• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EIGER DI KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab 2 PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK EIGER DI KOTA BANDUNG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen bukan merupakan istilah asing pada masa sekarang. Istilah

manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “To Manage yang berarti memimpin atau mengelola suatu aktivitas sekelompok manusia untuk mencapai

sasaran yang sebenarnya sudah ditetapkan secara menyeluruh. Oleh karena itu

bila dilihat dari segi perusahaan, sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam

mencapai tujuannya, sangat tergantung kepada pelaksanaan dan pengelolaan

manajemen perusahaan tersebut.

Terdapat banyak pengertian mengenai manajemen seperti yang ditulis

oleh beberapa ahli manajemen, di mana di dalamnya memberikan rincian

yang berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki kesimpulan yang serupa.

Menurut Marry Parker Follet yang diahli bahasakan oleh Ernie

Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah (2015:5):

“Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”.

Menurut Nickels, McHugh dan McHugh yang diahli bahasakan oleh Ernie

Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah (2015:6):

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah alat untuk mengontrol dan mengendalikan kegiatan perusahaan dengan

memanfaatkan orang lain dalam pencapaian tujuan perusahaan, sehingga

orang-orang dalam organisasi harus jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab

(2)

2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Seluruh aktivitas pemasaran harus mampu dikelola dengan menejemen

yang baik juga, sehingga menejemen pemasaran berperan penting didalam

perusahaaan, karena menejemen pemasaran mengatur semua kegiatan

pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Buchory Achmad dalam Pratama(2013:15):

“Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi.”

Menurut Kotler dan Keller (2013:5):

“Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”

Menurut Kotler dan Amstrong (2014:30):

Marketing management as the art and science of choosing markets

and building profitable relationship with them”

Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah keseluruhan kegiatan mulai dari pengidentifikasian kebutuhan

dan keinginan pelanggan, perencanaan, penentuan harga, dan pendistribusian

produk yang akan dapat memberikan kepuasan pada pelanggan sehingga tujuan

(3)

2.2 Bauran Pemasaran

Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan

tanggapan yang diinginkan dari pasar sasara, alat itu membentuk suatu bauran

pemasaran . Pemasaran yang memiliki suatu peranan yang sangat penting dalam

dunia usaha ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemasaran

umumnya dipandang sebagai tugas untuk merencanakan, menciptakan dan

memperkenalkan barang dan jasa kepada konsumen tetapi juga memperhatikan

semua pihak yang terkait didalam perusahaan. Bauran pemasara memiliki

peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli

produk atau jasa yang ditawarkannya dan bagi keberhasilan sesuatu pemasaran

baik pemasaran produk atau jasa.

Adapun bauran pemasaran menurut Tjiptono (2014:31) terdiri dari

empat elemen utama sebagai berikut :

1. Produk (Product)

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan perusahaan kepada pasar

untuk dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen atau

pelanggannya.

2. Harga (Price)

Harga merupakan suatu satuan moneter atau satuan lainnya yang

ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau hak penggunaan

suatu barang dan jasa.

3. Distribusi (Place)

Suatu kegiatan perusahaan untuk menempatkan produknya di pasar

yang tepat dan pada waktu yang tepat juga. Masalah dalam place berkaitan dengan masalah pengeluaran produk, dari pihak yang

menawarkannya sampai kepada pihak yang memintanya.

4. Promosi (Promotion)

Promosi dapat dipandang sebagai arus informasi yang dibuat untuk

membujuk, memberitahukan dan mengingatkan seseorang atau

(4)

2.3 Merek

Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang

tidak ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasaran yang professional

adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan

meningkatkan merek. Merek juga dijadikan alat pembeda untuk produk atau

jasa dari pesaing.

Menurut Alma (2013:147):

“Merek adalah suatu nama, kata, tanda, symbol atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu.”

Menurut Tjiptono (2014:104):

“Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap produk pesaing.”

Menurut Kotler & Keller (2012:263):

“Merek di maksudkan untuk memberi identitas dari barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah sebuah

identitas dalam kegiatan pemasaran untuk memperkenalkan suatu produk dan

dapat dibedakan dari pesaing.

2.3.1 Tingkatan Merek

Menurut Kotler-Keller (2011:82) tingkatan merek dapat dibagi menjadi

enam, yaitu:

1. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini juga perl dikelola dan

diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti

(5)

2. Manfaat

Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen

tidak saja mmbeli atribut tetapi juga membeli manfaat.

3. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek

yang memiliki nilai tinggi dan dihargai oleh konsumen sebagai merek

yang berkualitas dan berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa

pengguna merek tersebut.

