• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP

INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK

RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

Progran Studi Manajemen

Oleh :

Muhammad Zainal Musthofa 2014210635

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

(2)

PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS, PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP

INTENSI PERILAKU MENGGUNAKAN SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN MOBILE BANKING BANK

RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Manajemen

Oleh :

Muhammad Zainal Musthofa 2014210635

HALAMAN JUDUL

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A

(3)

PENGESAHAN ARTIKEL SKRIPSI

Nama : Muhammad Zainal Musthofa

Tempat, Tanggal Lahir : Rantau, 12 April 1995

N.I.M : 2014210635

Program Studi : Manajemen

Program Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Pemasaran

Judul : Pengaruh Keunggulan Relatif, Persepsi Kompleksitas, Persepsi Kompatibilitas, Persepsi Triability Terhadap Intensi Perilaku Menggunakan Serta Dampaknya Pada Penggunaan Mobile Banking Bank Rakyat Indonesia Di Surabaya.

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing, Tanggal: ...

(Dra. Lindiawati, MM)

Ketua Program Studi Sarjana Manajemen, Tanggal: ...

(4)

1 PENGARUH KEUNGGULAN RELATIF, PERSEPSI KOMPLEKSITAS,

PERSEPSI KOMPATIBILITAS, PERSEPSI TRIABILITY TERHADAP INTENSI PERILAKU SERTA DAMPAKNYA PADA PENGGUNAAN

MOBILE BANKING BANK RAKYAT INDONESIA DI SURABAYA

Muhammad Zainal Musthofa STIE Perbanas Surabaya Email: Almalikzayn@gmail.com

Lindiawati STIE Perbanas Surabaya Email: Lindiawati@perbanas.ac.id

Jl. Nginden Semolo 34-36

ABSTRACT

Using technology in every day's daily activities is not a stranger anymore, rapid technological development is very influential on economic and social activities. Technological advances also affect the banking world electronically. One of the services enhanced by banks is the mobile banking facility. This study aims to analyze the influence of relative advantage, perceived complexity perceived compatibility,, perceived triability on behavioral intentions and the impact on the use of BRI mobile banking in Surabaya. Sample of this research are 100 respondents and this research is done in Surabaya. Sample is drawn using purposive sampling methods. This study uses Partial Least Square Structural Equation Modeling 6.0 (PLS-SEM) analysis technique. The results of this study reveals that relative advantage, perceived complexity, perceived compatibility, perception of behavioral intentions have a significant effect on using BRI’s mobile baking and while perceived triability does not significantly influence behavioral intention on using BRI’s mobile baking. Anyhow behavioral intension to use significantly affects BRI's mobile banking user.

Keywords: Relative Advantage, Perseived Compatibility, Perseived Triability, Behavior Intension, Usage.

PENDAHULUAN

Saat ini penggunaan teknologi informasi dalam setiap kegiatan sehari-hari bukanlah suatu yang asing lagi, perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan sosial. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi dunia perbankan secara elektronik. Salah satu layanan yang ditingkatkan oleh perbankan adalah fasilitas mobile banking.

(5)

2 perbankan saat ini nasabah tidak

perlu lagi repot-repot datang ke bank atau ATM hanya untuk transfer antar bank. Saat ini hampir setiap aktivitas perbankan dapat dilakukan nasabah di telapak tangan mereka dengan mobile banking.

Tren penggunaan mobile banking dalam setiap kegiatan sehari-hari oleh nasabah didukung dengan tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2016 pengguna internet sebesar 93,4 juta dan terakhir pada tahun 2017 sebesar 112,6 juta (Asosiasi penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016).Dari jumlah tersebut 1,7% pengguna menggunakan komputer, 47,6% menggunakan komputer dan handphone biasa dan yang paling banyak digunakan dan masih akan terus meningkat adalah pengguna smartphone sebesar 50,7 %. Tingginya jumlah pengguna smartphone dijadikan sebagai peluang untuk mempermudah dan memenuhi kebutuhan transaksi nasabah BRI yang semakin meningkat, sehingga untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dengan teknologi yang semakin

berkembang Mobile

Bankingjugapasti akan terus ditingkatkan.

M-banking adalah sebuah sistem yang diberikan oleh lembaga keuangan seperti halnya bank agar nasabah dapat melakukan transaksi keuangan kapan pun dan di mana pun

menggunakan samartphone (wikipedia). Dengan alasan tersebut, artinya nasabah dapat lebih dimudahkan karena tidak lagi perlu datang ke kantor bank atau cabangnya untuk melakukan transaksi. Selain kemudahan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasabahnya bank terus melakukan inovasi agar mampu mendapatkan keunggulan relatif.

Tabel 1

BANK DENGAN TOP BRAND AWARD KATEGORI

MOBILE BANKING TAHUN 2015 – 2017

Keunggulan relatif BRI terus dikembangkan. Salah satunya untuk mendukung keunggulan relatifnya pada 18 Juni 2016 meluncurkan satelit. Satelit yang diluncurkan BRI diberi nama BRIsat. Dengan diluncurkannya BRIsat diharapkan penggunaan M-banking akan mendapatkan banyak kelebihan lainnya seperti jangkauan lebih luas dan peningkatan keamanan yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah penggunaan M-banking. Akan tetapi hal tersebut belum sesuai dengan harapan karena menurut

NAMA BANK

2015 2016 2017

(6)

3 data top brand BRI masih di

bawah bank lainnya yaitu bank BCA dan bank Mandiri.

