• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN PANTOLOAN BOYA KECAMATAN TAWAELI | Setiawati | GeoTadulako 9003 29519 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN PANTOLOAN BOYA KECAMATAN TAWAELI | Setiawati | GeoTadulako 9003 29519 1 SM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM

KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN

PANTOLOAN BOYA KECAMATAN TAWAELI

ELSA SETIAWATI. S A 351 12 034

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ABSTRAK

Elsa Setiawati. S (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Program Kampung KB Di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Hubungan. Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Tadulako, Samuel Sanda Patampang (Pembimbing I), Nurvita (Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan:1) untuk mengetahui Bagaimana Sikap/Tanggapan masyarakat terhadap program kampung KB di kelurahan pantoloan boya kecamatan tawaeli, 2) untuk mengetahui bagaimana Harapan masyarakat terhadap program kampung KB di kelurahan pantoloan Boya kecamatan tawaeli, 3) untuk mengetahui bagaimana Tindakan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB Di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Jenis penelitian adalah Deskriptif kualitatif dan Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota samplingdanpurposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pantoloan Boya Khususya Di RW 03. Populasi dari penelitian ini yaitu ibu-ibu yang menggunakan KB. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016. Hasil dari penelitian ini yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan wawancara melihat tingkat persentase dari setiap jawaban dapat disimpulkan bahawa persepsi masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli hasilnya adalah Sangat baik atau sangat setuju dengan adanya program Kampung KB. hal ini dapat dilihat dari persepsi masyarakat yang mana melalui sikap/tanggapan, tindakan dan harapan masyarakat, dan diperkuat oleh adanya program kampung KB yang antra lain penggunaan alat kontrasepsi dan kebersihan lingkungan. Yang mana seluruh masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya Khususnya masyarakat yang bearda di lingkungan Kampung KB sangat senang dengan adanya program tersebut, dan Kampung KB yang berada di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli juga menjadi salah satu contoh program kampung KB yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.

(3)

ABSTRACT

Elsa Setiawati .S (2017).Public Perception Of Program Of Family Planning Village In Subdistrict Pantoloan Boya Of Tawaeli District. Skripsi. Geography Studi Program, Social Science Education Departemen, Teacher Traning And Education Faculty, Tadulako University. Supervisor: Samuel Sanda Patampang And Co-Supervisor: Nurvita.

The reseatch aims to find out 1) how the public attitude/response of program of family planning village in sub distric Pantoloan Boya of Tawaeli distric, 2) how the public expectation of program of family planning village in sub distric Pantoloan Boya of Tawaeli distric, 3) how the public action of program of family planning village in sub distric Pantoloan Boya of Tawaeli distric. The reseach type was in descriptive qualitative and sampling was done by quota sampling and purposive sampling technique. The data were collected through observation, interviews, questionnaires, and documentasi. The research location was in Pantoloan Boya sub distric particular head of hamlet 3. The population of this research was mothers who use contaseption. The research was conducted in November-Desember 2016. The results of the research obtained by using questionnaires and interviews look at by percentage rate of each answer, it can be concluded that public perception of program of family planning village in subdistrict Pantoloan Boya of Tawaeli distrct is positive or strongly agreed with the program of family planning village. It can be seen from the public perception through the attitudes/response,expectations and the action of society and reinforced by the program of family planning with the use of contraceptives and environmental hygiene either the all community of Pantoloan Boya Especially people who are in the neighborhood of family planning village very happy because it could be one of example of a program the family planning village in Central Sulawesi.

(4)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah sukses menggemakan serta mengimplementasikan program Generasi Berencana (GenRe) sebagai upaya terobosan untuk membangun generasi yang berkualitas melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) di tahun 2012 yang diintensifkan pada tahun 2013, 2014, dan 2015, maka mulai awal tahun 2016 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Lembaga Non Kementerian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara nasional membuat terobosan baru yang bersifat kedaerahan dan bernuansa kearifan lokal yang disebut

istilah “Kampung KB” atau lengkapnya “Kampung Keluarga Berencana”.

