• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. EMOSI - Perbedaan Emosi Musikal berdasarkan Preferensi Musik dan Genre Musik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. EMOSI - Perbedaan Emosi Musikal berdasarkan Preferensi Musik dan Genre Musik"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

A. EMOSI

Emosi merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada reaksi afektif cukup singkat namun intens yang biasanya melibatkan sejumlah sub-komponen seperti subjective feeling, psychological arousal, expression, action tendency, dan regulasi yang lebih kurang disinkronkan (Juslin & Sloboda, 2010). Menurut Juslin dan Sloboda, emosi berfokus pada spesifik objek dan bertahan selama beberapa menit sampai beberapa jam, seperti bahagia atau sedih.

Menurut Lahey (2007) emosi merupakan istilah yang digunakan mengacu kepada reaksi afektif yang intens pengalaman yang memberikan warna, arti dan intesitas dalam hidup kita ataupun merupakan perasaan baik positif maupun negatif dalam bereaksi yang disertai dengan keterbangkitan fisik dan berkaitan dengan perilaku. Pengertian lainnya tentang emosi adalah merupakan keadaan mental seseorang dengan intensitas yang beragam dan berfokus pada reaksi evaluatif terhadap situasi, bisa berupa hal yang baik ataupun buruk (Ortony, Clore, & Collins).

1. Teori Emosi

a) James-Lange Theory

(2)

bagian simpatis di sistem saraf otonom (Lahey, 2007). Sensasi dari reaksi tubuh ini yang kemudian dikirim kembali ke cortex dan memproduksi apa yang kita rasakan secara sadar yaitu emosi, sehingga menurut pendapat James, manusia dapat merasakan emosi karena tubuh manusia memberikan reaksi tertentu terhadap stimulus emosi yang datang. Contohnya, merasa sedih karena menangis.

b) Cannon-Bard Theory

Walter Cannon menyatakan teori tentang emosi dan direvisi oleh Philip Bard yang kemudian dilakukan penilaian ulang oleh Dror (2014). Canon meyakini bahwa informasi dari stimulus, pertama dihantarkan ke talamus kemudian dikirim sekaligus ke cerebral cortex yang memproduksi perasaan emosi dan ke hipotalamus dan sistem saraf otonom yang memproduksi perubahan fisiologis. Menurut teori ini kesadaran dalam merasakan emosi dan pengaruh fisiologis bukanlah hal yang saling berkaitan.

c) Cognitive Theory

Cognitive Theory menekankan bahwa interprestasi kognitif terhadap stimulus emosional yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh merupakan kunci dari emosi. Interpretasi kognitif ada dua langkah:

1) Interpretasi stimulus dari lingkungan

(3)

mana disana stimulus diinterprestasikan dan dirasakan. Kemudian pesan dikirim ke sistim limbik dan sistem saraf otonom yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis.

2) Interprestasi stimulus dari tubuh karena adanya perubahan otonom Menyatakan bahwa perubahan emosi sangat tidak jelas dan tidak spesifik untuk emosi yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sistem saraf otonom dan kelenjar endokrin aktif dengan cara yang sama dan tanpa memperhatikan emosi apa yang sebenarnya dirasakan. Stimulus internal dari perubahan emosi yang disebabkan oleh tubuh memainkan peranan penting dalam proses merasakan emosi, tetapi hanya jika interprestasi kognitif dianggap sebagai sumber dari perubahan itu. Contohnya; Jika kamu merasa berdebar saat mendengar suara tembakan dari tetangga sebelah, kamu akan menginterprestasikan debaran itu sebagai rasa takut, tetapi jika kamu berdebar setelah berciuman, maka kamu akan menginterprestasikannya sebagai rasa cinta.

(4)

diasosiasikan dengan beberapa emosi yang berbeda pula, tetapi perbedaan itu sangat tipis.

2. Komponen dasar emosi

Terdapat empat komponen dasar dari emosi, yaitu :

a) Stimulus, situasi rangsangan yang menimbulkan reaksi b) Conscious experience, emosi yang kita rasakan

c) Physiological arousal, sikap tubuh yang dihasilkan oleh sistem saraf otonom dan kelenjar endokrin

d) Behaviour, respon yang dilakukan oleh organisme sebagai satu kesatuan pola reaksi yang berwujud perbuatan/aktivitas.

