• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Farmasi Optimis Menjadi Pionir di Bidang Pengobatan Herbal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Farmasi Optimis Menjadi Pionir di Bidang Pengobatan Herbal"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Farmasi Optimis

Menjadi Pionir di Bidang

Pengobatan Herbal

UNAIR NEWS – Indonesia memiliki kekayaan mikroorganisme, flora, fauna, dan aspek-aspek lain yang dapat menjadi modal pengembangan ilmu kedokteran. Semua itu merupakan media yang representatif untuk penelitian di bidang pencegahan penyakit, diagnosis penyakit, pengujian obat, pembuatan obat, dan juga penelitian lainnya.

Negeri ini harus optimistis kalau bisa unggul di level dunia. Indonesia jelas kaya akan tanaman herbal. Sudah selayaknya, negeri ini menjadi pioner di bidang pengembangan obat herbal. Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) memiliki banyak pakar di bidang obat herbal. Terlebih, saat ini, UNAIR memiliki Airlangga Health Sciences Institute (AHSI) yang merupakan wadah koordinasi antar sejumlah unit penting di bidang kedokteran dan kesehatan.

“Kami juga memiliki rantai koordinasi pada tiap fakultas. AHSI itu melibatkan multi disiplin ilmu,” kata Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD, K-PTI, FINASIM, Direktur AHSI. Ditambahkan pakar obat herbal asal FF UNAIR Dr. Wiwied Ekasari, Msi., Apt, selama ini, banyak kunjungan dari peneliti/dosen/mahasiswa asing ke fakultasnya. Mereka ingin tahu tentang kekayaan herbal Indonesia. Yang secara geografis, tidak bisa ditemui di kawasan lain. “UNAIR selalu jadi jujukan. Karena, bisa dibilang terdepan dalam pengolahan obat herbal,” papar dia.

Bahkan, pemerintah pusat tak pernah absen melirik kampus ini, bila ada program atau persoalan di bidang pengobatan herbal. Penelitian di UNAIR pun komprehensif. Meliputi banyak detail penyakit dan pengobatannya. “Pengembangan ilmu pengetahuan

(2)

melalui penelitian di bidang herbal, memiliki kedudukan sentral untuk memajukan bangsa Indonesia. Karena, khazanah herbal di negeri ini merupakan kearifan lokal,” kata perempuan kelahiran Surabaya 22 Januari 1969 tersebut.

Peraih dua paten sederhana dengan tajuk Formulasi Kapsul

Fraksi EA Daun Johar Sebagai Obat Antimalaria dan Kombinasi Fraksi EA Daun Johar (Cassia siamea Lamk) Terstandard dan Artesunat sebagai Obat Antimalaria ini mengungkapkan, para

mahasiswa yang mengambil konsentrasi di bidang obat herbal bakal menjadi generasi penerus pengembangan tanaman obat di masa datang. Tentu saja, prospeknya di masa depan terang benderang. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

Delegasi UNAIR di DPP HMPI

Bertekad Memajukan Riset dan

Program Aplikatif

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (HIMASEPA-UNAIR) mendapat undangan untuk hadir dalam acara Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional Dewan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (DPP HMPI). Kegiatan itu diselenggarakan di Aula Gedung D pengurus Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Senayan, Jakarta, pada tanggal 11 hingga 13 November lalu.

Event tersebut dihadiri oleh kurang lebih 200 orang perwakilan

dari 60 Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta seantero nusantara. Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia, yang

(3)

sebelumnya bernama Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum WACANA) Indonesia, merupakan wadah yang menghimpun seluruh organisasi kemahasiswaan program Pascasarjana se-Indonesia.

Organisasi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama aktif dan mengembangkan potensi organisasi kemahasiswaan melalui program Pascasarjana di seluruh Indonesia. Hal tersebut guna mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sekaligus memberikan sumbangan pemikiran serta berupaya memecahkan masalah aktual yang dihadapi bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) mengirimkan delegasi mahasiswa yang merupakan pengurus harian HIMASEPA-UNAIR. Antara lain, Dimas Agung Trisliatanto, S.IIP. (S2 Pengembangan Sumber Daya Manusia) selaku Ketua Umum HIMASEPA-UNAIR, Moch. Isa Anshori, SE., M.Si., (S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia) selaku Ketua II HIMASEPA-UNAIR, Dr. Djoko Soelistya, Ir., MM., (S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia) selaku Koordinator Bidang Humas, dan Andi Malanti K. Paerah, S.IP., M.Si (S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia) selaku Koordinator Bidang Umum.

Disaksikan oleh jajaran dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, jajaran dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga, jajaran dari Kementerian Hukum dan HAM, dan beberapa pejabat dari Kesekretariatan Jenderal DPR/MPR RI serta jajaran anggota DPR RI. Dewan Pengurus Pusat dan Koordinator Wilayah Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia periode 2016-2018 secara resmi dilantik pada tanggal 11 November oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si, Ak, Ph.D, CA.

Rapat Kerja Nasional DPP HMPI dilaksanakan pada tanggal 12-13 November 2016 di Hotel Bintang Raya, Cipanas-Bogor, Jawa Barat. Kegiatan tersebut didahului dengan permainan outbond yang menyenangkan untuk menyatukan seluruh anggota DPP HMPI pada pagi hari. Kemudian siang harinya, dilanjut dengan Rapat

(4)

Struktural Organisasi hingga sore hari guna membentuk struktur organisasi dan menempatkan orang-orang yang kompeten di bidangnya. Sehingga, terpilihlah delegasi mahasiswa Sekolah Pascasarjana UNAIR di posisi organisasi yang strategis baik secara struktural maupun fungsional.

