• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Penawaran Teknis Dan Spesifikasi Teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dokumen Penawaran Teknis Dan Spesifikasi Teknis"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan Rangkuman Latar Belakang Pekerjaan.

BAB II : METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berisikan tahapan pelaksanaan Pekerjaan.

BAB III : JADWAL WAKTU PELAKSANAAN

Berisikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

BAB IV : DAFTAR PERSONIL INTI DAN STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN

Berisikan Struktur Organisasi Kerja dan Penjadwalan Personil Inti yang

digunakan.

BAB V : PERALATAN KERJA

Berisikan Jenis, komposisi dan Jumlah Peralatan Utama yang digunakan.

BAB VI : SPESIFIKASI TEKNIS

Berisikan Ketentuan dan persyaratan bahan, tata cara serta komposisi setiap

pekerjaan yang kami sadur dalam dokumen lelang. Sebagai wujud dari

kepatuhan mengikuti petunjuk dokumen.

(2)

BAB I

P E N D A H U L U A N

Penyampaian usulan Teknis ini, dimaksud untuk

mencapai layanan maksimal

serta terciptanya kerja

sama yang baik antara pemberi tugas dan Penyedia Jasa.

Sebagaimana Pengumuman Lelang Pekerjaan

Konstruksi Satuan Kerja IAIN Palu selaku Pengguna Jasa

dalam rangka pembangunan gedung Kuliah yang

tentunya bertujuan memenuhi pelayanan pendidikan

dan peningkatan sumber daya manusia dilingkungan

stain datokarama palu. Dengan demikian adalah

merupakan suatu kebanggan bagi kami untuk ikut

berperan serta dalam Pelelangan tersebut.

Setelah membaca dan memahami atas Dokumen

Lelang dari pekerjaan tersebut diatas dan keterangan

tambahan yang diberikan pada aanwizing, serta

tentunya didukung oleh pengalaman Perusahaan dalam

menangani Pekerjaan sejenis, maka merupakan

kewajiban bagi kami untuk memberikan gambaran atas

metode yang akan kami lakukan guna melaksanakan

pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah Fakultas

Tarbiyah

(3)

BAB II

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Dalam awal penanganan pekerjaan tentunya koordinasi adalah langkah terpenting

yang akan dilakukan terkait dengan perizinan dan persiapan administrasi

Survey Lapangan

Survey dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai situasi lokasi

dan permasalahan dilapangan dengan metoda yang ditempuh untuk Inventarisasi

dan Identifikasi secara umum mengenai kondisi lokasi yang bertujuan untuk

menentukan metode penanganan yang optimal sehingga diharapkan pelaksanaan

pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis.

Mobilisasi Tenaga

mendatangkan tenaga untuk setiap unit pekerjaan. Dan memastikan sebagaimana

kewajiban penyedia jasa tentang

Keselamatan dan Kesehatan Tenaga

sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku

diindonesia selama masa kontrak yang mempengaruhi kondisi kerja, Keselamatan

dan kesehatan pekerja/tenaga, menjadi kewajiban untuk memasukan semua

pekerjanya kedalam jaminan Sosial tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

Mobilisasi material

Material akan didatangkan sesuai keperluan pada setiap unit pekerjaan sebelum

pekerjaan dilaksanakan dan akan diangkut dengan armada yang bisa masuk

kelokasi/barak bahan proyek dan tidak menganggu lalulintas pada saat mobilisasi.

(4)

BAB III

JADWAL PELAKSANAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan, akan disusun suatu rencana kerja

sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat dalam satu minggu setelah

diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk diketahui dan disetujui oleh

Direksi. (Jadwal Waktu Pelaksanaan Terlampir)

BAB IV

DAFTAR PERSONIL INTI DAN STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN

Daftar Personil inti Terdiri Dari

1 Orang Site Manejer yang memiliki keahlian arsitektur

1 Orang Ahli Sipil yang memiliki keahlian struktur

1 Orang Ahli Mekanikal Elektrikal

1 Orang Tenaga Administrasi

Team Work (Suporting Staf dan Pekerja)

Selanjutnya personil diatas akan melaksanakan tugas sesuai hirarki yang

dituangkan dalam Bagan Struktur OOrganisasi Lapangan

PENGGUNA JASA AHLI SIPIL DIREKTUR UTAMA ADM/OPR.KOMPUTER MEKANIKAL ELEKTRIKAL SITE MANAGER

(5)

BAB V

PERALATAN KERJA

Sebagaimana yang dipesyaratkan Penyedia Jasa akan memenuhi ketentuan terhadap

kebutuhan material yang ditentukan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang

dimaksud dalam dokumen : (Jenis dan Komposisi Terlampir)

Exavator (1 Unit)

Dam Truk Kapasitas (2 Unit)

Stamper (1 Unit)

Mesin Molen (2 Unit)

Skapmolding (200 set)

Peralatan Tukang (5 Set)

BAB VI

SPESIFIKASI PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Mobilisasi / Demolisasi

a. Mobilasi Tenaga

Rekanan harus mendatangkan tenaga untuk setiap unit pekerjaan.jika jarak tinggal tenaga dengan lokasi pekerjaan cukup jauh maka rekanan harus menanggung semua biaya transportasi

b. Demolisasi Tenaga

Rekanan harus memulangkan tenaga setiap pekerjaan sudah selesai. Jika jarak lokasi pekerjaan dengan tempat tinggal tenaga jauh maka semua biaya kepulangan/transportasi menjadi tanggung jawab rekanan.

c. Keselamatan dan Kesehatan Tenaga

Rekanan harus mematuhi semua persyratan yang ditentukan dalam Undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku diindonesia selama masa kontrak yang mempengaruhi kondisi kerja, Keselamatan dan kesehatan pekerja/tenaga,rekanan diwajibkan memasukan semua pekerjanya kedalam jaminan Sosial tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Rekanan harus mematuhi prosedur yang berlaku untuk keselamatan pekerjanya.Usulan keselamatan cara kerja harus dilakukan jauh hari sebelum pekerjaan dimulai

(6)

Rekanan harus mendatangkn bahan-bahan/matrerial yang diperlukan pada setiap unit pekerjaan dan diangkut dengan armada yang bisa masuk kelokasi/barak bahan proyek dan tidak menganggu lalulintas pada saat mobilisasi bahan/material atau dengan persetujuan direksi proyek.

Ukuran dan Satuan

1. Peil ( 0,00 ) ditetapkan pada waktu peninjauan di lapangan.

2. Semua ukuran dalam gambar dan Bestek dinyatakan dalam M (Meter), CM (Centi Meter), MM (Mili Meter). Ukuran di atas juga dinyatakan dengan tanda + (Plus) dan di bawah juga dinyatakan dengan tanda-(Min).

3. Jika dalam gambar dan Bestek terdapat perbedaaan ukuran tidak jelas atau kurang, dapat ditanyakan kepada pengawas.

4. Dalam pelaksanaan pekerjaan semua ukuran harus dibuat seteliti mungkin.

PEKERJAAN LAPANGAN

1. Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan oleh Pemberi Tugas, Pelaksana harus membuat Direksi Keet yang berukuran 3m x 3m dan barak kerja dengan ukuran disesuaikan sesuai kebutuhan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,

2. Papan nama proyek berukuran 1 x 1,50 meter dari bahan tripleks yang mencantumkan antara lain :

a. Nama Departemen/Instansi Pemberi Tugas, b. Nama Proyek dan Nama Pekerjaan,

c. Sumber dana dan Tahun anggaran, d. Harga borongan dan waktu pelaksanaan, e. Nama Konsultan Pengawas,

f. Nama Pelaksana. 3. Pekerjaan Pembongkaran

3.1. Pembongkaran dilaksanakan dengan persetujuan pengawas.

3.2. Jika pada halaman pekerjaan terdapat konstruksi atau utility yang masih berfungsi seperti pipa-pipa dan kabel-kabel Instalasi, yang ada dibawah atau diatas halaman/Plafon, pemborong harus melindungi jangan sampai terjadi kerusakan selama pelaksanaan.

(7)

3.3. Apabila untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan peralatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaan, maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban Pelaksana. 4. Tinggi Titik Duga (Peil)

4.1. Ukuran tinggi titik duga (peil) 0,00 disesuaikan dengan Gambar yang ada. 4.2. Gambar dan Ukuran

a. Denah, tampak-tampak dan potongan-potongan dinyatakan dalam gambar-gambar rencana arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran-ukurannya.

b. Apabila terdapat ketidak jelasan dalam ukuran pada gambar, maka pemborong wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/Pengawas Teknik sebelum pekerjaan dilaksanakan.

