BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah adalah lembaga pertama yang berwenang dan berkewajiban memperhatikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat di suatu negara. Pemerintah memiliki kewajiban dalam merumuskan program-program yang tepat sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan pada masyarakat dengan memberikan pemberdayaan-pemberdayaan secara berkelanjutan. Saat ini sudah banyak program-program yang dilakukan pemerintah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti KUR (Koperasi Usaha Rakyat), UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk pendidikan, LKM (Lembaga Keuangan Mikro), PNPM dan lain sebagainya.
Tabel 1.1.
Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan
Tahun 2000 – 2013 di Indonesia.
ekonominya. Seluruh kebijakan tersebut menjadi agenda pemerintah yang akan disalurkan kepada masayarakat luas.
Agenda pemerintah yang terus menjadi pusat perhatian hingga saat ini adalah pembangunan. Menurut Ali (2006) konsep pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan situasi yang lebih baik, dilaksanakan secara sistematis dan bertahap disemua bidang. Pembangunan menjadi tanggung jawab, menuntut partisipasi masyarakat dan hasilnya pun dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata, namun demikian salah satu tantangan pembangunan yang paling serius dan harus disikapi secepatnya adalah upaya penanggulangan jumlah keluarga miskin perdesaan.
Tujuan khususnya yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan memiliki beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat, seperti Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang bertujuan untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya, Bantuan Langsung bagi Masyarakat (BLM), Simpan Pinjam bagi Perempuan (SPP) dan sebagainya (Sumber: www.pnpm-mandiri.org).
Dalam Novitasari (2011) menyebutkan Simpan Pinjam bagi Perempuan (SPP) adalah salah satu program yang wajib dilaksanakan untuk pengentasan kemiskinan dalam program PNPM-Mpd. Program ini memberikan bantuan berupa permodalan yang ditujukan bagi mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang cukup untuk dapat membiayai kebutuhan dasar mereka, namun masih perlu ditingkatkan. Pemberian modal tanpa agunan dalam bentuk perguliran dengan kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman melalui pembentukan kelompok perempuan, dan besarnya pinjaman sesuai pengajuan proposal kelompok.
Anggapan kejar target tersebut menjadikan subjek hanya sebagai objek, jika ditanyakan kepada kelompok penerima, belum tentu mereka membutuhkan bantuan tersebut karena belum punya usaha yang layak untuk didanai. Sebagian masyarakat tidak menggunakan pinjaman untuk modal usaha, bahkan digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Permasalahan-permasalahan ini muncul akibat tidak berjalannya fungsi setiap struktur dalam lembaga yang bertanggung jawab, seperti yang dikatakan Robert K. Merton dalam George Ritzer (2010) fungsi dalam struktur bisa saja berupa fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest sebagai fungsi yang diharapkan sedangkan fungsi latent sebagai fungsi yang tidak diharapkan. Merton juga mengatakan bahwa suatu struktur yang disfungsi akan selalu ada. Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat adanya kecenderungan disfungsi pelaksanaan yang terjadi dalam pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Batu Anam. Berdasarkan gejala-gejala dan kecenderungan disfungsi itulah, maka menjadi alasan peneliti untuk melihat dan meneliti disfungsi seperti apa yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam bagi Perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning Kabupaten Asahan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
2. Bagaimana disfungsi yang terjadi dalam kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam program PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui disfungsi apa saja yang terjadi dalam Simpan Pinjam Perempuan di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian sudah selesai ditulis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan kajian ilmiah dan referensi penelitian ilmiah selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, serta untuk memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pemberdayaan masyarakat.
1.4.2 Manfaat praktis
2. Manjadi masukan dan sumbangan pemikiran bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam merumuskan program-program pemberdayaan masyarakat lainnya.
1.5. Definisi Konsep
Konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep merupakan rangkaian pengertian logis yang dipakai untuk menentukan jalan pemikiran dalam penelitian untuk memperoleh permasalahan yang tepat. Dengan kata lain konsep adalah istilah-istilah yang mewakili atau menyatakan suatu pengertian tertentu.
Adapun konsep-konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Disfungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan ini tidak berjalan sesuai dengan Modul Pelatihan PNPM-Mpd dan SOP SPP.
2. PNPM-Mpd yaitu program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan atau PNPM-Pedesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang mendukung PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target sasarannya adalah masyarakat perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998-2007.
mereka yang dinilai sudah memiliki usaha yang cukup untuk dapat membiayai kebutuhan dasar mereka, namun masih perlu ditingkatkan. Tujuan dari Simpan Pinjam Perempuan ini adalah mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala kecil, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.