• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Spiritualitas Mahasiswa yang Menjalani Program Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Deli Husada Delitua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Spiritualitas Mahasiswa yang Menjalani Program Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Deli Husada Delitua"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program pendidikan profesi Ners disebut juga sebagai proses

pembelajaran klinik. Pada saat proses tersebut adanya rasa takut pada mahasiswa

ketika mahasiswa berbuat salah yang akan membatasi perkembangan dan

keinginan mahasiswa untuk bereksperimen dengan perawatan. Kondisi ini

akhirnya jelas berdampak pada sedikitnya pengalaman klinik mahasiswa selama

di lahan praktik. Masalah juga muncul dari pengajar atau pembimbing klinik yang

disebut perseptor. Perseptor memiliki perasaan takut seandainya mahasiswa

berbuat kesalahan, sehingga sering menuntut hal yang tidak dapat dilakukan oleh

mahasiswa (Nurhidayah, 2011).

Mahasiswa profesi Ners menghadapi peristiwa-peristiwa yang diluar

perkiraan saat berhadapan dengan kondisi nyata di lapangan, adanya kesenjangan

antara teori dan prakteknya. Menurut Syahreni dan Waluyanti (2007)

peristiwa-peristiwa diluar perkiraan ini muncul karena mahasiswa profesi Ners belum ada

memiliki gambaran terkait dengan lahan praktek yang menyebabkan mahasiswa

merasa tertekan ketika berhadapan dengan pasien, prosedur perawatan, teman

sejawat yang sebagian belum memahami tujuan pembelajaran dan keterbatasan

mahasiswa dilahan praktek membuat mahasiswa stress dan frustasi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Nelwati (2009) pada mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Andalas menyatakan bahwa adanya stres pada

(2)

7,18, pengajar dan staf perawat sebesar 8,24, tugas dan beban kerja sebesar 7,89,

teman dan kehidupan sehari-hari sebesar 3,24, kurang pengetahuan keterampilan

professional 2,62, dan lingkungan klinik sebesar 3,4. Menurut Mulyadi dan

Hidayat (2014) menyimpulkan dari hasil penelitiannya pada mahasiswa profesi

ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep ditemukan

kecemasan pada mahasiswa profesi meliputi kecemasan ringan sebesar 72,7%,

kecemasan sedang 24,7%, dan kecemasan berat 2,6%. Mekanisme koping pada

mahasiswa profesi ners tersebut adaptif sebesar 76,6%, dan koping maladaptive

sebesar 33,8%.

Mahasiswa profesi dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Kedokteran juga

mengalami stres seperti mahasiswa profesi Ners. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Widosari (2010) di kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta menunjukkan mahasiswa ko-asisten lebih cemas dan lebih depresif dari

pada mahasiswa preklinik dengan rata-rata cemas ko-asisten 22,86 sedangkan

mahasiswa preklinik 18,83 dan nilai rata-rata depresif mahasiswa ko-asisten 10,13

sedangkan mahasiswa preklinik 7,53. Penelitian berikutnya oleh Viniriani (2013)

di kedokteran gigi Universitas Sam Ratulangi Manado menunjukkan di Balai

Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Manado dengan 62 orang mahasiswa

yang sedang menjalani kepaniteraan klinik terdapat 37 orang (59,7%) yang

memiliki tingkat stres tinggi dan yang rendah 5 orang (8 %). Dari beberapa

penelitian tersebut menunjukkan ada banyak masalah yang dihadapi mahasiswa

(3)

Masalah pada mahasiswa tidak akan menyebabkan stress ketika

mahasiswa memiliki spiritual yang baik. Spiritualitas merupakan keyakinan dalam

hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Menurut Burkhardt

(1993 dalam Patricia A Potter dan Anne G Perry, 2010) spiritual meliputi aspek

berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui dalam kehidupan, dapat

menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menemukan

sumber dan kekuatan dalam diri sendiri untuk mengatasi masalah yang dihadapi

dan mempunyai perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan Yang Maha Tinggi.

Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau

keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan

kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik atau

kematian (Hamid, 2008).

Penelitian yang dilakukan Shores (2010) di University in the Southeastern

United Stated tentang spiritual perspective of nursing student dengan

menggunakan instrument Spiritual Perspektive Scale sebagai alat ukurnya

menyatakan dari 159 orang 78 % beragama protestan, 18 orang beragama katolik,

15 agama yang lain, dan 13 tidak ikut anggota agama. Dari mahasiswa tersebut 90

orang menghadiri dan melakukan kegiatan keagamaan sedikitnya tiap seminggu

sekali, 45 orang melakukannya tiap bulan sekali. Kebanyakan mahasiswa 72%

diindikasikan bahwa mereka menyebutkan spiritual penting dari hal yang lain dan

setengah dari sampel melaporkan membaca dari hal-hal yang berhubungan

dengan agama sekurang- kurangnya tiap bulan. Dua puluh tiga orang mahasiswa

(4)

penting. Mahasiswa sejumlah yang sama menyetujui bahwa memberi maaf pada

orang lain hal yang penting dalam spiritual mereka. Sebagian besar berpendapat

bahwa spiritual penting karena memberikan pedoman dalam mengambil

keputusan (74%), dan membantu menjawab pertanyaan tentang arti hidup (75%).

Hasil wawancara dari beberapa mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa menjalani profesi Ners mengubah

kehidupan spiritualnya, pada awal memasuki lahan praktik mahasiswa tidak yakin

akan kemampuan dirinya sehingga mahasiswa bertanya pada pegawai,

hubungannya dengan orang lain tidak berjalan baik karena kesibukan praktiknya,

tidak ada waktu untuk menikmati keindahan alam karena waktu istirahat dari

praktik digunakan untuk buat laporan praktik dan tidur dan kegiatan ibadah

mereka juga terganggu karena jadwal dinas dan tugas mahasiswa.

Seseorang dengan spiritual yang baik akan memilki koping yang adaptive

dalam menghadapi masalah. Sehingga spiritual sangat dibutuhkan oleh semua

mahasiswa termasuk mahasiswa keperawatan yang menjalani profesi ners.

Keperawatan didefinisikan sebagai bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit

maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Nurhidayah,

2011). Spiritual merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga perawat harus

memenuhinya. Sebagai calon perawat mahasiswa keperawatan harus memenuhi

(5)

nanti. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui gambaran kebutuhan spiritual

mahasiswa keperawatan yang menjalani program profesi Ners di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Deli Husada Delitua.

1.2 Rumusan Masalah

Mahasiswa keperawatan yang menjalani profesi membutuhkan spiritual

yang baik untuk mengatasi stress yang dialaminya, sehingga peneliti ingin

mengetahui bagaimana gambaran spiritual mahasiswa yang menjalani program

profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Deli Husada Delitua.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian pada penelitan ini adalah bagaimana gambaran

spiritual mahasiswa yang menjalani program profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Deli Husada Delitua?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran spiritual mahasiswa

yang menjalani program profesi Ners di STIKES Deli Husada Delitua.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik spiritualitas dalam hubungannya dengan

diri sendiri

2. Mengetahui karakteristik spiritualitas dalam hubungannya dengan

alam

3. Mengetahui karakteristik spiritualitas dalam hubungannya dengan

(6)

4. Mengetahui karakteristik spiritualitas dalam hubungannya dengan

Tuhan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pentingnya memberikan

penekanan tentang spiritualitas pada mahasiswa program profesi Ners dalam

praktek profesinya sehingga mahasiswa profesi Ners dapat memberikan

kenyamanan secara psikologis pada dirinya dan memberikan asuhan

keperawatan tentang spiritualitas pada kliennya.

1.5.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa

keperawatan bahwa perawat perlu memberikan asuhan keperawatan tentang

spiritual. Seorang perawat melihat seseorang secara biologi, psikologis,

sosiologis, spiritual.

1.5.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian tentang

spiritual selanjutnya yang sejenis. Sehingga penelitian yang berhubungan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 29 Desember 2014 penulis menemukan beberapa permasalahan mendasar yang menyebabkan rendahnya partisipasi

Sedangkan kegagalan struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian struktural terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih

[r]

Pada 28 Januari 1833 , Jakarta mengalami gempa pada VII – VIII MMI dan terjadi kerusakan yang parah di beberapa bangunan, tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan (Kompas -

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang aplikasi sistem informasi geografis berbasis web untuk pemetaan lokasi kemacetan lalu lintas kota Salatiga yang

Infeksi oleh telur infektif pada anjing dengan umur lebih dari 2 sampai 3 bulan tidak akan secara langsung berkembang menjadi cacing dewasa di dalam

Berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan atas Jawatan Kebudayaan Sumatera Utara sebagai tempat penyimpanan benda– benda peninggalan sejarah dan purbakala di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dadih susu kerbau dan dadih susu kambing dengan menggunakan bambu ampel dan bambu gombong memberikan pengaruh yang berbeda