M-banking BRI dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami penurunan. Dilihat dari posisi peringkat Mobile Banking BRI berada di peringkat ke 4 dibawah dari pesaingnya seperti BCA dan juga Mandiri. Mengapa bank sebesar BRI bisa berada di bawah bank lain dalam bidang pelayanan Mobile Banking.

Seperti yang diketahui BRI merupakan bank pemerintah terbesar di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan M-banking.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan mobile banking. Beberapa faktor yang mempengaruhi mobile banking tersebut di antaranya adalah persepsi kompleksitas, kompatibilitas dan persepsi triability. (Makanyeza, 2016).

Dalam menggunakan sarana untuk menggunakan layanan perbankan, pada umumnya nasabah menginginkan proses yang sederhana, cepat dan murah. Jika dihadapkan pada tahapan proses yang rumit atau komplek, nasabah akan enggan menggunakan layanan perbankan, karenanya aspek kompleksitas pada mobile banking perlu

menjadi perhatian prioritas. Persepsi nasabah terhadap kompleksitas harus diperhatikan oleh pihak bank. Persepsi Kompleksitas merupakan persepsi nasabah terhadap tingkat kesulitan atau kerumitan yang dirasakan nasabah saat menggunakan m-banking. Menurut Kotler dan Keller (2013: 610) kompleksitas adalah tingkat sulitnya suatu inovasi untuk dimengerti atau digunakan. Apabila suatu inovasi sulit dimengerti dan dinggunakan maka akan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya inovasi diterima. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima.

Jika suatu inovasi atau layanan yang diberikan BRI dirasa sulit untuk digunakan maka hal tersebut bisa saja akan mempengaruhi persepsi nasabah untuk menggunakan mobile banking, dampaknya nasabah akan tetap menggunakan atau tidak melanjutkan menggunakan lagi layanan tersebut karena dirasa sulit dalam penggunaannya.

(7)

4 antara inovasi produk dengan

nilai-nilai yang diyakini nasabah serta keadaan dan kebutuhan nasabah BRI. menurut Duet ; Koksal Püschel et al., dan Püschel et al. dalam Makanyeza (2016) kompatibilitas yang dirasakan mengacu pada sejauh mana produk/layanan sesuai dengan nilai, gaya hidup, kebutuhan, dan pengalaman individu. Dampak dari adanya kesesuaian yang dirasakan oleh nasabah akan sangat

berpengaruh terhadap

keberlanjutan penggunaan dan tingkat penggunaan layanan nasabah dalam menggunakan layanan BRI. Apabila suatu pelayanan dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah maka akan sangat mempengaruhi terhadap keberlanjutan penggunaan layanan mobile banking BRI, karena walaupun nasabah menyimpan aplikasi mobile banking di handphone mereka akan jarang menggunakan karena tidak sesuai dengan kebutuhannya.

Nasabah tentunya ingin mengetahui apa saja keuntungan yang mereka dapatkan apabila menggunakan mobile banking BRI, oleh sebab itu agar nasabah mengetahui keuntungan apa saja yang akan didapatkan jika menggunakan m-banking BRI maka BRI perlu untuk dapat membuat nasabah mencoba m-banking BRI, maka dari itu BRI perlu untuk memberikan nasabahnya kesempatan untuk mencoba M-banking BRI. Sejauh mana nasabah merasa dapat

mencoba teknologi atau sistem baru disebut persepsi triability. Triability bisa juga diterapkan pada layanan lama yang belum digunakan oleh nasabah. Tujuannya adalah agar nasabah

dapat mengembangkan

pengetahuannya tentang mobile banking dan meningkatkan intensitas penggunaan. Selain itu tujuan lainya juga agar membuat nasabah merasakan manfaat mobile banking BRI yang sebelumnya belum dirasakan nasabah dan akhirnya membuat nasabah menjadi tertarik sehingga terus menggunakan mobile banking BRI.

Berdasarkan uraian tentang fenomena dalam layanan mobile banking di Indonesia khususnya oleh BRI serta variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja mobile banking, maka dinilai perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Keunggulan Relatif, Persepsi Kompleksitas, Persepsi Kompatibilitas, Persepsi Triability terhadap Intensi Perilaku Menggunakan serta dampaknya pada Penggunaan Mobile Banking Bank Rakyat Indonesia di Surabaya”.

(8)

5 dimiliki oleh BRI dan tidak dimiliki

oleh bank pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2013: 612) keuntungan relatif adalah tingkat di mana inovasi tampak lebih bagus dariproduk lama. Tingkat kelebihan suatu inovasi apakah lebih baik dari inovasi yang telah sebelumnya atau dari hal yang biasa dilakukan. Biasanya keunggulan relatif dapat diukur dari segi ekonomi, prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan.

Ceccucci et al. dalam Islam et al. (2013: 828) menyatakan keuntungan relatif adalah sejauh mana nasabah merasakan inovasi untuk mewakili peningkatan baik efisiensi atau efektivitas bila

dibandingkan dengan

menggunakan metode yang sudah ada. Keuntungan relatif mengacu pada sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik daripada gagasan itu menggantikan (Yeong et al. 2015: 596). Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi.

Keunggulan relatif dapat dimiliki BRI dengan menciptakan inovasi. West & Far Ancok (2012: 34) Inovasi merupakan pengenalan dan penerapan secara sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.

