• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Keberhasilan peningkatan produksi dalam usaha tani sangat dipengaruhi oleh masukkan berbagai faktor produksi yang salah satunya adalah penggunaan benih bermutu.Kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul dalam meningkatkan produksi usaha taninya sudah cukup tinggi.Namun dalam pelaksanaannya perlu disertai dengan kesadaran penggunaan benih unggul yang bermutu tinggi dan benar.Dengan menggunakan benih yang bermutu diharapkan akan meningkatkan produktivitas per satuan luas, dapat mengurangi serangan hama penyakit, dan lain-lain.

Bermutu berarti benih tersebut harus asli, hidup dapat tumbuh apabila ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih atau seed bourne deseases

dan bersih. Oleh karena itu harus diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang akan digunakan, sehingga tidak menyebabkan kerugian, baik waktu, tenaga dan biaya akibat penggunaan benih tidak bermutu (Tjiptono, 2000)

Benih merupakan salah satu komponen utama yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi, karenanya penggunaan benih varietas unggul yang bermutu (berlabel) sangat dianjurkan. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul, antara lain: berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan rasa nasi enak (pulen).Faktor yang mempengaruhi

(2)

bagi petani dalam melakukan kegiatan usahatani merupakan syarat penting dalam peningkatan hasil dan kualitas produksi.

Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih ditentukan oleh prosesnya, mulai dari proses perkembangan dan kemasakan benih, panen, perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Arsanti, 1995).

Menurut Sadjad (1993) menyatakan bahwa Benih bermutu harus memenuhi kriteria 7 tepat yaitu tepat varietas, tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu, tepat tempat, tepat harga dan tepat pelayanan. Hasil benih ini diberi sertifikat, sehingga dinamakan benih bersertifikat. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya menerapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan standar mutu benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) melalui label benih bersertifikat.

Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun penangkar benih.Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Bagi benih bersertifikat ditetapkan kelas-kelas benih sesuai dengan urutan keturunan dan mutunya, antara lain penetapannya sebagai berikut:

1.Benih Penjenis (Breeder Seed = benih teras) adalah benih yang dihasilkan oleh instansi yang ditentukan/ditunjuk atau dibawah pengawasan pemulia tanaman.

(3)

Benih ini jumlahnya sedikit dan merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar. Benih ini masih murni dan diberi label kuning.

2.Benih Dasar (Foundation Seed = FS) merupakan perbanyakan dari benih penjenis yang diproduksi di bawah bimbingan intensif dan pengawasan yang ketat, sehingga kemurnian varietas yang tinggi dan identitas genetisnya dapat terpelihara. Benih ini diproduksi oleh instansi atau penangkar benih sesuai ketetapan Badan Benih Nasional dan harus disertifikasi oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label putih.

3.Benih Pokok (Stock Seed= SS) merupakan keturunan dari Benih Penjenis atau Benih Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label ungu.

4.Benih Sebar (Extension Seed = ES) merupakan keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar atau Benih Pokok, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB dan diberi label biru (Kartasapoetra,2003).

Benih biasa adalah benih dari hasil panen sendiri.Jika menggunakan benih biasa maka pertumbuhan tidak seragam, produksi rendah rata-rata 4-5 ton dan rentan terhadap penyakit. Sedangkan benih bersertifikat adalah benih yang di beri label biru setelah melalui pemeriksaan lapangan, pengujian, pengawasan serta memenuhi

(4)

standar sertifikasi. Jika menggunakan benih bersertifikat maka pertumbuhan seragam, produksi tinggi rata-rata 6-7 ton dan tahan terhadap penyakit.

Menurut Soetopo (1993) keunggulan benih bersertifikat dibandingkan dengan benih biasa diantaranya adalah :

1. Penghematan penggunaan benih, misalnya untuk padi dari rata-rata 30-50 kg/ha menjadi 20-25 kg/ha.

2. Keseragaman pertumbuhan, pembungaan dan pemasakan buah, sehingga dapat dipanen sekaligus.

3. Rendemen beras tinggi dan mutunya seragam. 4. Meningkatkan mutu produksi beras yang dihasilkan.

Penggunaan benih padi berkualitas yang bersertifikat sebagai upaya meningkatkan produktivitas masih perlu digalakkan.Sebab mayoritas petani padi saat ini masih menggunakan benih dari hasil panen sendiri, sehingga produktivitas lahan pertaniannya menjadi belum optimal.Apalagi akhir-akhir ini alih fungsi lahan pertanian cukup tinggi dan sulit dihindari, sehingga meningkatkan produktivitas lahan pertanian menjadi upaya agar produksi padi bisa meningkat.

Pengujian Benih

- Pengujian Kadar Air

Kadar air suatu benih mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengaruhnya terhadap reabilitas dan merupakan hal penting bagi benih yang akan dipasarkan serta berpengaruh juga pada daya tahan benih karena terlalu rendah kadar air benih dapat mematikan daya tumbuh benih.Untuk mengetahui kandungan air pada benih

(5)

yang terikat secara fisik disebut dengan kandungan air bebas yang dinyatakan dengan proses berat dapat digunakan alat Moites Tester, kadar air 11-12%.

