BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 KERANGKA TEORI
Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pada vaskuler retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah.retinopati hipertensi menggangu perubahan cahaya dan ketajaman penglihatan sehingga menurunkan kualitas hidup seseorang.2,12
A. ANATOMI
Lapisan retina dimulai dari lapisan dalam ke lapisan luar 1 : 1. Internal Limiting Membrane
2. Nerve fiber layer 3. Ganglion cell layer 4. Inner plexiform layer 5. Inner nuclear layer 6. Outer plexiform layer 7. Outer nuclear layer
8. External limiting membrane
9. Rod and cone inner and outer segments
utama yaitu aa.temporalis superior dan inferior dan aa.nasalis superior dan inferior.1
B. DEFINISI
Retinopati hipertensi merupakan kelainan pada vaskuler retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah. Kelainan ini pertama kali dikemukakan oleh Marcus Gunn pada kurun abad ke-19 pada sekelompok penderita hipertensi dan penyakit ginjal. Tanda-tanda pada retina yang diobservasi adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal, perlengketan atau nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk
flame-shape dan blot-shape, cotton-wool spots, dan edema papilla.17,18
C. EPIDEMIOLOGI
D. KLASIFIKASI
1.2 klasifikasi Scheie oleh American Academy of Ophtalmology1
Stadium Karakteristik
Tidak ada perubahan
Penyempitan arteriolar yang hampir tidak terdeteksi
Penyempitan yang jelas dengan kelainan fokal
Stadium II disertai perdarahan retina dan/atau eksudat
Stadium III disertai papiledema
E. PATOFISIOLOGI
Tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi secara generalisata. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan tonus arteriolus dari mekanisme autoregulasi yang seharusnya berperan sebagai fungsi proteksi. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat penyempitan arterioles retina secara generalisata. Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hialin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai ”arteriovenous nicking”. Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya arteriolar yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral yang dikenal sebagai ”copper wiring”.
1,5,16
Gambar 2.1. Arteriovenous Nicking2
tengah lumen tampak sebagai garis refraktif kuning sekitar selebar seperlima dari lebar lumen. Apabila dinding arteriol diinfiltrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan menjadi sklerotik. Dinding pembuluh darah secara bertahap menjadi tidak transparan dan dapat dilihat, dan refleksi cahaya yang tipis menjadi lebih lebar. Produk-produk lemak kuning keabuan yang terdapat pada dinding pembuluh darah bercampur dengan warna merah darah pada lumen pembuluh darah akan menghasilkan gambaran khas “copper-wire’”. Hal ini menandakan telah terjadi arteriosklerosis tingkat sedang. Apabila sklerosis berlanjut, refleksi cahaya dinding pembuluh darah berbentuk “ silver-wire”.16
Gambar 2.2 Copper wiring (panah putih) dan arteriovenous nicking (panah hitam)13
diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini, dan biasanya merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat berat.5,8
Gambar 2.3 papil edema,cotton wool spot,flame haemorrhage dan hard exudates.9
F. DIAGNOSIS
Diagnosis retinopati hipertensi ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri terutama pada pasien lanjut usia dan pemeriksaan USG B-Scan untuk melihat kondisi di belakang lensa diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis pasti. Pemeriksaan laboratorium juga penting untuk menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari hipertensi.8
G. PENATALAKSANAAN
mengurangi kerusakan retinopati hipertensi melampaui efek mengurangi kerusakan retinopati dengan menurunkan tekanan darah.19
H. KOMPLIKASI
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti branch retinal artery occlusion(BRAO),Branch retinal vein occlusion(BRVO),Central retinal vein occlusion(CRVO),vitreus hemorrhage and tractional retinal detachment.1,11
2.2 STRUKTUR RUMAH SAKIT UMUM ADAM MALIK MEDAN
RSUP H.Adam Malik Medan yang dibangun diatas tanah seluas 10 Ha,berlokasi dijalan bunga lau no 17 Km 12,Kecamatan Medan Tuntungan,propinsi Sumatera Utara.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 334/Menkes/SK/VII/1990 dan sebagai rumah sakit pendidikan dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991. Rumah sakit ini juga sebagai pusat rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.