• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gadis itu bernama Keisari. Usia? Hm usianya memang sudah 25 tahun. Tapi dalam banyak hal dia benar-benar tak layak menyandang usia sebanyak itu!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gadis itu bernama Keisari. Usia? Hm usianya memang sudah 25 tahun. Tapi dalam banyak hal dia benar-benar tak layak menyandang usia sebanyak itu!"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Gadis itu bernama Keisari. Usia? Hm…usianya memang sudah 25 tahun. Tapi dalam

banyak hal dia benar-benar tak layak menyandang usia sebanyak itu!

Pacar? Belum punya. Sekalinya punya gebetan, ditolak. Ditolak itu pedih, jendral!

Dan sekarang, ada tiga orang lelaki yang datang bersamaan.

Bhisma

, cowok usia SMA. Kelebihan : dia cowok yang asyik, dengannya Kei bisa

berbagi cerita dengan bebas. Chemistry antara keduanya sangat kuat. Namun hanya

satu kekurangannya, yaitu brondong! Hellooww… gila banget deh kalau Kei

membiarkan dirinya jatuh dalam pesona cowok yang usianya 7 tahun lebih muda!

Dudi

, adalah cinta pertama Kei. Dudi cowok yang pertama kali menorehkan luka

teramat dalam di hati Kei. Namun Dudi ingin berekonsiliasi. Ingin merajut cerita

lama. Dengan sangat serius, yang melibatkan pertemuan keluarga besar dengan segala

tetek bengeknya. Hanya satu komentar : Wow! Tapi wow hanya ada di bibir. Di hati?

Ehm… belum tentu juga sih.

Karnaka

. Atau Pak Karnaka. Suami orang. Titik.

***

Suara langkah kaki mendekat. Hm… dasar tuh anak. Kei bisa membayangkan cowok itu dengan tampang kusut dan mata masih mengantuk menyeret badannya dengan susah payah ke dapur serta mendudukkan tubuh jangkungnya di kursi, hanya untuk merosot di kursi serta membaringkan kepalanya di meja makan serta tidur lagi. “Elu tidur aja gih! Sepet gue liat mata belekan elu nongol di dapur! Hari libur juga. Ntar gue bangunin agak siangan aja. Gue ga buru-buru banget kok pulang.”

“Masalahnya aku sudah tidak mengantuk lagi, Kei,” terdengar suara bariton dari belakang.

Kei terlonjak dan refleks menoleh. Hanya untuk melihat Pak Karnaka telah berdiri di belakangnya. Wajah atasannya itu tampak sedang tersenyum geli melihat Kei yang berdiri blingsatan di sana.

“Ba..Ba.. Bapak, ehm.. maksud saya, Pak Karnaka kapan pulang?” tanyanya gugup. “Ehm… sekitar jam satu pagi. Pesawatku delay hingga jam sembilan malam dari Makassar,” jawab atasannya itu.

(2)

Kei berdiri dengan kagok. Aduh! Benar-benar gak asyik sama sekali nih. Rasanya seperti tertangkap basah dalam situasi yang benar-benar tidak enak. Kei terus terang malu banget. Apalagi penampilannya memang kacau balau di saat bangun tidur. Baju tidur antiknya ini memang nyaman, tetapi juga memalukan kalau dilihat orang. Cewek waras gak bakal berfikir untuk pakai kaos tua yang lengannya digunting kutung sembarangan. Cewek sekarang pasti lebih memilih tank top ketat yang seksi. Dan celananya juga bakal bikin orang yang lihat sakit mata. Celana pendek batik yang warnanya sudah tidak jelas lagi karena pernah salah cuci direndam dalam larutan pemutih.

Padahal Pak Karnaka tampak begitu rapi, bahkan saat bangun tidur! Rambutnya memang sedikit berantakan. Tetapi T-Shirtnya pun terlihat tidak kusut. Juga celana piyamanya. Aduh! Ya ampun! Malu banget dah. Pasti wajah Kei sudah mirip udang rebus.

“Maaf Pak, saya tidak tahu Bapak pulang malam tadi,” katanya setengah takut. “Aku yang salah tidak mengabari secepatnya. Kupikir aku akan pulang dengan penerbangan Kamis pagi. Tetapi begitu ada info pesawat Rabu malam, kenapa tidak? Lebih cepat lebih baik kan? Dan sekarang karena sudah ada di sini, sekalian deh. Masakin sarapan buat aku juga ya?”

Bagaimana Kei bisa menolak bila Pak Karnaka memintanya dengan begitu manis? Kei memandang profil atasannya dengan grogi. “Ehm, Pak Karnaka, eh… maaf, saya nggak pede kalo masak buat Bapak,” kata Kei salting berat. “Kalo nggak enak gimana?”

Pak Karnaka tertawa melihat gadis itu belingsatan berdiri dengan muka memerah. Tanpa banyak kata lelaki itu melangkah dan bergabung bersama Kei di dapur. Membuat gadis itu terkejut.

“Yuk, Kei, kita masak sama-sama. Aku sudah lama tidak memasak kecuali simple dish, the realy realy simple just like buttering toast and so on,” Pak Karnaka menertawakan dirinya sendiri. “Kalau tidak ada resto di apartemen ini mungkin aku dan Bhisma sudah kelaparan. Thanks to God, there’s something called delivery meal.”

Kei hanya melongo memandangi atasannya itu. Bukan sekedar atasan, namun atasan yang keren sekaligus cool abis. Glekh! Air liurnya menetes tanpa terasa. Set dah! “Aku bantu racik bumbu aja ya. Kamu yang urusin seafoodnya. Aku tidak terlalu suka berurusan dengan aneka udang dan cumi itu,” kata Pak Karnaka yang dengan sigap segera meraih pisau dari tangan Kei sekaligus mengambil alih tempat gadis itu dan mulai berkutat dengan bumbu yang tadi sudah ditakar oleh Kei.

Mau tak mau Kei mengambil container berisi aneka seafood beku yang tadi dia keluarkan dari freezer. Dan, lagi-lagi, bagai dalam mimpi Kei pun segera mengikuti bosnya itu, asyik berkutat dengan bahan makanan di tangannya. Gile… ternyata asyik bener masak berdua begini, batinnya seneng banget. Mungkin begini kali ya kalau sudah punya suami itu. Asyik deh menikmati kegiatan sederhana seperti masak sarapan pagi di hari libur. Belum-belum otak Kei sudah mengkhayalkan bagaimana rasanya setelah sarapan pagi, kemudian nongkrong berdua di teras, atau balkon kalau di apartemen kayak gini, menikmati mentari pagi sambil baca koran.

(3)

Hm… rasanya tak sabar pengen cepat-cepat menikah.

Eh? Kei tertegun. Mungkin bukan dengan Pak Karnaka kalee! Karena itu sama aja dengan mengkhayal gak berguna. Jelas-jelas Pak Karnaka itu sudah berumur, punya anak remaja, dan yang paling penting sudah punya istri.

Hm… Kei sih berharap nanti suatu saat dia ketemu lelaki yang seperti Pak Karnaka ini. Mungkin secara kualitas fisik nggak mungkin lah ya. Buat dapet yang tongkrongannya kelas premium kayak gini kan modalnya musti gede. Modal body dan wajah jelas nomor satu. Dan itu yang Kei tidak punya. Tetapi berharap dapat yang kualitas ‘dalemannya’ kayak gini mungkin boleh juga kan? Kei kan gadis yang baik, sederhana, juga tidak sombong. Periang, jujur, bertanggung jawab, serta pekerja keras. Jadi boleh dong mengimpikan pria yang smart, baik, lembut, sekaligus penyayang. Amin! Kei mengingat itu dengan baik. Sehingga bila nanti dia berdoa dia tak akan lupa dengan permintaannya.

Hedehhh… mimpi Kei, mimpi! Bangun dong ah! ***

Kei membawa dua cangkir keramik ke dalam kubikel itu saat mendapati Pak Karnaka masih sendirian. Dengan hati-hati Kei meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja atasannya itu.

Thank you, Kei,” komentar Pak Karnaka.

Kei hanya mengangguk dan beranjak menuju ke mejanya sendiri. “Kei, bentar, sini dulu deh. Bawa aja kopimu ke sini,” kata Pak Karnaka. Maka Kei pun berbalik menghampiri meja Pak Karnaka. “Ya, Pak.” “Duduk.”

Kei pun duduk. Diam. Nggak tahu musti ngapain. Iseng dipandanginya atasannya yang sedang menikmati minumannya itu. Byeuh… Itu tampang. Kenapa tambah lama itu bos tambah cakep aja. Gimana hati Kei gak ketar-ketir berada sedekat ini dengan makhluk mempesona kayak gini? Cakep, pinter, tegas, kumplit deh kumplit! Kecuali cincin di jari manisnya itu yang bikin ilpil. Aduh Kei, susah bener sih jadi orang. Sekalinya pacaran sama Dudi, eh dikadalin kayak orang bego. Sekalinya jatuh cinta lagi sama laki, eh lakinya berbini pula.

Eh! What?

Kei mendelik kaget dengan pikirannya sendiri. Kok gue jadi suka sama Pak Karnaka sih? Sejak kapan? Aduh! Ini sih malapetaka! Ih… gimana nih? Kok jadi gini? Padahal semula perasaan Kei kepada bosnya itu biasa aja. Artinya Kei memang suka sih. Tapi bukan suka yang kayak gini. Sukanya Kei sama pak bos mah gak beda sama sukanya Kei ngeliat Henry Cavill. Atau Orlando Bloom. Atau Justin Timberlake juga boleh deh. Atau… pokoknya aktor-aktor keren yang memang diciptakan untuk disukai oleh para mata cewek yang sehat. Dan Kei berani sumpah matanya sehat wal afiat. Jadi masih bisa membedakan mana yang bening mana yang butek. Suer deh.

(4)

Harusnya perasaannya kepada Pak Karnaka yang kayak gitu! Nggak kayak gini! Harusnya Kei cukup kagum dan suka aja, jadi nggak pakai embel-embel jatuh cinta segala! Dan pastinya gak pakai jedhag-jedhug dan meriang kayak gini! Dodol! Dodol! Dodol! Kei memaki perasaannya yang bego itu. Demam yang tempo hari dideritanya itu bisa jadi karena ini. Badannya sudah tahu apa yang dirasakan hatinya, tapi Kei dengan bodohnya gak nyadar!

“Kei.”

Kei kaget. Jantungnya langsung berdegup kenceng banget. “Eh, iya, Pak? Kenapa?” tanyanya gugup.

“Kok bengong aja sih? Mana kicauanmu yang biasa?”

Burung kali berkicau! Gak tau apa orang lagi dhag dhig dhug dher kayak gini? “Saya musti ngomong apa, Pak?”

“Apa aja.”

Ih, enak aja nyuruh ngomong apa aja. Kalau misalkan Kei bilang, ‘I love you, Boss’ itu tampang dijamin gak bakalan cool kayak sekarang deh. Kemungkinannya ada tiga. Ketawa ngakak, kaget, atau marah dengan menyambit Kei pakai charger laptop!

***

Nah lho… sudah dapat gambaran kan siapa gebetan Kei masa kini? Bos sendiri! Ini

sih benar-benar sesat. Karena pertama, pak bos yang agung itu sudah menjadi suami

orang! Yang kedua, Kei tak punya modal sama sekali untuk mendapatkan lelaki

bening, mapan, plus dengan segala kelebihannya itu. Ibarat mau kredit rumah, DP

awal yang 20% itu menentukan. Semakin besar dan bagus rumah yang mau dibeli,

berarti modal yang dimiliki harus besar. Lha, Kei ini, modalnya hanya cukup buat

rumah type 21, tapi berharap beli type 91. Jauh,

man

!

Tapi namanya hati tak bisa diatur, jatuh cinta kok ke Pak Karnaka. Itu kan sama saja

bunuh diri?

Jatuh cinta memang untuk sebagian orang terasa berat. Terutama bila harus jatuh cinta

kepada orang yang salah. Jadinya serba salah. Ketika cinta tak bersambut, galau pasti.

Namun saat cinta bersambut, lalu bagaimanakah? Karena pasti hanya akan dua pilihan

bagi Kei. Dua pilihan harga mati!

Take it, as leftover lover, or leave it

. Dan

dua-duanya sama-sama menyakitkan.

(5)

Namun, cukupkah bagi Kei menerima sisa cinta yang diberikan lelaki yang telah

memberikan nama bagi wanita lain? Cukupkah baginya hanya menjadi yang kedua?

Sanggupkah dia menghadapi tudingan miring sebagai ‘wanita simpanan’? Puaskah

Kei menjadi orang yang membuat sepasang suami istri menuju ke jurang perpisahan?

Cukupkah bagi Kei membuat seorang anak menderita melihat pernikahan kedua orang

tuanya hancur berantakan, apapun alasannya?

Referensi

Dokumen terkait

Tim penyusun mengadakan pertemuan dengan seluruh civitas akademik dan pihak eksternal untuk mensosialisasikan draf penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan interaksi sosial, maka dari itu dapat disarankan kepada

Dalam kasus pembentukan Forum DAS di Provinsi Sumut ini, keberadaan pengetahuan dan informasi yang dipergunakan sebagai landasan pembentukan forum DAS belum

Hal ini yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian yang penulis sajikan dalam skripsi ini yang berjudul “ Perancangan Sistem Database Dalam Mendukung Kinerja Layanan

Provinsi DKI Jakarta, BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Penataan Kota Prov. DKI Jakarta, Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. DKI Jakarta, Dinas Tata Air

Negara RI telah pula meratifikasi Konvensi Internasional Hak Politik Perempuan melalui UU No.68 tahun 1956 serta Konvensi Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita

Melalui analisis organisasi, analisis tugas dan analisis personal yang telah dilakukan, maka akan ditentukan matriks kategorisasi pelatihan K3 berdasarkan tujuan

Pada kondisi sinar matahari dengan waktu irradiasi 30-180 menit terjadi peningkatan degradasi methyl orange. Sedangkan pada menit 180-240