Kampung KB diharapkan menjadi salah satu inovasi strategis untuk dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas program KKBPK secara utuh di lini lapangan dalam mewujudkan Agenda Prioritas 5 (lima) dari 9 agenda prioritas pemerintahan periode 2015 – 2019 yakni “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Apalagi

BKKBN sendiri telah menyusun Renstra 2015–2019 dengan 6 (enam) sasaran strategis yang telah ditetapkan, yaitu: (1) menurunkan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dari 1,38% per tahun pada tahun 2015 menjadi 1,21% per tahun di tahun 2019, (2) menurunnya Total Fertility Rate (TFR) dari 2,37 per Wanita Usia Subur (WUS) di tahun 2015 menjadi 2,28 di tahun 2019, (3) meningkatnya Contraceptiive Prevalence Rate (CPR) semua metode dari 65,2% dari tatal Pasangan Usia Subur (PUS) di tahun 2015 menjadi 66% di tahun 2019, (4) menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari 10,6% di tahun 2015 menjadi 9,91% di tahun 2019, (5) menurunnyaAge Spesific Fertility Rate(ASFR) dari 46 per 1000 perempuan kelompok umur 15–19 tahun di tahun 2015 menjadi 28 per 100 perempuan pada kelompok umur yang sama di tahun 2019, (6) menurunnnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS dari 7,1% di tahun 2015 menjadi 6,6% di tahun 2019.

Secara umum, Kampung KB ini dibentuk untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sector terkait dalam rangka

(5)

dibentuk selain untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.

Secara administrasi lingkungan RW 03 terletak di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah termasuk salah satu wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai lokasi Kampung KB yang ada di Sulawesi Tengah. Berdasarkan observasi di lapangan lingkungan Kelurahan Pantoloan Boya termasuk lingkungan yang Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian serta masih kurangnya angka partisipasi penduduk usia sekolah. Hal tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan antara masyarakat dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam proses memberdayakan dan memberi kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan total program KKBPK, sebagai upaya mewujudkan keluarga berkualitas.

Persepsi masyarakat terhadap adanya Kampung KB di kota palu khususnya di Kelurahan Pantoloan Poya menjadi suatu hal yang perlu diketahui sebab persepsi merupakan suatu dasar dari pembentukan sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri terhadap keberadaan Kampung KB di lingkungan tersebut. Maka dari itu perlu dibangun persepsi yang benar mengenai adanya Kampung KB serta peran dan fungsinya sehingga masyarakat di kota palu khususnya di keluran pantoloan boya nantinya ikut berperan

aktif didalam mendukung program BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan kesejatraan keluarga prasejatra untuk menuju lebih baik.

1.2 Rumusan masalah

(6)

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Persepsi masyarakat Terhadap Program Kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Hasil dari penelitian dapat memberikan manfaat antara lain: 1) Bagi penulis: Sebagai calon guru yang akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas besar dimasyarakat nantinya, Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan, dan Penelitian ini sangat berguna sebagai bahan dokumentasi dan penambah wawasan sehingga dapat mengembangkan pengetahuan dengan wawasan lebih luas baik secara teoritis maupun praktis. 2) Bagi Masyarakat: Sebagai bahan informasi khususnya masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli tentang apa program Kampung KB bagi Kehidupan Masyarakat. 3) Bagi lembaga pendidikan: Bagi lembaga pendidikan terutama fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Tadulako, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melengkapi perpustakaan dan sebagai bahan dokumenter.

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulasi oleh individu melalui alat reseptornya, kemudian stimulasi diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan

proses psikologisnya sehingga individu bias mempersepsi stimulasi yang di terimanya. (Walgito, 2003 ) .

1. Sikap

(7)

2. Harapan

Menurut Roen, Ferry. 2013 Teori harapan merupakan teori yang paling baik dipandang menjelaskan motivasi seseorang dalam kehidupan organisasinya, walaupun teori motivasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan, Teori harapan berkata apabila seseorang memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu pada waktu tertentu tergantung pada tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang nilai suatu prestasi.

3. Tindakan

Tindakan menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak m asuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya).

2.2 Masyarakat

Menurut Ralph Lition dalam Harsono (1997) masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan social masyarakat. Lebih lanjut

ia mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang lebih cukup lama dan bekerja sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan social dengan batas-batas tertentu.

2.3 Keluarga Berencana (KB)

(8)

dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.

2.4 Program Kampung KB

Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanankan secara sistemik dan koordinatif. Kampung KB sangat diperlukan di semua desa, khususnya bagi kawasan miskin, termasuk kawasan miskin perkotaan, padat penduduk, akses kesehatan kurang, daerah kumuh, dan wilayah pesisir/nelayan. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif kualitatif. jenis penelitian ini dipilih dapat menjelaskan atau mendeskripsikan berbagai fenomena yang terjadi di lapangan tentang objek dan permasalahan yang di teliti sebagaimana gambaran tentang Persepsi Masyarakat Tehadap Program Kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecematan Tawaeli.

