• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Akuntasi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Akuntasi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

87 - Volume 5, No. 4, November 2016

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENGGUNAAN TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KESIAPAN INSTANSI

PEMERINTAH DALAM PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL (STUDI PADA SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDA ACEH)

Syarifah Hanifa Soraya1, Hasan Basri2, Heru Fahlevi 1) Magister AkuntansiProgram Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,)

Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Abstract: This study aims to examine the effect of the capacity of human resources, the use of

information technology and organizational commitment on the readiness of government agencies in the implementation of accrual based government accounting system, simultaneously and partially. The populations in this study are all budget authorities within the Office of Religious Affairs Agencies of Banda Aceh with a total respondents of 80 persons. This study conducted a census by distributing questionnaires and an analysisusing Multiple Linear Regression. Returned and usable questionnaires were 75 copies, 93,75% of the total questionnaires distributed. The results showed that the capacity of human resources, the use of information technology and organizational commitment simultaneously and partially have positive effect on the readiness of government agencies in the implementation of accrual based accounting at the working units of the Office of Religious Affairs of Banda Aceh. This study was conducted only by distributing the questionnaires without any interview, therefore, it is suggested that further researchis performed by including interviews directly with the respondents as well as addition of other possible variables.

Keywords: Human Resource Capacity, Use of Information Technology, Organizational Commitment,

Accrual based Government Accounting System

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kapasitas sumber daya manusia,

penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengelola anggaran yang ada di lingkungan Instansi Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dengan jumlah responden sebanyak 80 orang. Penelitian ini dilakukan secara sensus melalui penyebaran kuesioner yang kemudian dianalisis dengan metode regresi linear berganda. Kuesioner yang dikembalikan dan dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 buah yaitu 93,75 % dari total kuesioner yang disebarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh. Penelitian ini hanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tanpa wawancara langsung dengan para responden sehingga kemungkinan hasil yang diperoleh kurang akurat. Oleh karena itu disarankan bagi penelitian selanjutnya agar juga melakukan wawancara secara langsung terhadap para responden serta dengan menambahkan variabel pendukung lainnya.

Kata Kunci: Kapasitas SDM, Penggunaan Teknologi Informasi, Komitmen Organisasi, Sistem

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis

akrual dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun 2008. Namun pada kenyataanya, bukan hal yang mudah bagi Pemerintah untuk menerapkan basis akrual secara penuh. Oleh karena itu, sampai dengan tahun 2014 pelaporan keuangan

(2)

Volume 5, No. 4, November 2016 - 88 pemerintah masih menggunakan kas menuju

akrual (Halim, 2012).

Selanjutnya Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) tahun 2010 menyatakan bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah harus menerapkan kebijakan akuntansi sistem akrual selambat-lambatnya yaitu pada tahun 2015. Akuntansi berbasis akrual adalah salah satu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kapan kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan (Halim, 2012).

Perubahan perlakuan akuntansi pemerintah menuju basis akrual akan membawa dampak walau sekecil apapun. Perubahan inipun mendapat pernyataan pro-kontra mengenai siap atau

tidaknya pemerintah dalam

mengimplementasikan-nya. Armenakiset et.al dalam Wiyono (2008:2) mendefinisikan kesiapan adalah sebagai penanda kognitif terhadap perilaku dari penolakan atau dukungan terhadap upaya perubahan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual yaitu sumber daya manusia. Salah satu tantangan yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SAP adalah tersedianya SDM yang kompeten dan andal di bidang akuntansi (Simanjuntak, 2010). Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun daerah harus secara serius menyusun perencanaan dan penempatan sumber daya manusia di bidang akuntansi. Selain faktor sumber daya manusia, faktor lain yang tidak kalah pentingnya yaitu komitmen organisasi dalam hal

ini yang memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan yaitu pimpinan organisasi atau orang-orang yang ada di dalamnya.

Faktor pendukung selanjutnya yaitu berupa sarana teknologi informasi berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang memadai dan dapat dipahami dalam pelaksanaan SAP berbasis akrual. Oleh karena pentingnya keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual, maka diperlukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual sehingga setiap instansi pemerintah dapat melakukan persiapan semaksimal mungkin.

Pada penelitian sebelumnya Ardiansyah (2012) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh positif antara kualitas sumber daya manusia dan komunikasi terhadap kesiapan pemerintah dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti juga melakukan penelitian serupa mengenai sumber daya manusia apakah juga berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dengan kondisi organisasi yang berbeda.