Dr. Djoko Soelistya, Ir. MM, menjabat sebagai Ketua Bidang Koperasi dan UMKM dibantu oleh Moch. Isa Anshori, SE., M.Si, selaku Sekretaris Bidang Koperasi dan UMKM. Sedangkan Dimas Agung Trisliatanto, S.IIP, menjabat sebagai Koordinator Wilayah VI Jawa Timur dan dibantu oleh Andi Malanti K. Paerah, S.IP., M.Si, selaku Sekretaris Koordinator Wilayah VI Jawa Timur.

Pada malam hari hingga dini hari, diadakan Rapat Komisi penentuan program kerja setiap bidang. Dan di hari terakhir, diadakan Rapat Pleno untuk fiksasi semua rapat yang dilakukan agar terorganisir dengan baik.

“Semoga kami selaku delegasi mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga yang telah dilantik, mampu mengemban amanah dan melaksanakan kewajiban sesuai tanggung jawab yang diberikan kepada kami. Sebagai kaum akademik, kami ingin membantu memperkuat hasil analisis riset dari berbagai sektor yang ada di Indonesia dan senantiasa mengharumkan nama almamater Universitas Airlangga tercinta,” kata Dimas Agung Trisliatanto, salah satu delegasi dari UNAIR. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

(5)

Kompetisi

Menulis

“Air

Passion”, Ramaikan Ulang

Tahun HI ke-34

UNAIR NEWS – Mengajak kaum muda untuk berani memberikan pandangan terkait situasi terkini khususnya persoalan budaya dan globalisasi menjadi salah satu program yang ditawarkan oleh Air Passion (Airlangga International Relations Paper Competition). Air Passion sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (HI) UNAIR untuk memeriahkan hari jadi yang ke -34 yang bertajuk WESTPHALIA (the Warmest Enactment of Social Tribute and Phenomenal Anniversary).

Acara Puncak Air Passion ini digelar Hari Jumat (18/11) lalu di Aula Soetandyo Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR. Tema Air Passion tahun ini adalah “Krisis Identitas dan Globalisasi: Reaktualisasi dan Memajukan Budaya Indonesia” sejalan dengan tema besar WESTHAPHALIA yaitu “Global Cultural”. Penyelenggaraan Air Passion sendiri bertujuan untuk mendorong pemuda – pemudi Indonesia, khususnya yang berumur 16 – 25 tahun untuk bisa berpikir kritis dalam memberikan analisis dan penyelesaian terhadap masalah – masalah Budaya Indonesia di tengah maraknya globalisasi. “Karena tema besar HI Anniv tahun ini tentang budaya, jadi

nyari sisi menarik buat dibahas akhirnya dikaitkan dengan

globalisasi yang bikin identitas budaya Indonesia sebagai

sense of belonging semakin terkikis.” Ujar Noviawati Lesmana

Ketua Panitia Air Passion.

Dari semua esai yang terkumpul untuk mengikuti kompetisi tersebut, terpilih 15 paper terbaik yang lolos untuk dipresentasikan di acara puncak Air Passion. “Kami menyeleksi esai online dari bulan Agustus hingga Oktober, hingga akhirnya

(6)

terpilih 15 finalis yang akan presentasi.” ujar Tara Wardhani salah satu panitia Air Passion. Peserta yang terseleksi meliputi peserta dari kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dari mahasiswa beberapa universitas seperti; Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Airlangga.

Dalam acara tersebut, Dosen Prodi HI UNAIR Joko Susanto, S.IP., M.Sc juga menyampaikan materi yang terkait dengan globalisasi yang kemudian menjadi bahan Focus Grup Discussion

(FGD) peserta agar dapat ditemukan solusi strategis bagi

Indonesia dalam menghadapi krisis indentitas dan globalisasi.. Diantara kelimabelas tim tersebut, hanya tiga tim saja yang akhirnya mendapatkan penghargaan diantaranya Juara 1 Yoko (UNAIR), Juara II Radityo Akbar (UNAIR) dan Irena Lucy (Universitas Indonesia) dan Juara III Yoshica dan Sada (UNAIR) serta satu penghargaan dengan kategori The Most Passionate (Superlative Award) yang diterima oleh Lucia dan Hanun peserta dari SMAN 11 Surabaya. Semua pemenang mendapatkan hadiah berupa uang tunai, piala, sertifikat dan buku Jurnal Hubungan Internasional. (*)

Penulis: Ahalla Tsauro Editor : Faridah Hari

Sudah Saatnya, Penanganan

Kesehatan Jiwa pada Pasien

(7)

Penyakit Kronis di RSU

UNAIR NEWS – Fokus penanganan kesehatan jiwa sekarang ini sudah saatnya untuk tidak hanya dilakukan di rumah sakit jiwa (RSJ) saja, tetapi saat sudah seharusnya dilakukan oleh komunitas-komunitas dan general hospital (rumah sakit umum/RSU). Hal ini perlu dilakukan karena pasien penyakit kronis di RSU juga tidak sedikit yang mengalami gangguan kejiwaan akibat penyakitnya, misalnya gelisah, cemas, stress, dsb. Dengan penanganan kesehatan jiwa di RSU maka diharapkan pasien tidak jatuh menjadi depresi.

