• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Intervensi Koroner Perkutan Elektif Dalam Perbaikan Disfungsi Diastolik Ventrikel Kiri Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manfaat Intervensi Koroner Perkutan Elektif Dalam Perbaikan Disfungsi Diastolik Ventrikel Kiri Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di dunia. Sekitar 17,3 juta penduduk dunia pada tahun 2008 meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Jumlah ini merepresentasikan 30% dari seluruh kematian global. Sebanyak 7,3 juta kematian yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) (WHO, 2013).

Disfungsi diastolik ditemukan pada 90% pasien dengan PJK (Oemar, 2005). Komplikasi dari PJK, iskemik atau infark miokard, merupakan penyebab utama disfungsi diastolik. Separuh penderita gagal jantung, baik yang akut

maupun yang kronik, memiliki fraksi ejeksi yang normal (gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal) (Ohara dkk, 2010). Gagal jantung diastolik merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas gagal jantung, terutama pada pasien onset akut dengan angka mortalitas dalam lima tahun sekitar 50%. Prognosis penderita gagal jantung diastolik relatif sama dengan gagal jantung sistolik (Owan, 2005). Pengenalan awal akan gagal jantung diastolik asimptomatik sangat penting dan terapi intervensi pada waktu yang tepat dapat memperbaiki prognosis (Chopra, 2009).

Tindakan revaskularisasi koroner direkomendasikan pada pasien PJK yang simptomatik. Tindakan ini dapat membawa dampak yang baik terhadap fungsi diastolik (Hunt dkk, 2001). Studi OPTIMIZE HF memperlihatkan bahwa revaskularisasi koroner berhubungan dengan prognosis yang lebih baik pada penderita gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang normal maupun dengan fraksi ejeksi yang rendah (Rossi dkk, 2008).

Intervensi koroner perkutan (IKP) sebagai salah satu pilihan tindakan revaskularisasi merupakan prosedur yang rutin dilakukan pada pasien PJK. Tindakan IKP dapat memperbaiki kualitas hidup dan mengurangi gejala angina.

1

(2)

Namun demikian perubahan fisiologis pada perbaikan aliran darah setelah intervensi koroner masih belum jelas (Sattarzadeh dkk, 2010). IKP dapat komplit maupun parsial. Pada kasus dengan revaskularisasi parsial, perbaikkan dari fungsi diastolik kemungkinan tidak terjadi dikarenakan adanya iskemia yang menetap (Sipic dkk, 2013).

Pada pasien PJK, kontraktilitas regional dan relaksasi ventrikel kiri dipengaruhi oleh aliran darah kolateral. Pada saat serangan angina, terjadinya disfungsi kontraktilitas regional miokard, berubahnya metabolisme oksidatif dan meningkatnya utilisasi glukosa. Hal ini berhubungan dengan kurangnya aliran darah pada daerah yang bergantung pada arteri kolateral (Berry dkk, 2007). Adanya kolateral, distribusi anatomi dan fungsi yang adekuat, merupakan faktor didalam tindakan IKP (Werner dkk, 2000).

Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang bersifat non invasif dan murah dalam menilai fungsi global dan regional miokardium (Sattarzadeh dkk, 2010). Disfungsi diastolik ventrikel kiri merupakan penanda yang sensitif dalam

menilai iskemik koroner daripada disfungsi sistolik (Labovitz dkk, 1987). Gangguan relaksasi dan pengisian ventrikel kiri merupakan tanda paling awal dari adanya iskemik miokard (Bonow dkk, 1982).

Ada banyak penelitian yang melaporkan tentang efek intervensi koroner pada fungsi diastolik global terutama pada fase pengisian. Namun demikian, belum ada konsensus atau rekomendasi yang ditetapkan terkait tindakan IKP pada pasien PJK yang mengalami gangguan fungsi diastolik. Masuyama (1998) melaporkan bahwa gangguan pengisian diastolik ventrikel kiri akan mengalami perubahan lebih baik dua hari setelah intervensi koroner dan lebih baik lagi setelah seminggu. Schanwell (2003) melaporkan angioplasti balloon dan stenting berdampak pada perbaikan parameter nilai statistik fungsi diastolik ventrikel kiri 48 jam setelah tindakan intervensi.

Penelitian tentang fungsi diastolik ventrikel kiri pada PJK di Indonesia pernah dilakukan oleh Sibuea (1998). Studi ini menunjukkan adanya disfungsi diastolik pada sebagian besar penderita PJK. Namun demikian penelitian tersebut hanya bersifat studi observasional. Penelitian analitik tentang disfungsi diastolik 2

(3)

dan perubahannya setelah tindakan IKP pada penderita PJK di Indonesia, khususnya di Medan, diperlukan untuk tatalaksana lebih baik.

1.2Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: Apakah IKP elektif dapat memperbaiki fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien PJK?

1.3 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah: IKP elektif dapat memperbaiki fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien PJK.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Untuk meningkatkan kemampuan tatalaksana pasien PJK yang memiliki disfungsi diastolik.

1.4.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui manfaat IKP elektif dalam memperbaiki fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien PJK.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Kepentingan akademik

Menambah data primer dan pengetahuan tentang pasien PJK serta peranan IKP elektif sebagai salah satu modalitas tatalaksana disfungsi diastolik.

1.5.2 Kepentingan masyarakat

Dapat dijadikan dasar dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk kepentingan pasien.

3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

“Pengertian Perjanjian Sewa Menyewa Secara Umum dan.. Pengaturannya

Indikator kognisi atau tingkat pandangan responden menunjukkan tidak mendukung dilihat dari 23 responden atau 63,8% orang tua memiliki pandangan yang tidak setuju

Sari (Dimsum Putri Resto Banjarmasin) belum cukup baik dikarenakan fasilitas ruang kerja dan peralatan penunjang yang belum memadai, hubungan dengan pimpinan dan

Hasil yang ingin dicapai terhadap rancangan tampilan berbasiskan multimedia ini agar dapat membantu semua pihak yang berkepentingan dengan ITC Kuningan, baik itu pihak

[r]

Dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX aplikasi menggabungkan elemen-elemen multimedia seperti gambar, teks, dan animasi kedalam suatu bentuk aplikasi yang mudah digunakan

[r]