Menurut Flight dalam salahuddun (2017 : 144), keuntungan relatif dimaksudkan untuk mencerminkan persepsi nasabah mengenai seluruh atau

sebagian kualitas inovasi masa depan akan dapat menawarkan nilai tambah kepada nasabah potensial dibandingkan dengan opsi yang tersedia saat ini. Keunggulan relatif juga memberikan nasabah kontrol yang lebih mudah dan lebih baik sehingga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi penggunaan.

Persepsi Kompleksitas

Tidak semua inovasi dapat diterima dengan mudah oleh nasabah bank, salah satu yang menghalangi dalampengadopsian inovasi baru adalah kompleksitas dalam penggunaan inovasi yang digunakan. Tingkat di mana suatu inovasi dilihat olehindividu yang dianggap relatif sulit dipahami dan digunakan disebut sebagai kompleksitas yang dirasakan.

Menurut Kotler dan Keller (2013: 610) kompleksitas adalah tingkat sulitnya suatu inovasi untuk dimengerti atau digunakan. Apabila suatu inovasi sulit dimengerti dan dinggunakan maka akan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya inovasi diterima. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima.

(9)

6 Kompleksitas penggunaan

merupakan faktor utama dalam adopsi mobile banking. Ada banyak penelitian empiris mengenai teknologi mobile yang menunjukkan bahwa keinginan pengguna untuk mengadopsi mobile banking dihambat oleh kompleksitas inovasi yang dirasakan.

Bauer et al. dalam Islam et al. (2013: 830) mengungkapkan di mana kompleksitas memiliki hubungan negatif ketika mengadopsi sistem baru, semakin rendah kompleksitas maka akan semakin cepat dan mudah inovasi tersebut di adopsi. Sebaliknya, semakin besar kompleksitas, semakin lambat tingkat adopsi.

Persepsi Kompatibilitas

Menurut Kotler dan Keller

berpendapat, bahwa

kompatibilitas adalah tingkat kesesuaian antara inovasi dengan nilai dan pengalaman perorangan. Tingkat kesesuaian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh nasabah, maka inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh nasabah (Kotler dan Keller, 2013 : 613).

Nasabah cenderung lebih mudah mengadopsi teknologi yang kompatibel dengan teknologi saat ini yang mereka miliki atau miliki sebelumnya. Inovasi yang sesuai dengan gaya

hidup pengguna biasanya memiliki sifat yang lebih cepat untuk diadopsi Koenig-Lewis et al., dalam Makanyeza (2016 : 381).

Penelitian yang telah dilakukan di Malaysia menunjukkan hasil bahwa kesesuaian yang dirasakan oleh konsumen merupakan anteseden yang berpengaruh signifikan dalam menentukan sikap konsumen terhadap adopsi internet banking Ndubisi & Sinti dalam Makanyeza (2016 : 381).

Persepsi Triability

Sebelum nasabah bisa menggunakan aplikasi mobile banking BRI maka perlu pihak bank untuk memfasilitasi nasabah agardapat mencobanya terlebih dahulu atau memberikan demo penggunaan kepada nasabah, adanya kesempatan nasabah untuk mencoba menggunakan aplikasi yang ada juga akan memberikan pengetahuan lebih tentang fitur-fitur yang ada dalam aplikasi mobile baking.

(10)

7 tidak tahu dan sulitnya

menggunakan teknologi. Dengan demikian bank yang memberikan bantuan dan demonstrasi mengenai penggunaan mobile banking saat nasabah belum mengereti atau paham cara penggunaan mobile banking kekhawatiran tentang sulitnya mobile banking dapat diminimalkan dan ini juga akan memotivasi para pengadopsi potensial untuk terus menggunakan mobile banking.

Intensi Perilaku Menggunakan Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku.

Menurut Ajzen dan Fishbein dalam Islam et al. (2013: 826) niat perilaku dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang sesuai sehingga seseorang dapat melakukan tindakan secara sukarela.

Menurut Mafe' et al dalam Islam et al. (2013: 834) niat diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, niat adalah indikator seberapa kuat faktor individu untuk berperilaku, berapa banyak dari upaya mereka berencana untuk menggunakan, dan untuk terlibat dalam perilaku. Menurut Shanmugam et al. (2014 : 239) intensi perilaku adalah ukuran kemungkinan bahwa seseorang akan mengaplikasi mobile banking BRI.

Niat berperilaku (behavioral intention) didefinisikan Mowen dalam Ensiklopedia (2012) sebagai keinginan konsumen untuk

berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang dan menggunakan produk atau jasa. Jadi konsumen dapat membentuk keinginan melalui perilaku mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan suatu produk, membeli produk atau jasa tertentu, atau membuang produk dengan cara tertentu. Hal ini didukung oleh pendapat Olson & Peter (2013 : 6) yaitu bahwa niat berperilaku (behavioral intention) adalah suatu proposisi yang menghubungkan individu dengan tindakan yang akan datang.

Penggunaan

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia penggunaan

diartikansebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu, pemakaian. (KBBI,2002: 852). Penggunaan sebagai aktivitas memakai sesuatu atau membeli sesuatu berupa barang dan jasa. Pembeli dan pemakai yang dapat disebut pula sebagai konsumen barang dan jasa. Dalam penelitian ini penggunaan adalah pemakaian pada fitur-fitur yang ada pada smartphone dalam berinteraksi dengan orang lain.