B. EMOSI MUSIKAL

1. Pengertian emosi musikal

(5)

tendency, dan regulasi yang lebih kurang saling terhubung yang dibangkitkan oleh musik.

2. Mekanisme keterbangkitan emosi musikal

Juslin dan Västjäll (2008) menyatakan bahwa ada beberapa perbedaan mekanisme emosi pada musik dengan mekanisme yang mendasari kebangkitan dari emosi dasar. Dalam penelitian Juslin & Sloboda (2010) mencoba menguraikan mekanisme yang membuat musik dapat menyebabkan munculnya emosi. Enam mekanisme yang mendasari keterbangkitan emosi oleh musik, yakni:

a. Refleks batang otak (brain stem reflexes)

Refleks batang (karena sifat-sifat dasar akusitik seperti, timbre, attack time, intensiti, konsonan/disonan). Otak mengacu pada proses satu atau lebih karakteristik musik yang menyebabkan emosi. Karakteristik musik dasar diterima oleh batang otak sebagai sinyal yang penting dan mendesak. Menurut mekanisme reflek batang otak, masing-masing elemen memiliki dampak yang sama pada semua orang. Suara yang tiba-tiba, suara yang keras, disonan, atau tempo yang cepat akan mendorong emosi tidak menyenangkan pendengar.

b. Pengkondisian evaluatif (evaluative conditioning)

(6)

yang menyedihkan. Di lain waktu ketika sebagian musik diulang, maka musik tersebut akan mendatangkan kesedihan tanpa kehadiran dari teman.

c. Penularan emosi (emotional contagion)

Penularan emosi merupakan keadaan dimana pendengar merasakan fitur emosional atau ekspresi musik yang relevan dan kemudian meniru fitur dan ekspresi secara internal.

d. Citra visual (visual imagery)

Mekanisme citra visual merupakan keadaan dimana musik membangkitkan bayangan dengan kualitas emosinal terjadi karena pendengar musik menciptakan bayangan visual saat mendengarkan musik, misalnya pemandangan yang indah.

e. Ingatan episodik (episodic memory)

Mekanisme ingatan episodik merupakan proses dimana musik membangkitkan emosi pendengar mengenai ingatan tentang suatu kejadian dalam hidupnya.

f. Harapan akan musik (musical expectancy)

(7)

3) Komponen reaksi utama emosi musikal

Menurut Juslin dan Västjäll (2008) ada 3 reaksi utama emosi yang dibangkitkan oleh musik adalah:

a) Psychological arousal, terkait dengan perubahan otonom dan aktivitas endokrin.

b) Subjective feeling, seperti perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, sedih, dll.

c) Motor expression, seperti tersenyum atau cemberut (Grewe, Nagel, Kopiez, & Altenmüller, 2007).

Bahkan musik sering membangkitkan action tendencies, (menari, menghentakkan kaki, bertepuk tangan, dll). Hingga akhirnya, musik bisa memodulasi aktivitas dalam semua struktur otak yang disebut limbik dan paralimbik (yaitu, dalam struktur-struktur yang menghasilkan emosi), menunjukkan bahwa emosi musik tidak hanya membangkitkan ilusi terhadap pikiran tetapi juga dapat membangkitkan ‘real’ emotion (Koelsch, 2012).

4. Faktor yang mempengaruhi emosi musikal a) Musical Factor

1) Musik itu sendiri, seperti: timbre, sound level, genre, style suatu musik.

2) Collative Variables

(8)

memicu memori terkait kenangan-kenangan sepanjang hidup baik yang berhubungan dengan teman dekat, cinta, dan kehilangan (Baumgartner, 1992). Memori akan kenangan tersebut akan berpengaruh pada emosi yang dibangkitkan oleh musik (Laukka, 2007).