Penelitian ini merupakan perluasan dari penelitian sebelumnya oleh Rahmalia (2013) dimana pada penelitian sebelumnya yang menjadi objek penelitian yaitu pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sedangkan objek penelitian ini adalah satuan kerja pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh yang merupakan salah satu instansi vertikal yang memiliki satuan kerja

(3)

89 - Volume 5, No. 4, November 2016 (satker) terbanyak di Banda Aceh yaitu 22 satker yang terdapat di lingkungannya. Selanjutnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada instansi ini dikarenakan pada instansi ini tidak banyak terdapat sumber daya manusia yang berlatarbelakang akuntansi sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menguji apakah kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual studi pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh.

Artikel ini diawali dengan penjelasan mengenai bagaimana akuntansi berbasis akrual akan diterapkan. Kemudian pada bagian kedua akan dijelaskan kajian pustaka mengenai sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual, kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi. Bagian ketiga dari artikel ini akan dibahasan mengenai metode penelitian yang digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan bagian keempat mengenai hasil dan pembahasan dan bagian kelima ditutup dengan kesimpulan dan saran dari penelitian.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Sistem akuntansi pemerintahan di Indonesia diatur dalam suatu Standar Akuntansi Pemeritahan (SAP). SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Amanat dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 yaitu bahwa SAP berbasis akrual harus diterapkan selambat-lambatnya pada tahun 2015.

Akuntansi berbasis akrual dalam lingkup

pemerintahan maksudnya adalah

pertanggungjawaban pendapatan dan belanja negara harus dilaksanakan menggunakan basis akrual, dimana pendapatan, beban, aset dan ekuitas diakui berdasarkan munculnya hak dan kewajiban bukan berdasarkan pada arus masuk dan keluarnya kas semata. Namun pada kenyataannya, bukan hal yang mudah bagi Pemerintah untuk menerapkan basis akrual secara penuh. Hal ini dikarenakan perlunya kesiapan dan koordinasi dari seluruh unit entitas akuntansi, unit entitas pelaporan, unit perbendaharaan, dan unit penyusun standar akuntansi untuk melaksanakan peran dan kewenangan masing-masing dalam implementasi akuntansi berbasis akrual secara penuh.

Halim dan Kusufi (2012:53) menyimpulkan bahwa basis akrual mampu memenuhi tujuan pelaporan yang tidak dapat dipenuhi oleh basis kas, tujuan pelaporan tersebut adalah tujuan manajerial dan pengawasan. Menurut KSAP (2006:1), dalam wacana akuntansi, secara konseptual akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan informasi yang lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Akuntansi berbasis akrual mampu mendukung terlaksanakannya perhitungan biaya pelayanan publik dengan lebih wajar. Dalam rangka pengukuran kinerja, informasi

(4)

Volume 5, No. 4, November 2016 - 90 berbasis akrual dapat menyediakan informasi

mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang sebenarnya. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual merupakan salah satusarana pendukung yang diperlukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pemerintah.

Kapasitas Sumber Daya Manusia

Indriasari dan Nahartyo (2008) dalam Fauzan (2013:5) kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Ada dua hal penting dalam penilaian kapasitas sumber daya manusia yaitu tingkatan tanggung jawab dan kompetensi. Tingkatan tanggung jawab dari seorang pegawai dapat dilihat dari deskripsi jabatan yang merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Sedangkan kompetensi dari seorang pegawai dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti serta keterampilan dalam melaksanakan tugas yang diemban.

Dalam upaya meng-implementasikannya secara penuh pada tahun 2015 ini, tentu pemerintah memiliki berbagai macam strategi. Menurut prasyarat pelaksanaan, strategi terbagi atas dua kondisi dasar, yaitu necessary condition dan sufficient condition. Necessary Condition adalah prasyarat yang dibutuhkan agar suatu kondisi dapat tercapai. Setelahnya, pemerintah dapat mengembangkan beberapa hal sehingga kondisinya bisa berubah menjadi kondisi yang mencukupi (sufficient condition). Dalam hal necessary condition temasuk didalamnya yaitu

komitmen, kapasitas SDM dan dana pemeliharaan.

Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi (William dan Sawyer dalam Haryanto, 2012). Persyaratan tambahan untuk mengubah kondisi menjadi sufficent condition adalah kebijakan akuntansi, prosedur dan teknologi. Pengembangan dokumen kebijakan akuntansi berbasis akrual dibutuhkan untuk mengakomodasi SAP. Dalam pengelolaan APBN yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, setiap satuan kerja dibekali dengan pemanfaat aplikasi-aplikasi komputer yang dapat mempermudah pengelolaan dan pelaporan penggunaan dana APBN. Seiring dengan perubahan sistem, maka perubahan penggunaan aplikasi juga terjadi.

Dalam hal ini instansi pemerintahan sebagai pengguna (user) dari aplikasi-aplikasi tersebut haruslah selalu paham dan up to date atas perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan sebagai provider aplikasi. Mulai dari aplikasi rancangan anggaran, pencatatan, sampai dengan pelaporan keuangan haruslah selalu dipantau perkembangannya. Sehingga dapat menghasilkan Laporan Keuangan berbasis akrual yang diharapkan dapat tersajikan secara benar, transparan dan akuntabel.

(5)

91 - Volume 5, No. 4, November 2016 Menurut Mitchell (1992) dalam Fauzan (2013:7) komitmen organisasi adalah suatu orientasi nilai terhadap kinerja yang menunjukkan bahwa individu sangat memikirkan pekerjaannya, pekerjaan memberikan kepuasan hidup dan pekerjaan memberikan status bagi individu. Komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi) yang dinyatakan pegawai terhadap organisasinya (Steers ,1985 dalam Fauzan, 2013).

Untuk dapat mengimplementasikan basis akrual yang pada dasarnya adalah hal yang baru dalam proses pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah Indonesia, dibutuhkan komitmen yang baik dari para individu terutama pimpinan. Hal ini dapat dibuktikan dengan selalu mengikuti perkembangan informasi atas proses itu sendiri dan memberikan dukungan penuh bagi para pengelola anggaran di lingkungannya untuk mendapatkan informasi dengan cara mengikuti berbagai kegiatan yang dapat mendukung terlaksananya implementasi akuntansi berbasi akrual. Tanpa komitmen yang kuat dari organisasi maka perubahan dari suatu sistem akan sangat sulit untuk dijalankan.

Kesiapan Instansi Pemerintah dalam Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Armenakiset et.al dalam Wiyono (2008:2) mendefinisikan kesiapan adalah sebagai penanda kognitif terhadap perilaku dari penolakan atau dukungan terhadap upaya perubahan. Resistance

terhadap perubahan juga dapat dirasakan. Namun karena komitmen dan keharusan dalam penerapan basis akrual ini, maka segala usaha persiapan juga telah dilakukan. Hal ini ditandai dengan mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan yang masih terus akan dilaksanakan sepanjang tahun 2015 ini.

Telah dikemukakan oleh Holt et al., dalam Herlina (2013, p.3) teori kesiapan dalam suatu perubahan dikaitkan ke dalam penelitian ini dapat dilihat dari :

1. Isi yaitu apa yang berubah, perubahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan dari sistem akuntansi berbasis kas menuju akrual (PP No.24 Tahun 2005) menjadi sistem akuntansi berbasis akrual penuh.

2. Proses yaitu bagaimana perubahan diimplementasikan.

3. Individu dimana penilaiannya dilihat dari karakteristik mereka yang diminta untuk berubah.

Dalam rangka penerapan akuntansi berbasis akrual di lingkungan pemerintahan, baik pusat maupun daerah, banyak persiapan yang harus dilakukan, baik secara internal maupun eksternal. Sesuai dengan tujuan utama dari penerapan akuntansi berbasis akrual ini yaitu menghasilkan pelaporan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Seluruh instansi pemerintahan, baik yang mengelola APBN maupun APBD harus siap dengan segala perubahan yang terjadi. Salah satu upaya yang dilakukan bagi satuan kerja (satker) pengelola APBN adalah mengikuti perkembangan, informasi dan peraturan yang dikeluarkan oleh

(6)

Volume 5, No. 4, November 2016 - 92 Kementerian Keuangan.

