• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS SUMBER DAYA HAYATI LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JENIS SUMBER DAYA HAYATI LAUT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS SUMBER DAYA HAYATI LAUT

Sumber Daya AlamNo Comments

Dua per tiga wilayah Indonesia adalah lautan yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Di laut tropika pada umumnya dicirikan dengan

keragaman yang tinggi dari segi jumlahnya. Lingkungan laut Indonesia berbagai macam laut hidup dalam laut dalam maupun yang terdapat dalam wilayah laut paparan. Jenis sumberdaya laut terbagi menjadi du jenis yaitu sumberdaya dapatpulih dan sumberdaya yang tidak dapat pulih.

1.Ikan

Secara geografis Indonesia merupakan negara kelautan yang terdiri dari ribuan pulau, laut Indonesia juga sejak dulu sudah terkenal dengan kaya akan ikan. Indonesia menjadi salah satu negara tropis yang menjadi salah satu negara yang menjadi daerah penting bagi kegiatan ekspor ikan dunia. Jenis ikan di Indonesia dalam laut dalam ( 100-350 m ) di temukan dalam laut lepas Cilacap Jawa tengah. Kesebelas jenis ikan laut dalam yang berhasil ditemukan adalah ikan dasar laut Chimaeridae, Cepalidae jenis Cepala dan Owstonia yang sekilas mirip ikan layur berwarna merah, Triglidae, Satyrichthys welchi, Satyrichthys reiffeli, Pterygotrigla sp, Pleuronectiformes (ikan sebelah), Percichthysdae (sejenis kakap kecil), Sternoptychidae (sejenis teri laut dalam), Myctophidae (sejenis teri laut dalam), pari biola, dan hiu raja.

Berdasarkan peluang industri perikanan baik dalam skala kecil ( perairan nusantara ) maupun skala besar (ZEEI dan samudra) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, marlin, tongkol, tenggiri dan cucut dapat ditangkap di perairan nusantara dan samudera terutama di perairan Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Arafura dan Samudera Hindia yang memiliki peluang pengembangan secara lestari sekitar 321.766 ton per tahun.

2. Ikan pelagis kecil seperti ikan layang, selar, tembang, lemuru, dan kembung dapat ditangkap di perairan nusantara antara lain di perairan Laut Cina Selatan, Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, Laut Arafura dan Samudera Hindia. Peluang pengembangan perikanan ikan pelagis kecil secara lestari masih sekitar 1.715 ribu ton.

3. Ikan karang konsumsi seperti kerapu, kakap, lancam, beronang dan ekor kuning

berpeluang dikembangkan di sekitar perairan Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini dengan potensi lestari sekitar 31.355 ton.

4. Kelompok lobster seperti udang karang dan barong berpeluang dikembangkan di perairan Laut Cina Selatan, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini, dengan potensi sekitar 2.400 ton per tahun.

(2)

layur(Trichiurus sp) yang akhir-akhir ini merupakan iakn eksport ke negara Jepang.Namun untuk ini perlu dikethui bahwa ukuran yangdiminati adalah ukuran panjang diatas 20 cm. Maka

diperlukan pembinaan pada nelayan agar mau mengubah/memodifikasi mata jaring lebih besar sehingga yang tertangkap adalah jenis yang besar dan juga untuk penangkapannya jenis ikan sebelah ini perlu kecepatan penarikan jaring lebih besar (sekitar 4-5 knot) Sedang untuk penarikan udang cukup dengan kecepatan antara 2-3 knot.

Baca Juga : Pertanian

Dari total produksi hasil tangkapan alat cantrang dapat dipisahkan dengan urutan menurut besar nya produksi adalah iakn rucah(campuran), ikan petek(Leiognathidae), ikan beloso,ikan tigowojo dan ikan pari/pe. Berdasarkan plot data sebaran ikan rucah yang berada di perairan

Semarang,menunjukan bahwa konsentrasi gerombolan ikan tidak merata dengan garis kepadatan hasil tangkap berkisar antara 7.00 Kg/catch sampai 13.00 Kg/catch. Dari hasil tangkapannya terlihat bahwa jenisnya cukup beragam, diantaranya seperti ikan kuniran(Upeneus Sp), ikan layur(Trichiuridae), ikan gerot-gerot(Pomadasyidae) dan ikan sebelah(psettodidae),iakn buntal(tetraodontidae) dan ikan lainnya.

2. Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan

mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang.Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang.

(3)

Baca Juga : Batubara

Indonesia sendiri memiliki luas total terumbu karang sekitar 51.000 Km2 yang menyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle. Saat ini, kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis terumbu karang tertinggi di dunia. Berdasarkan sebuah kajian ekologi yang dipimpin oleh The Nature Conservancy (TNC) dengan melibatkan para ahli terumbu karang dan ikan dunia pada tahun 2002, ditemukan sekitar 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan di kepulauan Raja Ampat.

Manfaat Terumbu Karang

Jumlah jenis terumbu karang di Raja Ampat tersebut merupakan 75% dari seluruh jenis terumbu karang dunia yang pernah ditemukan. Walaupun kepulauan Carribean di Amerika tengah dan Great Barrier Reef Marine Park di Australia sangat terkenal, kedua kawasan tersebut hanya memiliki sekitar 400 jenis karang.

Beberapa kepulauan di Indonesia yang juga memiliki jenis karang cukup tinggi adalah Nusa Penida (Bali) , Komodo (NTT), Bunaken (Sulut), Kepulauan Derawan (Kaltim), Kepulauan Wakatobi (Sultra), dan Teluk Cendrawasih (Papua). Kepulauan tersebut juga merupakan tujuan utama wisata bahari, khususnya wisata selam dunia.

Manfaat terumbu karang bagi manusia selain aset wisata bahari adalah sebagai benteng alami pantai dari gempuran ombak dan sumber makanan dan obat-obatan, Sekitar 120 juta orang hidupnya sangat bergantung pada terumbu karang di coral triangle.

Melihat fungsi penting terumbu karang bagi kehidupan manusia, maka pada pertemuan APEC di Sydney tahun 2007, Presiden Republik Indonesia – Susilo Bambang Yudhoyono telah

mencanangkan perlindungan terhadap terumbu karang di kawasan segitiga karang dunia bersama 6 negara coral triangle lainnya (CT6). Inisiative CT6 untuk melindungi terumbu karang di coral triangle disebut Coral Triangle Initiative (CTI). Inisiative ini mendapat banyak dukungan dari negara maju seperti Amerika dan Australia.

Baca Juga : Persebaran Sumber Daya Alam

3. Rumput Laut

(4)

Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Keberadaan rumput laut di wilayah pesisir banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu komoditas yang dapat menghasilkan uang. Selain menyumbang pendapatan bagi

masyarakat, rumput laut juga mempunyai manfaat ekologi yang besaran nilainya dapat dimoneterisasi. Valuasi ekonomi sumberdaya merupakan pendekatan untuk menilai besaran moneter sumberdaya, termasuk rumput laut. Nilai manfaat rumput laut alam terdiri atas nilai penggunaan langsung yang dapat dihitung dengan menggunakan teknik effect on production (EOP), sedangkan manfaat penggunaan tidak langsung dapat dihitung dengan teknik contingent valuation method (CVM). ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi sumberdaya rumput laut alam di pesisir Ujung Kulon dengan menggunakan pendekatan valuasi ekonomi

(5)

Luas ekosistem terumbu karang di wilayah Teluk Ambon setiap tahun semakin berkurang, seiring dengan meningkatnya kegiatan masyarakat di wilayah tersebut. Wilayah pesisir Teluk Ambon merupakan bagian yang sangat penting bagi Pulau Ambon. Wilayah tersebut menjadi pusat aktifitas masyarakat seperti : permukiman, ekonomi dan bisnis, perhubungan, penangkapan ikan, budidaya perikanan dan aktifitas masyarakat lainnya. Semakin meningkatnya aktifitas masyarakat di wilayah Teluk Ambon berdampak pada semakin menurunnya kualitas perairan, yang membuat semakin terancamnya ekosistem terumbu karang.