Untuk mendukung penelitian ini penulis mengelompokan dalam jenis data yang sesuai diapangan yaitu data primer yang diperoleh secara langsung melalui tahap observasi dan wawancara yang dilengkapi dengan dokumentasi dan data sekunder yang diperoleh dari objek peneliti yang berasal dari literatur yang tersedia baik dalam bentuk buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, serta sumber-sumber ilmiah yang ada.

3.2 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta KB yaitu berjumlah 162 KK yang ada di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli khususnya yang berada di daerah Kampung KB.

2. Sampel

Berdasarkan alat pengumpulan data yang digunakan dalalm penelitian ini yakni angket dan wawancara maka penetapan sampel dilakukan dengan dua cara yaituquota samplingdanpurposive sampling

3. teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel ini didasarkan pada pendapat Arikunto (1985) yang

(9)

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih

3.3 Jenis dan sumber data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi, wawancara, dan angket. Data sekunder adalah data yang sudah ada dan sudah, dan Sumber data sekunder dapat diperoleh dari Kelurahan, Buku, internet, jurnal-jurnal penelitian, skripsi, tesis dan laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa teknik antara lain: 1) Observasi, dimulai dengan melakukan pengamatan awal ke lokasi penelitian keseluruh Kelurahan Pantoloan Boya. 2) Wawancara, teknik wawancara untuk menggali lebih dalam lagi tentang sejauh mana Persepsi Masyarakat terhadap Program Kmapung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli. Pertama penulis mewawancarai Kepala Kelurahan, kemudian dilanjutkan dangan mewawancarai salah satu staf Kelurahan yang bertugas sebagai Koordinator dari Program Kampung KB. Untuk lebih mendalami lagi, penulis mewawancarai beberapa masyarakat dalam hal ini keluarga yag mempunyai lebih dari 2 anak. 3) Kuesioner, digunakan untuk mendapatkan data informasi secara mendalam melalui Responden. Kuesioner adalah alat penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan di jawab oleh responden. Waktu yang dibutuhkan pada teknik ini yaitu selama 2 minggu. 4) Dokumentasi yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui pencatatan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan aspek penelitian. Maksud dari dokumentasi ini adalah memberikan penguatan pada data primer sehingga data yang ada benar-benar akurat. Adapun data yang hendak diperoleh

melalui tehnik ini adalah seluruh data yang menyangkut persepsi masyarakat terhadap Program kampung KB Di Kelurahan Pantoloan Boya.

3.6 Analisis Data

Pada penelitian ini penulis mengalisis data dengan mengadakan penganalisisan secara kuantitatif yaitu pengolahan data dengan menggunakan teknik perhitungan berdasarkan persentase (%) khusus data angket, dengan rumus:

(10)

Keterangan : P = hasil yang dicapai

f = jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban N = jumlah sampel. (Arikunto, 1996).

100% = Nilai Tetap

Sedangkan untuk menganalisis hasil wawancara wawancara dalam penelitian ini berdasarkan teori Miles dan Huberman (1992) yaitu terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli merupakan salah satu bagian wilayah Kota Palu di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala dan Parigi Mautong, yang diresmikan pada tanggal 27 Pebruari 2012 memiliki luas sebesar ± 16,09 KM2

Secara administratif Kelurahan Pantoloan Boya dibatasi oleh :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Wani dan Labuan Kangguma Sebelah selatan: Berbatasan dengan Desa Wombo Kec. Tanantovea Sebelah timur : Berbatasan dengan kelurahan Pantoloan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Palu

Secara geografis Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli memiliki bentuk wilayah datar / berombak sebesar ± 30 % dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Pantoloan Boya berada pada ketinggian ± 25–

250 meter diatas permukaan air laut, suhu maksimum dan minimum di Kelurahan Pantoloan Boya berkisar ± 27 - 34oC, sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar ± 43,3 mm/tahun atau ± 519,6 mm selama tahun 2014 curah hujan.

(11)

3. 2 Hasil Penelitian 3.2.1 Persepsi Masyarakat

a. Sikap/Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB Tabel 4.5 Pembinaan Untuk Masyarakat Dalam Program Kampung KB

No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Sangat baik 5 16

2. Baik 25 78

3. Kurang baik 2 6

4. Tidak baik 0 0

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 1

(12)

B. Harapan Masyarakat Terhadap program Kampung KB Tabel 4.12 Harapan Dengan Adanya Program Kampung KB

No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase

(%)

1. Lebih di tingkatkan lagi 14 44

2. Tetap dengan program yang ada 3 9

3. Menambah fasilitas di kampung KB 5 16

4. Sering diadakan Sosialisasi 10 31

Jumlah 32 100

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 8

Dari hasil analisis responden dapat di lihat pada tabel 4.14 yang menunjukan sebagian besar masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya menginginkan unuk kedepanya

program kampung KB lebih di tingkatkan lagi dan sering diadakannya sosialisasi. Hal ini sesuai dengan banyaknya responden yang memilih “Lebih ditingkatkan lagi” sebanyak 14 orang (44%) dan responden yang menjawab “Sering diadakan sosialisai”

sebanyak 10 orang (31 %). Dan jawaban responden yang terendah yaitu “ Menambah

fasilitas di kampung KB” sebanyaklima orang (16%).

C. Tindakan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB

Tabel 4.13 Keterlibatan Masyarakat dalam Pelaksanaan program Kampung KB

No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 9

Sangat jelas terlihat pada tabel diatas bahwa keikut sertaan responden sebagai masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya rupanya sering dan bahkan sangat sering mengikuti program kampung KB di lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai dengan jawaban responden yang tertinggi menjawab “Sangat Sering” sebanyak 14 orang (44%) dan jawaban responden yang terendah menjawab “Tidak Pernah” sebayak dua orang (6

%)

Tabel 4.14 Partisipasi masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Kampung KB

No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

(13)

Berdasarkan pada tabel di atas banyak responden yang memilih bahwa Partisipasi mereka sangat baik terhadap adanya kampung KB. Dalam hal ini dapat

dilihat pada tabel 4.14 jumlah responden yang mengatakan “sangat aktif” sebanyak 14

orang (44 %) dan jumlah terendah yang menjawab “kurang Aktif” sebanyak dua orang

(6 %), sehingga hal ini menjadi tolak ukur dari pemerintah setempat untuk memberikan partisipasi kepada masyarakat baik berupa ataupun sosialisasi, tetapi hal itu tergantung dari kesadaran masing-masing masyarakat.

3.3 Pembahasan

Setelah menyajikan data angket dan wawancara maka selanjutnya yang perlu diuraikan adalah membahas tentang masalah penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Permasalahah yang diajukan tentang bagaimana sikap/tanggapan, tindakan dan harapan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan tawaeli Dapat diuraikan dalam pembahasan berikut:

1. Sikap/Tanggapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB

Sikap masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya mengenai program kampung KB tersebut. dapat di lihat pada jawaban responden yang menunjukan bahwa sebanyak 25 orang (78 %) sering megadakan pembinaan unutuk masyarakat dalam program kampung KB di kelurahan Pantoloan Boya, serta sebanyak 15 orang (46 %) khususnya para ibu – ibu sangat aktif dalam pelaksanaan KB, dan sebanyak 15 orang (46 %) dengan demikian dapat disimpulkan masyarakat di kelurahan pantoloan boya melihat bahwa pelaksanaan program kampung KB sudah berjalan baik hal ini dapat dilihat dari semua jawaban masyarakat. Tanggapan masyarakat terhadap program kampung KB mengenai program kampung KB di kelurahan pantoloan boya degan jawaban responden sebanyak 17 orang (53 %) sangat baik sehingga menggambarkan bahwa masyarakat yang tinggal di kelurahan pantoloan boya sangat mengapresiasi dengan adanya program kampung KB, kemudian tanggapan responden mengenai pentingnya program kampung KB di kelurahan pantoloan boya, dengan jawaban responden sebanyak 15 orang (47 %)

“sangat setuju” hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat menggap bahwa program kampung KB ini sangat penting, dan tanggapan responden mengenai program kampung KB memberikan manfaat terhadap masyarakat hal ini dapat dilihat dari jawaban

(14)

2. Harapan Masyarakat Terhadap Program Kampung KB

Masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya tentu memiliki Haranpan – harapan kedepanya untuk program kampung KB tersebut. Dari hasil analisis responden dapat di lihat pada tabel 4.12 yang menunjukan sebagian besar masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya menginginkan unuk kedepanya program kampung KB lebih di tingkatkan lagi dan sering diadakannya sosialisasi. Hal ini sesuai dengan banyaknya responden yang

memilih “Lebih ditingkatkan lagi” sebanyak 14 orang (44%). dapat disimpulakan

bahwa masih banyak harapan-harapan masyarakat Kelurahan Pantoloan Boya Khususnya yang berada dilingkungan RW 3 agar kedepanya dengan adanya program kampung KB, Antara lain lebih ditingkatkan program kampung KB, menambah fasilitas yang ada di kampung KB dan sering diadakannya sosialasasi agar masyarakat lebih memahami program kampung KB itu sendiri dan bisa lebih meningkatkan kualitas hidup manusia.

3.Tindakan Masytarakat Terhadap Program Kampung KB

Persepsi masyarakat terhadap program kampung KB, melalui tindakan masyarakat terhadap program Kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya. Hal ini terlihat dari jawaban masyarakat yang berada di lingkungan Kampung KB yang menjadi responden, sebanyak 14 responden (43 %) masyarakat yang ikut terlibat dalam program kampung KB di kelurahan Pantoloan Boya. Sebanyak 16 responden (50 %) memberikan tanggapan bahwa Masyarakat ikut berpartisipasi dalam program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya.

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan angket dan wawancara melihat tingkat persentase dari setiap jawaban dan dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahawa persepsi masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli adalah sebagai berikut.

(15)

2. Tindakan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli adalah sangat baik, karena masyarakat juga terlibat dan berpartisipasi terhadap program kampung KB

3. Harapan masyarakat terhadap program kampung KB di Kelurahan Pantoloan Boya Kecamatan Tawaeli, masyarakat memiliki harapan-harapan kedepannya untuk program kampung KB salah satunya lebih ditingkatkan lagi dan sering diadakan sosialisasi di kampung KB.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, terdapat saran yang perlu disampaikan yaituPerlu dilakukan sosialisasi untuk menambah pengetahuan masyarakat di Kelurahan Pantoloan Boya mengenai Kampung KB dan apa Pentingnya

menggunakan KB (Keluarga Berencana) baik dari penggunaan alat kontrasepsi atau

kebersihan lingkungan, sehingga dengan itu respon dari masyarakat dengan program

kampung KB ini bertambah lebih baik dan agar kampung KB di kelurahan Pantoloan

Boya bisa menjadi contoh dari semua program– program kampung KB yang berada di

Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Selain itu sosialisasi diagendakan tiap minggu agar supaya bisa terlihat

perkembangan program kampung KB di masyarakat. Kemudian program – program

yang ada harus di tambahkan lagi, dan memberikan bimbingan tentang penggunaan alat

kontrasepsi agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui tentang pelaksanaan KB.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. (1996).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Chaplin. J.P. (2002).Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: PT. Raja Grafindo. Max Weber (2009).Sosiologi. Yogyakarta: Putaka Pelajar

Purwanto,H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC Roen, Ferry. 2013.Teori Harapan. http://perilakuorganisasi.com/teori-harapan.html, Miles, Matthew & Hubermen, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan

Tejetjep

Gambar

Tabel 4.5  Pembinaan Untuk Masyarakat   Dalam Program Kampung KB
Tabel 4.12 Harapan Dengan Adanya Program Kampung KB

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Pegawai dalam Memberikan Pelayanan di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan

(Studi di Kampung Balong Kelurahan Sudiroprajan Kecamatan Jebres. Surakarta

Dengan keinginan masyarakat yang besar, dan semangat petugas KB untuk mengajak masyarakat Sidoharjo akan dapat membuat masyarakat mengadopsi inovasi program KB

5545 melainkan semua elemen yang ada di dalam masyarakat, oleh sebab itu kerjasama antar semua pihak dalam hal pelaksanaan kampung KB merupakan hal yang

Maka dari itu hasil yang dihasilkan dari program Kampung KB Mekar Wangi nelum maksimal, mengingbat bila Kampung KB dibentuk untuk melaksanakan pembinaan terhadap

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat

Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat melalui usaha ekonomi produktif bagi masyarakat miskin di Kampung KB Prawirodirjan ini, akan menjadi komitment kami bersama-sama warga