Hipotesis

H1 : Kapasitas SDM, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual

H2 : Kapasitas SDM berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual H3 : Penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual

H4 : Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan menguji hipotesis dengan jenis investigasi yang digunakan yaitu studi kausalitas. Horizon waktu yang digunakan adalah one short-study atau cross-sectional. Penelitian ini menggunakan metode sensus karena seluruh populasi dijadikan unit analisis penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer, yang diperoleh melalui hasil kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah semua pengelola anggaran yang ada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dengan jumlah responden 80 orang. Analisis data

kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda. Secara matematis alat ukur regresi linear berganda diformulasikan sebagai berikut:

Y =

Dimana Y adalah kesiapan Instansi Pemerintahan dalam Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, α adalah konstanta, β1... β3

adalah koefisien arah regresi untuk kapasitas sumber daya manusia (X1), Penggunaan Teknologi Informasi (X2) , Komitmen Organisasi (X3) dan ɛ adalah épsilon (error terms).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini kuesioner yang disebarkan sebanyak 80 kuesioner dan yang kembali berjumlah 75 kuesioner yaitu sebesar 93,75 % dari total kuesioner yang disebarkan. Dari total yang telah dikembalikan semuanya dapat digunakan dalam pengolahan data.

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengaruh Kapasitas SDM, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kesiapan Instansi Pemerintah dalam Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

Pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditentukan berdasarkan rancangan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Koefisien determinasi pada intinya adalah untuk menentukan besarnya presentase variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R Square, seperti yang tampak pada

(7)

93 - Volume 5, No. 4, November 2016 tabel dibawah ini.

Pada Tabel di atas menunjukkan nilai R Square sebesar 0,363 yang berarti bahwa hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sedang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 36,3% perubahan variabel kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen dalam penelitian ini yaitu kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi, sedangkan sisanya 63,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar dari penelitian ini. (H1 diterima).

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji serta menganalisis rumusan hipotesis berdasarkan regresi. Hasil pengujian hipotesis ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Berdasarkan hasil output komputer melalui program SPSS dari nilai coefficientsa di atas, maka dapat dijelaskan persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 5,426+0,342X1+0,158X2+0,177X3

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat

bahwa nilai konstanta (α) sebesar 5,426 angka ini

menunjukkan bahwa apabila kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi dianggap konstan, maka besarnya kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh adalah sebesar 5,426.

Pengaruh Kapasitas SDM terhadap Kesiapan Instansi Pemerintah dalam Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa kapasitas SDM yang ada pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh berpengaruh positif terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa kapasitas SDM rata-rata sedang/cukup mampu dalam meningkatkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dengan koefisien kapasitas SDM sebesar 0,342, yang artinya setiap kenaikan 100% kapasitas SDM akan menaikkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual sebesar 34,2% (H2 diterima). Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Ardiansyah (2012) yang menyimpulkan bahwa kapasitas SDM berpengaruh positif terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan

Hasil Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,603a ,363 ,336 3,952

Sumber: Data primer diolah, (2015).

Tabel Hasil Uji Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,426 1,559 3,481 ,001 Kapasitas SDM ,342 ,082 ,451 4,167 ,000 Penggunaan TI ,158 ,294 ,116 ,537 ,013 Komitmen ,177 ,281 ,132 ,630 ,030 Sumber: Data primer diolah (2015)

(8)

Volume 5, No. 4, November 2016 - 94 sistem akuntansi berbasis akrual.

Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi terhadap Kesiapan Instansi Pemerintah dalam Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual. Hasil temuan tersebut dapat menjelaskan bahwa penggunaan teknologi informasi yang ada pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh rata-rata tinggi dalam meningkatkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerepan sistem akuntansi berbaasis akrual dengan koefisien regresi penggunaan teknologi informasi sebesar 0,158, artinya setiap kenaikan 100% penggunaan teknologi informasi akan menaikkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual sebesar 15,8%. (H3 diterima)

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmalia (2013) bahwa dengan menggunakan indikator sumber daya manusia, komitmen organisasi, teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang sudah siap untuk melaksanakan Penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010. Namun hasil temuan ini berbeda dengan hasil temuan Kusuma (2013) yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan staf, kualitas teknologi informasi, dukungan konsultan, pengalaman, latar belakang pendidikan pimpinan, dan ukuran satker tidak berpengaruh pada penerapan akuntansi akrual.

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap

Kesiapan Instansi Pemerintah dalam Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual. Hasil temuan tersebut dapat menjelaskan bahwa tingkat komitmen organisasi yang ada di Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh rata-rata tinggi dalam meningkatkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerepan sistem akuntansi berbasis akrual dengan koefisien regresi komitmen organisasi sebesar 0,177, artinya setiap kenaikan 100% komitmen organisasi akan menaikkan kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual sebesar 17,7%. (H4 diterima).

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Putra dan Aryanto (2015) yang mengemukakan bahwa variabel komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Kabupaten Badung Bali. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ardiansyah (2012) yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan variabel komitmen organisasi terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan bahwa kapasitas sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan

(9)

95 - Volume 5, No. 4, November 2016 sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh, baik secara simultan maupun parsial. Dengan keterbatasan instansi terhadap sumber daya manusia yang berlatarbelakang pendidikan akuntansi, maka pelatihan dan pembinaan secara berkala tetap dibutuhkan, sehingga para pengelola anggaran di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dapat memahami sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual dengan sebaik-baiknya, agar sistem ini dapat diterapkan secara tepat dan benar dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan jumlah populasi yang lebih banyak, tidak hanya pada satuan kerja di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh saja tetapi juga untuk seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Selanjutnya selain menyebarkan kuesioner, sebaiknya juga dilakukan wawancara secara tatap muka dengan para responden, sehingga dapat diperoleh data pendukung tambahan untuk menghasilkan penelitian yang lebih akurat. Disarankan juga untuk mencoba menggunakan variabel lain yang dapat dimungkinkan mempengaruhi kesiapan instansi pemerintah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Pemerintah dalam Penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 (Studi pada KPPN Malang). Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya.

Arliana, G. (2011). Implementasi Basis Akrual pada Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Kajian Fenomenologi (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Makassar. Skripsi. Makasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Fauzan, R. (2013). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Komitmen Organisasi terhadap Penerapan Pengendalian Intern Kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Sabang. Jurnal Teknik Sipil Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala. Vol.2, 16-27. Halim, A., dan Kusufi, M.S. (2012). Akuntansi

Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., dan Kusufi, M.S. (2012). Akuntansi Sektor Publik : Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Empat.

Herlina, H. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Pemerintahan Daerah Dalam Implementasi PP71 Tahun 2010 (Studi Empiris: Kabupaten Nias Selatan). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Komite Standar Akuntansi Pemerintah. (2012).

Peraturan Pemerintah RI No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Jakarta : Salemba Empat. Kusuma, M.I.Y. (2013). Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Kusuma, R.S. (2013). Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual (Kasus pada Pemerintah Kabupaten Jember). Skripsi. Jember :

(10)

Volume 5, No. 4, November 2016 - 96 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Jember.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi Nawawi SDM.

Putra, Y. D. dan Ariyanto, D. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol. 13(1), 14-32.

Rahmalia, A. (2013). Analisis Kesiapan Penerapan PP No. 71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada Laporan Keuangan Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang. Jurnal Ekonomi Universitas Binadarma. Vol.18(2), 13-27. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. ________________, Undang-Undang Nomor 01

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

________________, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara. ________________, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

________________, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Ritonga, R. (2006). Kas Basis Vs Akrual Basis. Jurnal. Web : http://sumut.kemenag.go.id/. Diakses 10 Oktober 2014.

Sadjiarto, A. (2000). Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2(2): 138–150. Sekaran, U. (2003). Metode Penelitian Untuk

Bisnis. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat.

Simanjuntak, B.H. (2005). Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Jurnal Akuntansi Pemerintahan. Vol.1.1-15

Simanjuntak, B. H. (2010). Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Di Sektor Pemerintahan Di Indonesia disampaikan pada Kongres XI Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta, 9 Desember.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta. Wiyono, A.S. (2008). Hubungan Kepemimpinan

dengan Kesiapan Implementasi

Knowledge Management dalam Organisasi. Jurnal. Web: http:// rianadrianto.

files.wordpress.com/2008/06/kepemimpina

n-dan-kesiapan-km.pdf. Diakses 10 Oktober 2014.

Yani, A. (2009). Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

Referensi

Dokumen terkait

Murid yang mempelajari materi secara visual umumnya mempunyai kemampuan membaca yang baik, sangat sistematis dan konsentrasi yang tinggi, bahkan tidak jarang murid di

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

• Plant harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa fluktuasi beban yang besar tidak disebabkan oleh operasi alat tambahan yang tidak benar pada ruang boiler, sebagai contoh,

Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan GPFIF untuk menumbuhkan respon positif melaksanakan

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan