• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. apa yang telah peneliti merencanakan. Adanya langkah-langkah penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. apa yang telah peneliti merencanakan. Adanya langkah-langkah penelitian"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Penelitian.

Langkah-langkah penelitian pada hakikatnya merupakan suatu persiapan yang bersifat sistematis dengan maksud agar penelitian dapat berjalan sesuai denan apa yang telah peneliti merencanakan. Adanya langkah-langkah penelitian yang penulis laksanakan secara garis besar sebagai berikut:

1. Persiapan Pengajaran Judul

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, penulis mengajukan judul kepada Pembimbing Akademik tepatnya pada Selasa 26 Juli 2011. Yang kemudian disahkan oleh Ketua program Study PKn Jurusan Pendidikan IPS Bpk. Holilullah, M.Si. Sekaligus menetapkan pembimbing utama dan pembimbing pembantu yang akan membimbing penulis selama menyusun tugas skripsi ini.

2. Penelitian Pendahuluan

Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing, langkah selanjutnya adalah melakukan Pra Reseac (Penelitian Pendahuluan) ke lokasi penelitian di SMP Negeri 21 Bandar lampung, dengan surat ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Cq pembantu Dekan I dengan Nomor 4979/UN26/3/PL/2011, tertanggal 28

(2)

Juli 2011. Adapun maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk memperoleh gambaran umum tentang Peranan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Budaya bangsa Peserta Didik di Era Globalisasi, dan berbagai hal yang dibutuhkan dalam penelitian dengan beberapa literatur serta arahan dari dosen pembimbing dan Guru PKn di SMP Negeri 21 Bandar lampung.

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan persetujuan dilaksanakannya seminar proposal penelitian skripsi. Proposal penelitian disetujui oleh pembimbing II pada 19 Agustus 2011 dan pada 13 September 2011 oleh pembimbing I. Lalu disahkan Oleh Ketua Program Study PKn FKIP Universitas Lampung.

Kegiatan seminar proposal dilaksanakan pada tanggal 20 September 2011 yang tujuannya untuk mendapatkan masukan-masukan baik berupa saran maupun kritik untuk kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Setelah kegiatan seminar proposal penelitian, penulis melakukan perbaikan sesuai dengan saran-saran dan masukan dari para pembahas seminar proposal penelitian tersebut.

4. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilapangan dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan Nomor : 7442/ UN26/3/PL/2011. Setelah mendapatkan surat pengantar

(3)

dari dekan, selanjutnya penulis mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 21 November 2011.

5. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mempersiapkan angket yang akan diberikan kepada responden yang berjumlah 74 siswa, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 40 soal dengan 3 (tiga) alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah pembuatan angket ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi soal tentang Peranan Pembelajaran Pendidikan Pkn Dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa Peserta Didik Di Era Globalisasi Pada SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

b. Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan II.

c. Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, angket disebarkan kepada responden. Setelah itu peneliti mengadakan uji coba angket kepada 10 orang sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya.

6. Pelaksanaan Uji Coba Angket a. Analisis Validitas Angket

Cara mengetahui validitas angket, peneliti melakukan konsultasi dengan pembimbing utama dan pembimbing pembantu. Setelah dinyatakan valid, maka angket tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

(4)

b. Analisis Reabilitas angket

Suatu alat ukur dapat dinyatakan baik apabila ia mempunyai reabilitas yang baik pula, yaitu ketepatan suatu alat ukur. Hal ini dimaksud agar ketepatan alat ukur ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan layak atau tidaknya suatu alat ukur untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui reabilitas angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan uji coba angket kepada 10 orang siswa sebagai responden diluar sampel. Pengolahan data tentang uji coba angket ini menggunakan rumus Product Moment dilanjutkan dengan rumus Korelasi Spearman dan yang terakhir rumus Spearman Brow.

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam upaya untuk menguji reabilitas angket dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan uji coba angket kepada 10 orang siswa di luar responden yang sebenarnya.

2. Dari hasil uji coba angket tersebut dikelompokkan ke dalam item ganjil dan genap, dimana hasil uji coba angket tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.

(5)

Table 4. Hasil Uji Coba Angket dari 10 Orang Diluar Responden Sebenarnya Untuk Item Ganjil (X).

No No Item Ganjil (X) Skor

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 1 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 34 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 31 3 3 1 2 3 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 33 4 1 3 1 1 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2 1 32 5 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 2 1 1 3 33 6 1 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 28 7 2 1 2 1 1 2 3 3 3 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 1 36 8 1 3 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 31 9 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 2 1 33 10 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 32 jumlah X 289

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2011

Table 5. Hasil Uji Coba Angket dari 10 Orang Diluar Responden Sebenarnya Untuk Item Genap (Y)

No No Item Genap (Y) Skor

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 3 1 1 2 1 1 2 32 2 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 30 3 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 31 4 2 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 30 5 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 3 2 1 1 2 1 1 31 6 2 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 31 7 3 2 1 1 3 2 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 34 8 1 2 1 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 30 9 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 31 10 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 31 jumlah Y 311

(6)

Table 6. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) Dan Item Genap (G) No X Y X2 Y2 XY 1 34 32 1156 1024 1088 2 31 30 961 900 930 3 33 31 1089 961 1023 4 32 30 1024 900 960 5 33 31 1089 961 1023 6 28 31 784 961 868 7 36 34 1296 1156 1224 8 31 30 961 900 930 9 33 31 1089 961 1023 10 32 31 1024 961 992 323 311 10473 9685 10061

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2011

Berdasarkan data yang diperoleh, maka untuk mengetahui Reabilitas selanjutnya dikolrelasikan dan diolah dengan rumus Produc Moment (PPM) sebagai berikut : ΣX = 323 ΣY = 311 ΣX2 = 10473 ΣY2 = 9685 ΣXY = 10061

Sehingga nilai Korelasi PPM adalah:

 



  2 2 2 2 ( ) ( ) ) )( ( Y Y n X X n Y X XY n rXY

2



2

) 311 ( ) 9685 ( 10 ) 323 ( ) 10473 ( 10 ) 311 )( 323 ( ) 10061 ( 10     xy r

104730-104329



96850-96721

00453 1 00610 1   xy r

(7)

  

51729 12636 129 401 00453 1 00610 1  xy r Reabilitas sedang

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, kemudian penulis mengkorelasikan dengan criteria reabilitas sebagai berikut : 0,90 – 1,00 = reabilitas tinggi

0,50 – 0,90 = reabilitas sedang 0,00 – 0,49 = reabilitas rendah

Dari hasil diatas dapat diketahui uji reabilitas untuk menguji Hipotesis di diluar responden 0,690. Langkah selanjutnya dengan menggunakan tabel bantu penolong untuk menhitung korelasi rank dan memasukkannya dalam rumus Spearman (rs) lalu di korelasikan dengan rumus Spearman Bworn (rii).

Tabel 7. Menghitung Korelasi Rank Spearman antara belahan ganjil dan genap melalui tabel bantu berikut:

No X rX Y rY b b2 1 34 9 32 9 0 0 2 31 2.5 30 2 0.5 0.25 3 33 7 31 6 1 1 4 32 4.5 30 2 2.5 6.25 5 33 7 31 6 1 1 6 28 1 31 6 -5 25 7 36 10 34 10 0 0 8 31 2.5 30 2 0.5 0.25 9 33 7 31 6 1 1 10 32 4.5 31 6 -1.5 2.25 323 55 311 55 0 37 0,690 227,440 12636 xy r

(8)

= 0,776

Dari nilai korelasi rs di atas dapat dihitung besaran nilai Spearman berikut:

Z

H

=

Z

H

=

Z

H

=

= Z

H

=

Z

H

=

= Z

H

= 2.35

nilai kritis pada α = 5% adalah Z α = 1.96

maka ZH > Z α = 2.35 > 1.96 Sehingga Ho ditolak.

Hasil penelitian yang telah dilakukan diatas menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat kuat dari uji coba di luar responden atau terdapat hubungan korelasi yang kuat antara peranan pembelajaran PKn terhadap karakter budaya bangsa di SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

Berdasarkan reabilitas diatas, maka angket tersebut dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini selanjutnya.

(9)

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 21 Bandar Lampung

SMP Negeri 21 Bandar Lampung terletak di jalan Riacudu Perum Korpri Blok D-8 Harapan Jaya, kecamatan Sukarame Bandar Lampung. SMP 21 Bandar Lampung ini berdiri sejak tahun 1991 dan beroprasi pada tahun 1992 dengan luas bagunan 3044,95 m2.

