan menggunakan piutang atau dengan kata lain dimaksudkan untuk mengukur hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Semakin tinggi LDR maka akan semakin besar kemungkinan bank menutup simpanan nasabah dengan jumlah kredit yang telah diberikan, sehingga kondisi bank semakin lebih baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis III menunjukkan bahwa nilai profitabilitas suatu bank dipengaruhi secara bersama-sama oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Pada penelitian ini diperoleh temuan bahwa setiap kenaikan nilai CAR akan menyebabkan turunnya nilai profitabilitas bank dan sebaliknya LDR memberikan pengaruh positif dimana setiap kenaikan nilai LDR akan menyebabkan naiknya nilai profitabilitas perbankan