4. Budaya

Merek memiliki budaya tertentu yang dapat mempengaruhinya

5. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian, yaitu bagi para penggunanya. Jadi

diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna

akan tercermin dengan merek yang digunakan.

6. Pemakai

Merek menunjukan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah

sebabnya para pemasar selalu menggunakan orang-orang yang

terkenal untuk penggunaan merek tersebut.

2.3.2 Citra Merek

Citra merek merupakan serangkaian persepsi yang ada dalam benak

konsumen terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna.

Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada

pengalaman dan mendapat banyak informasi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:114):

(6)

Menurut Tjiptono (2011:49):

"Citra merek merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu.”

Menurut Ogilvy & Mather dalam Andreani et al (2012:65):

“citra merek yang kuat dapat membuat pelanggan melakukan pembelian secara berulang-ulang.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan citra merek adalah

deskripsi atau suatu gambaran terhadap seseorang tentang kesan utama produk

itu, sehingga citra merek harus dipertahankan.

2.3.3 Manfaat Citra Merek

Pandangan konsumen terhadap sebuah citra suatu merek merupakan hal

yang penting bagi kelangsungan strategi pemasaran. Beberapa manfaat dari

citra merek,yaitu:

1. Citra merek dapat dibuat sebagai tujuan di dalam strategi

pemasaran.

2. Citra merek dapat dipergunakan sebagai mengevaluasi efek

kualitas dari strategi pemasaran.

3. Citra merek dapat membantu memperbarui penjualan suatu

produk.

4. Citra merek juga dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain di luar

usaha-usaha strategi pemasaran

5. dipakai untuk bersaing dengan merek-merekpesaing.

Citra merek yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu:

1. Membangun karakter produk dan memberikan nilai proposisi

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda

dengan para pesaingnya

(7)

2.3.4 Dimensi Citra Merek

Menurut Keller dalam Denise (2016:28) Merangkum dari hasil studi

terhadap berbagai literatur dan riset-riset yang relevan, maka dapat disimpulkan

bahwa dimensi-dimensi utama yang memengaruhi dan membentuk citra sebuah

merek tertuang dalam berikut ini:

1. Identitas merek(Brand identity)

Identitas merek merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan

merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali

dan membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo,

warna, kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang memayunginya,

slogan, dan lain-lain.

2. Personalitas merek(Brand Personality)

Personalitas merek adalah karakter khas sebuah merek yang

membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia,

sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya

dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter

tegas, kaku, berwibawa, ningrat, atau murah senyum, hangat,

penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan

sebagainya.

3. Asosiasi merek(Brand Association)

Asosiasi merek adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu

dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik

suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya

dalam hal sponsorship atau kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person,

simbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada suatu merek, misalnya “ingat beras ingat cosmos”, koboi=Marlboro, kulit putih=Ponds, Gramedia=Buku,

(8)

4. Sikap dan perilaku merek (Brand Attitude & Behavior)

Sikap dan perilaku merek adalah sikap atau perilaku komunikasi

dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan

benefit-benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek

menggunakan cara-cara yang kurang pantas dan melanggar etika

dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk sehingga

memengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku

merek tersebut, atau sebaliknya, sikap dan perilaku simpatik, jujur,

konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan

kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk

persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek

tersebut. Jadi sikap dan perilaku merek mencakup sikap dan

perilaku komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada

merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk

perilaku karyawan dan pemilik merek.

5. Manfaat dan keunggulan merek (Brand Benefit & Competence) Manfaat dan keunggulan merek merupakan nilai-nilai dan

keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada

konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat

karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan

oleh apa yang ditawarkan tersebut. Nilai dan benefit di sini dapat

bersifat functional, emotional, symbolic maupun social, misalnya merek produk deterjen dengan benefit membersihkan pakaian (functional benefit/ values), menjadikan pemakai pakaian yang dibersihkan jadi percaya diri (emotional benefit/ values), menjadi simbol gaya hidup masyarakat modern yang bersih (symbolic benefit/ values) dan memberi inspirasi bagi lingkungan untuk peduli pada kebersihan diri, lingkungan dan hati nurani (social benefit/ values). Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan memengaruhi brand image produk, individu atau

(9)

2.4 Harga

Harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan laba,

sedangkan unsur lainnya menunjukkan biaya. Harga adalah sejumlah uang yang

harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh produk tertentu. Bagi

perusahaan, penetapan harga bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Suatu

harga ditetapkan pada umumnya bertujuan untuk. meningkatkan penjualan,

mempertahankan dan memperbaiki market share, menstabilkan tingkat harga, mengembalikan investasi, mencapai laba maksimum.

Menurut Kotler dan Keller dalam Butarbutar (2015:18):

“Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu”

Menurut Tjiptono dalam Narulita (2016:27):

“Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan

satu-satunya unsur yang dapat mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Dan

harga juga dijadikan alat tukar atas produk dan jasa yang ditawarkan

perusahaan kepada konsumen.

2.4.1 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Kotler dan Keller dalam Butarbutar (2015:18), ada lima

tujuan utama penetapan harga:

1. Kemampuan bertahan

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama

mereka jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan

ketat, atau keinginan konsumen yang berubah. Selama harga

(10)

berada dalam bisnis

2. Laba saat ini maksimum

Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan

memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan mempertimbangkan

permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternative

dan memilih harga yang menghasilkan laba saat ini, arus kas, atau

tingkat pengembalian atas investasi maksimum.

3. Pangsa pasar maksimum

Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan,

biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin

tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah mengasumsikan

pasar sensitive dalam kondisi

a) Pasar sangat sensitive terhadap harga dan harga yang

rendah merangsang pertumbuhsn pasar.

b) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring

terakumulasinya pengalaman produksi.

c) Harga rendah mendorong persaingan actual dan potensial.

4. Market skimming pricing

Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menciptakan

harga tinggi untuk memaksimalkan memerah pasar di mana pada

mulanya harga ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring

waktu. Skimming pricing digunakan dalam kondisi sebagai berikut:

a) Terhadap cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini

yang tinggi

b) Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu

tinggi sehingga menghilangkan keuntungan dari

mengenakan harga aksimum yang mampu diserap pasar/

c) Harga awal tinggi menarik lebih banyak persaingan

(11)

d) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang

unggul

5. Kepemimpinan Kualitas Produk

Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau” produk ata jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas

anggapan, selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup

tinggi agar tidak berada di jangkauan konsumen.

2.4.2 Dimensi Harga

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2015:18)

harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran dan harga pun memiliki

komponen-komponen tersendiri yaitu:

1. Daftar Harga

Daftar harga adalah suatu uraian yang dicantumkan pada label

atau produk.

2. Diskon/rabat

Diskon merupakan pengurangan harga dari daftar harga.

3. Kredit

Kredit adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.

4. Periode pembayaran

Periode pembayaran adalah cicilan kesepakatan antara penjual

dan pembeli, biasanya berhubungan dengan kredit

5. Syarat-syarat kredit

Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi

(12)

2.5 Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan

Perusahaan harus dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

pelaku pasar harus bisa memperhatikan perilaku konsumen sebelum pembelian

sampai pasca pembelian, dan juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan pembelian.

Menurut Leon dan Leslie dalam Narulita (2016:32):

“Keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.

Dengan perkataan lain, pilihan alternative harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau tidakmelakukan pembelian, pilihan antara merek X dan merek Y, atau untuk menggunakan waktu mengerjakan A atau B, maka orang tersebut berada dalam posisi

mengambik keputusan”

Menurut Leon dan Leslei dalam Narulita (2016:32) dapat dibedakan menjadi

tiga pengambilan keputusan yang spesifik:

1. Pemecahan masalah yang mendalam 2. Pemecahan masalah yang terbatas 3. Prilaku respon yang rutin

2.5.2 Pengertian Keputusan Pembelian

Pemahaman konsumen tentang produk yang hendak dibelinya

berpengaruh terhadap keputusan yang akan dilakukannya. Dengan mengetahui

motif pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat membantu

mempermudah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

Menurut Etta dan Sopiah (2013:332):

(13)

Menurut Kotler (2013:240):

“Proses keputusan pembelian adalah kepuusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.”

Menurut Tjiptono dalam Narulita (2016:33):

“Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan pengambilan keputusan

pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari

beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.

Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat

menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

2.5.3 Peran dalam Keputusan Pembelian

Menurut Hasan dalam Narulita (2016:33), ada sejumlah pihak yang

memiliki keterlibatan dalam pembelian, yaitu:

1. Pemrakarsa (Initiator) adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif untuk

mengusulkan untuk membelii produk tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Influencer) adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan,

nasehat, atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambil Keputusan (Decider) addalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk

tersebut jadi dibeli, produk apa yang dibeli, bagaimana cara

membeli, dan di mana produk itu dibeli.

4. Pembeli (Buyer) adalah orang yang melakukan pembelian actual. 5. Pemakai (User) adalah orang yang mengkonsumsi atau

(14)

2.5.4 Dimensi Keputusan Pembelian

Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen

melalui beberapa tahap terlebih dahulu.

Menurut Kotler dan Keller dalam Butarbutar (2015:22) mengemukakan proses keputusan pembelian yang dlakukan konsumen, yaitu:

1. Pengenalan masalah

Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

(lapar, haus, dsb) dan eksternal (menonton iklan televisi). Para

pemasar perlu menidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan

tertentu,dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

Maka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu

memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian

dengan kebebasan memilih. Misalnya pada barang-barang mewah,

paket liburan dan opsi liburan. Motivasi konsumen perlu

ditingkatkan sehingga pembelii potensial memberikan

pertimbangan yang serius.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan mendorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam

dua level rangsangan. Suatu level ini, orang hanya peka terhadap

informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mulai aktif

mencari informasi bahaan bacaan, menelepon teman dan

mengunjungi toko untuk mempelajari produk terterntu.

Yang menjadi perhatian pertama adalah pemasar adalah

sumber-sumber informasi yang utama yang menjadi acuan konsumen dan

penaruh relative setiap sumber tersbut terhadap keputusan

pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen dapat

digolongkan kedalam empat kelompok:

(15)

b) Sumber komersial: iklan, wiraniaaga, penyalur, kemasan,

pajangan ditoko

c) Sumber politik: media masa, organisasi penentu peringkat

konsumen

d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakain

produk

3. Evaluasi alternative

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model

terbatu yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses

berorientasi kognitif yaitu, model tersebut menganggap konsumen

membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.

Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,

konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan

atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi

manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk referensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga

dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat

mengambil lima sub keputusan, yaitu: merek,dealer, kualitas, waktu

dan metode pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian.

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian

karena memperlihatkan fitur-fitur yang mengganggu atau hal-hal

yang menyenangkan tentang merek lain dan selalu siaga terhadap

informasi yang mendukung keputussannya. Komunikasi pemasaran

harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengkukuhkan

pilihan konsumen dan membantu dia merasa aman dengan merek

(16)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Variabel Hasil

oleh variabel lain di

luar Brand Image.

2 Regi Tya

Juviano

(2014)

(17)

variabel lain di luar

merek (X1) dan harga

(X2) sisanya

Pembelian Ke Factory Outlet Di Kota

(18)

Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh beberapa peneliti, skripsi penulis yang berjudul “Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Proses Keputusan

Pembelian Produk EIGER Di Kota Bandung” merupakan hasil penelitian sendiri,

bukan hasil adaptasi, jiplak, atau plagiat. Hal ini mempertegas originalitas

penelitian yang penulis buat.

2.7 Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Pengaruh Citra Merek dan Harga

terhadap keputusan Pembelian Citra merek (X1)

- Identitas merek - Personalitas merek - Assosiasi merek -Sikap dan prilaku merek

- Manfaat dan keunggulan merek

Kotler & Keller (2016)

Harga(X2) - Daftar Harga - Diskon/rabat - Periode pembayaran - Kredit

- Syarat-syarat kredit

Kotler (2015)

Keputusan Pembelian (Y)

- Pengenalan masalah - pencarian informasi - evaluasi alternative - keputusan pembelian atau tidak

-perilaku pasca pembelian.

(19)

2.8 Hipotesis

Dari paragdima di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat Pengaruh Citra merek terhadap keputusan pembelian produk

EIGER

H2: Terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk

EIGER

H3: Terdapat pengaruh antara Citra merek dan harga terhadap keputusan

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Pengaruh Citra Merek dan Harga

Referensi

Dokumen terkait

Dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan deposit dan penarikan e-currency pada akun e- payment antara lain, E-currency merupakan salah satu bentuk mata uang

Mata Kuliah : Memberikan pengetahuan dan kemampuan matematika yang lebih spesifik untuk kebutuhan rancang bangun dan modeling bidang teknik lingkungan agar

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS MEDIA TIGA DIMENSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA PERANCIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Mensosialisasikan kebijakan Program Prioritas Direktorat Pembinaan SMA dan Aplikasi Dapodik serta aplikasi Turunan Dapodik. b) Membantu Dinas Pendidikan Provinsi

Pada penelitian ini kondisi optimum untuk parameter pembuatan fasa emulsi yaitu 1:1, pengaruh kecepatan pembuatan emulsi pada yaitu 1000 rpm.Pengaruh konsentrasi

Proses pembuatan bubuk cincau melalui pemanasan atau pengeringan dapat mempengaruhi kandungan dan sifat fisik cincau yang dihasilkan (Widyaningsih dan Safitri, 2014)..

Meskipun gula dan vitamin C tersusun dari jenis unsur yang sama tetapi mempunyai sifat yang berbeda, hal ini disebabkan karena jumlah masing-masing unsur dalam senyawa

adalah kebaikan Allah sendiri yang telah disematkan dalam diri manusia. Dengan kata lain, kebaikan Allah dalam diri manusialah yang menjadi