• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIKA BIDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH GEOMETRI ANALITIKA BIDANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

36

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

MAHASISWA PADA MATA KULIAH GEOMETRI

ANALITIKA BIDANG

Kadek Rahayu Puspadewi

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unmas Denpasar Email: rahayupuspa88@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa pada mata kuliah geometri analitika bidang. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun Akademik 2016/2017. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes uraian dan wawancara. Data kemampuan komunikasi matematis yang didapatkan kemudian dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa kelompok tinggi mampu 1) memahami masalah dengan baik dan melakukan evaluasi terhadap ide matematis yang dibuat, 2) menggunakan notasi-notasi matematika dengan sangat baik, 3) menggambar secara visual dengan sangat baik. Mahasiswa kelompok sedang 1) mampu memahami masalah namun tidak melakukan evaluasi terhadap ide matematis yang dibuat, 2) mampu menggunakan notasi-notasi matematika dengan baik, 3) kemampuan menggambar visualnya kurang baik. Sedangkan mahasiswa kelompok rendah tidak memahami soal dengan baik dan tidak melakukan evaluasi dari ide matematis yang dibuat, 2) belum mampu menggunakan notasi-notasi matematika dengan baik, 3) kemampuan menggambar visualnya sangat kurang baik.

Kata kunci: kemampuan komunikasi matematis, geometri analitika bidang

ABSTRACT

This research is a descriptive study which aimed at describing the mathematic communicative skill of the students in plane analytic geometry course. The research subjects were the third semester students of mathematic education study program, faculty of teacher training and education, Mahasaraswati Denpasar University in academic year 2016/2017. The data were gathered by administering essay test and interview. The collected data of mathematic communication were analyzed by means of threefold steps such as, data reduction, data presentation, and conclusion. The research findings showed that the high group students were able 1) to comprehend the problems well and were able to evaluate the created mathematic ideas, 2) to use mathematic symbols properly, 3) to visually draw in a good way. The average group students were 1) able to comprehend the problems but they did not evaluate the created mathematic ideas, 2) able to use mathematic symbols correctly, 3) having insufficient visual drawing skill. Meanwhile, the low group students 1) did not comprehend the questions really well and they did not evaluate the created mathematic ideas, 2) were capable of using mathematic symbols properly, and 3) had insufficient visual drawing skill.

(2)

37 PENDAHULUAN

Dalam Ontario Ministry of Education (2005: 18) disebutkan bahwa komunikasi matematis adalah

proses mengekspresikan ide-ide dan

pemahaman matematika secara lisan,

visual, dan tertulis, menggunakan

angka, simbol, gambar, grafik,

diagram, dan kata-kata. Gordah (2015)

mengemukakan bahwa secara garis

besar komunikasi matematis terdiri dari

komunikasi lisan dan tulisan.

Selanjutnya ia menekankan bahwa inti

dari menulis adalah komunikasi, karena

dengan menulis kita sedang

menyampaikan pesan untuk orang atau

untuk diri kita sendiri. Kemampuan

komunikasi tulis bisa berupa

kemampuan penulisan bentuk simbol,

sistematika cara menulis hingga

menemukan hasil akhir, dan

menggunakan simbol sesuai fungsi

(Kevin dalam Sulthani, 2012). Dari

beberapa pendapat di atas maka

komunikasi matematis merupakan

kemampuan seseorang dalam

menyampaikan ide matematis

seseorang baik secara lisan maupun

tulisan. Dalam penelitian ini penulis

ingin mengetahui deskripsi

kemampuan komunikasi matematis

tertulis mahasiswa.

Dalam NCTM (2000)

disebutkan indikator kemampuan

komunikasi matematis tertulis sebagai

berikut: 1) mengekspresikan ide-ide

matematis melalui tulisan, dan

mendemonstrasikannya serta

menggambarkannya secara visual; 2)

memahami, menginterpretasikan, dan

mengevaluasi ide-ide matematis

secara tertulis; dan 3) menggunakan

istilah-istilah, notasi-notasi

matematika dan struktur-strukturnya

untuk menyajikan ide-ide

menggambarkan hubungan-hubungan

dengan model-model situasi. Dalam

penelitian ini, indikator kemampuan

komunikasi matematis merujuk pada

indikator NCTM (2000).

Geometri Analitika Bidang

merupakan salah satu mata kuliah

yang wajib diikuti oleh mahasiswa

program studi pendidikan matematika

FKIP Unmas Denpasar. Pada

perkuliahan ini mahasiswa dituntut

untuk mampu memahami

konsep-konsep matematika baik secara

analitik maupun secara geometri.

Mahasiswa tidak diinginkan hanya

berkutat pada rumus-rumus yang

melibatkan perhitungan aljabar

namun diharapkan sampai pada

(3)

38 mereka peroleh. Sebagai contoh pada

materi persamaan lingkaran.

Mahasiswa tidak hanya diharapkan

mampu menentukan persamaan

lingkaran tapi juga mampu

menggambar lingkaran dari

persamaan yang diperoleh.

Berdasarkan beberapa kali

pengalaman mengampu mata kuliah

ini, mahasiswa mengalami kesulitan

dalam beberapa hal yaitu kurangnya

pemahaman mengenai konsep yang

baik serta mahasiswa tidak terbiasa

untuk menafsirkan secara geometri

dari persamaan-persamaan yang

diberikan.

Kesulitan belajar yang dialami

mahasiswa pada mata kuliah geometri

analitika bidang akan berdampak

pada mata kuliah berikutnya yang

berkaitan yaitu geometri analitika

ruang. Hal ini menuntut pendidik

untuk lebih aktif dalam melakukan

analisis kesalahan yang cenderung

dilakukan oleh mahasiswa sehingga

pendidik dapat dengan segera

menentukan solusi yang tepat untuk

membantu memperbaiki pemahaman

mahasiswa. Mengingat mahasiswa

merupakan calon pendidik, maka

sangat penting untuk mengidentifikasi

kesulitan-kesulitan yang mereka

alami untuk segera diperbaiki dengan

harapan saat mereka menjadi

pendidik nanti tidak melakukan

kesalahan yang sama. Dengan

dilakukannya penelitian ini

diharapkan dapat memperoleh

gambaran kemampuan komunikasi

matematis mahasiswa khususnya

semester III Prodi Pendidikan

Matematika FKIP Unmas Denpasar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Metode yang

digunakan adalah metode penelitian

deskriptif. Hal yang dideskripsikan

dalam penelitan ini adalah

kemampuan komunikasi matematis

mahasiswa program studi pendidikan

matematika FKIP Unmas Denpasar.

Subjek penelitian dilakukan dengan

purposive random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa semester III Program

Studi Pendidikan Matematika FKIP

Unmas Denpasar tahun ajaran

2016/2017 yang mengambil mata

kuliah Geometri Analitika Bidang

yaitu sebanyak 38 orang.

Sebelum mahasiswa diberikan

tes, maka dilakukan pengelompokkan

(4)

39 kelompok rendah, sedang dan tinggi.

Pengelompokkan didasarkan atas nilai

UTS semester ganjil 2016/2017.

Menurut Somakim (dalam Asnawati,

2013), pengelompokkan kemampuan

siswa berdasarkan pada skor rerata

dan simpangan baku (SB).

Berdasarkan hasil perhitungan

terhadap nilai UTS maka diperoleh

74 

x dan SB20,4 sehingga

kriteria pengelompokkan menjadi

sebagai berikut:

banyaknya mahasiswa di

masing-masing kelompok adalah sebagai

berikut.

Dari hasil pengelompokkan,

kemudian diambil sampel 3 orang

dari masing-masing kelompok untuk

dites kemampuan komunikasi

matematisnya.

Metode pengumpulan data

dilakukan dengan tes dan non tes.

Teknik tes dilakukan dengan tes tulis

dengan jenis tes uraian. Sedangkan

teknik non tes dilakukan dengan

wawancara tidak terstruktur yang

bertujuan untuk menemukan

informasi yang tidak baku untuk lebih

mendalami suatu masalah yang

menekankan pada penyimpangan,

penafsiran yang tak lazim, penafsiran

kembali, atau pendekatan baru dalam

menyelesaikan soal. Analisis data

penelitian mengacu pada Sugiyono

(2012) yang menyatakan bahwa

kegiatan analisi data menggunakan

tiga tahap yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penyimpulan

data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Soal No.1

Tentukan kuasa titik A(1,3) terhadap

lingkaran Lx2 y2 x0

Indikator komunikasi matematis : memahami, menginterpretasikan, dan

mengevaluasi ide-ide matematis

(5)

40 Jawaban mahasiswa:

Pada gambar (1a), jawaban

mahasiswa kelompok tinggi dalam

menentukan kuasa suatu titik terhadap

lingkaran adalah benar. Mahasiswa

memahami apa yang ditanyakan

dalam soal. Namun, pada mahasiswa

kelompok sedang, ia juga mendapat

jawaban yang benar tapi tampak

prosedur matematisnya kurang sesuai,

sehingga di bagian akhir ia

memperoleh 9 = 0. Hal itu

menandakan ia tidak melakukan

evaluasi terhadap apa yang ia

tuliskan. Sedangkan pada mahasiswa

kelompok rendah, ia menuliskan dua

alternatif jawaban. Jawaban dengan

menggunakan cara pertama berbeda

dengan cara kedua. Ia tidak

membandingkan jawaban yang ia

peroleh dengan menggunakan dua

cara yang ia tuliskan. Ia pun tidak

mengevaluasi ide yang ia tuliskan.

Hal itu terlihat dari jawaban yang

kedua yaitu mahasiswa menulis titik

kuasa padahal yang ditanya pada soal

adalah kuasa. Pada kelompok tinggi

dan sedang terlihat mereka

memahami pertanyaan dengan baik,

tapi tidak pada kelompok rendah.

Hasil wawancara terhadap mahasiswa

kelompok tinggi menunjukkan bahwa

ia mengaku paham dengan apa yang

ditanyakan dalam soal. Ia pun dengan

percaya diri menjelaskan apa yang

harus dilakukan untuk menjawab soal

tersebut. Sedangkan mahasiswa

kelompok sedang, memberikan

sedikit penjelasan terhadap apa yang

dikerjakan. Dan mahasiswa kelompok

rendah merasa bingung ketika ditanya

paham atau tidak dengan soal yang

diberikan. Ia bingung antara kuasa

dengan titik kuasa.

Soal No. 2 Gambar (1b)

jawaban mahasiswa kelompok sedang

Gambar (1c) jawaban mahasiswa kelompok rendah

(6)

41 Diketahui PQ adalah diameter suatu lingkaran dengan koordinat

titikP(0,4)dan titik Q(6,0).

Tentukanlah persamaan lingkaran

tersebut!

Indikator komunikasi matematis:

menggunakan notasi-notasi

matematika untuk menyajikan ide-ide

serta menggambarkan

hubungan-hubungan dengan model-model

situasi.

Jawaban mahasiswa:

Pada gambar 2(a), mahasiswa kelompok tinggi terlihat mampu

menggunakan notasi-notasi

matematika dengan sangat baik, seperti menuliskan

d r

2 1 

2 1 2 2 1

2 ) ( )

( 2 1

y y x

x

r   

Mahasiswa juga telah mampu

menggambar sketsa dari situasi yang

diketahui dalam soal, walaupun itu

hanya sketsa kasar dari lingkaran.

Tapi itu sangat membantunya dalam

menyelesaikan soal. Dengan

menggunakan sketsa itu, mahasiswa

mampu melihat bahwa titik pusat

lingkaran adalah titik tengah dari

diameternya. Dengan

langkah-langkah yang tepat dan perhitungan

yang teliti maka persamaan

lingkarannya pun dapat ditentukan.

Hasil wawancara terhadap mahasiswa Gambar (2a)

Jawaban kelompok tinggi

Gambar 2(c)

Jawaban kelompok rendah

Gambar 2(b)

(7)

42 bersangkutan menunjukkan bahwa ia

mampu menjelaskan secara lancar

mengenai langkah-langkah yang ia

lakukan dalam menentukan

persamaan lingkaran. Ia mampu

menjelaskan bagaimana cara mencari

jari-jari dan menentukan titik pusat

lingkaran.

Pada gambar 2(b), mahasiswa

kelompok tinggi terlihat juga sudah

mampu menggunakan notasi-notasi

matematika dengan baik. Hal itu

dapat dilihat dari cara mahasiswa

menentukan jari-jari lingkaran.

Namun kekeliruan mereka lakukan

saat menentukan titik pusat lingkaran.

Jawaban mahasiswa adalah

2

Dan akhirnya disimpulkan

bahwa nilai a = -3, dan b = 2.

Seharusnya ia menggunakan tanda

koma bukan tanda sama dengan.

Mahasiswa kelompok sedang juga

telah mampu menggambar sketsa dari

situasi yang diketahui dalam soal,

walaupun itu hanya sketsa kasar dari

lingkaran. Hasil wawancara terhadap

mahasiswa bersangkutan

menunjukkan bahwa ia mampu

menjelaskan cara menentukan

persamaan lingakaran namun masih

terlihat kurang lancar dalam

menjelaskan cara menentukan titik

pusat lingkaran. Ia terlihat paham

dalam menentukan titik pusat

lingakarannya namun agak kesulitan

dalam menjelaskannya.

Sedangkan pada jawaban

mahasiswa kelompok rendah (gambar

2c), mahasiswa terlihat menggunakan

notasi-notasi matematika dengan

sangat kurang baik. PQ merupakan

diameter, namun mahasiswa

menggunakan notasi AB. Setelah

menghitung AB ia pun langsung

membaginya dengan 2 tanpa

memberikan keterangan apapun.

Kemudian ia pun gagal dalam

menentukan titik pusat karena keliru

menggunakan rumus, ia menulis

2

dalam soal. Hasil wawancara terhadap

mahasiswa bersangkutan

menunjukkan bahwa ia mampu tidak

lancar menjelaskan mengenai

(8)

43 soal. Ia merasa sangat sulit untuk

mengatakan apa yang ia kerjakan.

Soal No. 3

Diketahui fokus-fokus suatu ellips

adalah F(10,4) dan G(2,4). Jika

panjang sumbu minornya adalah 6

satuan maka

a. tentukanlah persamaan ellips

tersebut

b. gambar ellipsnya

Indikator komunikasi matematis : mengekspresikan ide-ide matematis

melalui tulisan dan

menggambarkannya secara visual.

Jawaban mahasiswa:

Pada gambar (a), terlihat

bahwa mahasiswa kelompok tinggi

telah mampu menentukan menuliskan

ide-ide matematisnya secara tertulis

dan menggambar secara visual

dengan sangat baik. Mahasiswa telah

membuat langkah-langkah secara

sistematis serta juga tepat dalam

menggunakan bentuk persamaan

umum ellips yang berpusat di (,).

Setelah memperoleh persamaan ellips

maka mahasiswa telah mampu

menggambar ellips dengan sangat

lengkap. Dapat dilihat, sumbu-sumbu

koordinat kartesius telah dibuat

dengan skala yang baik. Gambar

ellips dilengkapi dengan koordinat

puncak, fokus, dan titik pusat ellips.

Hasil wawancara terhadap mahasiswa

bersangkutan menunjukkan bahwa ia

mampu menjelaskan secara lancar Gambar 1(a) jawaban mahasiswa

kelompok tinggi

Gambar 1 (b) jawaban mahasiswa kelompok sedang

(9)

44 mengenai langkah-langkah yang ia

lakukan dalam menggambar ellips

dari persamaan yang telah ia peroleh.

Pada gambar (b), terlihat

bahwa mahasiswa kelompok sedang

telah mampu menentukan menuliskan

ide-ide matematisnya secara tertulis

dengan baik namun dalam masih

kurang dalam menggambar secara

visual. telah membuat

langkah-langkah secara sistematis serta juga

tepat dalam menggunakan bentuk

persamaan umum ellips yang berpusat

di (,). Namun, saat

menginterpretasikan ke dalam bentuk

gambar, mahasiswa masih mengalami

kekeliruan. Seperti puncak-puncak

ellips yang seharusnya berada pada

koordinat (6,1) dan (6,7) namun pada

gambar tampak puncak ellips di (6,0)

dan (6,8). Dan sumbu-sumbu

koordinat sudah dibuat dalam skala

yang jelas. Ketika dilakukan

konfirmasi melalui wawancara,

mahasiswa mampu menjelaskan

tahap-tahap dalam menggambar

ellips. Ia paham perbedaan sumbu

panjang dan sumbu pendek pada

ellips. Dan ternyata mahasiswa tidak

menyadari apa yang ia buat berbeda

dengan yang ia buat dalam kertas

jawaban.

Pada gambar (c), terlihat

bahwa mahasiswa kelompok rendah

kurang mampu menuliskan ide-ide

matematisnya dan menggambar

secara visual dengan sangat kurang

baik. Dalam menentukan nilai c,

mahasiswa menulis FG = c padahal

seharusnya FG = 2c. Ia juga keliru

dalam menggunakan bentuk umum

persamaan ellips. Itu menandakan

bahwa mereka belum bisa

membedakan persamaan ellips yang

berpusat di (0,0) dengan yang tidak

berpusat di (0,0). Dalam

menginterpretasikan persamaan ke

dalam bentuk gambar, mahasiswa

masih sepertinya mengalami

kebingungan. Mereka belum paham

mengenai sumbu panjang, sumbu

pendek, sehingga mengakibatkan

gambar ellips yang tidak bagus.

Dalam membuat skala sumbu-sumbu

koordinat pun terlihat tidak terampil.

Hasil wawancara terhadap

mahasiswa bersangkutan

menunjukkan bahwa ia mampu

menjelaskan cara menentukan

persamaan ellips secara tidak lancar

dan bingung ketika diminta

menjelaskan apa yang ia lakukan

(10)

45 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

Saran

Hasil yang diharapkan dari

penelitian ini adalah untuk

memperoleh gambaran tentang

kemampuan komunikasi matematis

yang dimiliki mahasiswa khususnya

pada mata kuliah geometri analitika

bidang. Gambaran kemampuan yang

dimiliki dapat dijadikan pertimbangan

bagi dosen dalam merencanakan

kegiatan pembelajaran yang lebih

baik agar bisa menghasilkan calon

pendidik yang kompeten karena

materi geometri analitika bidang ini

akan ditemuinya saat mengajar di

bangku SMA nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawati, S. (2013). Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games

Tournamet Dengan

Classroom Questioning

Strategies Untuk

Meningkatkan Kemampuan

(11)

46 Komunikasi Matematis

Siswa SMP.

www.respository.upi.edu, diakses pada 5 Desember 2016.

Gordah, E.K., dan Astuti, R. (2015). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Pada Materi Kuliah Geometri Analitik di Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.4, No. 2, Desember 2015. Diakses pada 12 Desember 2016.

NCTM. (2000). ”Standards for School Mathematics: Communication”. http:// standards.nctm.org/documen t/chapter3/comm.htm.

Ontario Ministry of Education. (2005). The Ontario Curriculum. Grades 1 to 8: Mathematics. Toronto, ON:

Queen’s Printer for Ontario

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung. Alfabeta

Sulthani, N. A. Z. (2012). Kemampuan

Komunikasi Matematis

Siswa Kelas Unggulan dan Siswa Kelas Reguler Kelas X SMA Panjura Malang pada Materi Logika Matematika. Jurnal Online Universitas Negeri Malang. Vol. 1, No. 1.(Online)

Gambar

Gambar (1a)
Gambar 2(c)
Gambar 1 (b) jawaban mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak, salah satu daerah yang terkena dampak banjir lahar dingin pada erupsi Gunung Merapi 2010 yaitu wilayah disekitar Kali

Sedangkan pada masyarakat umum, yang pengha- silannya tidak tergantung dari kebera- daan sumberdaya terumbu karang, berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik penilaian

Penguatan habituasi (respons) rusa terhadap bunyi pluit dan keeper berbaju merah dengan pemberian tambahan urin keeper pada pakan rusa dalam proses penjinakan dan

Penyimpanan yang semakin lama pada telur tetas semakin menurunkan kualitas interior yang ditandai dengan menurunnya bobot putih telur dan haugh unit namun

Masalah yang dijumpai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kudus yaitu terkait dengan pemberian pelayanan yang kurang tepat waktu dan minimnya

Kondisi sosial dan kesehatan lanjut usia (lansia) di Indonesia masih memprihatinkan. Berbagai permasalahan yang terjadi pada lansia berdampak pada berbagai aspek

Kebudayaan memiliki arti jamak atau lebih dari satu, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat akan ada setiap kelompok etnis atau ras yang memiliki kebudayaan yang

Barangsiapa yang keluar (dari ketaatan) terhadap seorang pemimpin dari para pemimpin muslimin, padahal manusia telah bersatu dan mengakui kekhalifahan baginya