Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Dayak Salako
Desa Sebunga Sajingan Besar Kalimantan Barat
Purnawati1, Riza Linda1, Siti Khotimah1
¹Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
email korespondensi: purnawati50@yahoo.com Abstract
Research on the study of etnobotany of medical plants in the society of Dayak salako of Sebunga village Sajingan Besar had been conducted from July to August,2014. Dayak Salako tribe is on of the Dayak substribe who live in the area of Sajingan Besar of West Borneo who still use plants from forest and yars as tradisional medicines. The purposes of this research are to identify the variety of medical plants, to find out what part of the plants usually used as tradisional medicine and also to know the procedure of making tradisional medicine. Method of this research is purposive sampling which is to determine the location of the study. Research finding shows that there are 29 varieties and 22 families were identified. The family of Zingiberaceae, Euphorbiaceae and Poaceae are the mostly use as medical plants. Leaf is the part of medical plant mostyl used as medicine.
Keywords: etnobotany, medical plants, dayak salako, sebunga village PENDAHULUAN
Kalimantan Barat memiliki hutan hujan tropis yang tersebar di beberapa Kabupaten sehingga diperkirakan menyimpan jenis-jenis tumbuhan yang memiliki kandungan bahan aktif yang dapat dijadikan sebagai sumber obat. Pemanfaatan tumbuhan hutan yang berpotensi dijadikan sebagai bahan baku obat tradisional perlu dijaga habitatnya dengan baik agar nanti dapat dikembangkan. Hal ini dilakukan karena masih minimnya pengetahuan masyarakat akan pemanfaatan tumbuhan obat. Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu adanya suatu upaya perlindungan dan pelestarian pemanfatan tumbuhan sebagai obat yang didasarkan pada hasil penelitian mengenai jenis dan pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang didasarkan pada hasil penelitian mengenai jenis dan pemanfaatan tumbuhan yang berkhasiat obat oleh masyarakat.
Obat merupakan zat yang dikonsumsi tubuh untuk mengurangi rasa sakit maupun menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia. Dewasa ini obat dapat dikelompokkan menjadi obat modern dan obat tradisional, dimana obat modern dibuat dari bahan sintesis atau kimia
sedangkan obat tradisional digunakan secara turun-temurun berdasarkan kepercayaan nenek moyang, obat herbal tidak menimbulkan efek samping dan mudah dicerna oleh tubuh dan proses pembuatannnya dilakukan secara alami (Anonim, 2014).
Penelitian mengenai tumbuhan obat berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Pengetahuan ini dipelajari dalam etnobotani (Praningrum, 2007). Etnobotani merupakan ilmu botani yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari dan adat suku bangsa (Martin, 2004). Pengetahuan tradisional yang dimiliki setiap suku atau etnis diwariskan secara turun –temurun contohnya yaitu penggunaan tumbuhan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit (Bodeker, 2000). Menurut Alloy (2008) Suku Dayak merupakan penduduk asli pulau di kalimantan dan tersebar hampir di seluruh bagian daerah. Suku Dayak Salako adalah salah satu Suku Dayak yang masih menggunakan pengobatan tradisional. Suku Dayak ini tersebar di Daerah Pesisir Pulau Kalimantan yaitu daerah Sambas Kalimantan Barat. Suku Dayak Salako memanfaatkan tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka baik yang ada di pekarangan rumah maupun di hutan. Pengolahan
237 tumbuhan obat dilakukan secara sederhana seperti
ditumbuk misalnya kunyit yang digunakan untuk menurunkan panas atau di seduh untuk mengurangi panas dalam. Penggunaan obat secara tradisional ini dilakukan karena tidak memiliki efek samping dan tergolong murah sehingga masyarakat cenderung menggunakan obat-obatan tradisional (Kumalasari, 2006 ).
Kawasan hutan di Desa Sebunga masih berpotensi sebagai sumber tumbuhan obat, melihat kondisi tersebut maka masyarakat Suku Dayak Salako memanfaatkan hutan sebagai sumber tumbuhan obat dikarenakan masih banyak keanekaragaman jenisnya. Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai studi etnobotani tumbuhan obat di Desa Sebunga Sajingan Besar.
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh Suku Dayak Salako di Desa Sebunga, Mengetahui bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh Suku Dayak Salako di Desa Sebunga, dan Mengetahui cara pengolahan tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh Suku Dayak Salako di Desa Sebunga.
METODE PENELITIAN
Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk penentuan titik lokasi dan Metode snowball untuk penentuan responden dimulai dari Kepala Adat, kemudian Kepala Adat akan merekomendasikan nama responden berikutnya (Bernard, 2004). Kepada tiap responden akan diminta informasi melalui wawancara semi terstruktur mengenai jenis tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional maupun pemanfaatan serta cara pengolahan tanaman obat tersebut
Proses identifikasi dilakukan langsung dilapangan apabila tidak diketahui jenisnya proses identifikasi dilanjutkan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Identifikasi tumbuhan menggunakan buku Flora (Stennis, 2005) dan buku Sistematika Tumbuhan Tingkat Tinggi (Dasuki, 1991).
Pembuatan herbarium dilakukan terhadap tumbuhan yang belum diketahui jenisnya sebagai tumbuhan obat oleh suku Dayak Salako di Desa Sebunga, sedangkan jenis tumbuhan yang sudah umum digunakan atau yang sudah diketahui jenisnya diambil fotonya dan dicatat nama ilmiahnya dan nama daerahnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat Suku Dayak Salako Desa Sebunga Sajingan Besar tercatat 29 Jenis tumbuhan yang terdiri dari 22 famili yang digunakan sebagai obat tradisional.
Jenis penyakit yang dapat disembuhkan serta bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat berbeda untuk setiap spesies. Eurycoma longifolia (Pasak Bumi) yang digunakan akarnya untuk demam atau sakit pinggang, kunyit (curcuma) yang digunakan umbinya diiris kecil-kecil sebagai penurun panas dalam (Tabel 1).
Tabel 1. Pengelompokkan Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili
No. Jenis Tumbuhan Famili
1 Ageratum conyzoides L. (Udu Ulant) Asteraceae
2 Andrographis peniculata (Tengkulut) Achantaceae
3 Archidendron pauciflorum (Jengkol) Fabaceae
4 Cassia alata (Ketepeng) Caesalpiniaceae
5 Centella asiatica (Pegagan) Umbelliferae
6 Cordyline fruticosa (Rinjuank) Liliaceae
7 Curcuma domestica (Kunyit) Zingiberaceae
8 Curcuma xanthorrhiza Roxb (Entemu) Zingiberaceae
9 Cymbopogon citrates (Serai) Poaceae
10 Cyperus rotundus (Rumput Teki) Cyperaceae
11 Dillenia suffruticulata (Tapak Labi/Buan) Dilleniaceae
12 Drynoglosum pilosello (Sisik Naga / Ukah Salah) Polypodiaceae
13 Eurycoma longifolia Jack. (Pasak Bumi) Simaroubaceae
14 Imperata cylindrica (Lalang) Poaceae
15 Justicia gendarussa (Gandaruse) Achantaceae
16 Kalanchoe pinnata (Cocor Bebek / Cakur) Crassulaceae
17 Melastoma polyanthum (Cengkodok) Melastomataceae
18 Neprolepis falcata (Paku Ubant) Polypodiaceae
19 Ornithogalum thyrsoides (Jungkal) Liliaceae
20 Orthosiphon spicatus (Kumis Kucing) Lamiaceae
21 Pandanus amarilifolia (pandan) Pandanaceae
22 Piper nigrum L. (lada/sahang) Piperaceae
23 Phylanthus reticulates L. (Bemali) Euphorbiaceae
24 Schizotachyum blunei (Bambu) Poaceace
25 Solanum torvum (Terong Pipit) Solanaceae
26 Soncus arvensis L. (Lengkuyang) Asteraceae
27 Stenclaena polustris (Miding) Denstaeditiaceae
28 Vitex pinnata (Leban) Verbenaceae
29 Zingiber officinale Robx. (Jahe) Zingiberaceae
Seluruh bagian tumbuhan obat pada dasarnya memiliki khasiat obat. Misalnya akar dan daun. Akan tetapi bagian tumbuhan obat yang paling
banyak digunakan sebagai oleh Suku Dayak Salako Desa Sebunga adalah daun (Tabel 2).
239 Tabel 2. Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Suku Dayak Salako
No. BagianTumbuhan Yang Digunakan Persentase
(%) 1 Daun 65,51 2 Akar 10,35 3 Rimpang 10,35 4 Umbi 6,89 5 Biji 3,45 6 Getah / lendir 3,45 Jumlah 100
Metode pengolahan tumbuhan obat oleh Suku Dayak Salako Desa Sebunga tergantung pada jenis penyakit yang disembuhkan dan jenis tumbuhan.
Metode yang digunakan pada umumnya masih sangat sederhana yaitu dengan cara direbus, dihaluskan serta ada juga yang dioleskan dibadan tergantung jenis penyakit (Tabel 3).
Tabel 3. Pengelompokan tumbuhan obat berdasarkan jenis penyakit dan pengobatannya No. Bagian tumbuhan yang digunakan Jenis Penyakit Cara pengolahan Penyakit luar Penyakit dalam
1. Akar pasak bumi Obat setelah
melahirkan dan obat kuat
Akar dari tumbuhan pasak bumi diambil secukupnya, dicuci bersih, dipotong kecil-kecil dan direbus kemudian airnya diminum 2. a. Daun rinjuank
b. Udu ulant Obat sakit perut
Obat sakit perut daun rinjuank ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, lalu diminum
daun udu ulant diremas-remas kemudian diberi sedikit garam kemudian digosokkan pada bagian perut yang sakit
3. a. Daun tapak labi atau buan
b. Daun temali
c. Daun pakis miding
Obat luka
Daun tapak labu atau buan yang masih muda ditumbuk kemudian ditempelkan pada luka
Daun temali yang masih muda ditumbuk kemudian ditempelkan pada luka
Daun pakis miding ditumbuk kemudian ditempelkan pada luka 4. a. Akar lada atau
sahang
b. Akar terong pipit
Obat sakit pinggang
Akar lada atau sahang diambil secukupnya, dicuci, dan dipotong-potong lalu direbus kemudian disaring dan diminum
Akar terong pipit diambil segenggam kemudian dicuci dan dipotong-potong lalu direbus dan disaring, setelah itu diminum
Lanjutan Tabel. No. Bagian tumbuhan yang digunakan Jenis Penyakit Cara pengolahan Penyakit luar Penyakit dalam
5. a. Rimpang entemu b. Rimpang
kunyit
Sakit kuning
Rimpang entemu diiris kemudian direbus lalu diminum
Rimpang kunyit diiris tipis-tipis kemudian dimasukkan kedalam gelas berisi air putih lalu diminum
6. a. Akar pandan
b. Buah terong pipit
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Akar pandan direbus kemudian diminum air rebusannya
Buah terong pipit dijadikan lalapan atau direbus lalu diminum
7. Serai dan gandaruse
Patah tulang Kedua bahan ditumbuk sampai halus
lalu ditempekan pada bagian tulang yang patah
8. Biji lada atau sahang
Asam urat Biji lada atau sahang diambil secukupnya dan dicuci lalu dimakan langsung
9. Rimpang kunyit Keputihan Rimpang kunyitdibersihkan lalu
ditumpuk bersama beras kemudian airnya diminum
Pembahasan
Hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Suku Dayak Salako di Desa Sebunga Sajingan Besar ditemukan 29 spesies dan 22 Famili (Tabel 1). Penelitian tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh etnis tertentu pada tempat yang berbeda juga pernah dilakukan oleh Meliki (2012) yang menemukan 65 spesies dan 38 Famili pada Suku Dayak Iban. Jumlah jenis dan famili tumbuhan yang ditemukan berbeda diduga karena pengenalan dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masing-masing daerah berbeda sehingga ada tumbuhan di daerah tertentu yang dimanfaatkan sebagai obat tetapi di daerah lain tidak dimanfaatkan. Perbedaan lain juga dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan pada masing-masing daerah.
Tumbuhan obat yang paling banyak digunakan adalah dari famili Zingiberaceae. Banyaknya tumbuhan obat yang ditemukan pada Desa Sebunga dikarenakan masyarakat Suku Daya Salako sudah membudidayakan tumbuhan tersebut di pekarangan rumah dengan kondisi tanah pekarangan yang merupakan tanah gambut sehingga tumbuhan dari famili Zingiberaceae
mudah tumbuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukmana (2004) yang mengatakan bahwa Famili
Zingiberaceae paling banyak ditemukan pada
lingkungan pedesaan.
Bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Suku Dayak Salako adalah daun, akar, rimpang, umbi, biji, getah atau lendir (Tabel 2). Bagian tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat Suku Dayak Salako adalah daun. Penggunaan daun sebagai bahan obat-obatan dianggap lebih mudah karena mudah diambil dan dipercaya mempunyai khasiat yang lebih baik dibandingkan dengan bagian tumbuhan lainnya. Selain itu, penggunaan daun sebagai tumbuhan obat tidak menyebabkan kematian pada tumbuhan dikarenakan daun akan tumbuh kembali dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus (Zuhud & Haryanto, 1994).
Penggunaan bagian tumbuhan sebagai obat tidak hanya pada daun tetapi juga batang, akar, umbi, dan kulit kayu tetapi penggunannya harus dibatasi karena dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan tersebut (Swason, 1998). Selain daun, rimpang tumbuhan juga banyak digunakan karena
241 selain sudah dibudidayakan oleh masyarakat Suku
Dayak Salako, rimpang tumbuhan juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, misalnya kunyit (Curcuma domestica) dan jahe atau liak (Zingiber officinale Robx).
Cara pengolahan tumbuhan obat yang dilakukan oleh Suku Dayak Salako tergantung pada cara pengolahan penyakit dan jenis tumbuhan yang digunakan. Secara umum pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Salako ada dua macam yaitu pengobatan luar dan pengobatan dalam berdasarkan jenis penyakit yang disembuhkan. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan luar dan pengobatan dalam.
Cara pengobatan luar bervariasi berdasarkan jenis penyakitnya. Umumnya jenis pengobatan luar menggunakan tumbuhan tunggal. Sebagian besar cara pengolahan tumbuhannya hanya dengan cara ditumbuk kemudian ditempel pada bagian yang sakit. Sedangkan untuk pengobatan dalam, pengolahan tumbuhan obat umumnya dilakukan dengan direbus kemudian air rebusannya diminum. Selain cara pengobatan di atas, cara pengolahan tumbuhan obat yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Salako tergantung pada jenis tumbuhan yang digunakan dan jenis penyakitnya.
Keberadaan jenis-jenis tumbuhan obat oleh Suku Dayak Salako Desa Sebunga saat ini belum digunakan untuk tujuan komersil. Masyarakat hanya memanfaatkan tumbuhan tersebut untuk kebutuhan merekan sendiri meskipun pada dasarnya didaerah tersebut masih banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan obat yang bersifat komersil atau berpotensi ekonomi dan bahkan sebagian masyarakat di daerah lain mengetahui khasit tumbuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alloy, 2008, Mosaik Dayak Keberagaman Sub suku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat, Institut Dayakologi, Pontianak
Anonim, 2014, ‘Peristiwa sejarah panjang pengobatan tradisional China’, diaskes tanggal 3 November 2014, <http://www.medeka.com/>
Bodeker, G, 2000, Indigenous medical knowledge, The Law and Politics of Protection: Oxford Intellectual Property Research Centre Seminar in St. Peter’s College, 25 th January 2000, Oxford
Bernad, H, 2002, Research methods in antropology: qualitative and quantitative methods, Third edition, Altamitra Press, Walnut Creek, California Dasuki, UA, 1991, Sistematika tumbuhan tingkat
tinggi, Universitas Bidang Ilmu Hayati, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Danoesatro, 1980, Tumbuhan obat keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta
Ernawati, E, 2009, Etnobotani masyarakat suku Melayu daratan, Skripsi, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Giono, W, 2004, Budidaya tumbuhan obat di perkarangan, Agromedia Pustaka, Jakarta
Hardjanto, DP, Lestari & Cing, TC, 2002, ‘Inventerisasi bahan dasar jamu pada beberapa kota di wilayah Jawa Tengah’, Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wancana Salatiga, Jurnal duta farming, vol. 20, hal. 1, Semarang, Kumalasari, LO, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional
Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3(1): 1-7
Martin, G J, 2004, ‘Etnobotani : Sebuah manual pemeliharaan manusia dan tumbuhan’, Edisi bahasa Melayu terjemahan Maryati Mohamed, Natural history publications (Borneo) Sdn, Bhd, Kinabalu, Sabah, Malaysia
Meliki, 2012, Etnobotani tumbuhan obat oleh Suku Dayak Iban Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura Pontianak, Pontianak
Praningrum, 2007, Etnobotani tumbuhan obat tradisional di Kabupaten Malang Bagian Timur, Skripsi, Malang, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN, Malang
Rukmana, R, 2004, Temu-temuan apotik hidup di perkarangan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Steenis, V, Hoed, Bloembergen dan Eyma, 2005,
‘Flora’, PT Pradnya Paramita, Jakarta
Swanson, JK, 1998, ‘Antibiotik resistence of propionibacteriun acnes in acne vulgaris’, Dermatology Nursing, 15(4):359-362
Zuhud, EAM & Haryanto, 1994, Pelestarian pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan obat hutan tropika Indonesia, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Alam Tropika, Bogor