• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KREATIVITAS MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VA DI SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KREATIVITAS MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VA DI SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Menulis Puisi a. Pengertian Kemampuan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Poewadarminta, 2007:742) yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Sedanngkan menurut Meylasari (2012) dalam artikel yang berjudul “Pengertian Kemampuan” tersedia di

http://pengertian-kemampuan_longlifeeducation.htm diakses tanggal 20 Maret 2013, mengatakan kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Dari beberapa definisi tentang kemampuan, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan atau potensi seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.

b. Pengertian Menulis

(2)

ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Sedangkan pengertian menulis menurut Rusyana dalam Cahyani (2006:97) adalah mengutarakan sesuatu secara tertulis dengan menggunakan bahasa terpilih dan tersusun.

Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara menuangkan ide atau gagasan-gagasan ke dalam bentuk tulisan untuk dipergunakan sebagai komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung dan secara tidak tatap muka dengan orang lain.

Harmer (2004:3) memandang bahwa menulis adalah kegiatan untuk mengukur pengetahuan seseorang, sebagaimana dikemukakan bahwa :

“ in the context of education it is also worth remembering that most exams, whether they are testing foreign language abilities or other skills often rely on the students writing proficiency in order to measure their knowledge”.

Pernyataan di atas menandakan bahwa kemampuan menulis membiasakan siswa untuk melatih daya ingat, karena untuk mengerti sebuah perngetahuan tidak hanya membaca tapi juga dengan menulis.

(3)

pemilihan kata yang tepat, c) pengimajian atau kesan suasana puisi, d) kata konkret atau daya lukis puisi, e) bahasa figuratif atau gaya bahasa dalam penulisan puisi, f) irama, dan g) tipografi.

Sebelum melakukan kegiatan menulis, kita hendaknya tahu mengenai fungsi menulis, tujuan menulis dan tahapan dalam menulis agar tulisan kita dapat dikatakan baik.

1) Fungsi Menulis

Menurut Rusyana dalam Cahyani (2006:101) fungsi menulis dilihat dari segi kegunaan yaitu :

a) Melukiskan

Dalam tulisan itu penulis menggambarkan, atau mendeskripsikan sesuatu, baik menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang digambarkan atau dideskripsikan penulisnya. Pembaca seolah-olah melihat sendiri atau mengalaminya sendiri. Fungsi seperti ini terdapat dalam karangan lukisan.

b) Memberi Petunjuk

Dalam tulisan ini penulis memberikan petunjuk tentang cara melaksanakan sesuatu. Pembaca dapat mengikuti jejak itu apabila ingin berhasil seperti yang diharapkan penulis. Fungsi seperti itu terdapat dalam resep, pedoman, dan lain-lain.

(4)

Penulis dalam karangan ini memberi perintah, permintaan, anjuran, nasihat agar pembaca memenuhi keinginan penulis. Sebaliknya penulis juga melarang, meminta, menganjurkan untuk tidak melakukan sesuatu itu dengan memberi alasan, mengapa hal itu harus dilaksanakan atau dilarang. Fungsi ini terdapar pada tulisan yang berbentuk undang-undang dan peraturan.

d) Mengingat

Penulis karangan itu mencatat peristiwa, keadaan, keterangan, dengan tujuan mengingat atau hal-hal penting itu tidak terlupakan. Tulisan seperti itu biasanya diperlukan untuk penulis itu sendiri atau bisa saja untuk kepentingan orang lain. Misalnya menulis buku harian, memori atau piagam.

e) Berkorespondesi

Dalam karangan itu penulis melakukan surat-menyurat dengan orang lain. Ia memberitahukan, menanyakan, memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang yang dituju, dan mengharapkan orang itu memenuhi apa yang dikemukakan itu serta membalasnya secara tertulis pula. Fungsi demikian terdapat pada surat.

2) Keuntungan Menulis

(5)

a) Mengenali kemampuan dan potensi diri. b) Mengembangkan berbagai gagasan.

c) Memaksa kita menyerap, mencari, dan menguasai informasi. d) Mengorganisasikan gagasan sistematis serta mengungkapkan

secara tersurat.

e) Meninjau serta menilai gagasan kita secara objektif. f) Memecahkan masalah secara konkret.

g) Mendorong kita belajar secara aktif.

h) Membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib. 3) Tujuan Menulis

Hugo Hartig dalam Tarigan (2008:25-26) mengemukakan bahwa tujuan menulis yaitu :

a) Assigment purpose (tujuan penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyaitujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b) Altruistic purpose (tujuan altruistik)

(6)

menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah kunci keterbacaan suatu tulisan.

c) Persuasive purpose (tujuan persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.

e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f) Creative purpose (tujuan kreatif)

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan

melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai niai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g) Problem-solving purpose (tujuan Pemecahan Masalah)

(7)

menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti oleh para pembaca (Hipple, 1973: 309-311)

4) Tahapan dalam Proses Menulis

Tompkins dalam Sukino (2010:19-30) membagi tahapan menulis ada lima tahap, yaitu :

a) Tahap Prapenulisan (prewriting)

Tahapan prapenulisan mengacu pada proses perencanaan atau persiapan dalam menulis. Tahap ini sebenarnya merupakan tahapan yang sangat penting dalam aktivitas menulis.

Kegiatan prapenulisan dimulai dengan menentukan topik, penetapan tujuan, mengumpulkan bahan, dan membuat kerangka karangan.

b) Tahap penulisan Draf (drafting)

(8)

ditentukan oleh kekayaan bahasa, kosa kata, gaya penceritaan yang dimiliki.

c) Tahap Revisi (revising)

Jika draf seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kembali. Mungkin draf itu perlu ditambah, diperbaiki, dikurangi dan kalau perlu diperluas. Sebenarnya, revisi ini sudah dilakukan juga pada saat tahap penulisan berlangsung. Yang masih dikerjakan adalah revisi keseluruhan sebelum naskah jadi.

Tahap ini biasanya fokus pada isi. Dengan demikian, penulis harus memperkaya isi tulisan.

d) Tahap pengeditan (editing)

Editing merupakan tahapan yang berkaitan dengan penulisan secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokuskan kepada isi, editing lebih difokuskan pada masalah mekanik, seperti ejaan, penggalan kata, kata hubung, struktur kalimat, dan sebagainya. Maksud dilakukan editing ini agar tulisan itu memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Pembaca akan mudah memahami tulisan kita. Jarak antara pembaca dengan ide menjadi lebih dekat dan tulisan itu juga lebih komunikatif. e) Tahapan publikasi (publishing)

(9)

mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang lain. Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang akan digunakan dalam bentuk buku, surat kabar, atau lainnya. Senuanya tergantung pada penulis dan kesesuaian tulisan dengan media yang dituju.

2. Kreativitas Menulis a. Pengertian Kreativitas

(10)

Sedangkan menurut Wahyudin (2007:3) kreativitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal yang berwujud ide-ide dan alat-alat, serta lebih spesifik lagi, keahlian untuk menemukan sesuatu yang baru (inventiveness).

Berdasarkan pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah titik pertemuan antara tiga atribut psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi yang menghasilkan kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru.

Indikator kreativitas menulis menurut Munandar (2009:44) adalah sebagai berikut: a) kelancaran, yaitu jumlah kata yang dihasilkan dalam penulisan puisi, b) kelenturan, meliputi keragaman dalam bentuk kalimat, keragaman penggunaan kalimat, keragaman panjang kalimat, imajinasi dan fakta. c) keaslian, meliputi orisinalitas tema, orisinalitas akhir cerita, humor, menemukan kata sendiri dan orisinalitas gaya penulisan, d) kerincian, meliputi kemenarikan, emosi, empati, unsur pribadi dan percakapan.

Menurut Robinson (2007) menjelaskan pentingnya kreativitas, sebagaimana dijelaskan bahwa :

(11)

Robinson memandang kreativitas sebagai suatu kebutuhan untuk siswa dalam pendidikan, karena sebagai bekal bagi mereka kelak di dunia pekerjaan, kreativitas bisa merubah kehidupan termasuk perekonomian.

b. Kreativitas Dalam Menulis

Kreatif kira-kira bermakna sebagai aktualisasi kreasi seseorang dalam mencari inovasi, sedangkan menulis adalah mencurahkan langsung isi pikiran dalam struktur tulisan. Sehingga kreativitas dalam menulis secara harfiah bisa diartikan sebagai aktualisasi kreasi dalam memilih judul, kosa kata dan struktur bahasa dalam bentuk tulisan yang komunikatif dan atraktif yang bisa menarik minat pembaca (Ruskanda, 2013)

(12)

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Berdasarkan KTSP

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:5) bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global.

(13)

a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar.

c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya.

d. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yan tersedia.

f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

(14)

4. Puisi

a. Pengertian puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Akan tetapi, arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata

-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan”.

Sukino (2010:111) puisi merupakan kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sayuti dalam Sukino (2010:113) puisi merupakan pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi didalamnya, yang mengungkapkan pikiran imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya seni sastra yang mempunyai aspek-aspek didalamnya dengan menggunakan kata-kata yang indah atau kata kiasan.

b. Unsur Pembangun Puisi

(15)

1) Unsur Isi atau Makna

Isi atau makna berkaitan dengan ide atau skemata penyair yang akan dituangkannya dalam bentuk puisi. Isi biasanya akan menjiwai keseluruhan puisi.

Dalam menulis puisi sering mengandung makna ambiguitas yang tinggi. Artinya, bahwa puisi yang baik adalah puisi yang mempunyai karakter multi-interpretation atau secara gampang makna ganda. Syarat lain menulis puisi yang baik adalah kekuatan pilihan idiom kata yang digunakan dalam pengungkapan.

2) Unsur Struktur

a) Diksi (Pilihan Kata)

Secara teoretis, diksi sering dimaknai dengan pilihan kata. Diksi mengandung dua makna. Pertama, pilihan kata merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan situasi dan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masayarakat pendengarkan. Kedua, pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kosa kata bahasa itu sendiri.

b) Citraan (Pengimajian)

Citraan (pencitraan) dalam penulisan puisi dimaksudkan untuk menimbulkan kesan atau suasana dari puisi.

(16)

Citraan penglihatan merupakan citraan yang timbul karena adanya sarana penglihatan. Citraan ini cenderung membawa imaji pembaca seakan-akan melihat objek. (2) Citraan Pendengaran (Auditory Imagery)

Penggunaan citraan pendengaran dalam puisi biasanya digunakan oleh penulis untuk merangsang indera pendengaran pembaca.

(3) Citraan Penciuman (Smell Imagery)

Citraan penciuman biasanya digunakan oleh penyair atau penulis untuk menciptakan daya imaji melalui stimulasi indera penciuman. Yang perlu ditekankan adalahh kata-kata yang kita pilih harus mendukung pada kekuatan makna isi puisi.

(4) Citraan Rasaan (Taste Imagery)

Citraan rasaan digunakan penyair dengan mengetengahkan atau memilih kata-kata untuk membangkitkan emosi pembaca. Kekuatan yang menekankan pada citraan rasaan adalah bagaimana penulis mampu mensugesti dan mempengaruhi emosi pembaca.

(5) Citraan Rabaan (Tactile Imagery)

Citraan rabaan cenderung menggambarkan suasana mencekam, kesedihan, kepasrahan, dan sebagainya.

(17)

Citraan gerak ini dimanfaatkan dengan tujuan lebih menghidupkan gambaran dengan melukiskan sesuatu yang diam seolah-oleh bergerak.

c) Kata Konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pambaca. d) Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Kata-kata yang berbentuk bahasa figuratif dapat menciptakan efek tertentu dalam puisi.

e) Irama (rima, ritma, dan mentrum)

Irama biasa diwujudkan dalam bentuk ritma, rima dan metrum. Secara umum ritma adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut, ucapan bunyi bahasa teratur.

f) Tipografi

(18)

5. Teknik Akrostik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Teknik sifatnya lebih praktis yang disusun untuk menjalankan suatu metode dan strategi tertentu. Dengan kata lain, teknik pada dasarnya menunjukkan cara yang dilakukan seseorang yang sifatnya lebih bertumpu pada kemampuan dan pribadi seseorang.

Menurut Ahira (2011) dalam artikel yang berjudul “Belajar Menulis Puisi Akrostik tersedia di http://www.anneahira.com/puisi-akrostik.htm diakses pada tanggal 20 Februari 2013 kata akrostik berasal dari bahasa Yunani akrostichis yang artinya sajak dengan huruf awal baris menyusun sebuah kata atau kalimat. Puisi tersebut biasanya membicarakan apa yang menjadi susunan huruf yang membentuk kalimat di awal baris. Dan kadang isi dari puisi ini sudah terbaca dari judulnya itu sendiri.

Menurut Hasanah (2010:1) teknik akrostik adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk memudahkan siswa untuk mengingat sebuah materi yang ingin diingat dengan cara menggunakan huruf awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat atau frase tertentu.

(19)

jumlah angka baris dapat bervariasi dalam puisi akrostik karena puisi akrostik lebih dari puisi deskriptif yang mana menjelaskan kata yang dibentuk. Dari penjelasan mengenai puisi akrostik di atas, siswa akan lebih mudah menyusun kata-kata karena sudah ada rangsangan sebelumnya dari huruf awal yang disusun secara vertikal dan membentuk kata. Puisi akrostik ini merupakan salah satu kegiatan menulis puisi yang paling sukses untuk menulis pemula. Contoh puisi dengan teknik Akrostik :

PANTAI BIRU

Pelangi hinggap dibibir pantaimu

Andaikan aku jadi ombakmu

Nari-menari bersama buihmu

Terlupakan kesedihanku

Ajari aku untuk mencintaimu tentang

Indahnya hidup yang diberkahi alam

Birunya laut

Indahnya karang

Rupanya awan

Untukku seorang

a. Manfaat Teknik Akrostik

(20)

1) Dapat membantu siswa dalam menghadapi berbagai tujuan agenda pembelajaran yang berpacu dengan waktu. Karena apabila siswa dapat menggunakan teknik akrostik dengan efisien, maka mereka dapat memaksimalkan waktu belajar

2) Dapat mengejar target menjadi lebih mudah karena persyaratan mendasar telah dipenuhi dan masih tersisa waktu untuk mempelajari pelajaran pilihan pribadi.

3) Dapat membuat materi menjadi bermakna dengan memakai asosiasi dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik akrostik ini, maka dapat memberikan jalan sistematis untuk merekam dan mendapatkan kembali materi.

4) Mampu mengurangi waktu mengerjakan pekerjaan sekolah dan memberi waktu luang untuk mencapai tujuan yang lebih personal juga dapat mempersiapkan kita meraih keberhasilan di sekolah dan dibidang profesional.

5) Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih cepat dan mempertahankan lebih lama

6) Membantu siswa dalam mempelajari bahan ujian dengan berbagai bentuk tes dengan mudah.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Teknik Akrostik

(21)

1) Penemuan ide :

(a) Siswa dimotivasi dengan teknik permainan. Permainan yang dipilih adalah teka-teki silang, karena siswa dikenalkan dengan kemungkinan-kemungkinan penggunaan kata sesuai huruf yang terdapat di dalam kata tersebut.

(b) Siswa diajak berpikir dan mendeskripsikan diri sendiri

(c) Siswa mendaftar kata-kata atau frase yang jelas yang berisi hal-hal yang disukai dan tidak dsukainya, impian dan rencananya, karakter atau sifat-sifatnya, ciri-ciri fisiknya, benda-benda atau hal-hal yang terkesan, dan kehidupan keluarganya.

(d) Guru memotivasi siswa untuk memilih ide berdasarkan daftar yang telah dicatat oleh siswa.

(e) Siswa mengumpulkan kosakata untuk digunakan dalam membuat larik puisi.

2) Penulisan

(a) Siswa menuliskan apa yang dirasakan dan di pikirannya ke dalam puisi dengan bantuan pola akrostik

(b) Dengan bimbingan guru, siswa mempertimbangkan, mengganti, dan menambah kata-kata dalam puisinya (perevisian)

3) Penyajian

(22)

(b) Siswa memberi ilustrasi pada puisi mereka, lalu memajangnya di mading kelas

(c) Guru dan siswa memberikan penilaian terhadap puisi siswa

c. Kelebihan Teknik Akrostik

Menurut Fauji’ah (2012:112) kelebihan dari teknik akrostik adalah

sebagai berikut :

1) memudahkan untuk mengembangkan ide,

2) memudahkan dalam membuat kalimat dengan adanya huruf awal sebagai kata bantu,

3) memudahkan untuk mengembangkan kosakata dan

4) mempercepat dalam menulis puisi dengan adanya teknik tersebut.

d. Kelemahan Teknik Akrostik

Menurut Fauji’ah (2012:113) kelemahan dari teknik akrostik yaitu :

1) kurang bebas mengembangkan kata-kata, karena terpaku pada satu huruf awal,

2) kesulitan menggabungkan kata awal dengan kata selanjutnya, 3) puisi yang dihasilkan sederhana.

(23)

siswa mampu menguasai teknik ini, maka siswa akan lebih mudah membuat puisi dengan pemikiran sendiri.

B. Penelitian yang Relevan

Kartini (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Dengan Teknik Menulis Akrostik Pada Siswa Kelas Va MI Semplak Pilar, Kabupaten Bogor” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan teknik akrostik, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil menulis puisi siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I presentase ketuntasan menulis puisi yaitu sebesar 26,1%. Untuk siklus II presentase ketuntasan menulis puisi sebesar 87,5%.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas, yaitu diantaranya siswa masih mengalami kesulitan menuangkan ide dan kata-kata ketika proses pembuatan puisi, di samping itu imajinasi siswa tidak berkembang dengan baik ketika pembuatan puisi yang disebabkan oleh perbendaharaan kosa kata siswa masih terbatas sehingga mereka cenderung menggunakan kata yang sama dalam menyusun kalimat puisi. Di samping itu kreativitas siswa dalam penulisan puisi juga masih rendah.

(24)

memperbaiki kondisi tersebut, peneliti menggunakan teknik Akrostik pada proses pembelajaran menulis puisi. Tenik akrostik dipilih karena dengan teknik ini diharapkan siswa dapat mengalami suatu proses pembelajaran yang terarah, menyenangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa akan dipandu mulai dari tahap penggalian ide dan penentuan ide, dibimbing untuk memilih ide yang dekat dan berhubungan dengan dirinya yaitu tentang pengalaman pribadinya.

Penggunaan teknik akrostik ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas menulis puisi siswa kelas VA di SD Negeri Karangdadap.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat diasumsikan hipotesis tindakannya adalah

1. Melalui teknik akrostik dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa di kelas VA di SD Negeri Karangdadap.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Kholil "The Ballad of Journalists in Shariah Land: The Experience of A Journalist Working in Aceh in Implementation of Journalistic Code Ethics

Berdasarkan sumber datanya penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu dari hasil laporan keuangan tahunan yang ditebitkan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kontinjensi, jenis industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap audit delay. Sampel dalam penelitian ini

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

Dalam pembelajaran atletik guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para pesrta didik yang difasilitasi

Kami, Pembimbing akademik dari mahasiswa yang dinyatakan dalam bagian A di atas, telah menyetujui yang bersangkutan untuk melaksanakan kerja praktek pada..

Servers and clients on an intranet not connected to the Internet will fail to read XML Schema Documents having absolute paths without modifications to the referencing

Dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan, biaya (relatif lebih murah dibanding minyak nabati lain) dan biodegradabilitas, maka jenis minyak nabati yang patut untuk diteliti