Demikian Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep. Ns., M.Kep, penanggungjawab Program Magister Keperawatan Minat Jiwa, Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR. Karena itu pula seperti Kamis (15/11) Program Magister Keperawatan Minat Jiwa FKp UNAIR melaksanakan pengabdian masyarakat di Rumah Sakit PHC (Primasatya Husada Citra) Surabaya. Sebanyak 19 mahasiswa S-2 peminat jiwa ini memberikan seminar dan pelatihan kepada perawat RS PHC tentang penanganan psikososial pada penyakit kronis di rumah sakit.

”Ini pengmas kami yang pertama, dan ini kita lakukan karena teman-teman dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pun sepakat menggeser orientasi pembinaannya juga menggarap masalah psikososial di RSU,” lanjut Dr. Hanik kepada unair.news.

Dengan pengmas pemberian pelatihan penanganan kesehatan jiwa ini, diharapakan menambah caring (keperdulian) pelayanan perawat kepada pasien di RSU. Bagi mahasiswa, sharing ini bisa memberi dampak positif yang bermanfaat bagi orang lain (perawat) dan lembaganya, serta akan meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan magister FKp UNAIR.

Seperti diketahui, Program Magister Keperawatan FKp UNAIR ini terdapat empat peminatan, yaitu minat jiwa, komunitas, medical bedah, dan manajemen. Minat jiwa merupakan angkatan pertama

(8)

(19 mahasiswa), sedangkan program Magister di FKP UNAIR sudah sembilan angkatan, dan saat ini jumlah mahasiswanya mencapai 109 orang.

Pada minat jiwa, lanjut Hanik, biasanya orang melihat orientasinya pada psikiatri hospital, tetapi FKp UNAIR mencoba untuk membangun Askep (asuhan keperawatan) psikososial pada

general hospital (RSU). Ini untuk membangun ikatan caring dan

kompetensi perawat agar bagaimana mereka bisa berlaku caring.

DIPANDU mahasiswa S2 Minat Jiwa FKp UNAIR, perawat RS PHC mempraktikkan relaksasi dengan teknik “lima jari”. (Foto: Bambang Bes)

”Melihat masalah-masalah pada pasien penyakit kronis di RSU, maka kami mencoba melakukan pengabdian ini untuk membangun perilaku kecendekiawanan dengan meningkatkan caring perawat dengan pendekatan psikososial di general hospital,” tambah Hanik.

Ranah atau orientasi yang digarap dalam penanganan gangguan/kesehatan jiwa ini, lanjut Dr Hanik, ada tiga hal. Pertama, individu yang sehat supaya menjadi produktif. Kedua,

(9)

psikologis seseorang supaya tidak sakit, sehingga pada pasien-pasien penyakit kronis itu termasuk yang beresiko, sehingga supaya tidak cemas, tidak jatuh pada depresi, dsb. Yang ketiga adalah gangguan, yaitu pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti di RSJ supaya tidak kambuh.

”Kami mengambil yang beresiko ini agar bagaimana pasien-pasien yang mengalami sakit kronis, terutama di RSU, mereka bisa memiliki perilaku yang sehat. Jadi kita akan promosi kesana,” tambah dosen FKp UNAIR ini.

Mengapa sasaran pelatihan pada perawat? Karena perawatlah yang akan berhubungan dengan pasien, sehingga mereka bisa mengajari pasien. Misalnya bagaimana melakukan relaksasi untuk mereduksi kecemasan atau depresi, misalnya mereka diajarkan bagaimana melakukan relaksasi dengan teknik deep breathing (pernafasan dalam) dan teknik lima jari. Dengan cara ini diharapkan kecemasan akibat sakit apapun bisa berkurang.

”Kami berharap setelah dilatih ini para perawat di RSU benar-benar bisa menerapkan kepada pasien-pasiennya,” kata Dr. Hanik Endang Nihayati, seraya menjelaskan bahwa ada rencana setelah pengabdian di PHC ini akan ada lagi satu program pengmas mandiri, dan satu pengabdian lagi yang fokus pada resiko. (*) Penulis: Bambang Bes

“Kampoeng Aksi” Mahasiswa

Akuntansi UNAIR Banyuwangi

(10)

Bina Manajemen UKM

UNAIR NEWS – “Kampoeng Aksi”. Itulah nama kegiatan yang dipelopori mahasiswa prodi Akuntansi PDD Universitas Airlangga Banyuwangi. Mereka bergerak secara serentak memberikan solusi untuk mengatasi kegalauan dalam kompetisi bisnis pada UKM tradisional di Kelurahan Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (20/11) lalu.

Seperti diketahui, Kelurahan Gombengsari dikenal banyak berdiri UKM (Usaha Kecil Menengah) oleh warga setempat, terutama untuk produk kopi, pisang, dan kerajinan tangan. Terdata sekitar 300 UKM. Namun UKM tradisional ini bisa terancam akibat hadirnya usaha-usaha modern yang lebih terstruktur.

Menurut I Gede Oka M.S.P, ketua pelaksana kegiatan, “Kampoeng Aksi” ini bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada di desa binaan selama kurun waktu lima tahun. Pelaksanaannya, tahun pertama diawali dengan survei potensi UKM. Tahun kedua pada pemilahan bidang spesifikasi dan pengembangan kembali UKM. Pengembangan selanjutnya pada tahun ketiga. Kemudian evaluasi dan controlling pada tahun keempat, dan tahun terakhir pada pelepasan desa binaan yang sudah mandiri.

Peserta “Kampoen Aksi” adalah semua pemilik UKM di Kelurahan Gombengsari, Banyuwangi. Kegiatan tahun pertama diawali dengan

Focus Group Discussion (FGD) pada Sabtu (19/11) lalu. Kemudian

dilanjutkan kegiatan baksos oleh mahasiswa, senam bersama masyarakat, survei potensi UKM, dan pelatihan pembukuan bagi UKM yang sudah berdiri.

(11)

FOCUS Group Discussion warga dan pelaku UKM di Kelurahan Gombengsari, Banyuwangi, berdiskusi bersama mahasiswa UNAIR Banyuwangi. (Foto: Reynaldo Bimatoro)

”Pelatihan pembukuan ini bertujuan agar pemilik UKM dapat lebih tersruktur dan dapat memperkirakan untung-rugi dan pendapatan usaha tiap bulan. Aksi ini dilakukan karena sebelumnya mereka belum pernah menerima pelatihan serupa, sehingga nanti mereka akan bisa memperkirakan untung rugi dan pendapatan tiap bulannya,” kata Gede Oka.

Suprapto (44), warga dan pelaku UKM bengkel las dan toko spare

part motor, mengakui merasa senang dengan adanya pelatihan

ini, karena merasa lebih terbantu dalam menjalankan usaha yang lebih tertata.

“Sebelumnya saya tidak tahu bagaimana cara menghitung penghasilan bersih per bulan, setelah latihan ini saya jadi tahu bahwa sebenarnya saya rugi karena penjualan spare part lama tidak seimbang dengan ketika awal saya membeli onderdil. Tapi sebelumnya saya tidak sadar karena tertutup dengan hasil bengkel, dan tidak pernah saya hitung sedetil itu,” kata Suprapto sambil tertawa.

(12)

Kepala Prodi Akuntansi sekaligus Sekretaris Koordinator PDD UNAIR Banyuwangi, AA Gde Satia Utama, SE, M.Ak.,CA menyatakan bangga dengan kegiatan ini karena ide-ide kreatif mahasiswa, yaitu secara kritis mencari pokok-pokok permasalahan di masyarakat, sehingga penggiat UKM yang hadir juga sangat antusias mengikuti pelatihan, diberikan paparan tentang informasi penjualan, pemasaran produk yang terkini, juga antisipasi system kredit yang sering membuat mereka terjebak dalam hutang berkepanjangan.

“Harapan saya, semoga kegiatan ini bisa menjadi jembatan penghubung antara mahasiswa dengan warga pelaku UKM dan bisa saling mendukung untuk pengembangan kedepannya,” kata Gde Satia Utama, kepada unair.news di dilokasi kegiatan. (*)

Penulis: Siti Mufaida Editor: Bambang Bes

Kenalkan Khasiat Pengobatan

Tradisional Melalui BOTM

UNAIR NEWS – Pertama kalinya, Program Studi Pengobat Tradisional (Battra) Fakultas Vokasi UNAIR mengadakan kegiatan Battra On The Move (BOTM) di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Minggu (27/11). Kegiatan ini diadakan sebagai persembahan hari jadi Prodi Battra yang ke-11. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi yoga bersama yang dimulai sejak pukul enam pagi dan dilanjutkan demo pijat. Selain itu, pengunjung yang hadir bisa merasakan pijat dan akupunktur yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Battra secara gratis.

Edith Frederika Puruhito, SKM., M.Sc, selaku Faculty

(13)

kegiatan ini bertujuan mengenalkan kepada masyarakat mengenai Prodi Battra UNAIR. Ia juga menambahkan, masyarakat sekarang cenderung mengonsumsi makanan serba instan yang tak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, BOTM hadir untuk mengenalkan kembali pentingnya pola hidup sehat.

“Kita ingin mengupayakan healthy life style with natural way. Bisa dengan jamu, bisa dengan makan-makanan sehat,” jelasnya. Menurut Edith, pengobatan tradisional tak kalah bagus dengan pengobatan konvensional. Indonesia sendiri memiliki minuman pengobatan tradisional yang terbuat dari tumbuh – tumbuhan yang dikenal dengan jamu. Jamu memiliki banyak manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta mencegah penyakit.

“Tubuh itu kan punya imun. Imun dalam tubuh itu bisa kita tingkatkan dengan meminum jamu. Jamu juga bisa sebagai komplementer atau pelengkap dari pengobatan konvensional yang ada. Lebih awalnya sebagai pencegahan terhadap penyakit,“ tandasnya.

“Dari kegiatan ini kita bisa bagi ilmu, bagi kiat- kiat sehat dan juga ada konsultasi gratis,” imbuh Edith.

Rencananya, kegiatan BOTM akan diadakan setahun sekali sebagai bentuk pengabdian Prodi Battra kepada masyarakat. Ia juga berharap ke depan agar Prodi Battra tetap membuat Branding dengan kegiatan yang menyuarakan hidup sehat, guna meningkatkan kualitas hidup serta memperkenalkan manfaat dan khasiat pengobatan tradisional kepada masyarakat.

Kegiatan ini dihadiri pengunjung mulai dari anak – anak hingga orang tua. Ayu Mayasari salah satu terapis pengobatan akupunktur dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa pengunjung yang hadir datang dengan berbagai keluhan penyakit. Di pengobatan akupunktur, pengunjung akan di terapi dengan ditusuk jarum akupunktur di tempat yang dipercayai sebagai stimulus kinerja salah satu organ tubuh yang bermasalah. Pengobatan akupunktur sendiri merupakan pengobatan tradisional

(14)

yang berasal dari Tiongkok.

“Dalam tubuh manusia terdapat aliran energi Qi, jadi kalau ada penyakit atau keluhan yang muncul dari dalam tubuh mungkin ada yang terhambat dari aliran Qi-nya. Jarum akupunktur ini ditusukkan di titik penting di bagian tubuh untuk melancarkan Qi-nya,” jelas Ayu. (*)

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

Ahli Ilmu Politik UNAIR

Dikukuhkan

Jadi

Anggota

Akademi Ilmu Pengetahuan

Indonesia

UNAIR NEWS – Kepakarannya dalam bidang Ilmu Politik tak diragukan lagi. Ratusan artikelnya tentang Ilmu Politik, khususnya kajian pemilu dan partai politik, pernah dimuat di media massa. Puluhan artikel dalam topik yang sama juga pernah dipublikasikan oleh berbagai lembaga.

Dialah Profesor Ramlan Surbakti, Drs., M.Si., Ph.D, yang baru saja dikukuhkan menjadi anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Prof. Ramlan dikukuhkan sebagai anggota Komisi Ilmu Sosial AIPI. Pengukuhannya dilangsungkan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Universitas Airlangga, Sabtu (26/11).

Dalam pengukuhannya, Prof. Ramlan membacakan orasi ilmiahnya yang berjudul “Tata Kelola Pemilu sebagai Subkajian Pemilu

(15)

Terapan”. Mengawali orasinya, Prof. Ramlan mengutip sebuah pernyataan. “You can have election without democracy. But, you

cannot have democracy without election,” tegas Guru Besar Ilmu

Perbandingan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR.

Prof. Ramlan menyampaikan, ada delapan parameter yang menunjukkan pelaksanaan pemilu berjalan bebas, jujur, dan adil. Parameter ini ia sampaikan ketika menjadi ahli dalam

People Tribunal on Malaysia Election tahun 2013. Pertama,

undang-undang pemilu berisi penjabaran pemilu yang demokratik dan mengandung kepastian hukum. Kedua, menjamin kesetaraan antar warga negara. Ketiga, persaingan yang bebas dan adil antar peserta pemilu.

Keempat, partisipasi warga negara sebagai pemilih dalam penyelenggaraan pemilu. Kelima, badan penyelenggara pemilu harus mandiri, kompeten, berintegritas, efisien, dan dengan kepemimpinan yang efektif. Keenam, proses pemungutan dan penghitungan suara berdasarkan asas pemilu demokratik dan prinsip pemilu berintegritas. Ketujuh, keadilan pemilu yang ditandai dengan respon penyelenggara pemilu terhadap situasi di lapangan. Kedelapan, prinsip nirkekerasan dalam proses pemilu.

“Pemilu sudah bebas tapi belum adil. Seharusnya, mereka (tim kampanye calon) menunjukkan prestasi dengan data-data. Seharusnya, kampanye tidak menjelekkan suku bangsa. Karena kondisi suku bangsa merupakan given, identitas budaya dan sudah diatur dalam konstitusi,” tegas Prof. Ramlan.

Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pemilu di Indonesia adalah melaksanakan pendidikan tata kelola pemilu. Saat ini, tata kelola pemilu masih termasuk dalam kajian pemilu (electoral studies) yang dikaji dalam perbandingan politik, dan politik nasional. Dengan adanya pembelajar yang memahami tata kelola pemilu, mereka diharapkan bisa membentuk draf rancangan peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), membentuk

(16)

petunjuk pelaksanaan peraturan KPU, merumuskan spesifikasi teknis berbagai jenis logistik pemilu, dan sebagainya.

Acara inaugurasi dihadiri oleh Ketua AIPI Prof. Sangkot Marzuki (Universitas Monash), Ketua Komisi Ilmu Sosial AIPI Prof. Taufik Abdullah (Universitas Gadjah Mada), Sekretaris Jenderal AIPI Dr. Budhi M. Suyitno (Institut Teknologi Bandung) dan para anggota AIPI lainnya. Saat ini, AIPI beranggotakan 55 orang.

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, yang juga hadir dalam inagurasi memberikan apresiasinya terhadap Prof. Ramlan yang menjadi satu-satunya representasi UNAIR di AIPI. “Kita cukup bangga karena ada representasi dari UNAIR pada lembaga yang prestisius itu. Tidak semua orang bisa menjadi anggota. Pak Ramlan masih menjadi satu-satunya di sana (dari UNAIR),” tutur Prof. Nasih.

Ke depan, Prof. Nasih berharap ada semakin banyak para akademisi UNAIR yang bergabung pada berbagai komisi organisasi para ilmuwan Indonesia itu.

