• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI AKUNTANSI S1 TERHADAP PENTINGNYA PELAPORAN KEUANGAN (Studi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ) - repository perpusta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI AKUNTANSI S1 TERHADAP PENTINGNYA PELAPORAN KEUANGAN (Studi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ) - repository perpusta"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan alat yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengkomunikasikan hasil operasi bisnisnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Zaki Baridwan, 2004). Laporan keuangan tersebut merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh para investor dalam menilai kinerja perusahaan yang mempublik. Peran dari laporan keuangan bisa mempengaruhi pengambilan keputusan maka biasanya manajemen selalu berupaya untuk memfokuskan diri pada upaya melahirkan laporan keuangan yang bagus (good news).

(2)

tertentu. Tujuan dari manajer perusahaan ini belum tentu sejalan dengan kebutuhan dari pengguna laporan keuangan. Berbagai penelitian telah dilakukan menyangkut tujuan dari manajer perusahaan, misalnya penelitian oleh Healy dan Wahlen (1999) dalam Yuliani dan Fitriany (2005) yang menyatakan bahwa tujuan dilakukannya Manajemen Laba adalah untuk menyembunyikan kondisi perusahaan yang sesungguhnya dari pemegang saham atau untuk mempengaruhi perjanjian atau kontrak yang dibuat berdasarkan informasi laporan keuangan.

Selain adanya tujuan tertentu dari manajer perusahaan, konflik juga dapat timbul dari kadar pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan untuk memperoleh semua informasi yang mereka butuhkan dari laporan keuangan, sementara informasi tersebut belum tentu tersedia. Perusahaan harus membayar biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyediakan suatu informasi dalam laporan keuangan sehingga terkadang jumlah informasi yang diungkapkan perusahaan sangat terbatas.

(3)

dalam menghindari aturan akuntansi yang ada. Wyatt menambahkan bahwa untuk menghindari hal-hal tersebut, akuntan pendidik seharusnya memberikan perhatian yang lebih besar dalam pendidikan akuntansi atas dua hal, yaitu apresiasi terhadap profesi akuntan dan apresiasi mengenai dilema etika (ethical dilemmas). Hal ini dapat dituangkan dalam bentuk mata ajaran, metode pengajaran sampai ke penyusunan kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai etika dan moral.

Terkadang penyajian laporan keuangan yang telah dibuat oleh akutan menyimpang dari etika dan sikap positif seorang akuntan. Tidak mengherankan jika sejak dahulu etika selalu menyoroti akuntan dan menyajikan laporan keuangan. Profesi akuntan di Indonesia pada masa yang akan datang akan menghadapi tantangan yang semakin berat, untuk itu kesiapan yang menyangkut profesi seorang akuntan mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Machfoedz, 2004 dalam Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta, 2006). Hal ini akan sangat menentukan posisinya di masyarakat, pemaki jasa akan menentukan keberadaannya dalam persaingan diantara rekan profesi dari negara lainnya.

(4)

bahwa mahasiswa akuntansi akan menitikberatkan keputusannya pada kebutuhan dari pengguna laporan keuangan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap profesi akuntan.

Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi dalam menimbulkan tanggung jawab mahasiswa akuntansi terhadap pengguna laporan keuangan. Gaa and Thorne (2004) dalam Yulianti dan Fitriani (2005) mengatakan bahwa pendidikan akuntansi selama ini memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan nilai dan kredibilitas yang mempengaruhi pilihan tersebut. Kemudian Gaa dan Thorne menyebutkan bahwa pada dasarnya akuntan memilih tindakan berdasarkan nilai yang ada dalam pikiran mereka. Pendapat ini diperkuat oleh Kiger (2004) dalam Yulianti dan Fitriani (2005) yang menyebutkan bahwa pendidikan akuntansi di kelas seharusnya tidak difokuskan pada etika dalam subjek-subjek akademis melainkan pada sensitivitas etika itu sendiri. Karena itulah pembentukan nilai-nilai moral dan etika dalam pola pikir seorang akuntan sangat penting, dan hal ini dapat dicapai melalui sosialisasi nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan akuntansi secara memadai.

(5)

Cahyono, (2007) juga melakukan penelitian di Purwokerto mengenai persepsi mahasiswa akuntansi dan manajemen tentang penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba. Hasil penelitiannya menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi dengan manajemen tentang penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba.

Aris, (2009) juga melakukan penelitian di Purwokerto mengenai perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi S1 dan menejemen SI terhadap pentingnya pelaporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa akuntansi S1 dan menejemen S1 terhadap pentingnya pelaporan keuangan.

Amir Mahmud, (2008) mengadakan penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai etika penyusunan laporan keuangan antara mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas, baik dari faktor manajemen laba, salah saji, pengungkapan informasi, cost-benefit pengungkapan informasi, maupun tanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan.

(6)

Clikeman dan Henning (2000) dalam Yulianti dan Fitriany melakukan penelitian mengenai sosialisasi kode etik profesi menyangkut manajemen laba pada mahasiswa akuntansi di salah satu universitas di Amerika dan menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi lebih tidak menyetujui manajemen laba pada tahun akhir kuliah mereka dibandingkan tahun-tahun awal. Selain itu Clikeman dan Henning juga menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki sikap yang lebih positif dibandingkan mahasiswa jurusan lain mengenai manajemen laba. Mahasiswa akuntansi belajar untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi atas kebutuhan pengguna laporan keuangan sementara mahasiswa jurusan lain memberikan prioritas yang lebih tinggi pada kepentingan manajemen perusahaan.

Hasil penelitian Yulianti dan Fitriani (2005) menunjukan bahwa karakteristik individu, dalam hal jenis kelamin, hanya memiliki pengaruh pada sikap terhadap manajemen laba dimana responden pria lebih menolak manajemen laba dibandingkan responden wanita. Untuk faktor-faktor misstate, disclosure, cost & benefit, dan responsibility tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dengan wanita.

(7)

etik akuntan. Dari latar belakang di atas peneliti mengambil judul “ANALISIS

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA DAN MAHASISWI

AKUNTANSI S1 TERHADAP PENTINGNYA PELAPORAN KEUANGAN (Studi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto )”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

2. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji dalam laporan

keuangan dalam perusahaan antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

3. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif dalam perusahaan antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

4. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai cost-benefit pengungkapan informasi antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

(8)

1.3Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas dibatasi dengan penggunaan variabel manajemen laba, salah saji dalam laporan keuangan, pengungkapan laporan keuangan, cost-banefit pengungkapan informasi,dan tanggung jawab terhadap perusahaan.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk :

1. Menganalisis perbedaan persepsi manajemen laba antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

2. Menganalisis perbedaan persepsi salah saji dalam laporan keuangan dalam perusahaan antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

3. Menganalisis perbedaan persepsi pengungkapan informasi yang sensitif dalam perusahaan antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

4. Menganalisis perbedaan persepsi mengenai cost-benefit penngungkapan informasi yang sensitif dalam perusahaan antara mahasiswa dan mahasiswi akuntansi S1.

(9)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah berikut ini. 1. Bagi Kalangan Akademis

Memberikan informasi kepada kalangan akademis mengenai tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi menyangkut penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan kode etik akuntan untuk dijadikan dasar penyusunan kurikulum akuntansi.

2. Bagi Kalangan Praktisi

Memberikan informasi kepada IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang dapat digunakan sebagai dasar menentukan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan mutu akuntan Indonesia.

3. Bagi Pihak yang Berkepentingan

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh

[r]

(2) tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam belajar matematika adalah senang dan antusias, hal ini terlihat dari hasil

Kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga pada Juni 2017 mengalami kenaikan nilai indeks sebesar 0,72 persen.. Sub kelompok yang mengalami kenaikan nilai indeks yaitu

Ketika demokrasi yang dijalankan untuk keluar dari bentuk-bentuk otoritarianisme negara selama Orde Baru tidak bisa mewujudkan janji-janjinya dalam membentuk

Data yang diperlukan sebagai syarat kredit diantaranya adalah KTP, perfoma income, pekerjaan, kartu keluarga (jumlah anggota keluarga), lokasi dan tempat tinggal,

Selanjutnya Harbani Pasolong (2007:176) dalam prawirosentono (1992:2) mengatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam

Penelitian ini dilakukan dengan merumuskan tiga permasalahan yaitu : Pertama adalah Bagaimana bargaining position dalam keluarga pada suami peserta KB metode