• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASTL DAN PEMBAHASAN. Perilaku Makan Tikus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tikus pada umurnnya tidak langsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASTL DAN PEMBAHASAN. Perilaku Makan Tikus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tikus pada umurnnya tidak langsung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perilaku Makan Tikus

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tikus pada umurnnya tidak langsung

mengkonsumsi umpan yang diberikan. Umpan yang dicampurkan dengan bahan tam-

bahan tepung keong mas terlebih dahulu dikelilingi baru dicicipi. Untuk beberapa hari

dalam minggu pertama tikus mengkomsumsi dalam jumlah sedikit. Hal ini membuk-

tikan bahwa tikus bersifat hati-hati terhadap benda atau makanan yang asing baginya

atau baru ditemukan (sifat neofobia).

Walaupun umpan berupa beras sudah dikenal oleh tikus dan merupakan salah satu

pakan utama yang ditemui di lapang, namun karena kondisi lingkungan berupa

kurungan yang baru, tetap mempengaruhi sifat hati-hatinya. Dari pengamatan juga

diketahui bahwa tikus mulai beraktivitas makan pada hari menjelang malam atau sore

hari, yang membuktikan bahwa tikus merupakan hewan nokturnal

Umpan pada semua konsentrasi keong yang diberikan pada aplikasi pertama

dikonsumsi oleh tikus (Tabel Lampiran 1). Rata-rata konsumsi per hari pada aplikasi

pertama adalah 6.95 gram atau kira-kira 7.84% dari rata-rata bobot tikus yang

diperlakukan. Menurut Meehan (1984) tikus mengkonsumsi pakannya kira-kira 10%

dari bobot tubuhnya

Peningkatan maupun penurunan jumlah konsumsi umpan pada tikus yang tidak

stabii, karena umpan denga tambahan tepung keong mas belum begitu dikenal oleh

tikus. Penurunan jumlah konsumsi juga dapat terjadi karena umpan dengan tambahan

tepung keong mas itu dirasakan kurang enak oleh tikus. Beberapa hari pertama pada

aplikasi satu, sisa tepung keong mas banyak tersisa dalam gelas tempat minum tikus.

Kemungkinan setelah tikus mencicipi umpan tersebut, tikus lalu minum atau dengan

(2)

sezg~je m p ~ c ~ c i mc!stzye

pede eir mimm~ya. Tetepi 3-4 hari berihltnya ha1 ini tidak

ditemui lagi, diduga tikus terpaksa mengkonsumsi karena tidak ada pilihan lain pakan-

nya. Naik turunnya jumlah umpan yang dikonsumsi tikus berpengaruh pada pada naik

turunnya bobot tikus (Tabel Lampiran 4).

Bila diliat dari rata-rata keseluruhan bobot tikus, umumnya bobot tikus

meningkat setelah aplikasi satu. Tikus yang mengalami kenaikan berat badan setelah

aplikasi satu adalah 88%.

Pada aplikasi kedua atau aplikasi standar, tikus mengkonsumsi kira-kira 7.19

gram per individu atau kira-kira 8.11% dari bobot tubuhnya. Jumlah konsumsi pakan

tikus pada aplikasi kedua, lebih tinggi dari jumlah konsumsi tikus pada aplikasi satu

(Tabel Lampiran 2). Jumlah tikus yang mengalami kenaikan bobot tubuh setelah

aplikasi standar

ini

hanya 72%. Penurunan peningkatan bobnot tubuh ini terjadi kare-

na tikus hanya mengkonsumsi umpan standar saja. Tikus mengalami kekurangan

kandungan, lemak, mineral dan protein dalam pakannya. Pada aplikasi pertama tikus

menda-patkan sumber, lemak, mineral dan protein dari tepung keong mas.

Pada aplikasi ketiga tikus kembali lagi diberi pakan dengan umpan tambahan

tepung keong mas, sama seperti aplikasi pertama. Konsumsi harian rata-rata tikus

adalah 7.05 gram atau kira-kira 7.25% dari rata-rata bobot tikus (Tabel Lampiran 3).

Konsumsi tikus pada aplikasi ketiga ternyata lebih rendah dari pada konsumsi tikus

pada dua aplikasi sebelumnya. Jumlah tikus yang mengalami kenaikan bobot tubuh

hanya 66.67%.

Bila diiihat dari rata-rata konsumsi tikus per hari per individu (Tabel 1) hanya

6-7 gram, jumlah konsumsi tersebut kurang dari 10

%

rata-rata berat tubuh tikus

(Tabel Lampiran 4). Bila dalam suatu makanan terkandung semua jenis asam amino,

(3)

prrrtei;.r! ~?l~!cznzfi

zker! digunakan llntuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan-jaringan

tubuh, meskipun dalam pelaksanaannya tubuh tidak mempunyai efisiensi yang

demikian tingginya untuk mencerna semua protein Bentuk protein yang tidak dapat

dicerna ini tidak dipergunakan oleh tubuh sehingga menumpuk dengan jaringan serat

dan lemak (Sediaoetama, 1976) Hal ini dapat diterangkan dengan kemungkinan

adanya jenis-jenis protein dalam tepung keong mas yang dicampurkan ke pakan yang

tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan tikus Jenis kandungan protein yang

tidak dapat dicerna tersebut karena terhambat oleh adanya jaringan serat dan lemak

dalam tubuh tikus Hal ini terbukti dalam daging keong mas juga mengandung lemak

yang tinggi Produksi sehari per gram protein dapat meningkatkan 0,38 gram per kg

berat badan tikus

Walaupun pada setiap aplikasi bobot tubuh tikus mengalami kenaikan ataupun

penurunan dalam pola yang tidak teratur, namun secara umum dapat dikatakan bahwa

pemberian tepung keong mas meningkatkan bobot tubuh tikus Hal ini menandakan

bahwa perilaku tikus adalah menyenangi pakan yang ditambahkan tepung keong mas

Perilaku makan tikus yang menyenangi umpan dengan tambahan keong mas,

meningkatkan konsumsi tikus dan meningkatkan bobot tubuh tikus, sehingga berpo-

tensi dijadikan bahan tambahan umpan tikus

Preferensi

Makan

Tikus

Tikus secara umum mengkonsumsi semua konsentrasi tepung keong mas yang

ditambahkan pada umpan dan diberikan pada tikus. Pada aplikasi satu rata-rata

konsumsi tikus paling tinggi pada konsentrasi 5% dibandingkan konsentrasi lainnya,

tetapi hasilnya tidak berbeda nyata pada

oc = 0,05

(Tabel 1 dan Tabel Lampiran 5).

(4)

Tabel 1. Rata-rata Konsumsi (gram) Tikus pada Lima Konsentrasi yang

Eibciik?u? padti Aplikasi Peitaiis, Kged.12

d=

Ketigz

Konsentrasi

Aplikasi

Rata-rata konsumsi tikus terhadap umpan yang diberi keong mas tidak berbeda

nyata (P

>

0.05) dibandingkan dengan kontrol. Hal ini membuktikan bahwa pemberian

umpan tikus yang ditambahkan tepung keong mas tidak mempengaruhi preferensi

makan tikus, walaupun dari jumlah konsumsi rata-rata paling tinggi terdapat pada

perlakuan konsentrasi 5%.

Pada aplikasi kedua (aplikasi standar) konsumsi tikus pada semua konsentrasi

tidak berbeda nyata dengan konsumsi rata-rata kontrol

(P

>

0.05) (Tabel 1 dan Tabel

Lampiran 6). Tikus yang telah diberi umpan dengan tambahan tepung keong mas

konsentrasi 5% pada aplikasi pertama, meningkat konsumsinya pada aplikasi standar.

Tikus yang sebelumnya diberi konsentrasi 10% lebih tinggi dari rata-rata konsumsinya

dibandingkan dengan konsentrasi lainnya.

Pada apliasi ketiga saat diberi umpan dengan tambahan tepung keong mas

lagi, rata-rata konsumsi tidak berbeda nyata (P

>

0.05) (Tabel 1 dan Tabel Lampiran 7).

Konsentrasi 5% tidak berbeda nyata dengan kontrol dan konsentrasi

2.5%.

Konsentrasi

ini juga tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 7.5% dan 10% pada aplikasi ketiga.

(5)

D i d s g ~

h e r ? .

pemherian umpan dengan tamhahan tepung keong mas terns menerus

tikus merasa jera umpan dan menjauhinya. Terlihat rata-rata konsumsi setiap aplikasi

menurun, kecuali konsentrasi 7.5% semakin meningkat (Tabel 1). Pada apliasi ketiga

konsentrasi 5% mempengaruhi preferensi makan tikus. Konsentrasi 5% pada aplikasi

pertama paling tinggi tapi pada aplikasi ketiga konsentrasi 10% yang lebih meningkat.

Walaupun secara umum, rata-rata jumlah konsumsi tikus pada semua aplikasi tidak

berbeda nyata dengan kontrol, yang tidak diberi bahan tambahan tepung keong mas.

Kemungkinan jumlah tepung keong mas dalam umpan terlalu banyak ataupun terlalu

sedikit sehingga perlu diietahui jumlah tambahan umpan yang tepat.

Keseluruhan hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua konsentrasi pada

aplikasi pertama, kedua, dan ketiga tidak berbeda nyata (P

>

0.05). Akan tetapi terlihat

bahwa konsumsi tikus pada kisaran konsentrasi 5% dan 10% lebih tinggi dari kontrol

dan ha1 ini menunjukkan kemungkinan kisaran konsentrasi ini lebii cocok. Dengan

demikian konsentrasi yang lebih sempit dalam kisaran konsentrasi tersebut dapat dico-

bakan, untuk mengetahui preferensi makan tikus lebih lanjut.

Selain mengkonsumsi pakan, tikus mempunyai kebiasaan mengerat bambu

tempat persembunyian pada kurungan untuk mencegah pertumbuhan gigi seri yang

tumbuh terus menerus.

Potensi Tepung Keong

Mas

sebagni Penyedap

pnda Umpan Tikus

Budidaya keong mas di Indonesia masih dilarang pemerintah karena kekha-

watiran menjadi hama pada pertanaman padi di sawah. Beberapa propinsi di Indonesia

seperti Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

dinyatakan mempunyai potensi kena serangan hama keong mas ini. Pengendalian hams

(6)

oegerz

rTlab~k;~n

dan

pemb~~didayaan

keong mas tidak boleh dilakukan di perairan

umum dan persawahan. Masih banyak orang yang membudidayakan keong mas ini

karena merupakan hewan yang indah yang dapat dijadikan penghias akuarium.

Setelah menjadi hama di berbagai daerah pertanaman padi di Indonesia, peme-

rintah membatasi pengembangannya. Pengendalian pun banyak dilakukan agar hama ini

tidak meluas kemana-mana. Pemanfaatan keong mas ini merupakan salah satu alternatif

pengendalian yang dilakukan manusia.

Pemanfaatan yang sudah pernah dilakukan adalah sebagai bahan campuran

pakan hewan peliharaan dan ikan. Keong mas merupakan sumber protein hewani yang

baik karena jumlah protein, lemak dan mineral yang dikandungnya tinggi.

Pemanfaatan lain adalah sebagai bahan tambahan penyedap pada umpan tikus

karena protein hewani yang dimilikinya cukup tinggi. Bahan tambahan penyedap pada

umpan tikus memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, karena semua

konsentrasi yang diberikan dikonsumsi oleh tikus. Secara umum pula bobot tubuh tikus

meningkat akibat mengkonsumsi pakan yang ditambahkan tepung keong mas. Menurut

Suwarman (1989), keong mas mempunyai daging yang kaya protein dan mineral

seperti zat besi, kalsium, dan magnesium, tembaga, yodium, dan vitamin

C.

Hasil uji laboratorium terhadap kandungan tepung keong mas yang dicam-

purkan pada umpan tikus juga mempunyai kandungan mineral, lemak dan protein

(Tabel 2).

Menurut laporan Susanto (1995), dalam 100 gram daging keong mas terdapat

sedikitnya kalori 64 kilo kalori, protein

12

gram, karbohidrat

2

gram dan sejumlah

mineral seperti fosfor, besi, dan kalsium.

(7)

Tabe!

2.

K.andiungan

100

gram Tepung Keong Mas

Cawan A (%)

Cawan B

(Oh)

Rata-rata

(YO)

Protein

24.4734 24.2837 24.3786

Lemak

20.2609 19.9965 20.1287

Mineral

25.6707 25.5702 25.6204

Air

10.0553 9.9285 9.9919

Adanya perbedaan jumlah kandungan lemak, protein dan mineral dalam dua

pengujian yang telah diiakukan diduga karena bentuk yang berbeda. Salah satunya ber-

bentuk daging dan yang lain berbentuk tepung. Tepung yang diuji berasai dari daging

keong mas yang bersih tanpa gelembung udara dan isi perut, sehingga jumlahnya dapat

berkurang dari jumlah yang diiaporkan. Selain itu daging yang dijadikan tepung sudah

melewati berbagai proses perlakuan pembuatan misalnya perebusan, pengeringan, dan

penghalusan.

Baik keong mas yang berbentuk tepung maupun daging mempunyai kandungan

lemak, protein dan mineral tetap tinggi dan dapat diharapkan sebagai sumber protein

hewani yang bernilai gizi tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari media tersebut, ukuran sudut da- pat diubah-ubah sesuai keinginan dan siswa dapat diminta untuk menentukan besar ma- sing-masing sudut yang terbentuk jika salah satu

Terkait Bencana ...IV- 35 Gambar IV.33 Salah satu bentuk sosialisasi terkait keselamatan terhadap bencana ...IV- 35 Gambar IV.34 Analisis Anova Persepsi Aman dari Bencana

BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN GEDUNG KANTOR ( PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PD BPR ) HASIL KOREKSI ARITMATIK. Lampiran 1 : Berita acara

Trombosit mengandung lebih dari 30 protein bioaktif, berupa faktor pertumbuhan, berbagai sitokin, dan kemokin yang berperan penting pada proses penyembuhan luka, respons akut

Press Tool ini menggunakan jenis Press Tool Compound Tool , karena dapat melakukan proses pengerjaan dalam waktu bersamaan pada stasiun yang sama dan dapat

Kuesioner dibuat untuk mengukur kepuasan pemangku kepentingan pada pelayanan Kemendikbud di bidang pendidikan (10 parameter) dan kebudayaan (10 parameter) pada aspek: (1)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku konsumtif dengan kesejahteraan subjektif (Subjective well-being) pada komunitas motor..

Pesan verba bisa berupa kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat tung- gal, kalimat berita, kalimat perintah, ka- limat tanya, kalimat langsung, kalimat tid-