• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NO 218/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NO 218/KEP-BKIPM/2014 TENTANG"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NO 218/KEP-BKIPM/2014

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TATA LAKSANA LABORATORIUM KARANTINA IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU

DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, serta untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan agar lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel di mbidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, perlu menetapkan Standar Operasional Prosedur mengenai metode uji yang digunakan dalam mendiagnosa dan mendeeksi hama dan penyakit ikan karantina golongan parasit, bakteri, jamur dan virus pada media pembawa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan tentang disusun Standar Operasional Prosedur Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU

DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON (021) 3519070 (LACAK), FAKSIMILE (021) 35113282

(2)

ii Nomor 118, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);

5. Peraturan Presiden nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 41/P Tahun 2014;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/21/M.pan/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP Administrasi Pemerintahan;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan; 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1;

(3)

iii 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.47/MEN/2009 tentang Pedoman Penyusunan Prosedur Operasional Standar (POS) di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;

12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 69/MEN/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Prosedur Standar di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 26

Tahun 2013 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL

PERIKANAN TENTANG STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR TATA LAKSANA LABORATORIUM KARANTINA IKAN

KESATU : Menetapkan Standar Operasional Prosedur Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan, sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini.

KEDUA : Standar Operasional Prosedur Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan sebagaimana dimaksud dictum KESATU digunakan sebagai acuan bagi petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

KETIGA : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada Tanggal 28 Agustus 2014

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU DAN

KEAMANAN HASIL PERIKANAN

ttd

NARMOKO PRASMADJI Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Kepegawaian Hukum dan Organisasi,

(4)

STANDAR

OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP)

TATA LAKSANA LABORATORIUM

2014

(5)

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan ini dapat diselesaikan.

SOP ini sangat penting, sebagai petunjuk bagi pelaksana laboratorium karantina ikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka mewujudkan perkarantinaan ikan yang berkualitas, memuaskan, transparan, terstandar dan dapat dipertanggungjawabkan. Harapan kami SOP ini dapat menjadi petunjuk dalam penatalaksanaan laboratorium Karantina Ikan.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan merupakan salah satu kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusat Karantina Ikan Tahun 2014 di Bidang Pengelolaan Instalasi dan Laboratorium

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas kerjasama yang baik kepada semua pihak sehingga penyusunan pedoman ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Hasil Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.

Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan

(6)

ii

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR………..……. i

DAFTAR ISI………..…….. ii

DAFTAR TABEL……….………… iii

DAFTAR LAMPIRAN……… iv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Ruang Lingkup………... 2

1.3. Tujuan……….………….. 2

1.4. Pengertian dan Istilah………….………. 3

1.5. Makna dan Simbol……… 5

BAB II STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR……… 7

2.1. SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan……….. 7

2.2. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus……….. 8

2.3. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri……….. 9

2.4. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit……….. 9

2.5. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik……… 11

(7)

iii

D A F T A R T A B E L

Tabel 1. Makna dan Simbol………. 5

Tabel 2. SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan………... 7 Tabel 3. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus……… 8 Tabel 4. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri….……….. 9 Tabel 5. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit …………...…… 10 Tabel 6. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik………...……… 11

(8)

iv

D A F T A R L A M P I R A N

Lampiran 1. SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan

Lampiran 2. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus Lampiran 3. SOP Pengujian Herpesvirus ictaluri (CCVD) Lampiran 4. SOP Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

Lampiran 5. SOP Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) Lampiran 6. SOP Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) Lampiran 7. SOP Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic

Necrosis Virus (IHHNV)

Lampiran 8. SOP Pengujian Baculovirus penaei (BP)

Lampiran 9. SOP Pengujian Monodon baculovirus virus (MBV) Lampiran 10. SOP Pengujian Yellow Head Virus (YHV)

Lampiran 11. SOP Pengujian Taura Syndrome Virus (TSV)

Lampiran 12. SOP Pengujian White Spot Syndrome Virus (WSSV) Lampiran 13. SOP Pengujian Red Sea Bream Iridovirus (RSBIV) Lampiran 14. SOP Pengujian Viral Nervous Necrosis (VNN) Lampiran 15. SOP Pengujian Koi herpesvirus (KHV)

Lampiran 16. SOP Pengujian Macrobrachium rosenbergii nodavirus Extra small virus (MrNv)

Lampiran 17. SOP Pengujian Infectious myonecrosis virus (IMNV) Lampiran 18. SOP Pengujian Nodavirus

Lampiran 19. SOP Pengujian Laem Singh Virus (LSNV) Lampiran 20. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri Lampiran 21. SOP Pengujian Bakteri Aeromonas salmonicida Lampiran 22. SOP Pengujian Bakteri Renibacterium salmoninarum

Lampiran 23. SOP Pengujian Bakteri Mycobacterium marinum, M. chelonai, M. fortuitum

Lampiran 24. SOP Pengujian Bakteri Nocardia seriolae, N. campachi, N. asteriodes

(9)

v Lampiran 25. SOP Pengujian Bakteri Edwarsiella tarda

Lampiran 26. SOP Pengujian Bakteri Edwarsiella ictaluri Lampiran 27. SOP Pengujian Bakteri Streptococcus agalactiae

Lampiran 28. SOP Pengujian Bakteri Photobacterium damselae subsp. Piscicida

Lampiran 29. SOP Pengujian Bakteri Yersinia ruckeri

Lampiran 30. SOP Pengujian Bakteri Aerococcus viridans var homeri Lampiran 31. SOP Pengujian Bakteri Pseudomonas anguiliseptica Lampiran 32. SOP Pengujian Bakteri Streptococcus iniae

Lampiran 33. SOP Pengujian Bakteri Vibrio parahaemoliticus Lampiran 34. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit

Lampiran 35. SOP Pengujian Parasit Myxobolus (Myxosoma) cerebralis Lampiran 36. SOP Pengujian Parasit Myxobolus koi

Lampiran 37. SOP Pengujian Parasit Pleistophora hyphessobryconis Lampiran 38. SOP Pengujian Parasit Heterosphoris anguillarum Lampiran 39. SOP Pengujian Parasit Henneguya exillis

Lampiran 40. SOP Pengujian Parasit Bonamia exitiosa Lampiran 41. SOP Pengujian Parasit Bonamia ostreae

Lampiran 42. SOP Pengujian Parasit Haplosporidium (Minchinia) costale Lampiran 43. SOP Pengujian Parasit Haplosporidium (Minchinia) nelsonii Lampiran 44. SOP Pengujian Parasit Marteilia refringens

Lampiran 45. SOP Pengujian Parasit Marteilia sydneyii Lampiran 46. SOP Pengujian Parasit Perkinsus marinus Lampiran 47. SOP Pengujian Parasit Perkinsus olseni

Lampiran 48. SOP Pengujian Parasit Paragonimus pulmonalis Lampiran 49. SOP Pengujian Parasit Microcytos mackini Lampiran 50. SOP Pengujian Parasit Microcytos roughly Lampiran 51. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik Lampiran 52. SOP Pengujian Mikotik Ichthyophonus hofferi Lampiran 53. SOP Pengujian Mikotik Branchiomyces sanguinis Lampiran 54. SOP Pengujian Mikotik Branchiomyces demigrans Lampiran 55. SOP Pengujian Mikotik Aphanomyces astaci

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karantina Ikan mempunyai tugas pokok melaksanakan pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya hama dan penyakit ikan dari dalam wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku. Dalam upaya pencegahan masuknya Hama dan Penyakit Ikan Karantina ( HPIK ) dari luar negeri ke Indonesia dan mencegah penyebarannya antar wilayah di Indonesia, laboratorium penguji Karantina Ikan merupakan unsur yang sangat penting dan mutlak diperlukan dalam pelaksanaan tindak karantina. Laboratorium penguji Karantina Ikan adalah merupakan tempat dimana bisa dibuktikan bahwa pelaksanaan tindak karantina ikan benar-benar telah Scientifically justified dalam penetapan suatu diagnosis sehingga tindakan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik hasil dan mutunya. Oleh karena itu pengelolaan laboratorium yang benar merupakan kebutuhan yang mutlak bagi Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi UPT setempat. Kegiatan Operasional laboratorium Karantina Ikan yang valid mutlak diperlukan, sehingga penetapan suatu diagnosis merupakan hasil pemeriksaan yang terjamin mutunya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada UPT setempat. SOP dibuat untuk menghindari

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 226/KEP-BKIPM/2014

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TATA LAKSANA LABORATORIUM KARANTINA IKAN

(11)

2 variasi yang muncul dalam suatu tindakan pada pelaksanaan sehingga sistem yang ada dapat berfungsi efektif dan efisien. SOP berisikan tentang uraian kegiatan, pelaksana, dan mutu baku yang berisi norma waktu yang menjadi standar lamanya pelayanan. Pada prespektif internal SOP akan memperjelas persyaratan dan target pekerjaan serta memberikan informasi rinci berkenaan dengan apa yang akan dilakukan oleh pelaksana sesuai dengan fungsi dan tugasnya, sedangkan secara eksternal SOP ini merupakan standar pelayanan dalam rangka menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur.

Pusat Karantina Ikan – Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), senantiasa dituntut berperan serta dalam peningkatan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagaimana tercantum dalam peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 15/MEN/2010 disebutkan Pusat Karantina Ikan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan perkarantinaan ikan serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya. Salah satu upaya untuk mendukung hal tersebut di atas adalah dengan menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan. Diharapkan SOP ini menjadi acuan dalam pelaksanaan tata laksana laboratorium karantina ikan.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan mencakup uraian kegiatan, pelaksana dan mutu baku berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural di laboratorium karantina ikan.

1.3. Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan disusun dengan tujuan sebagai SOP dalam pelaksanaan tata laksana laboratorium karantina ikan dalam rangka menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

(12)

3 1.4. Pengertian dan Istilah

a. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa, kapan, dimana dan oleh siapa suatu kegiatan/ tugas harus dilakukan sebagai dasar dan acuan dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam suatu organisasi. b. Simbol-simbol merupakan suatu gambar yang merepresentasikan

suatu proses tertentu dalam SOP.

c. Mutu Baku adalah alat kendali mutu sehingga sebuah proses benar-benar memenuhi kualitas yang diharapkan sebagai mana ditetapkan dalam standar pelayanan, seperti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan, persyaratan/ kelengkapan yang diperlukan dan outputnya.

d. Uraian Kegiatan adalah uraian kegiatan berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja.

e. Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan adalah lembar yang berisi data Kegiatan identifikasi kegiatan, dan identifikasi langkah.

f. Lembar Kerja Identitas Kegiatan adalah lembar yang berisi nomenkelatur instansi, nomor SOP, tanggal pembuatan, tanggal revisi, tanggal efektif, pengesahan, nama SOP, dasar hukum, kualifikasi pelaksana, keterkaitan SOP, peralatan/ perlengkapan, peringatan serta pencatatan dan pedataan.

g. Petugas Administrasi adalah petugas di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), baik petugas teknis atau non teknis yang berhubungan langsung dengan pelanggan di counter pelayanan. h. Petugas Pengambil Contoh adalah petugas di lingkungan Badan

Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas mengambil dan menangani contoh pada suatu populasi untuk tujuan tertentu, dilakukan secara terencana, terukur dan merepresentasikan kondisi umum populasi.

(13)

4 i. Petugas Penerima contoh/ Petugas Administrasi Laboratorium adalah petugas di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang berada di laboratorium bertugas menerima contoh membukukan, mengkodefikasi, mengisi form distribusi contoh sesuai dengan target pengujian.

j. Manager Teknis adalah petugas di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan teknis laboratorium sesuai yang diatur pada ISO 17025.

k. Manager Administrasi adalah petugas di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertanggung jawab terhadap administrasi laboratorium sesuai yang diatur pada ISO 17025.

l. Penyelia adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas mengkoordinir semua kegiatan yang berlangsung pada masing-masing bidang pengujian sesuai yang diatur pada ISO 17025.

m.Analis adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan pengujian dan analisis terhadap contoh uji sesuai yang diatur pada ISO 17025. n. Petugas Patologi/ Nekropsi adalah petugas laboratorium di

lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan nekropsi terhadap media pembawa sesuai dengan target pengujian.

o. Petugas Laboratorium Virologi adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan pengujian virus.

(14)

5 p. Petugas Laboratorium Bakteriologi adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan pengujian bakteri.

q. Petugas Laboratorium Parasitologi adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan pengujian parasit.

r. Petugas Laboratorium Mikologi adalah petugas laboratorium di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) yang bertugas melakukan pengujian mikotik.

1.5. Makna dan Simbol

Simbol-simbol merupakan suatu gambar yang

merepresentasikan suatu proses tertentu dalam SOP. Adapun simbol yang digunakan pada SOP ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Makna dan Simbol

No Simbol Arti

1. Mulai proses atau akhir proses

2. Proses

3. Pengambilan keputusan (ya/

tidak)

(15)

6

5. Perpindahan halaman

6. Garis alur proses

(16)

7

BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TATA LAKSANA LABORATORIUM KARANTINA IKAN

Standar Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium karantina ikan terdiri dari uraian kegiatan, pelaksana dan mutu baku sesuai dengan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural di laboratorium Karantina Ikan.

2.1. SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan

Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel media pembawa) sesuai dengan distribusi contoh di laboratorium, yaitu: mulai diterimanya contoh di laboratorium sampai dengan diserahkannya Laporan Hasil Uji (LHU) kepada pelayanan operasional. Berikut SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan:

Tabel 2. SOP Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan

No No SOP JUDUL

1. 1/PIL/BKIPM.2/2014 Alur Pengujian HPI/ HPIK pada Contoh (Sampel Media Pembawa) di Laboratorium Terhadap Komoditas Perikanan Yang Dilalulintaskan

(17)

8 2.2. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus

Pengujiaan golongan virus dilakukan sesuai dengan permohonan target pengujian. Sesuai dengan Kep. Men. Nomor: 26/KEPMEN-KP/2013 tentang penetapan jenis-jenis hama dan penyakit ikan karantina, golongan, media pembawa, dan sebarannya, HPIK golongan virus terdiri dari 17 (tujuh belas) HPIK, yaitu: 7 (tujuh) HPIK pada media pembawa golongan ikan dan 10 (sepuluh) HPIK pada media pembawa golongan crustacea.

Berikut SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus:

Tabel 3. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus

No No SOP JUDUL

1. 2/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus 2. 3/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Herpesvirus ictaluri (CCVD) 3. 4/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

4. 5/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV)

5. 6/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV)

6. 7/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV)

7. 8/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Baculovirus penaei (BP)

8. 9/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Monodon baculovirus virus (MBV) 9. 10/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Yellow Head Virus (YHV)

10. 11/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Taura Syndrome Virus (TSV)

11. 12/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian White Spot Syndrome Virus (WSSV) 12. 13/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Red Sea Bream Iridovirus (RSBIV) 13. 14/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Viral Nervous Necrosis (VNN) 14. 15/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Koi herpesvirus (KHV)

15. 16/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Macrobrachium rosenbergii nodavirus Extra small virus (MrNv)

16. 17/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Infectious myonecrosis virus (IMNV) 17. 18/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Nodavirus

18. 19/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Laem Singh Virus (LSNV)

(18)

9 2.3. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri

Pengujiaan golongan bakteri dilakukan sesuai dengan permohonan target pengujian. Sesuai dengan Kep. Men. Nomor: 26/KEPMEN-KP/2013 tentang penetapan jenis-jenis hama dan penyakit ikan karantina, golongan, media pembawa, dan sebarannya, HPIK golongan bakteri terdiri dari 13 (tujuh belas) HPIK, yaitu: 11 (sebelas) HPIK pada media pembawa golongan ikan dan 2 (dua) HPIK pada media pembawa golongan crustacea.

Berikut SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan bakteri:

Tabel 4. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri

No No SOP JUDUL

1. 20/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian HPI/ HPIK Golongan Bakteri 2. 21/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Aeromonas salmonicida 3. 22/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Renibacterium

salmoninarum

4. 23/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Mycobacterium marinum, M. chelonai, M. Fortuitum

5. 24/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Nocardia seriolae, N. campachi, N. asteriodes

6. 25/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Edwarsiella tarda 7. 26/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Edwarsiella ictaluri 8. 27/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Streptococcus agalactiae 9. 28/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Photobacterium damselae

subsp. Piscicida

10. 29/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Yersinia ruckeri

11. 30/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Aerococcus viridans var homeri

12. 31/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Pseudomonas anguiliseptica 13. 32/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Streptococcus iniae

14. 33/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Bakteri Vibrio parahaemoliticus

SOP terlampir.

2.4. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit

Pengujiaan golongan parasit dilakukan sesuai dengan permohonan target pengujian. Sesuai dengan Kep. Men. Nomor: 26/KEPMEN-KP/2013

(19)

10 tentang penetapan jenis-jenis hama dan penyakit ikan karantina, golongan, media pembawa, dan sebarannya, HPIK golongan parasit terdiri dari 16 (enam belas) HPIK, yaitu: 6 (enam) HPIK pada media pembawa golongan ikan dan 10 (sepuluh) HPIK pada media pembawa golongan molusca.

Berikut SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan parasit:

Tabel 5. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit

No No SOP JUDUL

1. 34/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian HPI/ HPIK Golongan Parasit

2. 35/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Myxobolus (Myxosoma) cerebralis

3. 36/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Myxobolus koi

4. 37/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Pleistophora hyphessobryconis

5. 38/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Heterosphoris anguillarum 6. 39/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Henneguya exillis

7. 40/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Bonamia exitiosa 8. 41/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Bonamia ostreae

9. 42/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Haplosporidium (Minchinia) costale

10. 43/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Haplosporidium (Minchinia) nelsonii

11. 44/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Marteilia refringens 12. 45/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Marteilia sydneyii 13. 46/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Perkinsus marinus 14. 47/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Perkinsus olseni

15. 48/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Paragonimus pulmonalis 16. 49/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Microcytos mackini 17. 50/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Parasit Microcytos roughley

SOP terlampir.

2.5. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik

Pengujiaan golongan mikotik dilakukan sesuai dengan permohonan target pengujian. Sesuai dengan Kep. Men. Nomor: 26/KEPMEN-KP/2013 tentang penetapan jenis-jenis hama dan penyakit ikan karantina, golongan,

(20)

11 media pembawa, dan sebarannya, HPIK golongan mikotik terdiri dari 5 (lima) HPIK, yaitu: 4 (empat) HPIK pada media pembawa golongan ikan dan 1 (satu) HPIK pada media pembawa golongan crustacea.

Berikut SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik:

Tabel 6. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik

No No SOP JUDUL

1. 51/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian HPI/ HPIK Golongan Mikotik 2. 52/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Mikotik Ichthyophonus hofferi 3. 53/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Mikotik Branchiomyces sanguinis 4. 54/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Mikotik Branchiomyces demigrans 5. 55/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Mikotik Aphanomyces astaci 6. 56/PIL/BKIPM.2/2014 Pengujian Mikotik Aphanomyces invadans

(21)

Lampiran 1. Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

Nomor SOP 1/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. SOP Penerbitan Health Certificate for Fish and Fish Products (KI-D1) /Sertifikat Kesehatan 1. PC

Ikan (KI-D2) berdasarkan LHU Laboratorium 2. Peralatan dan bahan laboratorium 2. SOP Pengujian HPIK Golongan Parasit 3. Referensi dan Jurnal

3. SOP Pengujian HPIK Golongan Bakteri 4. SOP Pengujian HPIK Golongan Mikotik 5. SOP Pengujian HPIK Golongan Virus

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP NIP. 19630306 198603 1 004

(22)

Petugas Pengambil Contoh Petugas Penerima contoh/ Petugas Administrasi Laboratorium

Manager Teknis Petugas Patologi/ Nekropsi Petugas Laboratrium Virologi Petugas Laboratorium Bakteriologi Petugas Laboratorium Parasitologi Petugas Laboratorium Mikologi Manager Administrasi Laboratorium Petugas Administrasi Pelayanan Operasional

Kelengkapan Waktu Output Keterangan

1 Menyerahkan contoh ke petugas penerima contoh

Contoh/ media

pembawa 5 menit

Contoh/ media pembawa

2 a. Menerima contoh dari petugas 1. Contoh/ media 10 menit Form distribusi

pengambil contoh; pembawa

b. Membukukan, mengkodefikasi*; 2. Buku

c. Mengisi form distribusi contoh 3. Form distribusi

sesuai dengan target pengujian dan menyerahkan form distribusi contoh ke Manajer Teknis 2 Memverifikasi dan menandatangani

form distribusi dan menyerahkan

kembali ke petugas penerima contoh Form distribusi 15 menit

Form distribusi yang telah ditandatangani 3 Mendistribusikan contoh uji ke

laboratorium tujuan. Apabila berupa non isolat/ non fiksatif diserahkan kepada petugas laboratorium patologi / nekropsi, bila berupa isolat / fiksatif langsung diserahkan kepada petugas laboratorium terkait

Form distribusi yang

telah ditandatangi 15 menit Contoh

4 Melakukan nekropsi, dan hasil nekropsi contoh uji di bawa masing-masing petugas laboratorium terkait

Peralatan nekropsi 1 jam Contoh uji/ target organ

Tim nekropsi terdiri dari petugas masing-masing laboratorium yang ditunjuk oleh MT sesuai dengan target pemeriksaan

a. Melakukan pengujian contoh uji

sesuai dengan target pengujian, b. Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS),

c. Melakukan analisa LHUS dan diserahkan kepada Manajer Teknis

6 Memverifikasi LHUS, apabila belum sesuai, dikembalikan kepada petugas laboratorium terkait untuk diperbaiki. Apabila LHUS telah sesuai diserahkan kepada MA untuk penerbitan Laporan Hasil Uji (LHU)

Buku/standar acuan pengujian/referensi

Puskari/ OIE

30 menit LHUS yang telah diverifikasi

7 Memerintahkan petugas administrasi untuk menerbitkan LHU

LHUS 15 menit draf LHU

8 Menerbitkan LHU dan menyerahkan kepada MT atau MM atau MA untuk

ditandatangani Draf LHU 15 menit draf LHU

9 Menandatangani LHU dan diserahkan kepada petugas administrasi

laboratorium Draf LHU 10 menit LHU

Apabila MT/MM/MA tidak ada, diwakili oleh deputi

10 Memberikan penomeran, mengarsipkan rekaman LHU, dan diserahkan kepada petugas administrasi pelayanan operasional (PHPI/ petugas yang bertugas dicounter pelayanan)

Arsip 5 menit LHU

11 Menerima LHU

Tanda terima LHU 5 menit Tanda terima LHU

Untuk dilanjutkan penerbitan HC No. Uraian Kegiatan

Mutu Baku

5 - Petugas laboratorium : Penyelia

dan Analis laboratorium terkait,

- **Waktu : sesuai dengan lamanya pengujian

PELAKSANA

14 hari** LHUS Peralatan & bahan uji

sesuai dengan tujuan pengujian

*kodefikasi dilakukan sebelum MP didistribusikan di laboratorium sehingga pelaksana laboratorium tidak mengetahui asal MP (bersifat rahasia) agar pelaksana

laboratorium bebas dari setiap pengaruh dan tekanan komersial

MT/MM/MA

LHUS LHUS LHUS LHUS

non isolat/ non fiksatif Isolat/ fiksatif Mulai

(23)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan 2 Petugas penerima contoh di bawah kendali Manajer Administrasi :

a. Menerima contoh dari petugas pengambil contoh; b. Membukukan, mengkodefikasi;

c. Mengisi form distribusi contoh uji sesuai dengan target pemeriksaan dan menyerahkan form distribusi contoh uji ke Manajer Teknis Langkah Utama 1 Manajer Teknis memverifikasi dan menandatangani form distribusi dan menyerahkan kembali ke petugas penerima contoh

2 Petugas penerima contoh mendistribusikan contoh uji ke laboratorium tujuan. Apabila berupa non isolat/ non fiksatif diserahkan kepada petugas laboratorium patologi / nekropsi, bila berupa isolat / fiksatif langsung diserahkan kepada petugas laboratorium terkait

3 Petugas laboratorium patologi melakukan nekropsi, dan hasil nekropsi contoh uji di bawa masing-masing petugas laboratorium terkait 4 Petugas laboratorium :

a. Melakukan pengujian contoh uji sesuai dengan target pengujian, b. Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS),

c. Melakukan analisa LHUS dan diserahkan kepada Manajer Teknis

5 MT. memverifikasi LHUS, apabila belum sesuai, dikembalikan kepada petugas laboratorium terkait untuk diperbaiki. Apabila LHUS telah sesuai diserahkan kepada MA untuk penerbitan Laporan Hasil Uji (LHU)

6 MA memerintahkan petugas administrasi untuk menerbitkan LHU

7 Petugas Administrasi menerbitkan LHU dan menyerahkan kepada MT atau MM atau MA untuk ditandatangani 8 MT atau MM atau MA menandatangani LHU dan diserahkan kepada petugas administrasi laboratorium

9 Petugas administrasi laboratorium memberikan penomeran, mengarsipkan rekaman LHU, dan diserahkan kepada petugas administrasi pelayanan operasional (PHPI/ petugas yang bertugas dicounter pelayanan)

Langkah Akhir 1 Petugas administrasi pelayanan operasional menerima LHU

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Rutin

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Petugas administrasi pelayanan operasional menerima LHU

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Manajer Teknis memverifikasi dan menandatangani form distribusi dan menyerahkan kembali ke petugas penerima contoh Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan Petugas pengambil contoh menyerahkan contoh ke petugas penerima contoh

(24)

Lampiran 2. SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus

Nomor SOP 2/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014 Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. 3. Referensi dan Jurnal

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

SOP Pengujian Herpesvirus ictaluri (CCVD) SOP Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

SOP Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) SOP Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV)

SOP Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) SOP Pengujian Baculovirus penaei (BP)

SOP Pengujian Monodon baculovirus virus (MBV) SOP Pengujian Yellow Head Virus (YHV)

SOP Pengujian Taura Syndrome Virus (TSV)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP

NIP. 19630306 198603 1 004

SOP Pengujian Infectious myonecrosis virus (IMNV) SOP Pengujian Nodavirus

SOP Pengujian Laem Singh Virus (LSNV)

SOP Pengujian White Spot Syndrome Virus (WSSV) SOP Pengujian Red Sea Bream Iridovirus (RSBIV) SOP Pengujian Viral Nervous Necrosis (VNN) SOP Pengujian Koi herpesvirus (KHV)

(25)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang

menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang

menunjukkan berat pasangan basa (bp) Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target

Angka absorbansi dari spektrofotometer Elisa, per target

mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target

muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada preparat IFAT/ FAT, per target muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target

muncul warna indikator positif pada preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS LHUS

Melakukan pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus dengan metode konvensional

Label berisi kode

pemeriksaan virus dengan metode konvensional No. Mutu Baku Manager Teknis Petugas Laboratorium Virologi

Kelengkapan Waktu Output

Uraian Kegiatan

Keterangan Pelaksana

15 menit

7 hari Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh

Label berisi kode

pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

5 jam a.

b. Melakukan pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus dengan metode biologi molekuler

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

2.

3 hari

15 menit

5 menit Melakukan pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus dengan

metode immunologi/ serologi

Label berisi kode

pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi 8 jam 3 jam 2 hari 3 hari 4 hari

Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT

Menerima LHUS c.

Mulai

(26)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup) B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1. Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

Langkah Utama 1. Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian HPI/HPIK Golongan virus dengan metode konvensional 2. Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian HPI/HPIK Golongan virus dengan metode biologi molekuler 3. Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian HPI/HPIK Golongan virus dengan metode immunologi/ serologi 4. Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT

Langkah Akhir 1. MT menerima LHUS

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pengujian HPIK Golongan Virus

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/fiksatif ke dalam buku/agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian HPI/HPIK Laboratorium virus melakukan pengujian HPI/HPIK Golongan virus sesuai dengan disposisi

MT menerima LHUS Pusat Karantina Ikan

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian HPI/ HPIK Golongan Virus Rutin

(27)

Lampiran 3. SOP Pengujian virus Herpesvirus ictaluri

Nomor SOP 3/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian virus Herpesvirus ictaluri

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan Virus 3. Referensi dan Jurnal

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP

(28)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target, tanpa kurva standard Angka absorbansi dari

spektrofotometer Elisa, per target mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada

preparat IFAT/ FAT, per target

muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target

muncul warna indikator positif pada preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

15 menit

2. Melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode konvensional

Label berisi kode pemeriksaan virus

dengan metode konvensional 7 hari

No. Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Petugas Laboratorium

Virologi

Manager Teknis Kelengkapan Waktu Output Keterangan

Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh a.

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

5 jam

Melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode immunologi/ serologi

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi

8 jam 3 jam 2 hari 7 hari kerja 7 hari kerja 3 hari Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan

kepada MT 15 menit

Menerima LHUS 5 menit

b. Melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode biologi molekuler

c.

Mulai

(29)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan Langkah Utama 1 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode konvensional

2 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode biologi molekuler

3 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri dengan metode immunologi/ serologi

4 Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT Langkah Akhir 1 MT menerima LHUS

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian virus Herpesvirus ictaluri Rutin

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pengujian virus Herpesvirus ictaluri

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian virus Herpesvirus ictaluri MT menerima LHUS

(30)

Lampiran 4. SOP Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

Nomor SOP 4/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan Virus 3. Referensi dan Jurnal

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP NIP. 19630306 198603 1 004

(31)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target, tanpa kurva standard Angka absorbansi dari

spektrofotometer Elisa, per target mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada

preparat IFAT/ FAT, per target

muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target

muncul warna indikator positif pada preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS

No. Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Petugas Laboratorium

Virologi

Manager Teknis Kelengkapan Waktu Output Keterangan

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

15 menit

Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

5 jam 2. Melakukan pengujian virus Rhabdovirus carpio dengan metode

konvensional

Label berisi kode pemeriksaan virus

dengan metode konvensional 7 hari

Melakukan pengujian virus Rhabdovirus carpio dengan metode biologi molekuler

Melakukan pengujian virus Rhabdovirus carpio dengan metode immunologi/ serologi

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi

8 jam 3 jam 2 hari 7 hari kerja 7 hari kerja 3 hari Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan

kepada MT 15 menit

Menerima LHUS 5 menit

c. a.

b.

Mulai

(32)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan Langkah Utama 1 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Rhabdovirus carpio (SVC) dengan metode konvensional

2 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Rhabdovirus carpio (SVC) dengan metode biologi molekuler 3 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Rhabdovirus carpio (SVC) dengan metode immunologi/ serologi 4 Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT

Langkah Akhir 1 MT menerima LHUS

Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC) Rutin

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian Rhabdovirus carpio (SVC)

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian virus Rhabdovirus carpio (SVC) MT menerima LHUS

(33)

Lampiran 5. SOP Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV)

Nomor SOP 5/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV)

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan Virus 3. Referensi dan Jurnal

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NIP. 19630306 198603 1 004 PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

(34)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target tanpa kurva standar

Angka absorbansi dari

spektrofotometer Elisa, per target mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada

preparat IFAT/ FAT, per target muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target muncul warna indikator positif pada

preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS

No. Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Petugas Laboratorium

Virologi

Manager Teknis Kelengkapan Waktu Output Keterangan

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

15 menit

Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

8 jam 2. Melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus

dengan metode konvensional

Label berisi kode pemeriksaan virus

dengan metode konvensional 7 hari a.

b. Melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus dengan metode biologi molekuler

Melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus dengan metode immunologi/ serologi

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi

8 jam 3 jam 2 hari 7 hari kerja 7 hari kerja 3 hari

Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan

kepada MT 15 menit

Menerima LHUS 5 menit

c.

Mulai

(35)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan Langkah Utama 1 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) dengan metode konvensional

2 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) dengan metode biologi molekuler

3 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) (IPNV) dengan metode immunologi/ serologi

4 Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT Langkah Akhir 1 MT menerima LHUS

Rutin

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV)

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Pancreatic Necrosis Virus (IPNV) MT menerima LHUS

(36)

Lampiran 6. SOP Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV)

Nomor SOP 6/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV)

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan Virus 3. Referensi dan Jurnal

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP NIP. 19630306 198603 1 004

(37)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target tanpa kurva standar

Angka absorbansi dari

spektrofotometer Elisa, per target mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada

preparat IFAT/ FAT, per target muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target muncul warna indikator positif pada

preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS

No. Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Petugas Laboratorium

Virologi

Manager Teknis Kelengkapan Waktu Output Keterangan

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

15 menit

Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

8 jam 2. Melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus

dengan metode konvensional

Label berisi kode pemeriksaan virus

dengan metode konvensional 7 hari a.

Melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus dengan metode biologi molekuler

b.

Melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus dengan metode immunologi/ serologi

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi

8 jam 3 jam 2 hari 7 hari kerja 7 hari kerja 3 hari

Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan

kepada MT 15 menit

Menerima LHUS 5 menit

c.

Mulai

(38)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan Langkah Utama 1 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) dengan metode konvensional

2 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) dengan metode biologi molekuler

3 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) dengan metode immunologi/ serologi

4 Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT Langkah Akhir 1 MT menerima LHUS

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV)

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) Rutin

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Haemapoetic Necrosis Virus (IHNV) MT menerima LHUS

(39)

Lampiran 7. SOP Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV)

Nomor SOP 7/PIL/BKIPM.2/2014 Tanggal Pembuatan 10 Januari 2010 Tanggal Revisi Juni 2014

Tanggal Efektif September 2014 Disahkan oleh

Nama SOP Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV)

Dasar Hukum Kualifikasi pelaksana

1. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan 1. PHPI Ahli

2. Permen KP 15/MEN/2011 tentang OTK KKP 2. PHPI Terampil

3. Permen KP No. 21/MEN/2008 tentang OTK Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan 4.

Keterkaitan Peralatan/perlengkapan

1. 1. PC

2. Peralatan dan bahan laboratorium

2. SOP Pengujian HPI/ HPIK golongan Virus 3. Referensi dan Jurnal

Peringatan Pencatatan dan pendataan

1. Kegiatan pemeriksaan harus menerapkan prinsip prosedur keamanan dan keselamatan 1. Sisterkaroline

bekerja di laboratorium 2. Buku Agenda Laboratorium

2. Penanganan bahan kimia harus sesuai MSDS (Material Safety Data Sheet) 3. Sistem aplikasi penerbitan LHU PUSAT KARANTINA IKAN

Kepmen KP No. 26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya

SOP Alur pengujian HPI/ HPIK pada contoh (sampel MP) di laboratorium terhadap Komoditas perikanan yang dilalulintaskan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Pusat Karantina Ikan

BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Ir. Muhammad Ridwan, MM, MP

(40)

1. buku/agenda virus Hasil Nekropsi, isolat/ fiksatif, tercatat di buku agenda parasit,

Manajer administrasi, selain mengkodefikasi dan mengisi form, juga menilai kesiapan bahan dan SDM.

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Primer Set Konvensional, per target

Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)

Kit, per target

Produk PCR dan grafik Real time PCR, per target tanpa kurva standar

Angka absorbansi dari

spektrofotometer Elisa, per target mucul warna coklat pada bulatan dot blot, per target

muncul garis pada`warna yang sesuai western dot blot muncul warna flourescent pada

preparat IFAT/ FAT, per target muncul warna indikator positif pada

preparat IHC, per target muncul warna indikator positif pada

preparat

Immunoperoxsidase assay, per target

3. form LHUS

Jika ada Penyelia maka LHUS harus disyahkan (tandatangan) Penyelia

4. form disposisi dilampiri LHUS

No. Uraian Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Petugas Laboratorium

Virologi

Manager Teknis Kelengkapan Waktu Output Keterangan

Mencatatan data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi pengujian yang telah ditentukan

15 menit

Gambaran CPE (Cytopathic Effect) dari sel selapis

Ruang lingkup konvensional adalah: kultur sel, per contoh

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode molekuler

2 hari

8 jam

8 jam 2. Melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic

Necrosis Virus dengan metode konvensional

Label berisi kode pemeriksaan virus

dengan metode konvensional 7 hari

b. Melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus dengan metode biologi molekuler

a.

Melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus dengan metode immunologi/ serologi

Label berisi kode pemeriksaan virus dengan metode imunologi/serologi

8 jam 3 jam 2 hari 7 hari kerja 7 hari kerja 3 hari

Membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan

kepada MT 15 menit

Menerima LHUS 5 menit

c.

Mulai

(41)

A. Data Kegiatan 1. Judul SOP 2. Jenis Kegiatan 3. Penanggung Jawab a. Produk b. Kegiatan

4. Scope (Ruang Lingkup)

B. Identifikasi Kegiatan Judul Kegiatan Langkah awal Langkah Utama Langkah Akhir C. Identifikasi Langkah

Langkah Awal 1 Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan Langkah Utama 1 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) dengan

metode konvensional

2 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) dengan metode biologi molekuler

3 Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) dengan metode immunologi/ serologi

4 Petugas laboratorium virus membuat laporan hasil uji sementara (LHUS) dan diserahkan kepada MT Langkah Akhir 1 MT menerima LHUS

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV)

Petugas Laboratorium virus mencatat data hasil nekropsi contoh, isolat/ fiksatif ke dalam buku/ agenda virus, dilanjutkan dengan pengujian sesuai dengan disposisi yang telah ditentukan

Petugas Laboratorium virus melakukan pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN

Pengujian Infectious Hypodermal and Haemapoetic Necrosis Virus (IHHNV) Rutin

Gambar

Tabel 1. Makna dan Simbol
Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)
Foto hasil pengujian PCR yang  menunjukkan berat pasangan basa  (bp)
Foto hasil pengujian PCR yang menunjukkan berat pasangan basa (bp)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai contoh kalimat dan tuturan yang sudah dijabarkan pada bagian penjelasan bisa diketahui bahwa repersentasi konsep uchi-soto terlihat secara jelas melalui

Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak ( movement problem ) lari jarak pendek langsung, dan cara berlari jarak pendek yang benar. Bagi siswa sekolah

Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan Pokdarwis Tiram Tambun dalam mengembangkan usaha homestay di Desa Wisata Mentawir Kabupatem

Apabila dilihat dari hasil analisa, kerupuk tapioka dengan fortifikasi tepung cangkang telur ayam sebanyak 20 gram ini yang mendekati memenuhi syarat SNI pada uji fisik :

AUDIT ATAS KEWAJIBAN JANGKA PANJANG AUDIT ATAS KEWAJIBAN JANGKA PANJANG. DISUSUN OLEH : DISUSUN

anggota RAPI "ota Bandung sesuai dengan #ekanis#e dan regu!asi organisasi ang ber!aku. #ekanis#e dan regu!asi organisasi

Majalah Mimbar Indonesia dan Basis menyerukan bahwa humanisme yang memiliki arti paham yang memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas

bahwa salah satu keberhasilan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia ditentukan oleh tingkat kompetensi di bidang manajemen yang meliputi aspek pengetahuan,