Terancamnya ekosistem terumbu karang di wilayah Teluk Ambon, dibuktikan oleh hasil penelitian dan monitoring yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Laut Dalam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April 2015, terdapat 16 suku, 50 marga dan 194 jenis karang batu. Sedangkan pada

penelitian tahun 2012 diperoleh 17 suku, 60 marga dan 182 jenis. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun telah terjadi perubahan jumlah suku, marga dan jenis.

Penurunan jumlah suku dan marga disebabkan karena pada beberapa stasiun terjadi kematian karang hidup yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan satu suku dan beberapa marga mati/hilang,

(6)

diperoleh pada penelitian ini disebabkan oleh faktor semakin membaiknya kondisi karang hidup dibeberapa stasiun penelitian yang memberikan ruang untuk munculnya jenis-jenis baru.

Data persen penutupan karang hidup,

berdasarkan kriteria penilaian kondisi karang hidup suatu wilayah yang dikemukakan oleh Wilkinson

et.al. (1992). Berdasarkan hasil penelitan tahun 2015 hanya 1 stasiun saja yang dikategorikan “Sangat

Baik” yaitu Dusun Eri (St.3), 1 stasiun yang berkategori “Baik” yaitu Desa Liliboy (St.1), dan 2 stasiun

berkategori “Rusak” yaitu Batu Capaeu (St.4) dan Kota Jawa (St.6), serta 4 stasiun berada pada kategori

“Sangat Rusak”yaitu Desa Hatie Besar (St.2), Desa Poka (St.5), dan Desa Halong (St.7), serta Desa

Hunuth (St.8).Berdasarkan hasil penelitan, tngginya kematan karang di beberapa stasiun disebabkan

oleh laju sedimentasi yang cukup tnggi. Perkembangan karang hidup di Teluk Ambon tahun 2012 dan

2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Ditulis oleh : Terry Indrabudi (Pusat Penelitan Laut Dalam) Diunggah oleh : Retsky. Polnaya (Pusat Penelitan Laut Dalam)

(7)

VIDEO TERKINI

Monitoring Teluk Ambon LOGIN

Saling Rindu

Saling Rindu Wordpress

Skip to content

 Home  Kuliah  Agama Islam

 Games  Jual/Sewa  Cerita  About

Organisme Laut Dalam

September 15, 2015 / Eskasatri

17 Votes

(8)

1.1 Latar Belakang

Penelitian akan perairan laut dalam hingga saat ini masih sangat sedikit. Ini diakibatkan oleh kondisi di daerah laut dalam yang sangat ekstrim. Menurut para ahli yang telah mencoba untuk mengungkap rahasia laut dalam, dikatakan bahwa lebih mudah meneliti bagian luar angkasa yang hampa udara dibanding meneliti perairan laut dalam dengan tekanan yang begitu tinggi. Dulu, sampel dari laut dalam diperoleh dengan alat berupa jaring/pengeruk besar yang dioperasikan dari atas kapal oleh tali penghubung yang sangat panjang (diperlukan tali dengan panjang 2-3 kali dari titik kedalaman yang akan diteliti) Kini penelitian bisa dilaksanakan dengan ROV (Remotely Operated Vehicle) dan kapal selam.

Defenisi Laut dalam adalah Seluruh zona yang berada di bawah zona eufotik (zona bercahaya), mencakup zona batipelagis, abisal dan hadal (Nontji,2002). Bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka dan lebih dalam dari paparan benua (>200m) (Nybakken,1982).

Keadaan lingkungan laut dalam sangat gelap dan dipastikan hampir tidak ada proses fotosintesis. Organisme yang hidup di perairan ini merupakan organisme yang sangat hebat, karena dapat bertahan hidup dengan kadar oksigen yang sangat minim. Sumber makanan organism laut dalam biasanya berasal dari hujan plankton atau partikel organik lain, jatuhan bangkai hewan besar atau tumbuhan, bakteri berlemak yang mudah dicerna (rata-rata populasi bakteri 2mgC/m2), dan bahan organik terlarut.