Sejak beroprasi tahun 1992, SMP Negeri 21 Bandar Lampung telah mengalami pergantian kepemimpinan sebagai berikut :

No Nama

NIP

Masa Memerintah

Masuk Berakhir

1 Theresia Napitupulu 15 Juli 1991 07 Agustus 1995 NIP. 130055109

2 Dra. Hj. Hilda Suyuthi 07 Agustus 1995 30 November 1999 NIP. 130381286

3 Drs. Irsan, Hz 30 November 1999 14 Maret 2001 NIP. 131410585

4 Netti Herawati, S.Pd 14 Maret 2001 25 Februari 2002 NIP. 130539883

5 Drs. Sardjono 25 Februari 2002 03 Desember 2004 NIP. 130608087

6 Drs. Bahrunsyah, M.Pd 03 Desember 2004 01 Agustus 2007 NIP. 132005097

7 Dra. Nyimas Nelly 01 Agustus 2007 03 Oktober 2009 NIP. 131647518 8 Drs. Juminto Haryadi 03 Oktober 2009 s/d sekarang NIP. 19530418 197703 1002

(10)

2. Situasi dan Kondisi Sekolah

Gedung SMP Negeri 21 Bandar Lampung dalam keadaaan baik, terletak di tanah seluas 3044,95 M2. Lokasi sekolah tersebut di dalam Komplek Perumahan Pegawai, berdampingan dengan sarana Masjid Korpri dan Sekolah Dasar serta Taman Kanak-kanak dengan alat Transportasi kendaraan umum Bis dan Angkot.

SMP Negeri 21 Bandar Lampung terletak di Jalan Riyacudu dua jalur Korpri. Situasi sekolah yang strategis baik untuk menjadi tempat belajar. Selain itu bentuk bangungan sekolah yang baik memudahkan guru untuk mengawasi siswa-siswinya.

3. Keadaan Sekolah

Semua siswa/i SMP Negeri 21 Bandar Lampung diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar serta memenuhi dan menaati peraturan sekolah yang berlaku. Jumlah keseluruhan siswa adalah 740 orang. Dengan lapangan untuk olah raga basket, Volly ball, tolak peluru, bulu tangkis, lompat jauh dan tenis meja. Secara umum setiap kelas dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar yang memadai.

C. Deskripsi Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah ujicoba angket sehingga dapat diketahui tingkat reabilitasnya sebagai alat ukur dalam penelitian ini selanjutnya penulis mengadakan penelitian dengan menyebar angket

(11)

kepada responden 74 siswa/i SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun 2011/2012.

2. Penyajian Data

Setelah hasil angket terkumpul, maka penulis mengelompokkan indikator peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter budaya bangsa yang meliputi berfikir secara kritis, rasional dan kreatif. berpartisipasi aktif , berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk pribadi yang tangguh. Yang berpegang teguh pada karakter budaya bangsa peserta didik dimana meliputi Disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, bersahabat/ komunikatif, dan Tanggung jawab.

Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik pokok yaitu angket, kemudian dibuat distribusi skor hasil angket dari masing-masing indikator tentang Peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Budaya Bangsa Peserta Didik Di Era Globalisasi Pada SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun 2011/2012.

Berdasarkan data hasil sebaran angket kepada responden yang berisikan 40 item pertanyaan tentang peranan mata pelajaran kewarganegaraan, untuk variabel Berfikir kritis adalah :

(12)

Variabel (X) x1. Berfikir Kritis

Nilai tertinggi (NT) = 10 (Lihat di lampiran) Nilai Terendah (NR) = 4

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

4,00-5,00 = Peranan Pkn Tidak Melatih Berfikir Kritis. 6,00- 7,00 =Peranan Pkn Kurang Melatih Berfikir Kritis 8,00-10,00 = Peranan Pkn Melatih Berfikir Krits

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Peran PKn melatih Berfikir Kritis Siswa.

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 4 – 5 2

x

100% = 2,70% Tidak Berperan 2 6 – 7 21 x 100% = 28,38% Kurang Berperan 3 8 – 10 51

x

100% = 64,92 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Berfikir kritis yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 2,70% hal ini disebabkan karena kurang berperannya guru untuk memacu

(13)

daya pikir anak agar lebih berfikir kritis, 28,38% kurang berperan karena baik guru maupun metode yang digunakan saat pengajaran dikelas kurang melatih daya pikir siswa untuk berfikir kritis dan pada kategori sangat berperan 64,92% karena dalam pembelajaran Pkn guru dapat menerapkan nilai-nilai dalam kegidupan siswa dan memacu daya berfikir kritis siswa. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 64,92% siswa lebih dominan untuk indikator berfikir kritis karena, adanya peranan pembelajaran PKn di sekolah dalam proses belajar mengajar yang diterapkan oleh guru, agar para siswa dapat berfikir secara kritis.

Untuk variabel (X) x2. Berfikir Rasional

Nilai tertinggi (NT) = 9 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 3

Pengolahan data digunakan rumus interval, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interfal.

3,00-4,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Tidak Melatih Berfikir Rasional 5,00- 6,00 =Peranan Pembelajaran Pkn Kurang Melatih Berfikir Rasional 7,00-9,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Melatih Berfikir Rasional

(14)

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Peranan Pembelajaran PKn melalui Berfikir Rasional siswa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 3 – 4 19 x100% = 25,68 % Tidak Berperan 2 5 – 6 30 x 100% = 40,54 % Kurang Berperan 3 7 – 9 25 x 100% = 33,78% Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Berfikir rasional yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 25,68% hal ini disebabkan karena siswa tidak dilatih untuk berfikir rasional dalam memahami sesuatu hal, 40,54% menyatakan kurang berperan karena siswa kurang dilatih untuk dapat berfikir rasional dalam memahami persoalan yang berkaitan dengan pembelajaran Pkn. Dan pada kategori sangat berperan 33,78% karena para siswa dilatih untuk dapat berfikir secara rasional. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 40,54% siswa menjawab kurang berperan dalam indikator berfikir rasional karena, kurang berperannya pembelajaran PKn yang diterapkan oleh guru di sekolah dalam proses belajar mengajar untuk dapat berfikir secara rasional.

Untuk variabel (X) x3. Berfikir Kreatif

Nilai tertinggi (NT) = 9 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 3

(15)

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

3,00-4,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Tidak Melatih Berfikir Kreatif 5,00- 6,00 =Peranan Pembelajaran Pkn Kurang Melatih Berfikir Kreatif 7,00-9,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Melatih Berfikir Kreatif

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pembelajaran PKn melatih Berfikir Kreatif siswa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 3 – 4 15 x 100% = 20,27

%

Tidak Berperan 2 5 – 6 41 x 100% = 55,41% Kurang Berperan 3 7 – 9 18

x

100% = 24,32% Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Berfikir kreatif yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 20,27% hal ini disebakan oleh tidak berperannya daya kreatif siswa dikelas dan kurangnya peran guru untuk membangkitkan daya kreatifitas siswa. 55,41% menyatakan kurang berperan karena peranan pembelajaran PKn di kelas kurang memacu kekreatifitas siswa dalam pembelajaran. Dan pada

(16)

kategori sangat berperan 24,32% karena siswa mulai diajarkan untuk berfikir dan berkreatif. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 55,41% siswa menjawab kurang berperan dalam indikator berfikir kreatif karena metode cara penyampaian guru pelajaran hanya dilakukan satu arah saja yaitu guru-murit, selain itu para siswa kurang dilatih dalam ke-kreatifitasannya untuk mempelajari dan memahami materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

Untuk variabel (X) x4. Berpartisipasi Aktif

Nilai tertinggi (NT) = 9 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 3

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

3,00-4,00 = Pembelajaran PKn tidak melatih siswa berpartisipasi aktif. 5,00- 6,00 = Pembelajaran PKn kurang melatih siswa berpartisipasi aktif. 7,00-9,00 = Pembelajaran PKn melatih siswa berpartisipasi aktif.

(17)

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Peran Pembelajaran Pkn Dalam Melatih Partisipasi Aktif Siswa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 3 – 4 7 x 100% = 9,46 % Tidak Berperan 2 5 – 6 48 x 100% = 64,86 % Kurang Berperan 3 7 – 9 19 x 100% = 25,68% Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Berpartisipasi aktif yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 9,46% hal ini disebabkan oleh para siswa terlalu fakum untuk ikut serta dalam proses pembelajaran dikelas. 64,86% menyatakan kurang berperan karena kurangnya pengaruh guru untuk mengikutsertakan para siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Dan pada kategori sangat berperan 25,68% karena siswa ikut secara aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 64,86 % siswa menjawab kurang berperan dalam indikator berpartisipasi aktif, hal ini dikarenakan kurang keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran misalnya dalam diskusi kelompok atau pun dalam kegiatan lain.

Untuk variabel (X) x5. Pribadi Yang Dinamis Nilai tertinggi (NT) = 8 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 3

(18)

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

3,00 - 4,00= Peranan Pembelajaran Pkn Tidak Melatih Kepribadian Siswa Yang Dinamis.

5,00 - 6,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Kurang Melatih Kepribadian Siswa Yang Dinamis.