5 . Pengadaan Bahan Bangunan

5.1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar-gambar.

5.2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.

5.3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar.

5.4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti pemborong harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas Teknik, dan penggantian bisa dila kukan setelah ada persetujuan secara tertulis.

5.5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.

5.6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Pengawas Teknik karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

PEKERJAAN TANAH/PASIR 1. Pekerjaan Galian

1.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk Pondasi dan pekerjaan galian lainnya yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini.

(8)

1.2.Pelaksanaan :

(a) Galian Tanah Pondasi Dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.

(b) Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh mungkin dari tepi lubang galian.

(c) Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.

(d) Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan.

(e) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan pasir, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

2. Pekerjaan Urugan 2.1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi semua semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir dibawah pasangan con blok dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam gambar.

2.2. Pelaksanaan :

a) Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.

b) Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut Direksi perlu ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk pengawas teknik.

c) Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.

d) Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.

e) Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.

(9)

f) Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.

PEKERJAAN PASANGAN 1. Pasangan Batu Kali.

1.1.Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi Batu Kali yang dibuat untuk pondasi dibawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus diberi urugan pasir dan batu kosong.

1.2.Material :

(a)Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta mempunyai gradasi baik dengan

(b)Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 Pasir, terkecuali ditentukan lain.

(c) Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

(d) Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin Direksi.

1.3.Pelaksanaan :

(a)Pekerjaan pasangan batu karang dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar.

(b)Untuk pemasangan batu karang ini tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling bersentuhan, tetapi diantaranya harus diisi dengan adukan, sehingga hubungan batu satu sama lain melekat dengan sempurna.

2. Pasangan Batu Bata 2.1.Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pasangan bata yang tertera pada gambar. Pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.

(10)

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan

mendirikan Bangunan Gedung 2.3.Material :

(a)Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi ukuran 0,5 cm.

(b)Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir, sedangkan untuk daerah kedap air (trasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir. 2.4.Pengerjaan dan Penyimpanan

Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang disetujui Direksi Pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.

2.4.Contoh - contoh

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi Pengawas guna keperluan pengujian.

2.5.Pelaksanaan :

(a)Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi/Pengawas Teknik memberikan petunjuk lain.

(b)Pemasangan batu bata harus rata dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.

(c) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.

(d)Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik

e) Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata-bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan kosen/kolom.

(11)

1. Beton Bertulang 1.1.Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.

Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil dilaksanakan untuk :

(a)Pondasi Poor Plat, Sloof, Kolom, dan Ringbalk dan Plat Lantai (b)Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.

1.2.Referensi :

Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :

1.2.1. SNI

1734-1989-1.2.2. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung 1.2.3. Pedoman Beton

1.2.1. Spesifikasi Bahan Bangunan

1.2.1. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan Gedung 1.3.Material :

Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

(1)Agregat :

Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang terhalus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.

(2)S e m e n :

Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.

(3)Besi Tulangan :

(a) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.

(b) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.

(12)

Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan papan terentang (kayu klas III) atau multipleks dan balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain.

(5)A i r :

Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

1.3.Pelaksanaan : Propirsi :

Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton karakteristik K-225 untuk semua struktur beton.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran, terutama pada gedung bertingkat.

Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1987 pasal 4.6 dan 4.7.

1.3.1. Pengecoran :

(a)Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.

(b)Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran pemborong diwajibkan mempertimbangkan terlebih dahulu dengan Direksi.

(c) Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, pemborong diwajibkan membicarakan/konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi.

(d)Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan kayu kelas III, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli. (e)Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air

adukan yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dalam dari bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.

(f) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.

(g) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.

Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

(13)

Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.

(h)Apabila oleh karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali, dan penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.

1.3. Slump :

Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah sesuai dengan PBI 1971

Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya daerah-daerah yang pembesiannya rapat dipergunakan slump yang tinggi.

1.4. Lantai Kerja :

Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi urugan dan lantai kerja masing-masing setebal 5 cm dengan komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dipasang dibawah konstruksi beton tersebut.

1.5. Pemeliharaan Beton :

Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu

minggu.

Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

1.6. Bahan Additive :

Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

1.7. Bekisting :

Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.

(14)

Celah-celah anatar papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.

Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan betuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicor.

Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memudahkan pembersihan.

Pembongkaran Bekesting :

Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin

keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai berikut :

Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.

Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.

1.8.Contoh-contoh :

Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas. 1.9.Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :

Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.

2. Beton Tidak Bertulang 2.1.Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 bagian semen 3 bagian pasir dan 5 bagian kerikil, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, lantai kerja, lantai cor beton, rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.

(15)

2.2.Material :

Lihat uraian butir 1.2. diatas 2.3.Pelaksanaan :

Lihat uraian butir 1.3 diatas yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini.

PEKERJAAN PLESTERAN 1. Lingkup Pekerjaan :

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :

(a) Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 bagian semen dan 5 bagian pasir. (b) Plesteran kedap air (trasram) menggunakan adukan 1 bagian semen dan 2 bagian pasir. (c) Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan adukan 1 bagian semen dan 2

bagian pasir. 2. Material :

(a) Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.

(b) Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.

3. Pelaksanaan :

(a) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disi-ram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.

(b) Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1 cm, dikerjakan dengan lurus dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.

(c) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan 1 bagian semen dan 7 bagian kapur, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci dengan air semen.

PEKERJAAN ATAP 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap, nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana.

(16)

2. Material :

2.1. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan adalah Genteng Metal /

Zinzalume Setara Spandek, atau Sakura Roof dan Bahan nok/bubungan menggunakan Bubungan Genteng Metal.

3. Pemasangan :

3.1. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Bahan harus diperiksa terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan untuk menjaga kebocoran dan kap/kuda-kuda,gording,reng dan kaso harus diresidu.

3.2. Pemborong diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

PEKERJAAN PLAFOND 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung, rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar. 2. Gypsum Board

Gypsum board yang dipakai adalah yang berukuran 120X240cm, mempunyai ketebalan 9 mm, dan berat ± 10.5 kg/m2. List plafond adalah metal wall angle.

− Mempunyai ketahanan terhadap api (fire rating) minimum 0.5 jam. − Standard material : merk Jaya Board atau yang setara.

− Bahan yang masuk ke lapangan harus selalu dalam keadaan kering. − Pemasangan harus menggunakan rangka besi hollow 40x40.dan 20x40 − Pemasangan drop ceiling.

3. Pelaksanaan :

3.1. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.

3.2. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan ditutup dengan Gypsum, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup. 3.3. Nat-nat plafond sebelum ditutup harus di Plamir.

3.4. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali. PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA PINTU/JENDELA ALUMINIUM

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya dan melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dicapai pekerjaan yang baik dan sempurna.

(17)

2. Persyaratan Bahan. o Aluminium profil :

 Bahan dasar Alloy B 6063 murni tanpa campuran bahan-bahan scrap yang dilebur kembali.  Ukuran Shopfront / kosen : 40 × 100 mm.

 Tebal Shopfront / kosen : 1,80 mm.

 Standard kwalitas : produksi ex SUPER BANGUNAN, ex YKK dan SII jendela 0649 – 82 atau setara.

 Kedap suara : 40 DB.

 Ketahanan terhadap kebakaran 60 menit.

 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil test, minimum 100 kg / m2.

 Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan terhadap tekanan air 15 kg / m2 yang harus disertai hasil test.

 Pewarnaan : powder coated.  Tebal Anodizing : 18 micron. 3 . Accessories :

 Rangka penguat profil : Steel tube 40 × 40 mm.  Glassing bead : Neoprane.

 Weather strip : Vinyl.

 Screw assembled : Stainless Steel.

 Bahan pengikat lain : Dipakai bahan baja lapis zinc 20 micron.  Kaca : Tinted glass tebal 10 mm, produksi ASAHIMAS atau setara.  Sealant : ex DOW CORNING atau setara.

 Sekrup-sekrup, engsel-engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat alumunium.

 Model pembukaan jendela dan bovenlicht adalah Projectecd System/Casement (dengan menggunakan tuas laying).

 Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan, alumunium dan kaca, contoh-contoh konstruksi (mock-up) dan membuat shop drawing yang menggambarkan detail hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan,pengangkuran, konstruksi dan pemasangan semua komponen, lengkap dengan ukuran-ukurannya.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan.

o Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan alumunium profil beserta kaca harus dilaksanakan oleh ahlinya.

o Kontraktor harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok dan memberitahukan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.

(18)

o Kontraktor harus mengukur ke tempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerja- annya. o Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan. o Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,

toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin potong, mesin punch, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.

o Hubungan antara aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan mastic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan coulking.

o Pemasangan kusen aluminium kebangunan harus dengan angkur yang kuat.

o Antara tembok / kolom / beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “seal” yang elastis, terutama untuk jendela-jendela luar.

o Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen aluminium juga harus menggunakan “seal” yang berupa alur karet.

o Kaca yang harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah-tengah dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.

o Sebelum pemasangan kaca semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.

o Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat, misalnya ; dengan clear vinyl protective coating.

o Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.

o Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.

o Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil aluminium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup-sekrup pengaku.

o Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menahan kurang sempurnanya pasangan seal keliling.

o Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin, bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.

o Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk memudahkan penggantian.

o Pada bagian bawah jendela dilengkapi / diisi oleh bahan poly-urethane (tahan api) sebagai peredam panas / suara.

o Hal pemasangan dibuat oleh fabricator aluminium yang disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

o Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan semua alat-alat pelindung, tanda-tanda, label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan larutan acid (acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer kaca.

(19)

o Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik pada bahan maupun cara pengerjaannya dan adalah watertight dan perlu jaminan pemeliharaan.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM 1. Lingkup Pekerjaan.

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panel kaca seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan. Bahan Rangka.

 Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri ex SUPER BANGUNAN atau setara.

 Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

 Warna profil aluminium framing powder coated (contoh warna diajukan oleh Kontraktor untuk disetujui Konsultan Perencana).

 Tebal pewarna powder coated 18 micron, tebal bahan aluminium minimal 1,8 mm.

 Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium, serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

 Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang ditunjukkan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.

Penjepit Kaca.

Digunakan penjepit kaca dari bahan karet dan sealant (pada bagian luar) yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan, serta harus kedap air.

Bahan Panil Kaca Daun Pintu, Jendela, Partisi.

 Bahan untuk pintu masuk menggunakan tempered glass, frameless tebal 12 mm (tinted glass) ex ASAHIMAS.

 Bahan untuk kaca exterior menggunakan : - Tinted glass, tebal 10 mm.

 Bahan untuk kaca interior menggunakan :

- Tinted glass, tebal 10 mm untuk kaca pada dinding partisi.

- Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfide maupun bercak-bercak lainnya, dari produk ASAHIMAS atau yang setara.

(20)

3. Syarat-syarat Pelaksanaan.

o Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

o Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

o Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.

o Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran jadi. o Daun pintu :

- Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. - Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang dan tidak

melintir.

PEKERJAAN LANTAI 1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.

2. Material :

2.1. Keramik 40x40 dan Keramik 20x20 (Lantai) 20x25 (dinding) untuk KM/WC 3. Pelaksanaan :

3.1. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar padat pada lantai dasar sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.

3.2. Pelaksanaan harus rapi dan rata.

3.3. Pada nat-nat pertemuan antara keramik dinat dengan semen putih. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG

1. Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat penggantung.

(21)

(a) Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan Dalam Negeri 2 (dua) slag kualitas baik setara SES, Yale/Anchor.

(b) Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon ring 4" untuk pintu-pintu, dan engsel nylon ring 3" untuk jendela bingkai.

(c) Gerendel tanam lengkap untuk pintu 2 daun, dan gerendel antik buatan dalam negeri untuk jendela.

(d) Haq angin antik lengkap buatan dalam negeri untuk jendela-jendela bingkai.

(e) Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus diperlihatkan contohnya kepada Direksi.

3. Pelaksanaan :

(a) Semua daun pintu menggunakan engsel nylon ring 4" buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

(b) Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang gerendel 1 (satu) buah.

(c) Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

PEKERJAAN PENGECATAN 1. Umum

Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan serta "Finishing" pada semua permukaan sesuai dengan gambar, daftar-daftar dan persyaratan.

2. Referensi

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut : Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.

− NI - 3 - 1970 − NI – 4 3. Material

Cat dasar maupun cat akhir yang akan digunakan adalah dari kwalitas baik. Cat untuk dinding :

Plamur, Cat dasar, Cat akhir. 4. Pelaksanaan

- 4.1. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Perencana / Pengawas.

(22)

- 4.2. Kontraktor sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan disertai Surat Jaminan Kwalitas dari Pabrik pembuat atau agen-agen penjual yang ditunjuk oleh Pabrik tersebut untuk disetujui Direksi.

- 4.3. Sebelum penggunaan dari cat ini Kontraktor harus sudah mengerti betul ten- tang cara-cara penggunaannya sesuai rekomendasi pabrik yang bersang- kutan.

- 4.4. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

 Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

 Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran diber- sihkan.  Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.  Sebelum didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding atau

bagian-bagian yang akan dicat.

 Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus me- ngatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan pekerjaan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecat- an akhir (finishing coats).

 Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam pengecatan.

 Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari Direksi dan Pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan Direksi.

- 4.5. Cat Dinding Dalam

 Menggunakan produk setara dengan ICI-Dulux untuk semua ruang dalam dan plafond(acrilyc emulsion paint)

 Dinding baru yang akan dicat harus cukup kering. Setelah permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada dinding baru, dengan ampelas (emerald paper) kemudian dengan lap sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrik pembuat.

 Untuk lapisan plamur dipakai pada bagian-bagian dimana banyak reaksi de- ngan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.

 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan campuran kira-kira 15 % air.  Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plammur lagi, dan diamplas bila setelah

kering.

 Pengecatan akhir dengan berulang kali (2 atau 3 kali) sampai mencapai war na yang dikehendaki.

 Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".

(23)

- 4.6. Cat Dinding Luar

 Sebelum pengecatan dinding luar , dinding dicoat dengan waterproof wall- sealer.  Menggunakan produk setara ICI – wheathershield.

 Seperti halnya dengan cat dinding dalam

 Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (highly wheather resistant exterior wall paint)  Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller

 Warna akan ditentukan kemudian dan mendapat persetujuan Direksi .

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1. Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan instalsi listrik ini adalah :

1.1. pengadaan kabel-kabel, stop kontak, sacklaar, fitting-fitting, pipa, material bantu, termasuk pemasangannya

1.2. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Pemborong beserta pembuatan gambar instalasi yang terpasang.

2. Bahan yang dipakai :

2.1. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK.

2.2. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN.

2.3. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast, sedangkan balon pijar/TL harus sekualitas merk Phillips atau Osram.

2.4. Penempatan zakering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan zakering kast yang dipakai adalah dari bahan ebonit.

3. Pemasangan :

3.1. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasii Listrik (PUIL) 2000 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.

3.2. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah mememiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN setempat.

3.3. Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang di area proyek.

3.4. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.

(24)

3.5. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal box atau ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.

3.6. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran diding dikerjakan.

3.7. Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde dengan menggunakan kawat BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diameter 1/2".

PEKERJAAN SANITAIR

1. Kontraktor harus mengadakan dan memasang alat-alat yang dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan dilapangan

2. Alat-alat sanitair yang digunakan adalah setara merek INA/KIA atau yang sejenis 3. Perletakan sanitair yang tertera pada gambar dan pemasangannya harus dilaksanakan

dengan penuh keahlian sehingga memberikan hasil yang sempurna. a. Pekerjaan Saluran Pembuangan

1. Saluran Air Kotor :

1.1. Pipa pembuangan air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC diameter 2" yang untuk selanjutnya dihubungkan ke saluran air hujan sedangkan pipa pembuangan dari WC menggunakan PVC diameter 4" dan dihubungkan ke septictank.

1.2. Pemasangan pipa-pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2% dan sambungan dilaksanakan dengan menggunakan sambungan pipa serta lem PVC.

1.3. Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup/tidak kelihatan. Dalam arah mendatar pipa-pipa tidak boleh membuat siku-siku ditempat-tempat percabangan dan tiap jarak maksimum 12 meter pada pipa- pipa dibawah tanah harus dibuat bak kontrol. 1.4. Untuk menghindari adanya penyumbatan dikemudian hari, pada tiap- tiap lobang

pembuangan KM harus dipasang floordrain.

1.5. Cara penyambungan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor mengikuti ketentuan tata cara penyambungan yang ditentukan pabrik pembuatnya..

1.6. Pemasangan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor / saluran limbah, mengikuti ketentuan dalam gambar rencana, pipa-pipa PVC harus tertanam dengan aman dan penempatannya sewaktu-waktu dapat dilakukan perbaikan, pipa-pipa PVC tidak diperbolehkan melintasi / memotong saluran atau melintas diatas permukaan

lantai/rabat/tanah. Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar rencana/detail.

(25)

2. Septictank dan Peresapan :

2.1. Pembuatan septictank disesuaikan dengan gambar detail dengan menggunakan pasangan batu bata kedap air adukan 1 PC : 2 Ps.

2.2. Untuk penghawaan, septictank harus dilengkapi dengan pipa udara diameter 1,25" dan sebagai penutup dibuat plat beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr. Pada penutup septictank harus dibuat lubang kontrol dilengkapi dengan handle pengangkat. Ukuran dan perletakan disesuaikan dengan gambar rencana dan detail.

2.3. Sebagai penampungan air dari septictank, dibuat peresapan dan saluran dari septictank ke peresapan menggunakan pipa PVC diameter 4" yang diberi lubang-lubang dengan pemasangan sesuai gambar rencana/detail.

2.4. Peresapan yang dikerjakan sebelum ditimbun harus diberi lapisan-lapisan batu, karang, ijuk, urugan pasir sebagaimana ditentukan dalam gambar rencana (gambar kerja) b. Pekerjaan Instalasi Air

1. Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

1.1. Sistem Pemipaan Air Bersih : Sistem pemipaan air bersih dari jaringan air bersih keseluruh bangunan, yang terdiri dari : Kamar mandi, WC, Wastafel, kran-kran dalam ruangan dsbnya.

1.2. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan untuk mengetahui sistem itu bekerja baik, benar dan aman.

1.3. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun dalam gambar dan spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.

2. Bahan yang dipakai :

2.1. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa GIP dari jenis medium.

2.2. Pipa GIP yang digunakan untuk air bersih harus menggunakan yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)

2.3. Semua kran yang terpasang harus menggunakan kran stainless stell yang berkepala kristal, penempatan dan ukurannya harus sesuai dengan gambar rencana/detail. 3. Pemasangan :

3.1. Pipa GIP penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad) berulir, dan pada bagian ulir jantannya dilapisi dengan seal tape.

3.2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup, terkecuali apabila menggunakan water moer harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh dinding maupun lantai.

(26)

3.3. Pemasangan dan perletakan pipa-pipa PVC GIP mengikuti ketentuan dalam gambar , pipa-pipa harus aman dari beban dan serta tidak menggangu aktivitas disekitarnya serta penempatannya dapat dengan mudah dilakukan perbaikannya.

3.4. Setiap penyambungan dari pipa distribusi ke pipa instalasi dalam bangunan harus dipasang stop kran guna menutup aliran air pada saat terjadi kerusakan pada instalasi dalam bangunan dan dapat dengan melakukan perbaikan.

4. Pengujian :

4.1. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.

4.2. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan, Kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian dilakukan pengujuian/pemeriksaan kembali.

5. Sumber Air Bersih :

Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air terdekat atau pompa. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Gambar Pelaksanaan :

1. Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Pelaksana harus membuat gambar pelaksanaan (As Built Drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun konstruksi.

2. Pada as built drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman, tinggi-tinggi bagian dari sistem terhadap bagian-bagian dari gedung atau struktur lainnya.

DOKUMENTASI

Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.

Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Proyek serta Direksi/Konsultan Pengawas sebanyak 2 (dua) set.

(27)

PEKERJAAN AKHIR

Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.

Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

PENUTUP

 Demikian Dokumen Penawaran Teknis kami ajukan semoga akan membatu kami dalam penanganan pekerjaan.

Hormat Kami,

PT. NINA ARTA PROGANDA PUTRI

MARHULAN TAMBUNAN

Referensi

Dokumen terkait

Adapun cara yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung terhadap Toko Saudara Jaya, lalu mengidentifikasi proses bisnis pembelian,

NO NAMA PESERTA JENJANG NAMA SEKOLAH KABUPATEN

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan di dalam penelitian, ada beberapa hal yang menjadi saran dari peneliti yaitu: (1) Agar trah HB VII terus melestarikan dan menjaga

Selain itu, kerja sama dengan ASPERINDO yang merupakan kumpulan perusahaan jasa ekspedisi juga tak kalah pentingnya bagi pengawasan pengiriman barang dari luar dan dalam

Then, it will come up some questions if science teachers have to teach science in English, such as how a science teacher presents science concepts using English if (s)he does not

bersabda: "Tahanlah untukmu sendiri sebagian dari harta-hartamu itu, sebab yang sedemikian itu adalah lebih baik." Saya menjawab: "Sebenarnya saya telah menahan

Dal am hampir sat u t ahun sesudah Undang-undang t ent ang Warga Negara dan Penduduk Negara Indonesia diumumkan, t ernyat a sedikit sekal i orang-orang t ermaksud dal am

Kenallah Tuhan lebih dalam lagi supaya kita semakin menger� apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita lakukan, sehingga hidup kita semakin berkenan dan menyenangkan ha� Tuhan.. Saat