(11)

8 mereka meyakini bahwa sistem

tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. Mobile banking sebagai salah satu bentuk aplikasi sistem juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas penggunanya. Oleh karena itu, penggunaan Mobile banking dapat diartikan sebagai kondisi nyata penggunaan layanan Mobile banking oleh nasabah bank.

Mobile Banking

Mobile banking dapat didefinisikan sebagai suatu layanan inofatif yang diberikan oleh bank yang memberikan izin kepada nasabah untuk dapat melakukan transaksi perbankan melalui ponsel di mana saja dan kapan saja (Riswandi, Budi Agus , 2005). Pendapat lain tentang mobile banking menurut Shaik dan Karjaluoto dalam Makanyeza (2016 : 2) mendefinisikan bahwa mobile banking sebagai produk atau layanan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan mikro atau bank untuk melakukan transaksi keuangan dan non-keuangan dengan menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, atau tablet.

Dengan adanya mobile banking transaksi yang biasanya

dilakukan secara manual atau nasabah harus datang ke bank untuk melakukan proses transaksi, kini transaksi dapat dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone.

Nasabah kini dapat menghemat waktu karena tidak lagi harus datang ke bank atau kantor cabang dan mengeluarkan biaya transportasi, selain itu mobile banking juga membuat nasabah tidak ketinggalan zaman dan dapat membuat smartphone lebih berguna.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa mobile banking merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan teknologi dan informasi yang berdampak besar pada sektor perbankan.

Hubungan Keunggulan Relatif dengan Intensi Perilaku Menggunakan

Salah satu hal yang mempengaruhi niat dalam menggunakan suatu teknologi adalah keunggulan relatif yang terkandung di dalamnya. Keunggulan relatif dapat berupa suatu inovasi, tetapi inovasi juga masih memiliki karakteristik yang bisa diterima dan tidak bisa diterima oleh masyarakat.

Dalam pengadopsian inovasi baru untuk mendapatkan keunggulan relatif, suatu produk/ teknologi akan cepat diterima masyarakat apabila masyarakat merasa jika produk/teknologi baru yang diberikan memiliki keunggulan relatif dibandingkan dengan produk/teknologi yang telah ada sebelumnya.

(12)

9 pengaruh kuat pada intensi

perilaku. Konsumen menganggap mobile banking menjadi lebih mudah daripada saluran perbankan lainnya. Nasabah juga merasa bahwa mobile banking memberi nasabah gambaran yang lebih baik dari keuangan mereka dan kecepatan yang merupakan keuntungan dari penggunaan mobile banking. Komponen ini mencerminkan sikap konsumen terhadap manfaat yang pada akhirnya akan terus menggunakan mobile banking.

Hipotesis 1 : Keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

Hubungan Persepsi Kompleksitas dengan Intensi Perilaku Menggunakan

Zaman sekarang masyarakat menginginkan adanya peningkatan dari suatu produk atau pelayanan tetapi ingin tetap mudah dalam penggunaannya. Kompleksitas, adalah sejauh mana inovasi dirasakan sulit dipahami dan digunakan. Inovasi yang lebih mudah dipahami tanpa harus mengembangkan keterampilan dan pemahaman baru akan lebih cepat untuk diadopsi oleh masyarakat. Dengan kata lain jika inovasi yang diciptakan dirasa memiliki kompleksitas yang tinggi oleh masyarakat maka akan mengakibatkan munculnya hambatan untuk mengadopsi inovasi tersebut.

Ketika nasabah merasa bahwa inovasi itu kompleks, sulit untuk digunakan, mereka tidak mungkin untuk mengadopsinya Shambare et al, (2013). Dalam sebuah penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi mobile banking di antara siswa Afrika Selatan, Shambare (2013) menyimpulkan bahwa kompleksitas secara negatif mempengaruhi adopsi ponsel perbankan.

Hipotesis 3 : Persepsi Triability berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

Hubungan Kompatibilitas dengan Intensi Perilaku Menggunakan Banyaknya perusahaan perbankan saat ini akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam persaingan, maka setiap perusahaan perbankan pun berlomba-lomba untuk memerikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan, nilai-nilai yang dianut, kepercayaan, kebiasaan dan pengalaman penggunaan yang ada sebelumnya oleh konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan dan mempertahankan nasabah, perusahaan perlu menciptakan inovasi yang sesuai dengan keinginan nasabah.

(13)

10 layanan dan inovasi tersebut akan

diadopsi.

Menurut Du ; Koksal Püschel et al., dan Püschel et al. dalam Makanyeza, (2016) konsumen yang melihat inovasi tertentu yang kompatibel dengan gaya hidup mereka cenderung menerimanya. Kompatibilitas ditemukan secara positif mempengaruhi niat untuk menggunakan mobile banking (Hanafizadeh et al., 2014). Menurut du et al., dalam Makanyeza (2016) kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk secara positif mempengaruhi niat adopsi layanan nilai tambah 3G di Cina. Püschel et al., dalam Makanyeza (2016) berpendapat bahwa hal tersebut juga ditemukan bahwa kompatibilitas secara positif mempengaruhi adopsi teknologi mobile banking di Brasil. Demikian pula, kompatibilitas yang dirasakan ditemukan untuk mempengaruhi secara positif mobile banking di kalangan konsumen muda Jerman Koenig-Lewis et al., dalam Makanyeza (2016).

Hipotesis 2 : Persepsi kompleksitas yang dirasakan berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

Hubungan Persepsi Triability dengan Intensi Perilaku Menggunakan

Keadaan nasabah saat ini yang semakin kritis dengan pelayanan dan inovasi yang diberikan menuntut perusahaan dibidang perbankan harus perlu mengatur strategi yang matang sebelum meresmikan layanan perbankan.