3) Performance Context

Musik yang didengar berasal dari penyanyi langsung atau melalui rekaman.

b) Personal Factor

Ada beberapa faktor pendengar yang mempengaruhi emosi musikal yakni:

1) Preferensi

Menurut Juslin & Sloboda (2010), frekuensi ketika individu mendengarkan musik yang tidak mereka pilih untuk dengar atau terpaksa didengar akan lebih emosi negatif daripada musik yang sengaja ingin mereka dengar (sukai/prefernsi musik mereka). 2) Usia

(9)

dan netralitas dalam musik. Usia 5-7 tahun dapat mengidentifikasi kebahagiaan, sedih, takut, dan netralitas tetapi tidak pada marah (Stachó, Saarikallio, van Zijl, Huotilainen, & Toiviainen, 2013). Secara umum, emosi arousal tinggi seperti kebahagiaan dan rasa takut lebih mudah bagi anak-anak untuk identifikasi daripada emosi dengan arousal yang seperti kesedihan atau kedamaian. Namun mulai usia 11 tahun sampai pada dewasa muda dapat mengeskpresikan emosi musikal dengan baik (Hunter, Schellenberg, & Stalinski, 2010). Sementara orang dewasa tua (older adult) menunjukkan penurunan terhadap pengenalan akan emosi negatif seperti kesedihan, namun mereka dapat mengenali emosi positif dalam musik seperti orang dewasa muda lakukan (Juslin & Laukka, 2004).

c) Situational Factor

Ada beberapa faktor situasional yakni:

1) Faktor fisik (lokasi/tempat mendengarkan musik)

2) Faktor sosial (mendengarkan sendiri atau bersama dengan orang lain atau perilaku si pemain musik atau pendengar, budaya pendengar)

5. Pengukuran emosi musikal

(10)

subjective feeling, dan motor expression yang kemudian diikuti dengan action tendencies. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengukur komponen subjective feeling. Zentner (2008) menyatakan bahwa beberapa emosi lebih dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan saat mengalami daripada dimanifestasikan ke dalam bentuk perilaku yang tampak seperti fisiologis dan ekspresi. Untuk itu lebih cocok meneliti emosi musikal melalui fenomena pengalaman dengan tetap memasukkan status emosi yang tidak menunjukkan ekspresi (behavioral manifestation) namun tetap tinggi merepresentasikan karakteristik reaksi dalam mendengarkan musik.

Komponen subjective feeling dari emosi musikal akan diukur dengan self-reported. Terdapat dua tipe pengalaman emosi dalam mendengarkan musik, yaitu perceived dan felt emotion . Dikatakan bahwa perceived emotion ketika pendengar diminta untuk menentukan emosi yang digambarkan oleh musik, misalnya ( musik ini menggambarkan kesedihan) sedangkan dikatakan felt emotion ketika pendengar diminta untuk melaporkan bagaimana perasaan yang ditimbulkan oleh musik. Emosi musikal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah felt emotion. Hal ini sejalan dengan teori Zentner dan Scherer (2008) yang menekankan pada emosi yang dirasakan oleh seseorang saat mendengarkan musik dan merupakan pengalam subjektif setiap orang atau yang dikenal dengan istilah ”sense of feeling”.

(11)

1) Likert Scales. Subjek diminta merating (misalnya: “sangat sedikit, sedikit, sedang, banyak, dan sangat banyak”) skala yang berisi daftar kata emosi musikal.

2) Adjective Checklist. Subjek diminta memilih kata yang sesuai dengan apa yang dirasakan. Contohnya Activation-Deactivation Adjective Check List.

3) Visual Analogue Scale. Subjek diminta merating skala emosi musikal yang terdiri dari 2 kategori pilihan, misalnya “ tidak

senang sama sekali “ atau “ sangat senang”.

4) Non Verbal Evaluation Task. Pada tipe ini stimulus emosi disusun tanpa menggunakan kata-kata. Contohnya Self Assesment Manikin scale (SAM), dimana emosi diukur dengan menggunakan gambar yang sesuai dengan ekspresi wajah, sehingga dapat digunakan pada anak-anak.

5) Diary Study. Berupa laporan sehari-hari mengenai emosi subjek, penyebabnya, serta efek yang ditimbulkan.

6) Free/Phenomenological report/narative method. Berupa deskripsi pengalaman personal. Format dapat bervariasi mulai dari pengalaman emosi sebelumnya maupun pengalaman emosi terbaru yang dirasa penting.

(12)

1) Basic Emotion Model

Basic emotion model atau discrete model berdasarkan pada pengertian emosi secara umum (universal) yang mana didalamnya terdapat fear, anger, disgust, sadness, happiness, shame, embrassment, contempt, dan guilt. Pengkategorian yang mudah, digunakan pada penelitian fisiologi dan neurologi emosi, dan dapat diwujudkan dalam gambar ekspresi wajah. Namun mempunyai akurasi diskriminatif yang rendah dibandingkan dimensional dan domain specific model (Vuoskoski & Eerola, 2011).

2) Dimensional Model

Merupakan alternatif dari basic emotion model. Emosi yang digambarkan dengan model ini merupkan penggabungan 2 inti dimensi yakni valence dan arousal. Kelemahan dari model ini adalah tidak mampu menghitung varian emosi yang ditimbulkan oleh musik dan penyelarasan sumbu tidak selalu sesuai dengan sistem fisiologis yang mendorong pengalaman emosi yang dibangkitkan oleh musik.

3) Domain Specific Model

Model emosi ini muncul karena sebagian peneliti berpendapat bahwa emosi secara umum tidak dapat menangkap emosi yang ditimbulkan oleh musik. Dimulai dengan adjective

(13)

sifat di setiap klaster yang dibuat oleh Havner. Kemudian 3 bipolar emotion, gaiety vs gloom, tension vs relaxation, solemnity vs triviality yang dibuat oleh Wedin. Hingga akhirnya Asmus menyusun istilah emosi yang relevan dengan musik menggunakan metode faktor analisis. Penelitian yang dilakukan Amus dikembangkan Zentner yang juga menggunakan metode analis faktor yang diberi nama GEMS (Geneva Emotional Music Scale).

(14)

dilakukan oleh Torres-Eliard, Labbé & Grandjean bahwa GEMS lebih dapat mengekspresikan emosi yang dibangkitkan oleh musik dengan pendekatan Domain Specific Model (Torres-Eliard, Labbé, & Grandjean, 2012).

C. MUSIK

1. Pengertian Musik

Musik merupakan rangkaian bunyi atau suara yang diatur menjadi suatu paduan harmonis yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005). Musik adalah seni yang dipadukan sebaik mungkin dengan mengguankan suara ataupun alat musik yang memiliki unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna nada (Kaimen, 2004).

(15)

2. Elemen Musik

Menurut Kamien (2004) musik disusun oleh elemen-elemen sebagai berikut:

a) Sound: Pitch, Dynamics, dan Tone Color

Pitch merupakan tinggi rendahnya suara yang kita dengar. Dynamics merupakan tingkat keras lembutnya suatu musik. Tone Color merupakan kualitas yang membedakan warna musik

b) Musical instruments

Merupakan setiap alat selain suara yang menghasilkan bunyi musik. c) Rhythm

Merupakan bagaimana sebuah musik mengalir saat dimainkan. Terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan :

1) Beat, ketukan yang menentukan musik tetap seimbang di dalam satu kesatuan waktu.

2) Meter, merupakan pengorganisasian beat yang dibuat dalam bentuk pengelompokan,

3) Aksen dan Sinkopasi, sebuah not yang paling jelas ditekankan dengan memainkannya lebih keras dibandingkan not lainnya disebut juga dengan aksen, sedangkan sinkopasi adalah sebuah efek dimana sebuah not aksen muncul kita tidak hanya mengharapkan satu not saja, dan

(16)

d) Music notation

Merupakan sebuah sistem penulisan dalam musik dimana menunjukkan nada dan irama spesifik yang dapat dikomunikasikan. e) Melody

Merupakan nada tunggal yang disatukan sehingga dapat dikenali keseluruhan.

f) Harmony

Merupakan sebuah chord dibentuk dan bagaimana mereka mengikuti satu sama lain.

g) Key

merupakan pusat melodi, tidak hanya pusat melodi namun pusat skala dan chord.

h) Musical texture

Berhubungan dengan bentuk, struktur, pengaturan, dan koherensi. i) Musical form

Bentuk musik berhubungan dengan bentuk , struktur, pengaturan, dan koherensi.

j) Performance

Tugas dari performer untuk membawakan simbol yang disampaikan oleh komposer

k) Musical style

(17)

3. Preferensi Musik

Preferensi musik merupakan sejauh mana seseorang lebih menyukai sebuah genre musik dibandingkan dengan genre musik yang lain (Scherer & Zentner, 2001). Preferensi musik biasanya dilihat sebagai evaluasi jangka panjang, hal ini biasanya digambarkan sama dengan selera musik. Meskipun preferensi musik juga dianggap sebagai transitory, hal tersebut juga bergantung pada keadaan saat ini atau konteks individu pendengar, kebanyakan penelitian tentang preferensi musik cenderung menganggap evaluasi stabil atas penilaian jangka pendek.

a) Faktor yang mempengaruhi preferensi musik

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi preferensi musik seseorang, yakni:

1) Faktor musik

Yang dimaksudkan dengan faktor musik adalah unsur yang menyusun lagi tersebut yakni seperti; tempo, rhytm, pitch, music style dan sebagainya.

2) Faktor personal

(18)

jazz, sementara individu dengan kepribadian Extraversion aspek rasa mencari kesenangan yang tinggi memiliki hubungan yang kuat dengan preferensi musik hard rock. Serta berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Veltri (2010) ditemukan bahwa pemilihan terhadap musik yang kita sukai merupakan cerminan akan karakteristik kita sendiri selaku individu.

3) Faktor situasional dan sosial

Yang termasuk dengan faktor ini adalah hubungan pertemanan yang dekat (close friends) biasanya akan berbagi preferensi musik yang sama daripada yang bukan teman dekat (Selfhout, Branje, ter Bogt, & Meeus, 2009), budaya yakni interaksi sosial seperti paparan media sosial dan juga tren budaya setempat (Juslin & Sloboda, 2010), faktor situasional atau sosial dan variasi arousal atau keadaan afektif dari individu tersebut (Juslin & Laukka, 2004).

(19)

b) Pengukuran preferensi musik

Preferensi musik yang stabil mula-mula pernah diukur dengan menggunakan kuisioner yang menanyakan kepada responden tentang genre musik mana yang enak untuk didengar dari sederetan gaya musik yang telah disediakan seperti jenis yang „serius‟ (classic) atau popular (Fransworth, dalam Juslin dan Sloboda, 2010). Unit yang biasanya paling sering dijadikan analisis dalam mengukur preferensi musik adalah genre (gaya musik/aliran) yang cenderung menghasilkan data yang reliabel dan valid, sehingga satu langkah ke depan untuk mengembangkan ukuran standar pada preferensi musik dengan menggunakan daftar genre musik yang luas (Juslin & Sloboda, 2012).

4. Genre musik

Genre musik merupakan mengkarakteristikan sebuah musik dengan menggunakan melodi, ritim, warna nada, dinamik, harmoni, susunan, dan bentuk (Kamien, 2004). Genre musik dibedakan sebagai berikut:

a) Musik Rhythm and Blues (Rn‟B)

Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B memiliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock

n’ roll, soul, funk, disco dan rap. b) Musik Pop

(20)

sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhanannya antara lain, drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.

c) Musik Country

Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat.

d) Musik Jazz

Jazz dapat digambarkan secara umum sebagai musik yang berakar pada improvisasi dan ditandai dengan irama yang lemah, beat yang menenangkan, dan warna nada yang khas dan teknik khusus dalam memainkan.

Komponen dasar pada struktur musik jazz menurut Smith (2008) adalah:

1) Komponen rhythmic, merupakan hubungan berirama yang tetap antara instrumen-instrumen yang berpartisipasi seperti melody, chords, dan bass.

(21)

3) Komponen harmonic, terkait sejumlah kecil dari jenis progresi chord seperti; notasi, pitch, tone, dll.

Musik jazz dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

1) Blues, merupakan genre musik yang berkembang di Afrika-Amerika sebagai lagu rakyat seperti lagu kerja dan spiritual. Country blues yang asli biasanya dimainkan dengan iringan gitar, tidak terstandar dalam bentuk dan gaya. Vocal blues sangat personal, sering berisi referensi seksual dan berurusan dengan rasa sakit pengkhianatan, desersi, dan cinta tak berbalas. Irama musik blues sangat fleksibel.

2) Swing, merupakan jenis jazz yang baru berkembang pada tahun 1920an. Swing merupakan genre musik yang lebih spesifik daripada karakteristik kekuatan berirama dari semua jenis jazz. permainan musik swing dimainkan dengan alat musik saxophones, brasses (trompet dan trombon), dan rhythm (piano, perkusi, gitar, dan bass).

(22)

Sebagai contoh, rhythm pada melodi bebop lebih bervariasi dan tidak terduga dibandingkan jenis jazz yang sebelumnya.

4) Model Jazz sejak tahun 1950:

i. Cool Jazz, merupakan gabungan dari genre musik bop hanya saja mempunyai karakter yang lebih tenang dan santai. Penampilan musik jazz dimainkan dengan cara yang lebih tenang, serangan yang lembut dan dengan sedikit vibrato. Bagian musik cool jazz cenderung dimainkan lebih lama dari karya bebop dan lebih bergantung pada pengaturan. Terkadang menggunakan instrumen yang baru pada musik jazz termasuk dengan menggunakan teromper Prancis, suling dan cello.

ii. Free Jazz, merupakan genre musik jazz yang tidak didasari oleh bentuk yang biasanya atau pola chord yang ada.

iii. Jazz Rock (Fusion), merupakan gabungan dari pendekatan improvisasi musisi jazz dengan ryhtym dan warna nada musik rock. Jazz rock secara khas memasukkan instrumen akustik dengan synthetisizers dan piano elektrik, gitar, dan bass. e) Musik Rock

(23)

musik populer yang biasanya diiringi oleh gitar dan drum. Namun banyak juga gaya musik rock yang menggunakan alat musik seperti organ, piano, atau synthetisizers.

Menurut Kamien (2004), rock merupakan genre musik yang muncul pada pertengahan abad ke 20 yang memiliki ciri khas pada melodi vokal yang diikuti oleh iringan gitar elektrik, bass, dan drum dengan irama yang kuat/keras. Keyboard juga sering digunakan pada musik rock.

Karakterisitik musik rock, adalah:

1) Dimainkan dengan alat musik organ, piano, atau synthetisizer.

2) Melodi vokal yang diiringi oleh iringan gitrar elektrik, bass, dan drum. 3) Beat yang kuat/keras.

D. Dinamika kaitan antara Emosi Musikal, Preferensi Musik, dan Genre Musik

(24)

Manusia dalam mendengarkan musik kebanyakan tidak hanya mendengarkan musik secara tunggal tanpa melakukan aktivitas lain. Manusia biasanya mendengarkan musik sambil melakukan aktivitas lain seperti; mengerjakan tugas, mengendarai, membaca buku, mengisi waktu luang, dll (Djohan, 2009). Ada beberapa macam genre musik yakni musik „serius‟ atau klasik, musik popular, musik jazz, musik rock. Penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa alasan yang membuat orang ingin untuk mendengarkan musik adalah karena musik bisa membuat orang nyaman atau suasana hati yang positif dengan mengubah mood mereka, atau mempertahankan mood mereka (Juslin & Sloboda, 2010; Schäfer, T., Sedlmeier, P., Städtler, C., & Huron, D., 2013; Chanda & Levitin, 2013).

(25)

material yang jelas pada kesejahteraan individu dan jarang menyebabkan tanggapan spesifik yang berorientasi pada tujuan‟).

Penelitian Juslin & Sloboda (2010) mencoba menguraikan mekanisme yang membuat musik dapat menyebabkan munculnya emosi. Enam mekanisme yang mendasari keterbangkitan emosi oleh musik, yakni brain-stem reflexes, evaluative conditioning, emotional contagion, visual imagery, episodic memory, dan musical expectancy. Sementara Koelsch (2012) menyatakan emosi yang dibangkitkan oleh musik membangkitkan perubahan terhadap tiga komponen reaksi utama emosi, yaitu dalam psychological arousal (aktivitas autonomi dan endokrin), subjective feeling (perasaan seperti senang, bahagia, sedih, dll), motor expression (tersenyum atau cemberut). Selain itu, mendengarkan musik dapat menunjukkan action tendencies (menari, menghentakkan kaki, bertepuk tangan, dll).

Zentner (2008) menyatakan bahwa beberapa emosi lebih dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan saat mengalami daripada dimanifestasikan ke dalam bentuk perilaku yang tampak seperti fisiologis dan ekspresi. Untuk itu lebih cocok meneliti emosi musikal melalui fenomena pengalaman dengan tetap memasukkan status emosi yang tidak menunjukkan ekspresi (behavioral manifestation) namun tetap tinggi merepresentasikan karakteristik reaksi dalam mendengarkan musik.

(26)

ini menggambarkan kesedihan) sedangkan dikatakan felt emotion ketika pendengar diminta untuk melaporkan bagaimana perasaan yang ditimbulkan oleh musik. Emosi musikal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah felt emotion. Hal ini sejalan dengan teori Zentner dan Scherer (2008) yang menekankan pada emosi yang dirasakan oleh seseorang saat mendengarkan musik dan merupakan pengalam subjektif setiap orang atau yang dikenal dengan istilah ”sense of feeling”.

Emosi musikal dengan Preferensi Musik

Respon emosi juga berhubungan latar belakang dan keyakinan pendengarnya (Djohan, 2009). Salah satu latar belakang pendengar adalah preferensi musik yang dimiliki oleh pedengar. Preferensi musik merupakan sejauh mana seseorang lebih menyukai sebuah genre musik dibandingkan dengan genre musik yang lainnya (Scherer & Zentner, 2001). Berdasarkan skema diatas,

Genre Musik

Jazz

Rock

Preferensi Musik

Jazz

Rock

Emosi Musikal

Stimulus

1 2

3 4

(27)

preferensi musik merupakan bagian dalam diri pendengar (person) yang sudah ada.

Penelitian yang dilakukan oleh Rentfow dan Gosling (2003) membagi prefrensi musik ke dalam 4 (empat) kelompok dan gambaran emosi musik, yakni; pertama diberi label Reflective & Complex (klasik, jazz, folk, blues) musik cenderung menekankan emosi yang positif dan negatif serta lebih kompleks dibandingkan jenis musik yang lain. Kedua diberi label Intense & Rebellious (rock, alternative, heavy metal) musik cenderung menekankan emosi yang negatif dan tema ketidakpatuhan. Kemudian yang ketiga diberi label Upbeat & Conventional (pop, soundtrack, religius, country) musik cenderung menekankan emosi positif dan lebih kurang kompleks dibandingkan jenis musik yang lain. Dan yang keempat diberi label Energetic & Rhythmic (rap, soul, dan electronica) musik cenderung menekankan pada enegi dan tema self-gratification.

(28)

Geneva Emotional Music Scale (GEMS) merupakan suatu instrumen yang dikembangkan oleh Zentner untuk mendapatkan gambaran emosi-emosi yang dibangkitkan oleh musik (Zentner, Grandjean, & Scherer, 2008). Emosi-emosi yang dibangkitkan oleh musik dikelompokkan ke dalam 9 kategori emosi. Sehingga untuk mengetahui perbedaan emosi musikal yang tunjukkan oleh individu yang memiliki preferensi musik jazz dan musik rock dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan GEMS.

Emosi Musikal dengan Genre Musik

Musik merupakan suatu paduan yang mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan bebera instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005). Musik dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk yakni ada yang berdasarkan genre musiknya dan juga kategorinya. Menurut Djohan (2009) musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif demikian pula dengan musik yang sedih juga menghasilkan peningkatan suasana hati yang negatif. Genre musik merupakan pengkarakteristikan sebuah musik dengan menggunakan melodi, ritim, warna nada, dinamik, harmoni, susunan, dan bentuk (Kamien, 2004). (dalam Djohan, 2009). Berdasarkan genre musiknya, musik jazz dan rock merupakan dua jenis musik yang cukup berbeda baik dari segi harmoni (sederhana atau rumit), irama (monoton atau lancar), tempo (cepat atau lambat), dan garis melodi (naik atau turun) serta emosi yang ditekankan pada musik.

(29)

terompet, saxophone (soprano, alto tenor, bariton), piano, klarinet, vibraphone, dan trombone yang mana berdasarkan karakterisitik musik tersebut lebih memungkinkan pendengarnya merasa santai (relax) (Report, 2004). Sementara genre musik rock memiliki karakteristik musik musik yang keras, beat yang cepat, dengan sering menampilkan iringan gitar listrik dan suara berat, lebih menekankan perasaan power (Aljanaki, Wiering, & Veltkamp, 2014). Tanpa memperhatikan preferensi musik partisipan apakah musik jazz ataupun musik rock, peneliti ingin melihat perbedaan yang ditunjukkan ketika partisipan diperdengarkan musik jazz dan musik rock dengan karakteristik musik yang cukup berbeda.

Emosi Musikal dengan Preferensi Musik dan Genre Musik

Peneliti melakukan survey terhadap 339 mahasiswa USU dan didapat bahwa ketika seseorang dalam melakukan kegiatan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yakni belajar, pengantar tidur, mengubah perasaan, dll maka perasaan yang ditimbulkan adalah 45,3% merasa terganggu, 10,67% suntuk (badmood), 30% biasa saja selama musik enak didengar, 10% biasa saja dengan mengabaikan musik, 4 % yang lain-lain. Berdasarkan survey tersebut dapat disimpulkan bahwa respon yang ditunjukkan seseorang yang mempunyai preferensi tertentu menghasilkan berbeda antara satu dengan yang lain.

(30)

skema musik yang dimiliki individu dan integrasi informasi yang baru. Informasi baru yang dimaksudkan adalah musik yang didengar oleh individu. Sementara, emosi positif dialami ketika informasi musik sesuai skema kognitif yang ada pada pendengar. Berdasarkan the reciprocal feedback model, ketika identitas musik individu atau preferensinya adalah musik jazz atau rock sementara stimulus yang diberikan adalah genre musik yang tidak sesuai dengan prerefernsi individu dapat menimbulkan respon emosi yang berbeda ketika musik yang diperdengarkan sesuai dengan preferensi individu.

Sehingga berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan emosi musikal yang dialami pada individu berdasarkan preferensi musik yang dimiliki (jazz dan rock) dan genre musik yang diperdengarkan (jazz dan rock).

E. HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada perbedaan emosi musikal berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

a. Ada perbedaan emosi wonder berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

b. Ada perbedaan emosi transcendence berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

(31)

d. Ada perbedaan emosi nostalgia berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

e. Ada perbedaan emosi peacefulness berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

f. Ada perbedaan emosi power berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

g. Ada perbedaan emosi joyful activation berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

h. Ada perbedaan emosi sadness berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

i. Ada perbedaan emosi tension berdasarkan preferensi musik (jazz dan musik rock).

2. Ada perbedaan emosi musikal pada individu yang diperdengarkan genre musik (jazz dan musik rock).

a. Ada perbedaan emosi wonder berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

b. Ada perbedaan emosi transcendence berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

c. Ada perbedaan emosi tenderness berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

(32)

e. Ada perbedaan emosi peacefulness berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

f. Ada perbedaan emosi power berdasarkan genre musik (jazz dan rock). g. Ada perbedaan emosi joyful activation berdasarkan genre musik (jazz

dan rock).

h. Ada perbedaan emosi sadness berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

i. Ada perbedaan emosi tension berdasarkan genre musik (jazz dan rock).

3. Ada perbedaan emosi musikal pada individu yang memiliki preferensi musik rock dan musik jazz yang diperdengarkan musik rock dan musik jazz.

a. Ada Ada perbedaan emosi wonder berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

b. Ada perbedaan emosi transcendence berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

c. Ada perbedaan emosi tenderness berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

d. Ada perbedaan emosi nostalgia berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

e. Ada perbedaan emosi peacefulness berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

(33)

g. Ada perbedaan emosi joyful activation berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

h. Ada perbedaan emosi sadness berdasarkan preferensi musik (jazz dan rock) dan genre musik (jazz dan rock).

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pembelajaran metode

Prevalensi atau prosentase anemi di tiga desa kecamatan Citeureup (gabungan desa Puspanegara, desa Citeureup, dan desa Tarikolot) pada kelompok pekerja (BapaMaki-laki dewasa),

Kenaikan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karna guru terus berusaha untuk meningkatkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa

Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasen secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap

Aplikasi WAP ini berisi informasi mengenai jadwal penerbangan, pendaftaran user, pemesanan tiket maupun pembatalan tiket. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman WML

1) Pada kegiatan pembelajaran didalam kelas, siswa berinteraksi antar sesamanya, dengan menggunakan petunjuk yang dikembangkan, guru hanya bertindak sebagai mentor. Kunci

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba membuat suatu program aplikasi pada dealer Raafi Jaya Motor, yang akan digunakan untuk mempermudah kegiatan transaksi yaitu dalam

Berdasarkan hasil uji coba dan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari sistem informasi perpustakaan berbasis web pada SD