Penulis: Defrina Sukma S

Ketoprak Humor Himpuni Buat

Hadirin Ger-Geran

UNAIR NEWS – Pementasan Ketoprak Humor yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Ikatan Alumni PTN se-Indonesia (Himpuni) dengan lakon Menyatukan Kembali Nusantara di Balai Budaya Komplek Balai Pemuda, Surabaya, Jumat 25 November 2016 malam, sukses menghibur pengunjung. Pada gelaran yang berlangsung sekitar dua jam empat puluh lima menit tersebut, hadirin

(17)

dibuat ger-geran dan bertepuk tangan nyaris tanpa henti. Pasalnya, banyak polah aktor dan aktris dadakan yang mengundang tawa.

Tak kurang 80 tokoh yang turut memeriahkan acara tersebut. Antara lain, Rektor UNAIR Prof., Dr., Moh Nasih SE., MT., CMA., Ak., Bupati Jember Faida, Rektor ITS Prof. Joni Hermana, Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Direktur Utama BTN Maryono, serta Ketua Asosiasi Pengelola Carbon Muslich Ramelan. Tak ketinggalan, advokat senior Sirra Prayuna, Bambang Hendroyono, Ridwan Djamaludin, Haiban Hadjid, dan pengurus Himpuni lainnya.

Adegan lucu di antaranya tampak saat salah satu aktor memanggil salah satu teknisi. “Mas, mic nggonku kok gak

krungu? Sampean cekno rene, Mas (Mas, mic saya kok tidak

kedengaran ya? Coba dicek ke sini, Mas),” kata dia. Karena teknisi yang dimaksud tak kunjung datang, lelaki bertubuh dempal itu kembali nyeletuk. “Mas, wes ta gak popo melbu neng

panggung. Gak usah isin-isin, koen gurung bayaran ta (Mas,

sudah, tidak apa-apa masuk ke panggung. Tidak usah malu-malu, apa kamu belum digaji)?” cetusnya, disusul teknisi bertopi merah yang gupuh menuju panggung dan membantunya.

Sering kali, para pemain lupa dialog. Kadang, mereka berbicara tidak pada waktu yang semestinya. Seperti yang dilakukan Faida, pemeran Anita Dewi, istri dari Prabu Airlangga. “Kalau ada yang kelupaan ya wajar. Lha wong saya latihan cuma satu kali,” papar dia seraya tertawa renyah saat ditemui di belakang panggung.

Suasana guyonan juga terjadi saat Anita Dewi berdialog dengan Prabu Airlangga (diperankan Rektor UNAIR Prof. Nasih). Dalam salah satu adegan, terlihat Prabu bergelar Sri Maharaja Rakae Halu Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Ananthawikrama Tunggadewa itu berada terlalu jauh dari pasangannya. Sepasang matanya pun tidak memperhatikan lawan bicaranya. “Kang, lihat aku, dong,” ujar Faida, aktris yang penuh improvisasi dalam

(18)

pementasan kali ini.

Mendengar permintaan itu, Prof. Nasih segera menghadap ke arah Faida. “Oh, iyo iyo,” gumamnya. Lantas, tiba-tiba sejumlah penonton berteriak. “Kurang mepet (dekat)!”, “Iyo iku, mepet maneh ta lah (Iya itu, dekati lagi). Kan suami istri?!” demikian yang terdengar. “Ojok mepet-mepet. Gak isok muleh

mengko aku (Jangan terlalu dekat. Nanti saya tidak bisa

pulang),” celetuk Prof. Nasih diiringi tepuk tangan dan tawa renyah hadirin.

Yang jelas, pertunjukkan kali ini memberikan kesan tersendiri. Selain sarat guyonan, pesan dan cerita sejarah menjadi konten utama. Sutradara Aries Mukadi, seniman dari Wayang Orang Bharata, mengatakan bahwa pagelaran ini berguna untuk membangun kesadaran persatuan sebagai satu Bangsa Indonesia dan melestarikan budaya. Cerita Ketoprak ini diambil dari nukilan kisah Majapahit pada tahun 1400-an.

Rektor UNAIR Prof Nasih (kanan) terlihat total menjalankan perannya sesuai naskah. Meski, guyonan kerap terjadi di atas panggung. (Foto: Yudira Pasada Lubis)

(19)

Dikisahkan, negeri ini berusaha mempertahankan kesatuan wilayah Nusantara dari ancaman perpecahan. Diperkirakan, kondisinya mirip dengan keadaan saat ini. Pengaruh hasutan kekuasaan asing, tekanan ekonomi, konflik politik, gangguan keamanan oleh perompak dan pemberontak, luruhnya budaya dan semakin minimnya rasa persatuan diantara pemimpin-pemimpin lokal. Hal inilah yang mengingatkan kita akan pentingnya semangat persatuan dan kesatuan Bangsa.

Berkaitan dengan Dies Natalis UNAIR, ditampilkan perjuangan Naraya Airlangga (Prabu Airlangga) pada tahun 1000 M yang mencoba menyatukan Dwipantara. Saat itu, Dwipantara terbagi oleh kekuasaan Sriwijaya di bagian barat dan Medang Mataram di wilayah timur. Kesuksesan menyatukan kedua wilayah itu menjadikan Naraya Airlangga dinobatkan sebagai Raja Kahuripan dengan gelar Sri Maharaja Rakae Halu Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Ananthawikrama Tunggadewa.

“Pesan moral dari ketoprak ini adalah tentang kekompakan yang merupakan kunci utama guna memperkokoh nusantara. Kerajaaan Kahuripan yang dipimpin Prabu Airlangga itu dulunya makmur. Karena kemakmuran itu, banyak negeri yang mau bergabung. Di aspek ini bisa ditarik pelajaran pula, bahwa kemakmuran bisa menguatkan negara. Maka itu, mari bersama-sama, bersatu padu, menyejahterakan rakyat,” kata Prof Nasih saat diwawancara setelah tampil.

HIMPUNI adalah gabungan dari tak kurang 23 organisasi alumni se-Indonesia. Antara lain, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Ikatan Alumni Universitas Diponegoro (IKA UNDIP), Ikatan Alumni Universitas Mataram (IKA UNRAM), Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB), Keluarga Besar Alumni Gadjah Mada (KAGAMA), Keluarga Alumni Univesitas Jenderal Soedirman (KAUNSOED), dan Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB)

(20)

(IKA ITS), Ikatan Alumni Universitas Sumatera Utara (IKA USU), Ikatan Alumni Negeri Medan (IKA UNIMED), Ikatan Alumni Universitas Andalas (IKA UNAND), Ikatan Alumni Universitas Lampung (IKA UNILA), Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (IKA UNPAD), Ikatan Alumni Universitas Negeri Padang (IKA UNP), Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), Ikatan Alumni Universitas Udayana (IKA UNUD), Ikatan Alumni Universitas Sam Ratulangi (IKA UNSRAT), Ikatan Alumni Universitas Sriwijaya (IKA UNSRI), Ikatan Alumni Universitas Hasanudin (IKA UNHAS), Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA), Ikatan Alumni Universitas Veteran (IKA UPNVJ), Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE), serta Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ). (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Pemilihan Duta FEB UNAIR

2016, Harus Berwawasan Luas

UNAIR NEWS ─ Pemilihan duta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR telah mencapai tahap akhir, pada Rabu (23/11). Sebelumnya, serangkaian proses seleksi dimulai dengan tes tulis dan wawancara personal. Dalam tahap ini, 10 finalis yang terpilih dari prodi Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Islam, dan Manajemen harus menyelesaikan butir demi butir soal pengetahuan umum.

Kapasitas para finalis dalam bidang ekonomi, pengetahuan seputar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta perkembangan era digital akan diuji dalam tahap tes tulis. Tidak hanya itu, masing-masing finalis pun menampilkan talentanya. Salah satunya seperti Sarah Savira, finalis dari prodi Ekonomi

(21)

Pembangunan yang menunjukkan bakatnya dalam membacakan ayat-ayat suci Al-quran.

Tahap akhir dari pemilihan duta FEB dibuka secara umum di Aula ABC FEB UNAIR. Setiap finalis membawa visi dan misi masing-masing untuk membangun FEB menjadi lebih baik. Namun sebelum tahap akhir, seluruh finalis menjalani masa karantina untuk mempelajari fakultas ekonomi dan bisnis, public speaking, dan

beauty class.

Diyas Indiastary Setelah Didaulat Menjadi Duta FEB UNAIR 2016. (Foto: Istimewa)

“Saya lebih menekankan pada pengembangan aspirasi mahasiswa, terutama mengembangkan perekonomian. Banyak mahasiswa yang memiliki ide-ide, tapi belum memiliki wadah untuk menampung seluruh ide-ide tersebut,” tutur Sarah.

Penobatan duta FEB diumumkan usai tahap akhir proses pemilihan. Diyas Indiastary dari prodi Ekonomi Islam menyabet gelar Duta FEB 2016, disusul Natasya Devi dari prodi Akuntansi sebagai runner up Duta FEB 2016, dan Frida Anggraini dari

(22)

prodi Manajemen menjadi Duta Favorit.

“Bagi saya, seorang duta itu tidak hanya mengandalkan fisik, tapi harus berwawasan luas dan mengetahui cara bersikap, entah terhadap orang lain, karyawan, hingga kemahasiswaan,” tutur Diyas saat ditemui di tempat berbeda.

Ke depan, seluruh finalis duta akan tergabung dalam sebuah paguyuban. Selain itu, mereka akan menyalurkan kontribusi bagi fakultas dan ikut andil pada program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa FEB.(*)

Penulis : Siti Nur Umami Editor : Dilan Salsabila

Pengmas Magister Keperawatan

UNAIR Tingkatkan ‘Caring’

Perawat RS PHC

UNAIR NEWS – Bidang pengabdian masyarakat Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga mencatat sejarah baru. Didukung 19 mahasiswa angkatan perdana peminatan jiwa pada Program Magister Keperawatan FKp UNAIR, mereka melaksanakan pengabdian masyarakat di RS Primasatya Husada Citra (PHC), Kamis (24/11). Kegiatan ini merupakan rintisan pengmas pertama mahasiswa peminatan jiwa angkatan pertama dari sembilan angkatan Program Magister Keperawatan di FKp UNAIR.

Tema pengmas Program Magister Keperawatan UNAIR di RS PHC ini “Meningkatkan Caring Perawat Melalui Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Psikososial pada Penyakit Kronis di Rumah Sakit”. Seminar ini diikuti perawat RS PHC, dan dibuka oleh Kepala RS

(23)

PHC Dr. Drg. Dwi Aryani, MARS. Hadir dalam acara ini adalah Dekan Fakultas Keperawatan UNAIR Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons).

Prof. Nursalam mengatakan sangat mendukung dengan seminar yang dilaksanakan bekerjasama dengan RS yang sudah bertipe B ini. Topik caring dalam penanganan psikososial dipilih yang dijadikan topik, menurutnya, karena semua ners harus mempunyai jiwa caring (perduli).

Caring yang dimaksudkan Prof. Nursalam, bahwa perawat itu

harus memiliki tiga hal. Pertama, kaya hati (golden heart), kedua harus kaya ilmu supaya bisa memberi keopada orang lain. Yang ketiga harus kaya secara benar-benar, supaya kita juga benar-benar bisa memberi.

”Itu yang harus kita bangun untuk perawat, sehingga dalam

caring ini ada nuansa tanggungjawab, care/perduli, perhatian

(kepada pasien) dsb. Terkait dengan psikososial, ada banyak aspek yang harus diperhatikan untuk dirawat, jadi bukan hanya aspek biologisnya tetapi juga psikologis dan aspek sosial. Itu semua yang harus disentuh,” kata Prof. Nursalam, Guru Besar FKp UNAIR ini.

Dalam seminar dan pelatihan di PHC dengan tema diatas, disampaikan oleh Rustafariningsih, S.Kep.NS., serta oleh Dr. H a n i k E n d a n g N i h a y a t i , S . K e p . N s . , M . K e p . , s e l a k u penanggungjawab Peminatan Jiwa Program Magister Keperawatan FKp UNAIR.

(24)

PERAWAT PHC Surabaya dilatih deep breathing (pernafasan dalam), teknik untuk mengurangi rasa cemas, stres, atau depresi pada pasien. (Foto: Bambang Bes)

“Kamis Ilmiah”

Sementara Kepala RS PHC Dr. drg. Dwi Aryani, MARS., berharap kerjasama ini bisa berlanjut dan saling membawa manfaat untuk kedua pihak, yang intinya untuk meningkatkan caring ners, baik keilmuan dan keterampilannya. Bagi PHC, hal demikian sesuai dengan komitmen dan nilai-nilai lembaga yaitu professional,

care, dan accountable.

”Jadi ilmu tentang caring ini harus selalu di-update supaya nanti aplikasi dalam pelayanan keperawatan pada pasien menjadi lebih baik. Harapan kami seperti itu, karena RS PHC ini tipe B, makin besar, disini ada 247 kamar, pasiennya makin banyak. Jadi agar nilai-nilai tadi bisa dicapai dengan memberikan pelayanan yang caring,” tambah Dwi Aryani.

Kerjasama dengan FKp UNAIR ini merupakan yang pertama. Karena itu kedepan diharapkan bisa berlanjut. Apalagi, kata Dwi,

(25)

secara informal Prof. Nursalam ingin ”menitipkan” mahasiswa S2 FKp UNAIR untuk residen di PHC. Karena fasilitasnya dinilai sudah memenuhi syarat, maka pihaknya juga akan mendorong nanti diadakan MoU.

”Sebab disini juga dipakai PKL mahasiswa keperawatan PTS dan praktik dokter muda dari suatu PTS. Kalau nanti ada residen mahasiswa S2 Keperawatan UNAIR maka akan semakin memberi nilai tambah bagi perawat disini. Intinya kerjasama itu akan menguntungkan kedua pihak,” katanya.

Sekarang pun, perawat atau paramedis di PHC diminta untuk senantiasa meningkatkan ilmu dan keterampilannya. Caranya, setiap Kamis diadakan kegiatan bersifat edukatif, ”Kamis Ilmiah.” Karena itu ketika ada tawaran kerjasama dengan UNAIR pihaknya langsung menerima. Sekarang juga sudah ada lima ners PHC yang lulus D3 dikirim studi lanjut S1 Keperawatan di FKp UNAIR.

”Yang studi lanjut ke S-2 belum, tetapi sudah dalam perencanaan,” kata Dwi Aryani, yang kini membawahi 543 keryawan itu, 284 diantaranya perawat. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai masyarakat yang masih mempercayai roh nenek moyang mereka juga tidak lupa menyertakan campur tangan mereka untuk keselamatan dalam perjalanan mencari ikan

Berdasarkaan berbagai tahapan analisa yang telah dilakukan dari analisa Statistik Pitch, Formant, dan Spectogram dan Analisa One Way Annova sesuai dengan skenario penelitian yang

Tesis adalah karya tulis akademik akhir yang menunjukkan hasil studi dan atau penelitian yang dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing, sebagai

Apakah unit Pengelola program studi wajib menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka

Himbauan pemerintah pada semua jenjang pendidikan yang berada di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 bahwa proses belajar dilakukan dari rumah, sehingga proses

Penelitian ini memodelkan suatu objek 3D dengan menggunakan LightWave Modeler kemudian dilakukan analisis hasil pemodelan dengan menggunakan graphic editor yang ada

Pada gending yang dipilih, dinamika kendhangan digunakan sebagai gradasi atau perbedaan dari berbagai bentuk gending, pada bagian mérong menggunakan volume yang lirih