- Pengujian Daya Kecambah

Pengujian ini diambil dari proses kerja yang telah dijernihkan agar mendapat pertumbuhan benih yang diujikan dan mendekati kenyataan di lapangan. Persentase daya tumbuh adalah persentase dari benih yang membentuk bibit/tanaman normal pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan benih dalam jangka waktu tertentu.Daya kecambah minimal 80%.

Proses Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih merupakan unsur yang sangat penting bagi perbenihan karena untuk pemeliharaan kemurnian mutu benih dari suatu varietas dan serta menyediakan secara kontinu kepada petani.Disamping mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu varietas, membantu pula produsen benih dalam memproduksikan dengan kualitas mutu yang lebih baik serta membantu petani mendapatkan benih yang digunakan, baik jaminan kebenaran varietas maupun mutunya.Dalam memproduksi benih bersertifikat maka perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Permohonan sertifikasi dengan melampirkan areal sertifikasi label keterangan benih yang akan di panen.

2. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan merupakan apakah suatu areal sertifikasi dapat diterima atau tidak antara lain :

- Fase vegetatif -Fase pembungaan

(6)

-Fase masak

3. Pemeriksaan alat processing tidak terkontaminasi dengan varietas lain. 4. Pengambilan contoh benih yang mewakili stok benih yang ada.

5. Pengujian laboratorium secara teratur atau terjadwal. 6. Laporan sesuai stok yang diujikan dalam kelompok benih.

7. Pelabelan sesuai dengan stok yang diujikan dalam kelompok benih. Adapun skema proses pengolahan benih adalah sebagai berikut :

Gambar.1 Skema Proses Pengolahan Benih

Petani Penangkar Panen BPSB

GKP

PT.Sang Hyang Seri Penjemuran

GKK Pembersihan

BB Pengujian

BPSB

BL Pengemasan

(7)

Keterangan :

GKP = Gabah Kering Panen GKK = Gabah Kering Kotor BB = Benih Bersih

BL = Benih Lulus BK = Benih Kantong

BPSB = Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

2.2 Landasan Teori

Menurut Glueck dan Jauch (1998), strategi didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi perusahaan.Menurut Rangkuti (2005) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,1997).Dari definisi tersebut, Kotler membagi kegiatan pemasaran ke dalam empat golongan kegiatan yaitu kegiatan yang berhubungan dengan produk, kegiatan penentuan harga produk, kegiatan promosi, dan kegiatan yang berhubungan dengan pendistribusian produk.Menurut Kotler dalammenentukan

(8)

startegi pemasaran sebaiknya menggunakan konsep bauran pemasaran (marketing mix).

Bauran Pemasaran

Kotler (1997) menyebutkan bahwa pemasaran sebagai alat perangkat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.Ada banyak alat pemasaran, salah satunya adalah konsep bauran pemasaran 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu produk inti, aktual produk, dan produk tambahan. Produk inti merupakan manfaat dari produk itu sendiri, sedangkan produk aktual memiliki lima karakteristik yaitu mutu, corak, gaya/model, merek, dan kemasan. Produk tambahan adalah produk pelengkap di sekeliling produk inti dan produk aktual itu dengan menawarkan layanan dan manfaat tambahan kepada konsumen

(Kotler, 1997).

2. Price (harga) merupakan sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Tujuan penetapan harga pada dasarnya dibagi menjadi, tujuan berorientasi laba, tujuan berorientasi volume, tujuan berorientasi citra dengan maksud untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), tujuan stabilitas harga yang cenderung terjadi pada pasar yang konsumennya sensitif terhadap perubahan harga, dan tujuan lainnya

(9)

3. Place (saluran pemasaran/distribusi)yaitu sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lain yang sama-sama terlibat dalam proses penyediaan suatu produk untuk digunakan atau di konsumsi.Jadi, saluran pemasaran/distribusi melakukan kerja dengan memindahkan suatu produk dari produsen ke konsumen.Keputusan mengenai pemilihan saluran pemasaran merupakan keputusan penting, juga dalam manajemen. Sebab saluran yang dipilih perusahaan akan mempengaruhi segala macam keputusan pemasaran

(Kotler, 1997).

4. Promotion (promosi) merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 1997): a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.

b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.

c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.

d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

(10)

Menurut Rangkuti (2005), proses perencanaan strategis melalui 3 tahap analisis, yaitu :

a. Tahap pengumpulan data b. Tahap analisis

c. Tahap pengambilan keputusan

Dalam suatu usaha perlu melakukan analisis lingkungan baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar guna meramalkan perubahan lingkungan yang mempengaruhi usaha tersebut. Analisis lingkungan ini dapat dilakukan dengan apa yang dikenal sebagai analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, and threaths) (Rangkuti, 2005).

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman (threaths) (Rangkuti,2005).

Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang terdiri atas tiga model yaitu :

a. Matrik Faktor Strategi Internal

Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel IFAS.

- Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) - Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

(11)

baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negative, kebalikannya.

- Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh skoring dalam kolom 4.

- Jumlahkan skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.

Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.

b. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.

- Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) - Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya

(12)

baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap peluang dan nilai “rating” terhadap ancaman bersifat negatif, kebalikannya. - Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3).

Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

- Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh skoring dalam kolom 4.

- Jumlahkan skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.

Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matrik Faktor Strategi eksternal (EFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor peluang dan ancaman.

c. Matrik Posisi

Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :

- Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x<0.

(13)

- Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y<0.

Kuadran III Kuadran I Strategi turn-around Strategi agresif

X (+) X (-)

Kuadran IV Kuadran II

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

Y (-)

Gambar. 2 Matrik Posisi SWOT

Kuadran I

- Merupakan posisi yang menguntungkan.

- Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal.

- Seharusnya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II

- Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya. Y (+) F A K T O R I N T E R N A L FAKTOR EKSTERNAL

(14)

- Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

- Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar. Kuadran III

- Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

- Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan.

- Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.

- Strategi yang diambil defensive, penciutan dan likuidasi. (Situmorang dan Dilham , 2007)

2.3 Kerangka Pemikiran

PT.Sang Hyang Seri merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang produksi dan distribusi benih yang berkualitas. Dalam memproduksi benih padi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :

- Faktor iklim

Faktor ini berkaitan erat dengan kegiatan produksi perusahaan.Perusahaan perlu mengantisipasi ancaman maupun peluang yang mungkin timbul dari kecenderungan lingkungan.

(15)

- Faktor Teknologi

Faktor teknologi menciptakan peluang bagi perusahaan untuk berproduksi dengan semakin efisien dan dapat menciptakan pasar baru.Penciptaan pasar baru ini dapat dilakukan dengan memodifikasi produk yang sudah ada atau dengan bantuan kemajuan teknologi menciptakan produk baru.Kemajuan teknologi dapat pula menjadi ancaman yang membuat teknologi lama terlihat usang.Perusahaan harus memahami lingkungan teknologi yang berubah dan bagaimana teknologi tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia, sehingga perusahaan dapat menambahkan penyesuaian-penyesuaian yang perlu bagi produk maupun teknologi produknya. - Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Faktor sumber daya manusia di dalam perusahaan berkaitan dengan pengolahan produksi benih padi dalam kemampuannya mencapai tujuan perusahaan.

Setelah menghasilkan produksi benih padi, maka benih pun dapat di distribusikan melalui lembaga 1 dan lembaga 2.Pada lembaga 1 yaitu PT.Sang Hyang Seri Konsumen, kemudian lembaga 2 adalah PT.Sang Hyang Seri Kios Konsumen. Dengan diketahuinya produksi dan distribusi benih padi, untuk mengembangkan pemasaran benih padi bersertifikat harus mengetahui apa-apa saja yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam meningkatkan pemasaran benih. Sehingga di masa yang akan datang, perusahaan dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

(16)

Gambar. 3 Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Pengaruh

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Iklim, teknologi, dan SDM mempengaruhi produksi benih padi bersertifikat pada PT.Sang Hyang Seri.

2. Ada beberapa saluran pemasaran benih padi bersertifikat yang terdapat pada PT.Sang Hyang Seri

3. Beberapa strategi pemasaran dapat dihasilkan melalui pendekatan bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi danstrategi promosi.

BAB III

PT.Sang Hyang Seri

Produksi Benih Padi Faktor - faktor yang

mempengaruhi Produksi benihpadi : -Iklim -Teknologi -SDM Lembaga 1

Distribusi Benih Padi

Lembaga 2

PT.Sang Hyang Seri Konsumen

PT.Sang Hyang Seri Kios

Referensi

Dokumen terkait

Waktu Saudara melayani orang lain, menolong orang lain, kalau itu adalah ekspresi ucapan syukur, maka akan sangat berbeda dengan kalau Saudara merasa sudah

Untuk mencapai indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015,

Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip – prinsip dasar pengajaran bahasa

Berbeda halnya dengan konsep kompensasi yang setara, persoalan harga yang adil muncul ketika menghadapi harga yang sebenarnya, pembelian dan pertukaran barang,

(3) Komponen tarif rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk obat-obatan, tindakan medik, tindakan medik gigi, penunjang medik, keperawatan,

Pada makalah ini dipaparkan metode yang digunakan dalam menentukan nilai kemampuan ukur terbaik untuk pengukuran aktivitas sumber berbentuk titik menggunakan perangkat

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang mengenai Teknik Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) dengan Metode Keramba Jaring Apung di Balai

BEBAN PENYUSUTAN PERIODE