Karena bisa saja dengan perencanaan yang kurang akan membuat inovasi yang dibuat malah tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, dan malah membuat nasabah merasa tidak nyaman dan kesulitan untuk menggunakan.

Sebelum meresmikan suatu inovasi maka perlu untuk dilakukannya percobaan terhadap inovasi tersebut, dengan harapan bahwa dengan dilakukannya hal tersebut perusahaan akan mendapatkan umpan balik sebagai bahan evaluasi dari nasabah yang telah menggunakannya. Disisi lain dengan adanya percobaan yang diberikan harapan selanjutnya adalah akan hilangnya rasa takut untuk menggunakan inovasi baru pada diri nasabah. Karena salah satu hal yang menghambat lambatnya inovasi baru diadopsi oleh nasabah adalah rasa takut akan kurangnya pengetahuan dengan teknologi baru dan belum pernah mencoba sebelumnya. Menurut penelitian terdahulu inovasi yang dapat dicoba atau diuji sebelum implementasi cenderung diadopsi lebih dari yang tidak dapat dicoba atau diuji Shambare et al, (2013).

Hipotesis 4 : Persepsi kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

(14)

11 suatu keinginan yang muncul dari

dari seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007:29).

Keinginan berperilaku dalam menggunakan, nasabah sering kali didasarkan pada kemungkinan tindakan. Ditemukan bahwa niat menggunakan memiliki efek positif pada penggunaan informasi dan teknologi Alwahaishi dan Snasel dalam Makanyeza (2016).

Sebuah studi oleh Bankole dalam Makanyea (2016) juga menemukan bahwa niat menggunakan secara positif mempengaruhi perilaku penggunaan terhadap mobile banking.

Hipotesis 5 : ntensi perilaku menggunkaan obile banking berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking di Surabaya.Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat digabarkan sebagai berikut:

METODE PENELITIAN Klasifikasi Sampel

sampel yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana kriteria yang diletakkan dalam penelitian ini adalah nasabah yang dalam 6 bulan terakhir ini telah bertransaksi minimal 3 kali, hal ini dilakukan agar tidak didapatkan nasabah yang sudah lama menguduh dan bertransaksi sehingga responden bisa objektif dalam mengisi kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari hasil survey dengan menyebar kuesioner kepada responden yaitu nasabah bank BRI yang menggunakan M-banking BR

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang terdiri dari keunggulan relatif,persepsi

(15)

12 s, persepsitriability dan untuk

variabel terikat yaitu intensi perilaku dan penggunaan.

Persepsi Kompatibilitas

Yang dimaksud persepsi kompatibilitas adalah persepsi nasabah M-bankingBRI mengenai kesesuaian antara kebutuhan dengan keperluan. Kesesuaian antara

mobile banking BRI dengan diri nasabah dapat dilihat dari gaya hidup,

cara mengatur, cara kerja dan situasi. Indikator yang digunakan untuk mengukurnya adalah :

a. Sesuai dengan gaya hidup

b.Sesuai dengan cara mengatur keuangan

c. Sesuai dengan cara kerja d. Sesuai dengan situasi

Persepsi Triability

Yang dimaksud persepsi triability adalah persepsi nasabah layanan mobile banking BRI tentang kemudahan mencoba layanan ini. Pada umumnya jika layanan mobile banking BRI semakin mudah dicoba, maka akan mempercepat pemahaman nasabah. Indikator dari Triability perilaku adalah

a. Memahami cara penggunaan layanan mobile banking

b. Dapat mencoba layanan setelah melihat demo

c. Tidak merasa sulit setelah menggunakan / memahami.

Definisi Operasional Variabel Keunggulan Relatif

Keunggulan relatif adalah keunggulan yang dimiliki oleh

mobile banking BRI dan tidak dimiliki oleh mobile banking bank lain. Keunggulan relatif berkaitan

erat dengan inovasi yang memberikan kontrol yang lebih baik dan lebih mudah dalam penggunaan

mobile banking. Sehingga keunggulan relatif membuat efektivitas dan efisiensi penggunaan

mobile bankingsemakin meningkat.

Untuk mengukur variabel ini maka digunakan indikator sebagai berikut:

a. Kontrol yang baik b. Efektivitas penggunaan c. Efisiensi penggunaan d. Kemudahan

Persepsi Kompleksitas

Persepsi kompleksitas adalah persepsi nasabah pengguna mobile banking BRI yang memandang bahwa dalam menggunakan mobile banking BRI sulit. Nasabah merasa dalam menggunakan mobile banking perlu banyak pemikiran dan pembelajaran yang tidak sederhana sehingga bisa membuat nasabah frustrasi. Semakin tinggi kompleksitas yang dirasakan nasabah maka semakin rendah niat mengadopsinya. Indikator untuk mengukur variabel adalah :

a. Membutuhkan banyak pemikiran b. Dapat membuat frustrasi

c. Perlu belajar dan pengetahuan d. Tidak praktis

(16)

13 nasabah untuk menggunakan

m-banking BRI lebih lanjut dan lebih

Penggunaan

Yang dimaksud penggunaan m-bankingadalah persepsi nasabah BRI untuk menggunakan m-banking. Penggunaan m-banking

oleh nasabah dapat berbeda-beda ada yang sering menggunakan dan ada pula yang hanya sesekali jika saat benar-benar memerlukannya saja. Variabel penggunaan dapat diukur menggunakan indikator : a. Penggunaan cukup sering/normal b. Terkadang menggunaka

Alat Analisis

Partial Least Square(PLS) adalah teknik analisis yang akan digunakan di penelitian ini karena untuk mengetahui penyelesaian sebuah permasalahan dalam penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka pemikiran dari penelitian yang mencari hubungan antar variabel dengan variabel mediasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM) pada program WarpPLS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara hasil penelitian di lapangan dengan variabel yang diteliti yaitu pengaruh motivasi dengan nilai yang dirasakan sebagai variabel mediasi terhadap niat untuk menggunakan Internet Banking BRI di Surabaya. Analisis deskriptif juga dapat

digunakan untuk menghitung pengukuran deskriptif seperti mean, variansi, maupun standar deviasi.

Maka akan diketahui bahwa interval kelas yaitu 0,8 dan kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pembuktian Hipotesis Penelitian Pembuktian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi nilai pengaruh atau loading factor antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dikatakan signifikan bilamana loading factor disertai nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) (Imam, 2014 : 78) didapatkan hasil analisis bahwa intensi perilaku berpengaruh langsung sebesar 0,29 terhadap penggunaan dengan P Value sebesar P<,01 sehingga H0 ditolak dan H5 diterima, yang artinya intensi perilaku berpengaruh langsung positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking.

(17)

14 b. Pengaruh Kompatibilitas

terhadap Intensi Perilaku Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telah dilakukan didapatkan hasil analisis bahwa kompatibilitas berpengaruh langsung sebesar 0,36 terhadap Intensi perilaku dengan P Value< .01 sehingga H0 ditolak dan H3 diterima, yang artinya kompatibilitas berpengaruh langsung positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan.

c. Pengaruh Triability terhadap niat Intensi Perilaku.

Berdasarkan hasil perhitungan

Warp-PLS 6.0 yang

telahdilakukandidapatkanhasilanali sis bahwa triability berpengaruh langsung sebesar 0,08 terhadap intensi perilaku, dengan P Value sebesar 0,21 sehingga H0 diterima dan H4ditolak, yang artinya triability berpengaruh langsung dan tidak signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan mobile banking.

Pengaruh Intensi Perilaku terhadap Penggunaan Mobile banking

Berdasarkan hasil perhitungan Warp-PLS 6.0 yang telah dilakukan didapatkan hasil analisis bahwa intensi perilaku berpengaruh langsung sebesar 0,29 terhadap penggunaan dengan P Value sebesar P<,01 sehingga H0 ditolak dan H5 diterima, yang artinya intensi perilaku berpengaruh langsung positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking.

Pengaruh Keunggulan Relatif terhadap Intensi Perilaku MenggunakanBRI

Hasil penelitian menunjukan bahwa keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku mobile banking BRI. Artinya apabila nasabah memiliki kontrol yang besar terhadap keuangan, merasa lebih efektif dan efisien dalam menggunakan mobile banking akan membuat nasabah terus menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang, serta memperluas dan meningkatkan penggunaan layanan mobile banking.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Flight (2011) bahwa keuntungan relatif dimaksudkan untuk mencerminkan persepsi nasabah mengenai seluruh atau sebagian kualitas inovasi masa depan akan dapat menawarkan nilai tambah kepada nasabah dibandingkan dengan opsi yang tersedia saat ini. Keunggulan relatif juga memberikan nasabah kontrol yang lebih mudah dan lebih baik seingga dapat memberikan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan.

(18)

15 saat ini hampir setiap aktivitas

perbankan seperti cek saldo, transfer uang, dan membayar keperluan lainnya dapat dilakukan nasabah di telapak tangan mereka dengan mobile banking. Jika dihubungkan dengan keadaan saat ini maka untuk mendukung keunggulan relatif BRI menawarkan layanan yang berbeda yaitu layanan T-Bank BRI yang merupakan layanan hasil kerja sama antara BRI dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk, yakni layanan yang menggunakan nomor smartphone sebagai nomor rekening. Dengan mendaftar sebagai member T-Bank, masyarakat bisa menikmati layanan transfer dan tarik tunai tanpa harus memiliki rekening bank. Syarat utama untuk bisa menikmati T-Bank BRI adalah Anda harus memakai kartu SIM.

Hasil penelitian ini, teori serta fakta yang ada didukung oleh penelitian terdahulu yang diteliti oleh Makanyeza (2016) dan Emran (2017) dimana keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat keunggulan relatif dari bank maka semakin tinggi juga intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakan mobile banking. Sebaliknya jika kurang dalam hal keunggulan relatif maka semakin menurun intensi perilaku responden atau nasabah untuk terus menggunakan mobile banking BRI.

Berdasarkan temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis “keunggulan relatif berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan diterima”.

Pengaruh Kompleksitas terhadap Intensi Perilaku Menggunakan Mobile BankingBRI

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Artinya apabila nasabah dalam menggunakan M-Bankingmembutuhkan banyak usaha mental, dapat membuat frustasi, serta membutuhkan pengetahuan dan pembelajaran yang banyak untuk menggunakan mobile banking, makaakan membuat nasabah enggan atau bahkan cenderung tidak ingin lagi menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang. Pernyataan ini sesuai dengan teori dari Kotler dan Keller (2013 : 610) bahwa semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh nasabah, maka semakin cepat inovasi diterima, sebaliknya jika suatu inovasi atau layanan yang diberikan dirasa sulit, maka nasabah tidak melanjutkan menggunakan lagi layanan tersebut karena dirasa sulit dalam penggunaannya.

(19)

16 nasabah untuk melakukan transaksi

kapanpun dan dimanapun nasabah berada. Apabila aplikasi M-banking sulit untuk digunakan pastinya nasabah akan mencari alternatif lain yang lebih mudah dan enggan untuk menggunakan M-banking untuk melakukan transaksi.

Hasil penelitian ini, teori serta fakta yang ada sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makanyeza (2016), Abu BakrEmran Salahuddin, Iftear Ahmed Chowdhury, Hanif Mahtaband Md. Latiful Khabir (2017) dimanakompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kompleksitas mobile banking BRI, maka semakin rendah intensi perilaku responden

atau nasabah untuk

menggunakanmobile banking BRI. Sebaliknya jika semakin rendah komplesitasmobile bankingBRI, maka semakin tinggi intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakanmobile banking BRI tersebut.

Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan diterima”.

Pengaruh Kompatibilitas terhadap Intensi Perilaku Mobile bankingBRI

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompatibilitas berpengaruh positif

signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Artinya ketika nasabah menggunakan mobile banking sesuai dengan gaya hidup, cara mengelola keuangan, gaya kerja, dan sesuai dengan situasi nasabah maka membuat nasabah akan menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang, memperluas dan meningkatkan penggunaan layanan mobile banking. Pendapat ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2013:613) bahwa jika inovasi berlawanan atau tidak kompatibel dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh nasabah, maka inovasi tersebut tidak dapat diterima dengan mudah oleh nasabah. Inovasi yang sesuai dengan gaya hidup pengguna biasanya memiliki sifat yang lebih cepat untuk diterima Koenig-Lewisetal dalam Makanyeza (2016).

(20)

17 banking BRI kompatibel dengan

kebutuhan dan keinginan nasabah yang ditunjukkan oleh sebagian besar jawaban responden setuju tentang kompatibilitas dari layanan mobile banking.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang diteliti oleh Sohail dan Al-Jabri (2012), Makanyeza (2016), Salahuddin , Chowdhury , Khabir (2017) dengan hasil “kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan”. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi skompatibilitas mobile banking BRI, maka semakin tinggi juga intensi perilaku responden atau nasabah untukmenggunakannya. Sebaliknya semakin rendah kompatibilitas mobile banking BRI, maka semakin menurun pula intensi perilaku responden atau nasabah untuk menggunakannya.

Berdasarkan temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Kompatibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan diterima”.

Pengaruh Triability terhadap Intensi Perilaku Menggunakan Mobile Banking

Hasil penelitian menunjukan bahwa triability berpengaruh positif tidak signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan BRI. Artinya ketika nasabah dapat memahami cara penggunaan, mencoba layanan setelah melihat demo, serta tidak merasa sulit setelah

menggunakan/memahami layanan mobile banking, maka nasabah belum tentu akan menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang, memperluas dan meningkatkan penggunaan layanan mobile banking.

Apabila dikaitkan dengan keadaan saat ini nasabah memanfaatkan percobaan atau demo hanya untuk mengetahui atau belajar cara penggunaan mobile banking, namun bukan berarti untuk menentukan apakah akan terus menggunakan mobile banking dimasa yang akan datang.

Hal ini berbeda atau tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Shambareetal, 2013) yang menyatakan bahwa inovasi teknolgi yang dapat dicoba sebelum implementasi cenderung lebih diterima daripada yang tidak dapat dicoba.

Hasil penelitian ini, teori serta fakta/relevansi yang ada berbeda atau tidak sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang diteliti oleh Makanyeza (2016), Salahuddin, Chowdhury, Khabir (2017) dengan hasil “Triability berpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi triability, maka semakin tinggi pula intensi perilaku nasabah dalam penggunaan mobile banking.

(21)

18 berpengaruh positif signifikan

terhadap intensi perilaku ditolak”.

Pengaruh Intensi Perilaku terhadap Penggunaan Mobile banking

Hasil penelitian menunjukan bahwa intensi perilaku menggunakan berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan mobile banking BRI. Artinya keinginan atau minat nasabah untuk terus menggunakan mobile banking BRI di masa yang akan datang, memperluas serta meningkatkan frekuensi penggunaan layanan mobile banking membuat nasabah lebih sering menggunakan mobile banking BRI. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jogiyanto, (2007 : 29) yang menyatakan niat menggunakan merupakan suatu keinginan yang muncul dari dari seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Hal tersebut relevan dengan fakta yang ada bahwa nasabah yang berniat menggunakan mobile banking akan terus menggunakan mobile banking yang dibuktikan oleh sebagian besar jawaban responden yang menyetujui bahwa

intensi perilaku menggunakan berpengaruh terhadap penggunaan memiliki tanggapan setuju dari sebagian besar responden, hal ini berarti bahwa perilaku penggunaan mobile banking BRI disebabkan karena frekuensi penggunaan layanan M-banking nresponden yang meningkat.

Hasil penelitian ini, teori serta fakta/ relevansi yang ada sesuai dengan

hasil penelitian terdahulu yang diteliti oleh Sohail dan Makanyeza (2017) dengan hasil intensi perilaku menggunakan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku penggunaan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi intensi perilaku menggunakan, maka penggunaan m-banking semakin tinggi pula, sebaliknya apabila intensi perilaku menggunakan semakin rendah, maka penggunaan cenderung semakin rendah atau jarang.

Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa “intensi perilaku menggunakan berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan menggunakan Mobile Banking diterima.

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan ditahap analisis deskriptif sampai pengujian hipotesis dengan alat uji Warp-PLS 6..0 maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:

(22)

19 Hipotesis kedua menyatakan

bahwa kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan atau dengan kata lain H2 diterima. Semakin tinggi kompleksitas maka semakin tinggi pula intensi perilaku menggunakan mobile banking BRI.Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kompatibilitasberpengaruh positif signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan dengan kata lain H3 diterima. Semakin tinggikompatibilitas maka semakin tinggi juga intensi perilaku menggunakan mobile banking BRI.

Hipotesis keempat menyatakan triability berpengaruh positif tidak signifikan terhadap intensi perilaku menggunakan atau dengan kata lain H4 ditolak. Semakin tinggi triability mobile banking BRI tidak dapat meningkatkan intensi perilaku menggunakan mobile banking BRI.

Hipotesis kelima menyatakan intensi perilaku menggunakan berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan atau dengan kata lain H5 diterima. Semakin tinggi intensi perilaku menggunakan maka semakin tinggi pula penggunaan mobile banking BRI.

Berikut ini adalah saran-saran yang diberikan kepada pihak yang akan meneliti dan menggunakan penelitian ini sebagai refrensi.

Merujuk pada hasil penelitian variabel keunggulan relatif RA1 mendapatkan penilaian setuju dengan mean 3,65 atau terendah dari

indikator lainnya. Sebaiknya Bank BRI memberikan tambahan menu dalam aplikasi agar nasabah merasa memiliki kontrol yang lebih besar atas keungannya.

Peneliti diharapkan menambah jumlah sampel penelitian lebih dari penelitian ini, karena semakin banyak jumlah sampel hasil penelitian cenderung menunjukkan hasil yang mendekati kenyataannya.

DAFTAR RUJUKAN

Ancok, D. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Penerbit Erlangga.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2016. Hasil survei data statistik pengguna internet Indonesia tahun 2016. (online),

(https://www.apjii.or.id /, diakses 08 Oktober 2017)

Budi Agus Riswandi. 2005. Aspek Hukum Internet Banking, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Eriksson, Kent., Kerem, Katriand Nilsson, Daniel. 2008. "The adoptionof commercial innovations in the former CentralandEastern European markets The caseof internet banking in Estonia”. Internasional Journalof Bank Marketing. Vol. 26 Iss 3 pp. 154a – 169.

(23)

20 Semarang : Universitas

Diponegoro.

Islam, Md. Zahidul., Low, Patrick Kim Chengand Hasan,

Ikramul. 2013.

"Intentiontouse advanced mobile phone services (AMPS)".Management

Decision. Vol. 51 Iss 4 pp. 824 – 838.

Jabri, Al. Ibrahim M. and Sohail, M. Sadiq. 2012. “Mobile BankingAdoption: Application of Diffusion ofInnovation Theory”. Journalof Electronic CommerceResearch, Vol. 13, No. 4, pp. 379-391

Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2013. Manajemen Pemasaran, JilidKedua, Jakarta: Erlangga.

Makanyeza, Charles. 2016. ""Determinantsof consumer’s intentionto adopt mobile banking services in Zimbabwe", International Journalof Bank Marketing, Vol. 35 Issue: 6, pp.997-1017

Misbahuddin, dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara.

Mudrajad Kuncoro. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jogyakarta : Erlangga.

Peter dan Olson. 2013. Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran.Edisi Kesembilan. Diterjemahkan oleh: Diah Tantri Dwiandani. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Salahuddin, Abu BakrEmran, Iftear Ahmed Chowdhury, Hanif Mahtaband Md. Latiful Khabir . 2017. “Factors Influencingthe Mobile Banking Adoption in the Banking Sectorof Bangladesh”. Australasian Journal of Business, Social Scienceand Information Technology AJBSSIT), Vol. 3, issue 3, July 2017, ISSN 2206-445

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Bandung: Alfabeta.

________. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Tatik Suryani. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Yogyakarta : Graha Ilmu.Topbrand. 2015- 2017. “Hasil survey penggunaan mobile banking“. (Online), (

http://www.topbrand-award.com, diakses 09 Oktober 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembahasan Laporan Hasil Praktik Kerja Lapangan ini akan dijelaskan tentang analisis terhadap rencana PT ABC yang akan melaksanakan revaluasi aktiva tetap

This study, as far as we know, was the first investigation for comparing the different of prevalence and measurement of association of altitude of location of

a. Infectious disease: assigned for birds with a confirmed positive as infected by pathogens in microbiology or parasitology tests and/or for those that showed the

Pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan

2.2 Cacing pada Saluran Pencernaan Belut Rawa (Synbranchus bengalensis) Parasit adalah organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dan atas.. beban organisme yang

Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik Tujuan Stabilisasi Tanah- Kapur, Kesesuaian Bahan Campuran Tanah-Kapur, Waktu Ikatan Tanah- Kapur, Kualitas Campuran. Quiz diakhir kelas

Sejalan dengan adanya kebijakan dari OJK terkait Manajemen Risiko untuk Konglomerasi Keuangan, maka Danamon telah membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi yang diketuai

Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi unjuk kerja alat spektrometer gamma dengan menentukan efisiensi detektor, akurasi dan presisi pengukuran,