1.2 Tujan

Tujuan kelompok kami membuat makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Tim Dosen Biologi Perairan.

1.3 Manfaat

Manfaat membuat makalah ini adalah menambah pengetahuan kami dan setiap orang yang membaca makalah ini mengetahui jenis- jenis organisme yang hidup di laut dalam serta proses adaptasinya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wilayah Laut Dalam

 85% dari luas dan 90% dari iolume seluruh permukaan bumi yang tertutupi air

 75% dari wilayah laut, terletak di kedalaman > 3.000 meter

 Palung dengan kedalaman > 6.000 meter (terdapat 22 palung di dunia)

 Palung terdalam: Palung Mariana mencapai 11.022 meter

(9)

2.2 Kondisi Lingkungan Laut Dalam

Cahaya pada lingkungan laut dalam umumnya redup – gelap gulita, sehingga tidak ada proses fotosintesis sehingga sangat jarang ditemukan tumbuhan. Tekanan hidrostatis Meningkat secara konstan sebanyak 1 ATM (1 kg/cm2), setiap pertambahan kedalaman 10 meter. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tekanan hidrostatisk yang bekerja di laut dalam sangat ekstrim. Suhu Umumnya seragam, dengan kisaran 1 – 3oC (kecuali wilayah hydrothermal vents (>80oC) dan cold hydrocarbon seeps (<1 oC). Salinitas Umumnya seragam (35 ppm), pada daerah cold hydrocarbon seeps (hipersain = 40 permil). Sirkulasi air Sangat lamban (< 5 cm/detik), tergantung pada bentuk dan topografi dasar laut.

Sikulasi air dan ventilasi dalam palung sangat menentukan kadar oksigen di laut dalam. Kadar Oksigen Cukup untuk menghidupi seluruh organisme di laut dalam (DO= 4% s/d 6%; di perairan eufotik, DO= 3.5% s/d 7%). Sumber oksigen utama: air permukaan laut di Antartika dan Arktik yang kaya Oksigen . Air bersifat anoksik: Teluk Kau (Halmahera), Palung Carioca (Venezuela), Palung Santa Barbara (USA). Tipe substrat di laut dalam terdiri atas substrat yang halus, substrat berbatu di daerah mid-ocean ridge.

(10)

Bergantung pada pakan yang diproduksi di tempat lain dan terangkut oleh proses hidrodinamis ke wilayah laut dalam.Hujan plankton atau partikel organik lain, jatuhan bangkai hewan besar atau tumbuhan, bakteri berlemak yang mudah dicerna (rata-rata populasi bakteri 2mgC/m2), dan bahan organik terlarut.

2.4 Biota dan Adaptasi Laut Dalam

Komposisi biota laut dalam beserta biomassanya didominasi detritus feeder, yaitu:  Sepon (porifera)

 Teripang (Holothuroidea)

 Bintang laut (Asteroidea)

 Anemon laut (Anthozoa)

 Karang (Anthozoa)

 Polychaeta (Annelida)

 Echiura dan Sipuncula

 Kima (Molusca)

 Crustacea

2.5 Pembagian Daerah ( Zonasi ) di Laut Dalam

Berdasarkan keadaan cahaya yang terdapat dalam laut, secara vertikal laut dibagi menjadi 3 zona. Zonasi ini dapat memiliki rentang kadalaman yang berbeda menurut kondisi geografis laut yang bersangkutan : Batas bawah zona fotik di laut tropis s/d 200 meter, Batas atas zona batipelagis di laut subtropis-dingin mulai dari 150 meter.

1. Mesopelagis

Penghuni mesopelagis (150-1.000 meter) warna hewan umunya: abu-abu keperakan atau hitam (ikan), ungu kelam (ubur-ubur) dan merah (crustacea). Mata besar dan penglihatan senja (tingginya pigmen rodopsin dan kepadatan sel batang pada retina memberi kemampuan maksimum dalam melihat dan mendeteksi cahaya). Bioluminusens kemampuan memproduksi cahaya pada makhluk hidup, biasanya dilengkapi oleh organ penghasil cahaya (fotofor), mulut besar, morfologi mulut, rahang, gigi yang mendukung efektifitas penangkapan mangsa. Mekanisme produksi cahaya telah diketahui dari penelitian-penelitian terhadap hewan-hewan terstrial seperti kunang-kunang dan mekanisme yang sama digunakan oleh organism akuatik. Spektrum warna yang dihasilkan berbeda menurut spesies, tetapi secara menyuluh meliputi warna-warna yang dapat dilihat oleh mata, dari ungu sampai merah.

2. Pelagis

(11)

3. Dasar Perairan (Bentik) > 1.000 meter

 Penghuni dasar batal 150/1.000 – 3.000 meter

Hewan wilayah ini umumnya tdak berwarna atau puth kotor (tdak berpigmen) didominasi oleh bakteri yang berukuran besar.

 Penghuni dasar abisal 000 – 6.000 meter

Umumnya tdak berwarna atau puth kotor (tdak berpigmen)

 Penghuni dasar ultra-abisal (hadal ) kedalaman > 6.000 meter Baru sedikit yang diketahui

2.6 Ekoststem Laut Dalam

1. Hydrothermal Vents (deep Oceanic hotsprings)

Ditemukan di mid Ocean ridge (3000 meter) namun ada juga yang berada di laut dangkal,Rentang suhu 5-100oC,Pancaran asap hitam panas —> 250-400oC,Suhu sekitar vents

8-35oC,Ekosistem hydrothermal vents memiliki produktivitas yang cukup tinggi oleh adanya

aktivitas kemosintesis bakteri yang hidup bersimbiosis dengan cacing tabung Riftia pachyptila, Karbohidrat yang dihasilkan bakteri berfungsi bagi hewan agar dapat hidup di lingkungan yang ekstrim suhunya ,Kemosintesis yang dilakukan memanfaatkan H2S yang tersedia melimpah dari Vents dengan persamaan kimia: CO2 + 2H2S ® (CH2O) + H2O + 2S.

2. Cold hydrocarbon seeps (aliran hidrokarbon dingin)

Ditemukan di daerah pinggiran benua,Dicirikan dengan aliran es (metan terhidrasi), gas hidrogen sulfida, dan minyak (rantai karbon kompleks) yang diserap dari sedimen pada lapisan kerak bumi,Menyediakan energi melimpah dan kelimpahan hewan yang sangat tinggi (cacing tabung dan kerang),Faktor lingkungan yang berbeda, sangat dingin (hampir membeku).

3. Lapisan pemberai dalam (LPD)

Merupakan pusat aneka jenis hewan meso/bati-pelagis yang terbentuk terutama oleh berbagai jenis ikan, crustacea, cumi-cumi dan sphonophora. Komposisi berbeda menurut letak geografisnya. Pada siang hari bisa terdapat dua sampai tiga LPD antara kedalaman 200-700 meter. Pada malam hari lapisan bergerak ke permukaan dan menebal kemudian kembali ke perairan dalam pada pagi hari. LPD telah ditemukan di seluruh samudra di dunia, kecuali samudra Arktik (kutub utara). Perkembangan LPD yang paling baik adalah di daerah yang produktivitasnya lapisan airnya tinggi.

4. Parameter fisika air umumnya seragam (suhu, salinitas, densitas, kadar O2)

(12)

bisa hidup, Sumber makanan yang langka, Paling sedikit diketahui dan diteliti (baru 1 % yang telah dieksplorasi dan dipelajari), Tempat pembuangan sampah akhir terbesar di dunia).

2.7 Adaptasi Organisme Laut Dalam

Salah satu adaptasi yang dapat diamati dan yang juga dapat diamati pada hewan-hewan mesopelagik ialah warna. Ikan-ikan mesopelagik khusunya cenderung berwarna bau-abu keperakan atau hitam kelam. Tidak terdapat kontras warna seperti pada ikan-ikan epipelagik. Sebaliknya invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah. Ubur-ubur mesopelagik misalnya sering kali berwarna ungu kelam, sedang krustasea seperti copepod dan bermacam udang berwarna merah cerah. Karena organism-organisme ini hidup dalam suasana gelap, organism yang berwarna hitam tidak akan kelihatan. Ada organisme yang berwarna merah cerah karena merah adalah warna yang pertama diabsorpsi oleh air laut. Akan tetapi warna merah juga akan tampak hitam di laut dalam.

Adapatasi lain yang dialami oleh organisme laut dalam adalah mata yang besar dan beberapa organ penghasil cahaya. Ikan memperluas permukaan mata hanya salah satu adaptasi saja. Ikan-ikan ini juga memiliki “penglihatan senja” yang peka karena adanya pigmen rodopsin dan tingginya kepadatan retina. Sedangkan di bagian hadal pelagik biasanya memiliki mata yang sangat kecil atau bahkan tidak bermata karena untuk hidup di lingkungan yang gelap gulita mata tidak diperlukan.

Kebanyakan ikan laut dalam mempunyai mulut yang besar, relatif lebih besar dari pada ukuran tubuhnya. Dalam mulutnya terdapat gigi yang panjang dan melengkung ke arah tenggorokan. Dengan demikian gigi-gigi ini menjamin bahwa apa yang tertangkap tidak akan keluar lagi dari mulut.

2.8 Organisme Laut Dalam

(13)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Lophiiformes

Sub ordo : Antennarioidei

Lophiiformes (bahasa Inggris: Monkfish, Goosefish, Anglerfish) adalah ordo ikan bertulang sejati yang umumnya hidup di laut dalam. Habitatnya di Samudra Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania. Ikan dari ordo Lophiiformes terlihat mencolok dengan bagian kepala yang besar dan lebar.

Lophiiformes adalah ikan karnivora, mulutnya besar dan bergigi. Ikan dari ordo Lophiiformes ini menyelam hingga ke dasar laut dan agar bisa menyerang ikan lain, mulutnya sedikit menghadap ke atas. Di bagian atas mulut terdapat antena yang bisa digerak-gerakkan sebagai umpan untuk menarik perhatian mangsa. Lophiiformes sering juga naik ke permukaan laut untuk menyerang burung laut.

2. Histioteuthis

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Chepalopoda

Ordo : Teuthida

Genus : Histioteuthidae

(14)

bawah. Dianggap bahwa mata yang besar “mengumpulkan’ cahaya remang-remang dari arah permukaan laut, sedangkan mata yang lebih kecil mengadakan respons terhadap cahaya yang dihasilkan fotofor-fotofor. Telah pula ditunjukkan bahwa pada jenis cumi-cumi lain, yaitu Abraliopsis, timbul respons terhadap cahaya yang datangnya dari arah permukaan laut berupa dihasilkannya cahaya oleh fotofor-fotofor cumi-cumi ini. Intensitas cahaya yang dihasilkan fotofor-fotofor cukup untuk mengimbangi intensitas cahaya yang datang dari permukaan laut. Dengan demikian, cumi-cumi ini tidak akan terlihat bila dipandang dari bawah karena intensitas cahaya yang dihasilkan fotofor-fotofor mencegah terbentuknya bayangan-bayangan hitam.

3. Gurita

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Chepalopoda

Ordo : Octopod

Sub-ordo : Octopodiformes

Gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus.

2.9 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dari laut dalam dengan alat berupa jaring/pengeruk besar yang dioperasikan dari atas kapal oleh tali penghubung yang sangat panjang (diperlukan tali dengan panjang 2-3 kali dari titik kedalaman yang akan diteliti) Kini penelitian bisa dilaksanakan dengan ROV (Remotely Operated Vehicle) dan kapal selam.

(15)

Organisme yang hidup di laut dalam harus memiliki daya adaptasi yang tinggi. Contohnya adalah adaptasi yang dapat diamati dan yang juga dapat diamati pada hewan-hewan mesopelagik ialah warna. Ikan-ikan mesopelagik khusunya cenderung berwarna bau-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah. Ubur-ubur mesopelagik misalnya sering kali berwarna ungu kelam. Selain itu hewan-hewan laut dalam memiliki gigi-gigi yang besar. Dalam mulutnya terdapat gigi yang panjang dan melengkung ke arah tenggorokan. Dengan demikian gigi-gigi ini menjamin bahwa apa yang tertangkap tidak akan keluar lagi dari mulut.

Cumi merupakan salah satu organisme laut dalam yang memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan organism laut dalam lainnya contohnya cumi-cumi memiliki 8 tangan dan 2 tentakel, dan tinta yang berfungsi untuk mempertahankan hidupnya.

Cumi-cumi di laut dalam dapat mencapai ukuran yang sangat besar bahkan ada yang dapat mencapai panjang tubuh manusia dewasa. Seiring dengan meningkatnya kedalaman maka dapat mempengaruhi besar tubuh suatu organism. Ini disebut dengan gigantisme abisal.

About these ads

adaptasi laut dalam biota laut dalam ekosistem laut dalam kondisi lingkungan laut dalam makalah organisme laut dalam organisme laut dalam sumber makanan laut dalam wilayah laut dalam zonasi laut dalam

Post navigation

ESTUARI DAN RAWA ASIN

(16)

HOLOTHUROIDEA-TERIPANG

Klasifikasi Teripang

Kingdom : Animalia Phylum : Echinodermata Class : Holothuroidea Genus : Holothuria Spesies : Holothuria indica

Bagian tubuh teripang dan fungsinya

 Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.

 Stomach/perut : sebagai alat pencernaan.

 Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin.

 Saluran kelamin : Berfungsi sebagai saluran menuju gonad.

 Madreporit : Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air.

 Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rngga mulut dan lambung.

 Dorsal mesentery : berfungsi sebagai pembungkus usus dan menggantungnya ke dinding tubuh pinggang.

 Anus : mengeluarkan sisa metabolisme pada teripang.

 Cloaca : sebagai alat pencernaan.

(17)

Manfaat bagi kehidupan manusia teripang merupakan sumber makanan bagi mausia . kuliner di luar sering disebut heisom dengan kandungan protein tnggi

Ciri-ciri:

• Bentuk tubuh menyerupai mentmun yang berkulit lunak. • Tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula • Daya regenerasi tnggi.

• Berwarna hitam coklat dan hijau.

• Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari anullus. • Mulut dan anus terletak pada ujung berlawanan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pencarian dan pemenuhan karyawan yang dilakukan, banyak kendala yang dihadapi Bank Muamalat KCP Tulungagung antara lain sulitnya mendapatkan SDM yang

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan, maka dibuatlah rumusan masalah, yaitu bagaimana penerapan metode methontology untuk menghasilkan model informasi objek

Salah satu cabang statistika aplikasi penting disebut Analisis Bayes dapat dikembangkan dari probabilitas bersyarat dan pohon. Probabilitas bersyarat adalah konsep

Kasudin Perindustrian dan Energi Jakarta Timur, Tuti Kurnia, menga- takan, kedaluarsa tabung terlihat dari tanggal yang tertera di badan tabungnya.. “Ada yang sudah kedalu-

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, atas segala nikmat hidup dan kesempatan memperoleh ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

terintegrasinya negara2 miskin ke dalam sistem perekonomian dunia/ global, tetapi justru karena terlalu intensifnya negara2 maju terintegrasi ke dalam sistem. ekonomi dunia

Pada penelitian ini peneliti menggunaan algoritma Naive Bayes sebagai penghitung probabilitas untuk melakukan prediksi kemungkinana tepat waktu atau tidak tepat waktu

Hasil tersebut sekaligus menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara program INBOX di SCTV terhadap minat menonton. Angka ini berupa angka konstan yang