• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN PANCASILA

“Pancasila Sebagai Ideologi Negara : Ideologi Pancasila”

Kelompok 5

Nama Anggota Kelompok :

Dinda Amalia Putri

(8135132253)

Dwileva Hafni

(8135132271)

Eka Yuliasih

(8135132266)

Ika Wahyu Lestari

(8135132273)

PENDIDIKAN TATA NIAGA KELAS A

JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan yang berjudul Pancasila Sebagai Ideologi Negara: Ideologi Pancasila. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.

Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke masa. Untuk itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-perubahan makna yang terjadi berikutnya dan bahasan-bahasan tentang ideologi lainnya.

Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah pancasila, Bapak Drs. Agus Martono yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, Maret 2014

(4)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR________________________________________________________I DAFTAR ISI_______________________________________________________________II BAB I PENDAHULUAN_____________________________________________________1

A. LATAR BELAKANG_____________________________________________________1 B. RUMUSAN MASALAH__________________________________________________1 C. TUJUAN______________________________________________________________2 D. MANFAAT____________________________________________________________2

BAB II REFERENSI DAN BUKU_____________________________________________3

A. REFERENSI I___________________________________________________________3 B. REFERENSI II___________________________________________________________4

BAB III PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)_________________________________5

(5)

3

2. LIBERALISME_________________________________________________________12 a. Asal Mula Liberalisme________________________________________________12 b. Rukun Liberalisme___________________________________________________12 c. Asal Mula Kapitalisme________________________________________________15 d. Konsep Kapitalisme__________________________________________________15

BAB IV___________________________________________________________________16 PENUTUP________________________________________________________________16

3.1 KESIMPULAN________________________________________________________16 3.2 SARAN______________________________________________________________16

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Pancasila sebagai ideologi nasional artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata atau mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan. Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praksis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Ideologi?

2. Apakah makna Ideologi bagi suatu Negara?

3. Apa saja pengertian macam-macam Ideologi?

4. Apa saja pengertian sifat-sifat Ideologi?

5. Apakah peranan Ideologi bagi suatu Negara?

(7)

2

6. Apa faktor pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila?

7. Apa macam-macam Ideologi di dunia?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian Ideologi

2. Untuk mengetahui makna Ideologi bagi suatu negara 3. Untuk mengetahui pengertian macam-macam Ideologi 4. Untuk mengetahui sifat-sifat Ideologi

5. Untuk mengetahui peranan Ideologi bagi suatu negara

6. Untuk mengetahui faktor pendorong keterbukaan Ideologi Pancasila 7. Untuk mengetahui macam-macam Ideologi di dunia

D. MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengertian Ideologi.

2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang makna Ideologi bagi suatu negara.

3. Memberikan informasi dan pengetahuan pengertian macam-macam Ideologi.

4. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang sifat-sifat Ideologi.

5. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang peranan Ideologi bagi suatu negara.

6. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor pendorong keterbukaan Ideologi Pancasila.

(8)

BAB II

REFERENSI DAN BUKU

A. Referensi I

(Sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Hartono Media Pustaka tentang “Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara)

Menjelaskan pengertian dari Ideologi:

Secara umum : Ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita – cita.

Secara etimologi: ideologi berasal dari kata idea = pikiran, dan logos = ilmu.

Menurut Para ahli :

1. A.S. Hornby

Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekolmpok orang.

2. Soerjono Soekanto

Ideologi adalah sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan dan agama.

3. Gunawan Setiardja

Ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita – cita hidup.

(9)

4

4. Frans Magnis Suseno

Ideologi adalah sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.

B. Referensi II

(Sumber :

http://makalahteori-pembelajaran.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-ideologi.html)

Menjelaskan pengertian dari Ideologi:

Secara umum : merupakan sistem keyakinan yang dianut masyarakat untuk menata dirinya sendiri.

Secara etimologi: idea = pikiran, dan logos = ilmu.

Para ahli :

1. Destut De Traacy

Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

2. Karl Marx

Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

3. AL-Marsudi

(10)
(11)

BAB III

PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)

A. PENGERTIAN IDEOLOGI

Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.

Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of truth dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, De Tracy menyebutkan ideologi yaitu science of ideas, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan Internasional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan kenyataan.

Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu,

(12)

6

Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting sekali dalam mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau perbuatan dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi tersebut. Logikanya, suatu ideologi menuntut kepada mereka yang meyakini kebenarannya untuk memiliki persepsi, sikap dan tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya, tidak lebih dan tidak kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan berkembang sikap dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.

C. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI

1. Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.

(13)

7

c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an mereka.

d. Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsadah itu.

e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.

b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.

c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat.

d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.

e. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi ideologi tersebut.

f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

3. Ideologi Komperenhensif

(14)

8

4. Ideologi Partikular

IdeologiPartikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.

D. SIFAT IDEOLOGI

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas .

1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya. 2. Dimensi idealisme : Ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam

berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas. 3. Dimensi Fleksibilitas : Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan

memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

E. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.

Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.

(15)

9

mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.

Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.

F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat.

2. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.

3. Pengalaman sejarah politik masa lampau.

4. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu :

1. Stabilitas nasional yang dinamis.

2. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninnisme dan Komunisme. 3. Mencegah berkembangnya paham Liberalisme.

4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan bermasyarakat.

(16)

10

G. MACAM – MACAM IDEOLOGI DI DUNIA

Penyebaran ideologi secara keseluruhan dapat dikatakan sangat banyak dan terkadang kita agak terhambat untuk benar – benar mengenal secara detail ke semua ideologi. Dari semua ideologi yang ada biasanya terdiri dari turunan – turunan sebuah ideologi besar yang biasanya dimodifikasi oleh seorang tokoh. Hal itulah yang membuat banyak ideologi. Akan tetapi rata – rata ideologi turunan tersebut lebih ke arah kesempatan manusia untuk berdemokratisasi, sedangkan ideologi besar akan selalu tetap kokoh di atas sebagai sebuah hal yang besar. Berikut ini ideologi yang biasanya kita secara familiar mendengar seperti, Komunis, Sosialis, Kapitalisme, dan lain – lain.

1. Sosialisme

a. Asal Mula Ideologi Sosialime

Istilah Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilsh ini mulai di gunakan sejak awal abad ke- 19. Dalam bahasa inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang di populerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam I’Encyclopedia Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering di gunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakkan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke – 19 hingga awal abad ke – 20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat dengan persamaan hak dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite

b. Konsep Sosialisme

(17)

11

Bilamana melirik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul ketika feodalisme tersingkir, dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullh suatu sistem penindasan dan eksploitasi terhadap golongan pekerja. Maka dari itu sosialisme datang dengan harapan mewujudkan negara kemakmuran dengan usaha bersama yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti paham dari sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.

Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektifyang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara

Menurut Sutan Sjahrir dalam Suara Sosialis ( 1956 ), Sosialisme adalah suatu cara memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan penghisapan, serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik dan semua ini secara internasional

John Stuart Mill ( 1806 -1873 ), menyebutkan sebutan Sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah.

(18)

12

menasionalisasikan industri-industri besar lain lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkapsosialisme negara, dan menghilangkan milik swasta (Blinton: 1981).

Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap Liberalisme abad ke 19. Pendukung Liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

2. Liberalisme

a. Asal Mula Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang di dasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karna itu paham Liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

b. Rukun Liberalisme

1) Yang utama adalah perorangan, berkebalikan dengan khakikian komunitas. Liberalisme memiliki keyakinan mendalam dan nilai-nilai perorangan, penekanan pada hak pribadi dihadapan hak sosial. Dalam pandangan leberalisme, hak-hak pribadi seseorang sekali-kali tidak dapat di abaikan atau di jadikan tumbal hak-hak-hk sosial.

(19)

13

3) Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam mewujukan kebebasan sejati bedasarkan maktab ini adalah bahwa setiap orang memiliki kemampun dan hak untuk memilih atau dua atau beberapa opsi. Dan dia memeiliki kebebasan penuh dalam memilih bedasarkan selera dan keinginan sendiri.

4) Bersyarat dan beraturan; artinya kekusaan penguasa tidak boleh tidak terbatas tanpa syarat dan batasan, tetapi kekuasaannya harus terbatas dan harus edasarkan syarat-syarat tertentu. Dengan kata lain, kekuasaan, domain penguasa haru tercatat jelas dalam sebuah piagam (charter). Atas alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas dan jalan untuk mewujudkan pemerintahan terbatas adlah pemisah kekuasaan, eksekutif, yudikatif dan legislatif sebuah konsep yang di ambil dari konsep Montesquieu (1775) untuk pertama kalinya.

5) Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas; liberalisme sebagaimana yang telah diterangi sebelumnya, memiliki hubungan erat dengan sistem perekonomian kapitalis. Berangkat dari sini pada domain ekonomi seluruh individu memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesmpatan dan fasilitas.

6) Keadilan sosial bedasarkan meritokrasi; ganjaran setiap orang dalam memperoleh keuntungan ekonomi harus bedasarkan potensi dan meritokrasinya. Bedasarkan pandangan liberalisme, harus tercipta sebuah kondisi pada sebuah komunitas sehingga bedasarkan potesi dan kecakapan nnatural yang mereka miliki, mereka dapat memperoleh keuntungan dan maslahat ekonomi yang ada. Pada hakikatnya, liberalisme sekali-kali tidak akan menerma keadilan sosial tanpa memandang kebebasan dan hak-hak indivdu. Oleh karena itu sebagai orag menggolongkan bahwa salah satu rukun prioritasnya kebebasan individu atas keadilan sosial; artinya kebebasan individu merupakan tujuan utama dan persamaan sosial merupakan alat dan media untuk sampai pada kebebasan individu. Dengan kata lain, dengan dalih menciptakan keadilan dan persamaan, kebebasan-kebebasan dibatasi atau dieliminir. 7) Toleran terhadapakidah dan pikiran orang lain; liberalisme menyakini kebebasan

(20)

14

8) Perbedaan pada ranah pribadi dan sosial; liberalisme senantiasa menggambarkan adanya jarak dan pemisah antara ranah persoalan pribadi (termasuk kehidupan sosial-ekonomi) dan persoalan umum (termasuk kehidupan politik).menurut puak Liberalisme pemerintah tidak diperkenankan melakukan campur tangan dalam persoalan-persoalan pribadi. Dan semakin sedikit intervensi pemerintah dalam ranah eksklusif setiap orang, maka performa pemerintah semakin baik.

9) Dunia sebagai proses dan tujuan (sebagai ganti akhirat); dalam pandangan Liberalisme, perhatian terhadap nilai-nilai, urusan, dan keyakinan-keyakinan duniawi merupakan proses dan fondasi.

a) Universalisme; keyakinan bahwa hak dan taklif seluruh manusia memiliki sisi universal, umum dan global. Keyakinan ini bersumber dari fitrah dan tabiat manusia.

b) Masyarakat madani; pemrerintah terbatas dan bersyarat yang telah disinggung sebelumnya dan menjaga kebebasan warga kota membutuhkan masyarakat madani yang beragam yang berdiri dari berbagai kelompok pemikiran, filsafat, mazhab, kebudayaan dan politik.

c) Kontrol masyarakat; apriori bahwa pemerintah merupakan keburukan yang tak-terhindarkan adalah salah satu fondasi ideologi Liberalisme. Menurut John Lock, politisi, secara potensial, merupakan makhluk liar. Makhluk liar ini tidak segan-segan menggunakan cara-cara licik untuk memelihara kekuasaan dan kemaslahatan pribadinya. Berangkat dari sini, dengan menciptakan pranata dan kontrol masyarakat secara terus menerus dapat mencegah adanya praktik-praktik politisi ini. Dengan demikian, kontrol masyarakat atas penguasa dan politisi merupakan rukun Liberalisme.

d) Hak kepemilikan; Liberalisme memandang bahwa hak kepemilikan merupakan media utama dalam menjaga dan memelihara kebebasan politik. Seorang individu dengan kepemilikan dapat menjaga otonomi individu dan resistensinya terhadap kekuasaan pemerintah. David Hume memandang bahwa kepemilikan merupakan asas dan basis pranata-pranata demokrasi.

c. Asal Mula Kapitalisme

(21)

15

Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa di terima secara luas. Beberapa ahli mendefiisikan Kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku dieropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial eropa dimasa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tahan dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para Kapitalis harus mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, Kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan Kapitalisme dengan Sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikn kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

d. Konsep Kapitalisme

(22)

BAB IV

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila.

Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa. Oleh karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.

3.2 SARAN

Patutlah kiranya kita bersedia menjunjung tinggi peranan Pancasila di Indonesia dan

mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu dengan menjadi warga negara Indonesia yang baik dan taat hukum agar perancangan Pancasila sebagai dasar negara ini tidak sia-sia. Tidak hanya di kalangan petinggi, pejabat, atau masyarakat saja tetapi seluruh pelosok negeri sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga wajib mewujudkan nilai-nilai Pancasila tersebut.

(23)

17

DAFTAR PUSTAKA

Martini. (2013). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

(hal. 23). Jakarta: 2014.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Variabel bebas adalah faktor pasien mencakup usia dan jenis kelamin, intervensi yang diberikan meliputi tindakan pembedahan dan terapi obat, dan faktor pembedahan

Hardiness memberikan sumbangan efektif terhadap perilaku prososial pada mahasiswa yang mengikuti UKM Peduli Sosial Universitas Diponegoro sebesar 66.5% dan sisanya 33.5%

Akhirnya, ketika negara memiliki keinginan yang sangat besar akan kekuasaan, kebijakan luar negeri mereka sering merefleksikan secara sadar dengan perhitungan

Menu unit usaha jabon dapat memberikan informasi potensi kayu hasil budidaya jabon yang akan dikembangkan oleh KPH serta informasi volume kayu yang dapat dipanen sesuai

Analisis logis terhadap kapasitas yang kecil pada pengoperasian dengan mesh-80 adalah karena proses penggilingan dilakukan berulang-ulang untuk dapat menghasilkan

(Yuniati, Kinerja Pelayanan Publik Dalam Pembuatan E-KTP (Studi di Desa Kanigoro Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang), 2013)KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

Kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik..