• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

189

Atika Syuliswati1)

1)Politeknik Negeri Malang 1)Atikasyuliswati@gmail.com

Abstract

This study aims to find out the effect of the application of performance-based budgeting to the effectiveness of budgetary control at State Polytechnic Of Malang. The variables in this study are the application of performance-based budgeting as an independent variable (X) and the effectiveness of budgetary control as the dependent variable (Y). The dimensions of the indicators of variable X include the budgeting planning (X1), budgeting implementation (X2), budgeting reporting (X3), budgeting evaluation (X4). In this study population taken were 49 people, they are director, deputy director, head of department, secretary of department, head of study program, head of technical unit and there are whole sample. Data collected through direct observation and surveys obtained by the division of questionnaires to the respondents. Multiple linear regression formula is used in this study with software SPSS 20.0. The results of this research proves that simultaneously and partially budgeting planning, budgeting implementation, budgeting reporting, and budgeting evaluation have a significant and positive effect to effectiveness of budgetary control.

Keywords : Performance Based Budgeting, budgeting planning, budgeting implementation, budgeting reporting, budgeting evaluation

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian anggaran di Politeknik Negeri Malang. Variabel dalam penelitian ini penerapan anggaran berbasis kinerja sebagai variabel independen (X) dan efektifitas pengendalian anggaran sebagai variabel dependen (Y). Variabel X terdiri dari perencanaan anggaran (X1), pelaksanaan anggaran (X2), pelaporan anggaran (X3), dan evaluasi anggaran (X4). Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah 49 orang yang terlibat dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja meliputi direktur, wakil direktur, ketua jurusan, sekretaris jurusan, ketua program studi, dan ketua UPT yang keseluruhannya dijadikan sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui survei yang diperoleh dengan cara pembagian kuesioner kepada para responden. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan software SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi anggaran berpengaruh signifikan dan positif terhadap efektifitas pengendalian anggaran.

Kata Kunci : Anggaran Berbasis Kinerja, Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Pelaporan Anggaran, Evaluasi Anggaran

Pendahuluan

Salah satu agenda reformasi keuangan di Indonesia adalah adanya pergeseran dari anggaran tradisional menjadi

anggaran berbasis kinerja. Dengan basis kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input, tetapi pada output. Perubahan ini

(2)

pembelajaran untuk menggunakan sumber daya pemerintah yang makin terbatas, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana yang makin tinggi. Anggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang telah dianut luas oleh pemerintahan modern di berbagai negara. Pendekatan anggaran yang demikian sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada publik. Ketentuan tentang anggaran tersebut telah dituangkan dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara.

Selanjutnya UU No.1/2004 tentang perbendaharaan negara membuka koridor baru bagi penerapan anggaran berbasis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan pasal 68 dan 69 Undang-undang tersebut, instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi dasar penetapan instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). BLU ini diharapkan dapat menjadi langkah awal

dalam pembaharuan manajemen

keuangan sektor publik, demi

meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Pasal 1 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara).

BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Pada tahun 2012, berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan No.

58/KMK.05/2012, Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) secara resmi berstatus sebagai BLU penuh.

Sebagai wujud dari kinerja institusi pendidikan, diperlukan kewajiban

pertanggungjawaban mulai dari

perencanaan, penyusunan dan

pelaksanaan atas tugas dan fungsinya dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan sehingga

dapat dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk penerapan anggaran berbasis kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja menjadi suatu hal yang sangat relevan dan penting karena dampaknya terhadap efektifitas pengendalian anggaran, sehubungan dengan fungsi instansi pendidikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hal ini diperlukan agar optimalisasi dalam pelayanan publik menjadi prioritas utama karena masih ditemui banyak

keluhan masyarakat mengenai

pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas masyarakat serta berbagai bentuk pengalokasian anggaran yang kurang mencerminkan aspek ekonomis, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran (Mardiasmo, 2002). Salah satu prioritas dalam pelayanan publik adalah

(3)

pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat maka pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara yang dilindungi oleh Undang-undang Dasar.

Dengan adanya struktur anggaran berbasis kinerja ini akan tampak secara jelas besarnya surplus dan defisit anggaran serta strategi pembiayaan apabila terjadi defisit fiskal sehingga

masyarakat/publik lebih mudah

melakukan analisis, evaluasi, dan pengawasan atas pelaksanaan dan pengelolaan keuangan (Anggarini dan Puranto, 2010). Mardiasmo (2002) menjelaskan anggaran merupakan suatu alat pengendalian, anggaran sebagai alat pengendalian memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa adanya anggaran instansi tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran.

Anggaran berbasis kinerja adalah

anggaran yang disusun dengan

menghubungkan pengeluaran dan hasil yang akan dicapai, mengidentifikasi input, output dan outcome yang dihasilkan oleh suatu program dan kegiatan. Sistem anggaran berbasis kinerja telah diterapkan oleh POLINEMA mulai tahun 2012 sampai sekarang. Anggaran menjadi suatu kebutuhan yang sangat strategis dalam membiayai

berbagai program kegiatan di

POLINEMA dan melalui anggaran juga akan dapat diketahui seberapa besar

kemampuan POLINEMA dalam

melaksanakan berbagai urusan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab serta faktor-faktor yang menjadi kendala. Kendala yang mungkin terjadi adalah karena lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya akan memunculkan kemungkinan underfinancing atau

overfinancing, yang kesemuanya

mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas unit kerja POLINEMA.

Dalam penerapan anggaran berbasis kinerja ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu perencanaan anggaran,

implementasi anggaran,

pelaporan/pertanggungjawaban anggaran dan evaluasi anggaran. Penerapan Anggaran berbasis kinerja diukur berdasarkan empat variabel sebagai berikut: (1) Perencanaan Anggaran, (2) Pelaksanaan Anggaran, (3) Pelaporan Anggaran, dan (4) Evaluasi Anggaran. Dimana, keempat variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap efektifitas pengendalian anggaran.

Kajian Literatur

Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja

(Performance Budgeting)

Anggaran berbasis kinerja adalah sistem anggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, serta rencana strategis organisasi (Bastian, 2010).

Anggaran berbasis kinerja

mengalokasikan sumber daya ke program bukan ke unit organisasi semata dan memakai pengukuran output (output measurement) sebagai indikator kinerja organisasi.

Anggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output. Jadi apabila menyusun anggaran dengan pendekatakan kinerja, maka mindset harus fokus pada “apa yang ingin dicapai”. Anggaran berbasis kinerja merupakan suatu sistem anggaran yang mengutamakan kepada upaya pencapaian hasil kerja dari perencanaan biaya yang ditetapkan. Dengan memperhatikan proses penyusunan anggaran dalam

performance budgeting system ini, maka

anggaran yang dihasilkan jelas merupakan suatu program kerja. Menurut Mardiasmo (2002) tahapan anggaran yang dikenal dengan siklus anggaran terdiri dari empat tahap yang meliputi:

(4)

a. Tahap Perencanaan Anggaran

Dalam tahap ini dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar pendapatan yang tersedia.

b. Tahap Pelaksanaan Anggaran

Tahap ini memiliki sistem informasi dan sistem pengendalian menejemen. Manajer Keuangan dalam hal ini

Kepala Bagian Keuangan

bertanggung jawab untuk

menciptakan sistem akuntansi dalam hal pelaksanaan anggaran yang memadai dan handal.

c. Tahap Pelaporan Anggaran

Dalam tahapan ini terkait dengan aspek akuntabilitas. Bila tahap pelaksanaan telah didukung dengan sistem yang pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan pada tahap ini tidak akan banyak menemui masalah.

d. Tahap Evaluasi Anggaran

Suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien suatu kegiatan dan sasaran yang dicapai.

Pengertian Efektifitas Pengendalian Anggaran

Mardiasmo (2002) mengungkapkan pengertian efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas juga dapat diartikan seberapa jauh tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat kaitannya organisasi rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan.

Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa

yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan.

Efektifitas pengendalian terhadap

anggaran adalah proses untuk

memastikan bahwa anggaran sampai hal yang spesifik dilaksanakan secara tepat dan efisien. Pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran dilakukan dengan tujuan menjamin agar pengumpulan penerimaan instansi dan penyaluran pengeluaran-pengeluaran instansi, tidak menyimpang dari rencana yang telah digariskan dalam anggaran instansi (Baswir, 2000).

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong sebagai hypothesis testing. Menurut Sekaran (2003) hypothesis testing merupakan suatu penelitian yang sudah memiliki kejelasan gambaran, pengujian hipotesis

dimaksudkan untuk menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian.

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Politeknik Negeri Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah

observasional dengan menggunakan

desain cross sectional study.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari direktur (1 orang), wakil direktur (4 orang), ketua jurusan (7 orang), sekretaris jurusan (7 orang), ketua program studi (18 orang), dan ketua UPT (12 orang). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 49 orang yang kesemuanya menjadi sampel (sampel jenuh).

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Pertanyaan

(5)

dalam kuesioner menggunakan skala likert.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk keabsahan hasil analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS. 20.0. Model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = α+β1X1+ β2X2+β3X3+ β4X4+e

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis.

Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi anggaran dan satu variabel dependen yaitu efektifitas pengendalian anggaran. Definisi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi anggaran serta efektifitas pengendalian anggaran (BPKP, 2005) diuraikan sebagai berikut:

Perencanaan anggaran (X1) adalah tahap estimasi pengeluaran untuk pelaksanaan kegiatan yang harus sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, dan kebijakan yang telah dirumuskan dalam renstra organisasi.

Selama tahap pelaksanaan anggaran

(X2), pimpinan instansi

bertanggungjawab untuk memonitor pelaksanaan kegiatan, dan bagian akuntansi melakukan pencatatan atas penggunaan anggaran (input) dan

outputnya dalam sistem akuntansi

keuangan.

Pelaporan anggaran (X3) dalam hal ini mencakup besarnya alokasi anggaran unit kerja, besarnya anggaran yang telah dikeluarkan beserta pencapaian hasil kerja atau kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.

Evaluasi anggaran (X4) dilakukan atas laporan kinerja, pimpinan bisa melakukan evalusi sehingga bisa mengetahui dan menganalisis upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, manakala terjadi penyimpangan atau hambatan dalam pelaksanaan anggaran, maka pimpinan bisa mengambil langkah atau kebijakan untuk mengatasi penyimpangan atau hambatan tersebut.

Efektivitas pengendalian anggaran (Y) adalah proses yang digunakan untuk melakukan hal pengendalian strategi, sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai, proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efektif yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan.

Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian

Uji Kualitas Data

Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai pearson correlation yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adala N-2 = 30-2 = 28 dengan taraf signifikan 5% atau df = (α, n-2) maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian ini adalah 0,374.

(6)

Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected Item-Total

Correlation bernilai positif dan di atas

nilai r tabel (0,374) yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha sebesar > 0,6. Nilai

Croncbach’s Alpha untuk variabel

efektifitas pengendalian anggaran (Y), perencanaan anggaran (X1), pelaksanaan anggaran (X2), pelaporan anggaran (X3) dan evaluasi anggaran (X4) lebih besar dari 0,6 (Croncbach’s Alpha > 0,6), maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut realibel.

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik meliputi:

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam analisis ini, dengan alpha 0,05 maka apabila:

ASYMP SIG > 0,05 Hipotesis Diterima

ASYMP SIG < 0,05 Hipotesis Ditolak

Dalam penelitian ini ASYMP SIG yang dihasilkan masing-masing > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.

Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel independen saling berkorelasi satu dengan yang lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinearitas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF) dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 1. Dalam penelitian ini tolerance < 1 dan nilai VIF < 10 maka

kesimpulannya tidak terjadi

multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisistas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi.

Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi merupakan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Model yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi.

Apabila:

dU<d<4-dU maka hipotesis diterima (tidak terjadi autokorelasi)

d<dL atau d>4-dLmaka hipotesis ditolak (terjadi autokorelasi)

(7)

dL<d<dL atau 4-dU<d<4-dL (tidak ada kesimpulan)

Hasil: d hitung = 1,881

Pada taraf 0,05; n = 49; k (jumlah variabel independen) = 4

dU = 1,764; dL = 1,615

Berarti 4 - dU = 4 - 1,764 = 2,236 4 - dL = 4 – 1,615 = 2,385

Sehingga (dU<d<4-dU) = (1,764 < 1,881 < 2,236) dan hipotesis diterima maka kesimpulannya tidak terjadi autokorelasi.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis bahwa perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi anggaran berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian anggaran secara simultan dengan uji F dan uji parsial dengan uji T.

Pengujian Hipotesis Dengan Uji F

Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar 22.628 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian anggaran (Y). Hal tersebut berarti jika perencanaan anggaran (X1), pelaksanaan anggaran (X2), pelaporan anggaran (X3), evaluasi anggaran (X4) secara bersama sama mengalami peningkatan maka akan berdampak pada peningkatan efektifitas pengendalian anggaran (Y), begitu juga sebaliknya.

Pengujian Hipotesis Dengan Uji T

Nilai t hitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Dengan syarat apabila nilai variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikansi 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=49-5-1=43), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 0,297. Diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Sehingga didapatkan hasil variabel Perencanaan anggaran (X1), Pelaksanaan anggaran (X2), Pelaporan anggaran (X3) dan Evaluasi anggaran (X4) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Efektifitas pengendalian anggaran (Y).

Hasil Persamaan Regresi

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut: Y=11,183+0,259β1+0,672β2+0,960β3+0,7 70β4

(8)

Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 87%. Sehingga dapat dikatakan bahwa 87% variasi variabel dependen dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu variabel perencanaan anggaran (X1), pelaksanaan anggaran (X2), pelaporan anggaran (X3), evaluasi anggaran (X4) sedangkan sisanya sebesar 13% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pengendalian anggaran baik secara simultan maupun parsial telah terbukti. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa semakin baik perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi

anggaran tentunya memberikan

kontribusi yang baik terhadap efektifitas pengendalian anggaran.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bastian (2010) bahwa upaya untuk menciptakan pengelolaan anggaran berbasis kinerja diharapkan akan mampu memenuhi berbagai tuntutan dan kebutuhan masyarakat, yaitu terbentuknya semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi, dan

akuntabilitas dalam proses

penyelenggaraan instansi pada umumnya dan proses pengelolaan anggaran pada khususnya. Artinya anggaran berbasis kinerja dapat mendukung efektivitas pengendalian anggaran.

Merujuk pada pendapat Mardiasmo (2002) anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Anggaran dengan pendekatan

kinerja sangat menekankan pada konsep

value for money dan pengawasan atas

kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dwiputrianti dan Suharsini (2012) penerapan anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas pada pusat pendidikan dan pelatihan Kementerian Dalam Negeri Regional Bandung.

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penerapan anggaran berbasis kinerja diharapkan menghasilkan anggaran yang lebih berkualitas sehingga lebih efektif dalam pengendaliannya. Sistem anggaran berbasis kinerja mensyaratkan pengelola anggaran untuk menspesifikasikan sasaran yang ingin dicapai, mempertimbangkan alat untuk mencapainya, menetapkan indikator, dan melakukan analisis biaya manfaat. Kejelasan target kinerja atau prestasi kerja yang akan dicapai dalam model anggaran berbasis kinerja ini menunjukkan bahwa model anggaran ini lebih memfokuskan pada kejelasan tujuan yang ingin dicapai oleh anggaran, sehingga anggaran berbasis kinerja dapat digunakan untuk pengendalian kinerja atau prestasi kerja yang dicapai. Untuk dapat melakukan pengendalian kinerja tersebut tentunya target dan indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu unit organisasi dapat ditentukan kinerja yang dalam penerapan anggarannya didasarkan pada kejelasan target kinerja seharusnya

dapat digunakan sebagai alat

pengendalian kinerja disamping juga sebagai alat pengendalian anggaran. Hal ini disebabkan adanya kejelasan indikator kinerja yang akan memudahkan dalam pengendalian target kinerja yang telah ditetapkan dalam anggaran.

(9)

Pengaruh Perencanaan Anggaran Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika perencanaan anggaran yang dilakukan semakin baik, maka semakin tinggi efektifitas pengendalian anggaran. Sehingga untuk meningkatkan efektifitas pengendalian anggaran perlu dilakukakan perencanaan anggaran yang baik karena perencanaan merupakan pondasi dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam sebuah organisasi atau instansi. Perencanaan anggaran merupakan tahap estimasi pengeluaran untuk pelakasanaan kegiatan yang harus sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, dan kebijakan yang telah dirumuskan dalam renstra organisasi.

Perencanaan anggaran di Polinema merupakan dasar bagi penerapan anggaran berbasis kinerja. Indikator-indikator kinerja dirumuskan dan ditetapkan sesuai dengan informasi kinerja yang diinginkan oleh organisasi. Informasi kinerja yang terdapat dalam perencanaan kinerja merupakan dasar alokasi anggaran berbasis kinerja. Dalam sistem Penganggaran Berbasis Kinerja ini, manfaat perencanaan kinerja adalah sebagai berikut:

a. Menghubungkan perencanaan

strategis dan perencanaan operasional secara terinci.

b. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program.

c. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja.

d. Membantu dalam menetapkan target kinerja.

e. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja

Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika pelaksanaan anggaran yang dilakukan semakin baik, maka semakin

tinggi efektifitas pengendalian anggaran. Selama tahap pelaksanaan pimpinan instansi bertanggungjawab untuk memonitor pelaksanaan kegiatan, dan bagian akuntansi melakukan pencatatan atas penggunaan anggaran (input) dan

outputnya dalam sistem akuntansi

keuangan.

Pengaruh Pelaporan Anggaran Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika pelaporan anggaran yang dilakukan semakin baik, maka semakin tinggi efektifitas pengendalian anggaran. Sehingga untuk meningkatkan efektifitas pengendalian anggaran perlu dilakukakan pelaporan anggaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan terkait dengan pelaporan anggaran.

Pelaporan anggaran dilakukan untuk menguatkan pilar akuntabilitas dan transparansi. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, instansi wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa: (1) Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan atas Laporan Keuangan.

Pelaporan dalam hal ini mencakup besarnya alokasi anggaran unit kerja, besarnya anggaran yang telah dikeluarkan beserta pencapaian hasil kerja atau kegiatan atau program yang telah dilaksanakan.

Pengaruh Evaluasi Anggaran Terhadap Efektifitas Pengendalian Anggaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika evaluasi anggaran yang dilakukan semakin baik, maka semakin tinggi efektifitas pengendalian anggaran. Evaluasi anggaran dilakukan atas laporan kinerja, pimpinan bisa melakukan evaluasi sehingga bisa mengetahui dan menganalisis upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, manakala terjadi penyimpangan atau hambatan dalam

(10)

implementasi anggaran, maka pimpinan bisa mengambil langkah atau kebijakan untuk mengatasi penyimpangan atau hambatan tersebut.

Tujuan dilakukannya evaluasi anggaran adalah agar organisasi yang bersangkutan mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai atau sebab-sebab tidak tercapainya kinerja dalam rangka pencapaian misi yang sudah direncanakan sehingga diharapkan instansi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Malang dengan sampel penelitian terbatas jumlahnya 49 orang.

Implikasi Penelitian

Dari hasil penelitian ini terdapat implikasi yang disampaikan penulis yaitu pelaksanaan anggaran berbasis kinerja serta sumbangan konseptual berupa dalil atau prinsip–prinsip dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada satuan kerja (satker) Politeknik Negeri Malang.

Simpulan dan Saran Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Secara simultan dan parsial faktor perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pengendalian anggaran.

Saran

Untuk penyempurnaan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja disampaikan beberapa saran yaitu:

1. Politeknik Negeri Malang perlu meningkatkan perencanaan anggaran dalam program atau kegiatan terkait pencapaian visi dan misi.

2. Dalam pelaksanaan anggaran Politeknik Negeri Malang sebaiknya lebih memonitoring pelaksanaan program/kegiatan dan seberapa jauh

pelaksanaannya serta terus

memperbaiki sistem akuntansi keuangan dalam hal pencatatan penggunaan anggaran.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik menguji kembali penelitian ini, kiranya menambah sampel juga objek penelitian, serta menambah variabel lain yang ikut mempengaruhi efektivitas pengendalian anggaran.

Daftar Rujukan

Anggarini, Yunita, Hendra Puranto, 2010.

Anggaran Berbasis Kinerja

Penyusunan APBD Secara

Komprehensif. UPP STIM YPKN. Yogyakarta

Anonimous, 2003, Undang -Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Anonimous, 2004, Undang - Undang

No.1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara.

Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Erlangga.

Baswir, Revrisond. 2000. Akuntansi

Pemerintahan Indonesia.

Yogyakarta: BPFE.

BPKP, 2005, Pedoman Penyusunan

Anggaran Berbasis Kinerja

(Revisi), Jakarta: BPKP.

Dwiputrianti, Septiana, dan Suharsini,

2012, Analisis Penerapan

Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) Terhadap Efisiensi, Efektifitas Dan

Akuntabilitas Pada Pusat

Pendidikan Dan Pelatihan

Kementerian Dalam Negeri

Regional Bandung, Jurnal Ilmu Administrasi Volume IX Nomor 3 hal 309-329.

Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta:Andi.

Sekaran, Umar, 2003, Research Methods For Business: A Skill Building Approach, USA: John Wiley & Sons, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

II.F KEAMANAN SISTEM KOMPUTER RIYAN ABDUL AZIZ, M.KOM.. AHMAD HUSIN,

Kemudian pada tabel 6 dan 7 menunjukkan tingkat kemampuan siswa kelas XI IPS.II dalam belajar kerajinan Kolase dari bahan tempurung kelapa yang ditunjukkan

Pada akhir tahun anggaran 2019 terdapat 7 (tujuh) BPSDM Provinsi yang terakreditasi A. Untuk dapat mendorong peningkatan LPPBJ terakreditasi A di seluruh provinsi di

Tabel 44 : Rekapitulasi Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014 terkait pengelolaan LH. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban

Kode Etik Bidan adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap bidan dalam rangka menjalankan tugas profesinya di masyarakat dan yang memberikan tuntunan serta

Firman Allah yang memuji hamba-Nya yang baik: “..Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan

Salisbury dan VanDemark(1985) menyatakan perlu perhatian pada sapi dara untuk mencapai pubertas dengan baik dan memiliki bentuk tubuh yang besar agar dapat melahirkan

Perakitan bagian kepala robot (CMUcam5 beserta motor servo mini dan juga bracket). Pada proses ini, bagian kepala dari robot humanoid yang sudah dirakit kemudian diganti