7,00 - 8,00 = Peranan Pembelajaran Pkn Melatih Kepribadian Siswa Yang Dinamis.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Peran Pembelajaran PKn melatih Pribadi yang Dinamis pada siswa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 3 – 4 19 x 100% = 25,68 % Tidak Berperan 2 5 – 6 29 x 100% = 39,19 % Kurang Berperan 3 7 – 9 26 x 100% = 35,14% Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Pribadi yang dinamis yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 25,68%, pada kategori kurang berperan 39,19 % dan pada kategori sangat berperan 35,14 %. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 39,19 % siswa menjawab kurang berperan dalam indikator Pribadi yang

(19)

dinamis karena, para siswa masih dalam masa keingintahuan untuk selalu mencoba hal-hal baru, sehingga belum dapat menentukan karakter pribadinya sendiri.

Untuk variabel (Y) y1. Disiplin

Nilai tertinggi (NT) = 13 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 6

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

6,00-8,00 = Peran karakter budaya tidak melatih kedisiplinan siswa. 9,00- 11,00 = Peran karakter budaya kurang melatih kedisiplinan siswa. 12,00-14,00 = Peran karakter budaya melatih kedisiplinan siswa.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Disiplin dalam Karakter Budaya Bangsa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 6 – 8 22 x 100% = 8,33 % Tidak Berperan 2 9 – 10 27 x 100% = 50% Kurang Berperan

(20)

3 11 – 13 25

x 100% = 20,27 %

Sangat Berperan

Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator disiplin yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 8,33% hal ini disebabkan oleh siswa yang tidak memahami akan pentingnya kedisiplinan. 50% siswa menyatakan kurang berperan karena kedisiplinan kurang diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dan pada kategori sangat berperan 20,27% siswa mulai mengerti akan pentingnya kedisiplinan . Dan dapat penulis simpulkan bahwa 50 % siswa menjawab kurang Disiplin dalam Variabel (y), karena kurangnya kesadaran diri siswa untuk mendisiplinkan dirinya dalam berbagai hal, termaksud dalam disiplin masuk kelas, disiplin mengumpulkan tugas dan disiplin dalam belajar.

Untuk variabel (Y) y2. Kerja Keras

Nilai tertinggi (NT) = 10 (Lihat lampiran) Nilai Terendah (NR) = 5

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

(21)

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

5,00-6,00 = peran karakter budaya tidak melatih kerja keras siswa. 7,00- 8,00 = peran karakter budaya kurang melatih kerja keras siswa. 9,00-10,00 = peran karakter budaya melatih kerja keras siswa.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kerja Keras untuk Karakter Budaya Bangsa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 5 – 6 17 x 100% = 22,97 % Tidak Berperan 2 7 – 8 41 x 100% = 55,41 % Kurang Berperan 3 9 – 10 16 x 100% = 21,62 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel kerja keras yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 22,97% hal ini disebabkan kerena siswa tidak memahami akan pentingnya suatu perjuangan yaitu kerja keras. 55,41% siswa menyatakan kurang berperan karena siswa masih kurang bersungguh-sungguh dan memahami akan pentingnya sebuah kerja keras untuk mencapai sesuatu, dan pada kategori sangat berperan 25,68%. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 55,41% siswa menjawab kurang berperan dalam indikator kerja keras karena para siswa kurang bersunggung-sungguh / kurang berupaya dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan menyelesaikan tugas.

(22)

Untuk variabel (Y) y3. Rasa Ingin Tahu

Nilai tertinggi (NT) = 11 (Lihat di lampiran) Nilai Terendah (NR) = 5

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interval.

5,00-6,00 = Peran Karakter Budaya Bangsa Tidak Melatih Rasa Ingin Tahu Siswa.

7,00- 8,00 = Peran Karakter Budaya Bangsa kurang Melatih Rasa Ingin Tahu Siswa.

9,00-11,00 = Peran Karakter Budaya Bangsa Melatih Rasa Ingin Tahu Siswa.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Rasa Ingin Tahu dalam Karakter Budaya Bangsa.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 5 – 6 22 x 100% = 29,73 % Tidak Berperan 2 7 – 8 38 x 100% = 51,35 % Kurang Berperan 3 9 – 10 14 x 100% = 18,92 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Primer 2011

(23)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Rasa Ingin Tahu yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 29,73% karena siswa kurang membuka diri akan hal-hal baru yang terjadi disekitarnya. 51,35% siswa menyatakan kurang berperan karena siswa kurang memahami akan hal-hal baru yang terjadi di sekitarnya atau pun dalam pengetahuan. Sedangkan pada kategori sangat berperan 18,92% menyatakan siswa mulai memahami hal-hal baru yang terjadi di sekelilingnya dan hal baru itu dapat menambah pengetahuannya. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 51,35 % siswa menjawab kurang berperan dalam indikator Rasa Ingin Tahu, hal ini dikarenakan siswa kurang memahami sesuatu hal baru ataupun yang berkaitan dengan pembelajaran lebih mendalam, selain itu para siswa juga lebih memilih kepraktisan dalam belajar.

Untuk variabel (Y) y4. Bersahabat/ Komunikatif Nilai tertinggi (NT) = 17 (Lihat di Lampiran) Nilai Terendah (NR) = 9

Pengolahan data digunakan rumus interval, yaitu:

(24)

9,00-11,00 = peran karakter budaya bangsa tidak melatih siswa dalam bersahabat/ komunikatif.

12,00- 14,00 = Peran karakter budaya bangsa kurang melatih siswa dalam bersahabat/ komunikatif.

15,00-17,00 = peran karakter budaya melatih rasa bersahabat/ komunikatif.

Setelah itu maka dikelompokkan menggunakan rumus presentasi, dengan hasil sebagai berikut:

P = X 100% =

x 100% = 32,43 % P = X 100% =

x 100% = 47,30 % P = X 100% = x 100% = 20,27 %

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Skor Angket Indikator Bersahabat/ Komunikatif

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 9 – 11 24 x 100% = 32,43 % Tidak Berperan 2 12 – 14 35 x 100% = 47,30 % Kurang Berperan 3 15 – 17 15 x 100% = 20,27% Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator variabel Bersahabat/ saling komunikatif termaksud dalam kategori tidak berperan

(25)

sebanyak 32,43% karena biasanya siswa masih belum dapat menyesuaikan diri untuk berteman dalam lingkungan yang baru. 47,30% menyatakan kurang berperan karena sebagian siswa lebih suka membentuk kelompok sendiri. Sedangkan kategori sangat berperan 20.27% menyatakan bersahabat membantu mereka untuk dapat bergaul dengan siapa pun. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 47,30% siswa menjawab kurang berperan dalam indikator bersahabat/ komunikatif, karena anak remaja khususnya pelajar yang dalam masa puber akan membentuk kelompok-kelompok/ gank tersendiri, bukan karena ingin pertemanan dan persahabat tetapi untuk pengakuan dan perlindungan dari anak-anak yang lain.

Untuk variabel (Y) y5. Tanggung Jawab

Nilai tertinggi (NT) = 11 (Lihat di Lampiran) Nilai Terendah (NR) = 4

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Kemudian skor digolongkan menurut interfal.

4,00-6,00 = peran karakterbudaya bangsa tidak melatih siswa untuk bertanggung jawab.

(26)

7,00- 9,00 = peran karakter budaya bangsa kurang melatih siswa untuk bertanggun jawab

10,00-12,00= peran karakter budaya bangsa melatih siswa untuk bertanggung jawab.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Angket Indikator Tanggung Jawab.

No Kelas Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 4 – 6 37 x 100% = 50 % Tidak Berperan 2 7 – 8 29 x 100% = 39,19 % Kurang Berperan 3 9 – 10 8 x 100% = 10,81 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam indikator Tanggung Jawab yang termaksud dalam kategori tidak berperan sebanyak 50% karena siswa belum memahami akan arti sebuah tanggung jawab. kategori kurang berperan 39,19% karena siswa enggan untuk melaksanakan tugas sebagai kewajiban atau pun tanggung jawabnya. Dan pada kategori sangat berperan hanya 10,81% karena hanya sebagian siswa yang menyadari akan besarnya arti tanggung jawab. Dan dapat penulis simpulkan bahwa 50,00 % siswa menjawab Tidak berperan dalam indikator Tanggung Jawab, hal ini disebabkan oleh para siswa enggan untuk melaksanakan kewajiban dan tugasnya sebagai seorang pelajar yang baik.

(27)

Setelah mendapatkan hasil perindikator dari tiap indikator, maka dapat penulis rekapitulasi secara keseluruhan persentase peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraaan (X) dan membangun karakter budaya bangsa peserta didik di era globalisasi (Y) adalah sebagai berikut:

Peranan pembelajaran PKn (X) Nilai tertinggi (NT) = 41

Nilai Terendah (NR) = 32

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Tabel 18. Rekapitulasi Variabel (X) Peranan Pembelajaran PKn No Kelas

Interval

Frekuensi Persentase Kategori 1 32 - 34 9 x 100% = 12,16 % Tidak Berperan 2 35 - 37 38 x 100% = 51,35% Kurang Berperan 3 38 - 41 27 x 100% = 36,48 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber : Data hasil Analisis persentase

Peranan pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan menghasilkan 51,35% menyatakan kurang berperan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penanaman dan pemahaman yang dilakukan guru kepada anak didik dalam hal pembelajaran kewarganegaraan disekolah.

(28)

Karakter Budaya Bangsa Di Era Globalisasi (Y) Nilai tertinggi (NT) = 40

Nilai Terendah (NR) = 32

Pengolahan data digunakan rumus interfal, yaitu:

Tabel 19. Rekapitulasi Variabel (Y) Karakter Budaya Bangsa No Kelas

Interval

Frekuensi Persentase Kategori

1 32 - 34 11 x 100% =14,86 % Tidak Berperan 2 35 - 37 30 x 100% = 40,55 % Kurang Berperan 3 38 - 40 33 x 100% =44,59 % Sangat Berperan Jumlah 74 100 %

Sumber : Data hasil Analisis persentase

Peran karakter budaya bangsa di era globalisasi 44,59% sangat berperan akan nilai-nilai luhur dan jatidiri para remaja, hkususnya pelajar. Hal ini disebabkan karna karakter budaya bangsa akan membentuk diri peserta didik agar tidak mudah terpengaruh oleh sifat-sifat budaya luar yang negatif.

(29)

3. Analis Data

Berdasarkan uraian dan hasil perhitungan angket yang telah di tampilkan maka dapat kita uji hipotesis untuk mengukur adanya kaitan antara Varabel X dan Variabel Y dengan rumus Korelasi Rank Spearman.

Table 20. Perhitungan Korelasi Rank Spearman antara belahan ganjil dan genap melalui tabel bantu berikut

No X rX Y rY d d2 1 38 56 39 68 -12 144 2 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 3 33 2,5 34 9 -6,5 42,25 4 38 56 38 52 4 16 5 35 14 40 72,5 -58,5 3422,25 6 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 7 34 6,5 40 72,5 -66 4356 8 38 56 36 23,5 32,5 1056,25 9 34 6,5 33 5,5 1 1 10 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 11 37 38,5 43 74 -35,5 1260,25 12 38 56 38 52 4 16 13 35 14 37 34 -20 400 14 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 15 36 24 37 34 -10 100 16 36 24 37 34 -10 100 17 37 38,5 39 68 -29,5 870,25 18 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 19 38 56 38 52 4 16 20 34 6,5 38 52 -45,5 2070,25 21 38 56 38 52 4 16 22 35 14 37 34 -20 400 23 38 56 38 52 4 16 24 37 38,5 37 34 4,5 20,25 25 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 26 32 1 34 9 -8 64 27 38 56 38 52 4 16 28 37 38,5 35 14,5 24 576 29 38 56 37 34 22 484 LlLanjut Ke Halaman 80

(30)

30 36 24 37 34 -10 100 31 36 24 36 23,5 0,5 0,25 32 37 38,5 36 23,5 15 225 33 36 24 36 23,5 0,5 0,25 34 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 35 39 66,5 39 68 -1,5 2,25 36 35 14 33 5,5 8,5 72,25 37 38 56 37 34 22 484 38 38 56 38 52 4 16 39 39 66,5 39 68 -1,5 2,25 40 37 38,5 38 52 -13,5 182,25 41 38 56 38 52 4 16 42 38 56 37 34 22 484 43 35 14 37 34 -20 400 44 38 56 38 52 4 16 45 40 71 39 68 3 9 46 34 6,5 34 9 -2,5 6,25 47 38 56 37 34 22 484 48 35 14 33 5,5 8,5 72,25 49 36 24 36 23,5 0,5 0,25 50 36 24 36 23,5 0,5 0,25 51 39 66,5 39 68 -1,5 2,25 52 38 56 38 52 4 16 53 36 24 35 14,5 9,5 90,25 54 35 14 35 14,5 -0,5 0,25 55 35 14 32 2 12 144 56 41 74 38 52 22 484 57 37 38,5 36 23,5 15 225 58 35 14 35 14,5 -0,5 0,25 59 37 38,5 36 23,5 15 225 60 36 24 35 14,5 9,5 90,25 61 34 6,5 32 2 4,5 20,25 62 36 24 35 14,5 9,5 90,25 63 40 71 38 52 19 361 64 34 6,5 33 5,5 1 1 65 33 2,5 32 2 0,5 0,25 66 40 71 38 52 19 361 67 37 38,5 36 23,5 15 225 68 36 24 35 14,5 9,5 90,25 69 39 66,5 38 52 14,5 210,25 70 38 56 38 52 4 16 L Lanjut Ke Halaman 81

(31)

71 37 38,5 36 23,5 15 225 72 40 71 38 52 19 361 73 37 38,5 35 14,5 24 576 74 40 71 39 68 3 9 2722 2775 2723 2775 0 23134,5

rs = 0,657

Setelah didapat hasil nilai korelasi rs maka dapat dihitung uji korelasi untuk hipotesis dengan rumus spearman :

Ho = Tidak terdapat hubungan korelasi antara peranan pembelajaran pkn dengan karakter budaya bangsa.

Ha = Terdapat hubungan korelasi yang kuat antara peranan pembelajaran pkn dengan karakter budaya bangsa.

Z

H

=

Z

H

=

=

Z

H

=

Z

H

=

=

Z

H

= 5.61

Nilai kritis pada α = 5% adalah ±

Z α = 1.96

(32)

ZH = 5.61 > 1.96 sehingga Ha terdapat hubungan korelasi yang sangat kuat

antara peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan karakter budaya bangsa peserta didik di era globalisasi.

D. Pembahasan dan Pengujian.

Maka dihasilkan analisa sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada 10 orang diluar responden maka hasilnya menunjukkan untuk uji hipotesis ZH > Z α = 2.35 > 1.96

Sehingga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan kuat antara variabel X dan variabel Y. Maka dapat dilanjutkan untuk menghitung responden secara keseluruhan.

2. Setelah menghitung persentase per indikator dari jumlah seluruh responden, maka hasil uji Hipotesis

menyatakan ZH = 5.61 > 1.96

sehingga terdapat hubungan korelasi yang kuat antara variabel X (peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan) dengan variabel Y (karakter budaya bangsa peserta didik di era globalisasi).

3. Siswa yang dijadikan responden dari jumlah populasi pada penelitian ini menyatakan bahwa dalam variabel X untuk Indikator Berfikir Kritis 68,92% siswa menyatakan Sangat berperan, Berfikir Rasional 40,54% siswa menyatakan Kurang berperan, Berfikir Kreatif 55,41% siswa menyatakan Kurang berperan, Berpartisipasi aktif 64,86% siswa menyatakan Kurang berperan dan untuk indikator Pribadi yang dinamis 39,19% siswa menyatakan Kurang berperan.

(33)

4. Sedangkan variabel Y untuk indikator Disiplin menyatakan 50,00% siswa kurang berperan, Kerja Keras 55,41% menyatakan siswa kurang berperan, Rasa Ingin tahu 51,35% siswa menyatakan kurang berperan, Bersahabat/ Komunikatif 47,30% siswa menyatakan kurang berperan, dan untuk indikator Tanggung Jawab 50,00% siswa menyatakan tidak bertanggung jawab.

Gambar

Table  5.  Hasil Uji Coba Angket dari 10 Orang Diluar Responden  Sebenarnya Untuk Item Genap (Y)
Table 6. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) Dan Item Genap (G)  No  X  Y  X 2 Y 2 XY  1  34  32  1156  1024  1088  2  31  30  961  900  930  3  33  31  1089  961  1023  4  32  30  1024  900  960  5  33  31  1089  961  1023  6  28  31  784  961  868  7  36
Tabel 7. Menghitung Korelasi Rank Spearman antara belahan ganjil dan    genap melalui tabel bantu berikut:
Tabel  8.    Distribusi  Frekuensi  Peran  PKn  melatih  Berfikir  Kritis  Siswa.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Shanti (2007), dalam proses pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Ritel Modern di Giant Botani Square Bogor berawal dari manfaat utama yang

Model pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah daerah melalui implementasi model pengelolaannkonvensional, massala dengan banyak mengandung dan

Setelah tahap analisis sistem lama selesai dilakukan dan mendapat kesimpulan bahwa sistem lama masih terdapat kelemahan-kelemahan, maka diperlukan pembangunan sistem

Untuk membantu anak dalam bersosialisasi, program bimbingan dan konseling di sekolah dasar sebaiknya memasukan kegiatan permainan kelompok, hasil penelitian Landreth

Gambar 4.11 merupakan Perancangan Form data transaksi, berfungsi untuk melihat total harga penawaran untuk semua barang lelang yang diajukan oleh setiap vendor.. Di

Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia.. Dulu dan kini,

• Dan pada 1989, formasi International Council of Chemical Association (ICCA), badan dunia industri kimia yang mewakili produsen kimia dari seluruh dunia, tengah memimpin

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel