• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Integrasi Nasional Ditinjau Dari Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah Dan Sikap Sosial Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sikap Integrasi Nasional Ditinjau Dari Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah Dan Sikap Sosial Siswa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP INTEGRASI NASIONAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN NILAI-NILAI SEJARAH DAN SIKAP SOSIAL SISWA1

Oleh :Muhammad Nur Rohim2, Nunuk Suryani.3, Musa Pelu3

ABSTRACT

The objectives of research were: 1) to find out the relationship between understanding of historical values with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. 2) to find out the relationship between social attitude with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. 3) to find out the relationship between understanding of historical values and social attitude simultaneously with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017.

This research employed quantitative method with correlational research design. The population of research was all of the XI IPS students of SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. Constinting of 130 students. The sample used in this study consisted of 98 students. The sample was taken using random sampling technique. Technique of collecting data used were test and questionnare. Technique of analyzing data used in this study were correlational and regression analyses.

The conclusions of research were as: 1) there is a positively relationship between understanding of historical values with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. It could be seen from the multiple linear regression analysis showing that tstatistic> ttabel, 2,069>1,664 and significance value 0,039< 0,05 with relative contribution of1,34 % andeffective contribution of 0,89%. 2) there is a positively relationship between social attitudes with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. It could be seen from the multiple linear regression analysis showing that tstatistic> ttabel,13,598>1,664 and significance value 0,00< 0,05 with relative contribution of98,68% andeffective contribution of 65,33%. 3) there is a positively relationship between understanding of historical values and social attitude simultaneously with attitude of national integration of the students of class XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017. It could be seen from the multiple linear regression variance analysis showing that Fstatistic>Ftabel,93,156>3,090and significance value 0,00< 0,05. The coefficient of determination (R2) of 0,662 indicated that understanding of historical values and social attitude affected 66,2 % attitude of national integration of students XI IPS SMA Negeri Gondangrejo year 2016/2017, while the rest affected by other variables.

Keyword: Understanding of Historical Values, Social Attitude, Attitude of National Integration

1

Ringkasan

2

(2)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Menurut Nasikun (2004: 34), bangsa Indonesia merupakan bangsa yang

majemuk baik secara etnis, budaya, dan agama. Kemajemukan masyarakat

Indonesia dapat dilihat dari dua cirinya yang unik. Pertama, secara horizontal

ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku

bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Kedua, secara vertikal ditandai

oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah

yang cukup tajam.

Tuahunse (2009: 25), berpendapat proses perjuangan pergerakan nasional

Indonesia tujuanya adalah mencapai Indonesia merdeka, dijiwai dengan semangat

persatuan dan kesatuan. Sejarah Indonesia yang menunjukan sebuah

keberagaman akan terjaga dengan memahami nilai-nilai dalam peristiwa sejarah,

sehingga tercipta sikap integrasi nasional.

Integrasi nasional harus dijaga oleh setiap generasi, menjaga keharmonisan

dalam berbangsa dan bernegara diperlukan komitmen dari seluruh masyarakat

dengan memperkuat nilai nasionalisme dan nilai moral. Menurut Swasno (2006:

106), para pendiri negara menentang individualisme, liberalisme dan memilih

jiwa kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong. Bentuk nyata persatuan sejak

dulu sudah tercermin dari zaman perjuangan kemerdekaan hingga era orde baru.

Aman (2014: 24), berpendapat bahwa kemajemukan bangsa Indonesia

merupakan modal yang potensial untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam

rangka memperkokoh integrasi dan kepribadian bangsa yang dilandasi oleh

nilai-nilai kebangsaan dan moral yang kokoh, tetapi jika modal besar itu tidak disikapi

positif maka akan muncul dampak yang destruktif.

Tuahunse (2009: 24), berpendapat bahwa merebaknya gejala sosial dewasa

ini mengarah pada sifat diskriminatif, kekerasan, bahkan pembunuhan, tentu saja

konflik yang terjadi akan mempengaruhi disintegrasi bangsa. Gejala sosial yang

buruk terjadi karena nilai-nilai yang mendukung terbentuknya sikap integrasi

nasional sudah mulai terlupakan serta seseorang kurang memiliki sikap sosial,

sebaliknya remaja saat ini memiliki sikap dan perilaku yang cenderung negatif

(3)

nasional siswa dalam lingkup sekolah semakin terlihat dengan kasus-kasus yang

sering dijumpai di sekolah secara umum dan terjadi di SMA Negeri Gondangrejo.

Melalui observasi lapangan dapat terlihat kasus-kasus seperti terlambat

mengikuti upacara bendera di sekolah, terciptanya kelompok-kelompok

perkumpulan yang kurang bersifat positif di dalam kelas.

Siswa melakukan perkelahian dengan teman, praktik vandalisme untuk

menunjukan eksistensi geng, murid yang kurang menghargai guru, siswa

menghina terhadap warna kulit dan keadaan fisik siswa, menggunakan bahasa

daerah dalam pembelajaran, dan yang sering terlihat adalah siswa tidak tertib

dalam upacara bendera.

Menurunnya sikap integrasi nasional dapat dicegah dengan meningkatkan

dan menerapkan pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah.Pemahaman mencakup

kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi yang dipelajari,

sedangkan mata pelajaran sejarah menurut Aman (2014: 25), akan mewujudkan

kesadaran sejarah, nasionalisme, patriotisme, wawasan humaniora, disamping

kecakapan akademik.

Siswa sebagai bagian dari masyarakat harus ikut serta dalam membangun

integrasi nasional dan mencegah terjadinya disintegrasi antar golongan. Berusaha

mengatasi permasalahan yang timbul dari kemajemukan agar tidak semakin

menyebar ke generasi muda selanjutnya dengan menjaga sikap integrasi nasional

yang terus ditanamkan melalui pembelajaran sejarah.

Sikap sosial siswa yang bersifat positif juga mampu menumbuhkan rasa

cinta tanah air agar menurunnya sikap integrasi siswa dapat diatasi. Nawawi

(2000: 33), mengemukakan bentuk sikap sosial yang positif seseorang yaitu

berupa tenggang rasa, kerjasama, dan solidaritas.

Siswa yang mempunyai sikap sosial positif seperti melakukan kerjasama

terhadap kelompok dan orang lain, menerapkan sikap tenggang rasa terhadap

sesama di dalam kelas akan memunculkan suasana rukun sebuah kelompok.

Sikap solidaritas tinggi yang terbentuk dalam diri siswa akan

mempengaruhi suasana persatuan dalam sebuah kelompok, tentunya diimbangi

dengan toleransi terhadap kelompok yang lain, dengan begitu maka akan muncul

(4)

membentuk integrasi nasional. Hal itu selaras dengan pendapat Suseno (2001:

19), bahwa mudah tidaknya terbentuk integrasi tergantung dari apa yang disebut

dengan rukun yang artinya dalam keadaan selaras, tenang, dan tenteram tanpa ada

perselisihan, pertentangan, bersatu, dan saling membantu.

Siswa yang memiliki sikap sosial terhadap masyarakat akan mengerti

bagaimana berperan yang baik dan tercerminkan dengan sikap menjaga integrasi

nasional.

2. Kajian Teori

Menurut Suroyo (Kemristekdikti, 2016: 60) integrasi nasional

mencerminkan proses penyatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang

berbeda, atau memiliki perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar

belakang ekonomi menjadi satu bangsa terutama karena pengalaman sejarah dan

politik yang relatif sama.

Irianto (2013: 4) berpendapat bahwa integrasi nasional sebagai suatu

kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan

identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia.

Koentjaraningrat (Sadilah, dkk, 1997: 5) mengemukakan bahwa

faktor-faktor yang menghambat integrasi nasional adalah Konflik yang ditimbulkan oleh

beberapa sumber, adanya pemaksaan unsur-unsur kebudayaan dari suku bangsa

lain,adanya fanatisme, adanya dominasi dari salah satu suku bangsa dan adanya

permusuhan antar suku secara adat. Namun, ada faktor yang mendorong

integrasi, yaitu bersumber dari kerja sama secara sosial, ekonomi, dan politik

serta usaha hidup berdampingan. peranan gotong royong dan tenggang rasa juga

mendukung untuk mencapai integrasi nasional.

Menurut Sapriya (2009: 208-209) “Sejarah merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembagan serta peranan

masyarakat dimasa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu”.

Isjoni (2007: 71) berpendapat “Sejarah adalah mata pelajaran yang

menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan

perkembangan masyarakat Indonesa dan dunia pada masa lampau hinnga kini”.

Gunawan (1998: 21) nilai-nilai yang dapat ditumbuhkan melalui proses

(5)

umum dan bangsa di atas kepentingan pribadi, semangat rela berkorban dan

mengabdi kepada negara dan bangsa, sikap persatuan dan kesatuan bangsa, sikap

tepa selira, mengukur diri sendiri, sikap memperbaiki diri dan tenggang rasa,

berjiwa merdeka dan cinta perdamaian.

Menurut Insko dan Scoper (Mardiyana, 2015: 436) sikap sosial sebagai

suatu penilaian. Sikap sosial berupa perasaan-perasaan pro atau kontra,

menyenangkan atau tidak menyenangkan, menghargai atau tidak menghargai

terhadap objek sikap yang berupa individu atau kelompok. Komponen perasaan,

pikiran, dan kemauan tidak dapat dipisahkan. Sikap sosial dapat diukur atau

diungkapkan dengan pengukuran verbal maupun dengan pernyataan-pernyataan

berupa skala sikap sosial.

Menurut Nawawi (2000: 33) “Bentuk sikap sosial yang positif seseorang

yaitu berupa tenggang rasa, kerjasama dan solidaritas”. Hal ini sesuai dengan

pendapat Soetjipto dan Sjafioden (1994: 44) “Sikap sosial dapat dilihat dari

adanya kerjasama, sikap tenggang rasa, dan solidaritas.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian yang berjudul Hubungan antara Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah dan

Sikap Sosial dengan Sikap Integrasi Nasional Siswa di SMA Negeri Gondangrejo ini

dilaksanakan di kelas XI IPS tahun ajaran 2016/2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah4 kelas XI IPS yang berjumlah 130 siswa.

Penelitian ini menggunakan teknik random sampling dan rumus slovin sehingga

diperoleh sampel sebanyak 98 siswa secara acak.

Variabel sikap integrasi nasional dan sikap sosial menggunakan teknik

Rating-scale, yaitu sebuah pernyataan dengan kolom yang menunjukan tingkatan dari

sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju dan variabel pemahaman nilai-nilai

sejarahmenggunakan pertanyaan objektif. Analisis instrumen menggunakan uji

validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran dengan bantuan Program

SPSS.

Tahap uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji linieritas dengan

bantuan Program SPSS. Uji normalitasdigunakan untuk mengetahui apakah data

yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak, dengan kriteria nilai

(6)

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan

variabel terikat. Kriteria uji linieritas adalah:

1. Jika hasil perhitungan diperoleh Fhitung< Ftabel, maka dapat dinyatakan bahwa

variabel X Linier terhadap Y.

2. Jika hasil perhitungan diperoleh Fhitung> Ftabel, maka dapat dinyatakan bahwa

variabel X tidak linier terhadap Y.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian,dilakukan analisis regresi

linier berganda, untuk mengetahui apakah sikap integrasi nasional (Y) berhubungan

dengan pemahaman nilai-nilai sejarah (X1) dan sikap sosial (X2).

Uji t yangdigunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dengan kriteria

pengujianHo ditolak jika Signifikansi < 0,05 dan thitung > t tabel.

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan hubungan variabel pemahaman

nilai sejarah dan sikap sosial secara bersama-sama terhadap variabel sikap integrasi

nasional siswa, dengan kriteria pengujian Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel, dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Langkah terakhir adalah mencari nilai sumbangan relatif maupun efektif

digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel independen

terhadap perubahan variabel dependen (Y).

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Data sikap integrasi nasional diperoleh dari 35 butir soal, data sikap sosial

diperoleh dari 39 butir soal dandata pemahaman nilai-nilai sejarah diperoleh dari

20 butir soal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus

kolmogorov-Smirnov menggunakan program SPSS versi 23. Kriteria dari uji normalitas

adalah data berdistirbusi normal apabila mempunyai nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05. Adapun ringkasan uji normalitas adalah sebagai berikut.

Tabel 1 data uji normalitas

Signifikansi Kriteria

(7)

Dari tabel uji normalitas diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 atau 0,092 >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel

berdistribusi normal.

Ringkasan hasil uji linieritas yang dilakukan dengan menggunakan alat

bantu SPSSversi 23 adalah sebagai berikut.

Tabel 2 hasil uji linieritas

Variabel

yang

diukur

Harga F Signifikan Kesimpulan

Fhitung F tabel

XI.Y 1,112 F 0,05: 12.84=2,470 0,361 Linier

X2.Y 1,119 F 0,05: 41.55=1,640 0,345 Linier

Dari tabel 2 bisa disimpulkan hasil uji linieritas yang berdistribusi normal

karena Fhitung< Ftabel, yaitu 1,112< 2,470 dan 1,119 < 1,640, korelasi antara

pemamahan nilai-nilai sejarah dengan sikap integrasi nasional sebesar 0,361 atau

tingkat korelasi normal sedangkan korelasi antara sikap sosial dengan sikap

integrasi nasional sebesar 0,345 atau tingkat korelasi normal.

Tabel 3 hasil uji regresi linier berganda

Variabel Koefisien regresi T Sig

32,405 3,670 ,000

Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah ,458 2,096 ,039

Sikap Sosial ,663 13,598 ,000

Fhitung =93,156 Sig= ,000b

R2= 662

Berdasarkan tabel 3 diperoleh persamaan regresi linier berganda yaitu: Y=

32,405+0,458X1+0,663X2. Interpretasi dari agresi linier berganda tersebut adalah:

a. a= 32,405, menyatakan bahwa jika pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap

sosial tidak mengalami perubahan maka nilai sikap integrasi nasional siswa

(8)

b. b1=0,458, menyatakan bahwa jika pemahaman nilai-nilai sejarah bertambah 1

poin, maka sikap integrasi nasional siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Gondangrejo akan mengalami peningkatan sebesar 0,458.

c. b2=0,663, menyatakan bahwa jika sikap sosial bertambah 1 poin, maka sikap

integrasi nasional siswa kelas XI IPS SMA Negeri Gondangrejo akan

mengalami peningkatan sebesar 0,663.

Hasil uji t pertama dengan program SPSSdiperoleh nilai thitung sebesar

2,069 dengan signifikansi 0,039, sehingga Ho ditolak karena thitung > t tabel, yaitu

2,069>1,664 dan nilai signifikansi 0,039< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

Ada hubungan yang positif antara pemahaman nilai-nilai sejarah dengan sikap

integrasi nasional pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri Gondangrejo tahun

ajaran 2016/2017.

Hasil uji t kedua dengan program SPSSdiperoleh nilai thitung sebesar 13,598

dengan signifikansi 0,00, sehingga Ho ditolakkarena thitung > t tabel, yaitu

13,598>1,664 dan nilai signifikansi 0,00< 0,05. Maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang positif antara sikap sosial dengan sikap integrasi nasional pada

siswa kelas XI IPS SMA Negeri Gondangrejo tahun ajaran 2016/2017.

Hasil uji F dengan program SPSSdiperoleh nilai Fhitung sebesar 93,156

dengan signifikansi 0,00, sehingga Ho ditolak Karena Fhitung > Ftabel, yaitu

93,156>3,090 dan nilai signifikansi 0,00< 0,05. Maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang positif antara pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial

secara bersama-sama dengan sikap integrasi nasional pada siswa kelas XI IPS

SMA Negeri Gondangrejo tahun ajaran 2016/2017.

Berdasarkan analisis data dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien

determinasi (r2) sebesar 0,662. Menunjukan bahwa hubungan yang diberikan oleh

variabel pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial dengan sikap integrasi

nasional siswa di SMA Negeri Gondangrejo sebesar 66,2 % .

Hasil perhitungan untuk mencari besar sumbangan relatif dan efektif

diketahui bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah memberikan sumbangan relatif

sebesar 1,34 % dan sumbangan efektif sebesar 0,89%. Variabel sikap sosial

(9)

2. Hubungan Antara Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah Dengan Sikap Integrasi Nasional

Berdasarkan pengolahan dan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah berhubungan postif dengan sikap integrasi

nasional.

Hal ini sesuai dengan penelitian Singgih Tri Sulistiyono dengan judul

pemupukan semangat integrasi nasional melalui pendidikan sejarah di sekaloh,

menjelaskan bahwa pentingnya sejarah dalam membentuk watak dan sikap.

Sejarah dan interaksi dari berbagai kelompok sosial memiliki peran sebagai

sarana memperkokoh integrasi nasional.

Menurut Gunawan (1998: 21) nilai-nilai yang ditanamkan melalui proses

sejarah perjuangan bangsa, akan membentuk sikap siswa, antara lain: pantang

menyerah dalam membela kepentingan bangsa dan negara, patriotik dalam

mempertahankan dan memajukan bangsa, membangun untuk kepentingan

bangsa, bekerja sama untuk membangun bangsa, tepa selira, mengukur diri

sendiri, memperbaiki diri dan tenggang rasa.

Menurut Soekanto (Sulistiyo, 2011:4) Sejarah dapat berfungsi sebagai

wahana sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai masyarakat dan bangsa. Sosialisasi

dimaknai sebagai proses menanamkan nilai-nilai sejarah.

Menurut Drake(Sulistiyono, 2011: 5) aspek yang dapat memperkuat

integrasi integrasi nasional yaitu: pengalaman sejarah yang sama sebagai suatu

bangsa, simbol sosial budaya yang diakui bersama seperti bahasa, bendera, lagu

kebangsaan dan sebagainya. Aspek ini dapat diperoleh melalui pemahaman

nilai-nilai sejarah siswa, siswa menyadari arti penting dari perjuangan bangsa dan

mecintai simbol simbol nasional maka dapat dikatakan siswa mempunyai sikap

integrasi nasional.

Menurut Collingwood (Sulistiyo, 2011:4) pemahaman sejarah akan

memberikan nilai lebih kepada pembentukan sikap dan perilaku siswa dalam

kerangka memahami kondisi masyarakatnya di masa sekarang dan masa yang

(10)

Terbentuknya sikap integrasi nasional merupakan salah satu tujuan afektif

dari pemahaman nilai-nilai sejarah, selain itu juga ada nasionalisme dan

patriotisme.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah berhubungan dengan sikap integrasi

nasional Nilai-nilai sejarah yang ada pada individu mampu memunculkan sikap

seperti nasionalisme, integrasi nasional, persatuan, dan solidaritas.

3. Hubungan Antara Sikap Sosial Dengan Sikap Integrasi Nasional

Berdasarkan pengolahan dan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa sikap sosial berhubungan postif dengan sikap integrasi nasional. Semakin

tinggi sikap sosial maka semakin tinggi sikap integrasi nasional.

Jurnal yang ditulis oleh Poerwanto dengan judul asimilasi, akulturasi, dan

integrasi nasional yang menunjukan adanya hubungan antara aspek sikap sosial

dengan integrasi nasional. Penelitian ini menjelaskan bahwa aspek asimilasi

merupakan wujud dari terciptanya integrasi nasional, aspek asimilasi meliputi

tidak timbulnya prasangka buruk, tidak adanya konfik kekuasaan dan nilai, tidak

diskriminasi, dan penyesuaian mayoritas dan minoritas. Aspek asimilasi ini

identik dengan sikap sosial, artinya dalam penelitian ini integrasi nasional dapat

terbentuk dengan adanya sikap sosial yang positif seperti kerjasama, tenggang

rasa dan solidaritas.

Integrasi nasional mengandung perbedaan kebudayaan tetapi masih kesatuan,

untuk menciptakan integrasi nasional tergantung pada kesepakatan bersama untuk

memunculkan kehidupan harmoni yang membawa integrasi dari berbagai

kelompok.

Menurut Drake (Sulistiyono, 2011: 5) aspek yang memperkuat integrasi

nasional adalah interaksi diantara berbagai kelompok sosial dimasyarakat. Sikap

sosial berperan penting dalam membangun interaksi untuk mewujudkan integrasi

nasional.

Sikap sosial sebagai sarana untuk menciptakan kerukunan untuk

mewujudkan integrasi nasional. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sikap

(11)

4. Hubungan Antara Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah Dan Sikap Sosial Secara Bersama-Sama Dengan Sikap Integrasi Nasional

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa pemahaman nilai-nilai sejarah

dan sikap sosial secara bersama-sama berhubungan dengan sikap integrasi

nasional siswa.

Jurnal yang ditulis oleh Jhon Rex dan Gurharpal Singh yang berjudul”

Multiculturalism and Political Integrastion in Modern Nation-States: Thematic

Introduction” menunjukan integrasi dari sebuah bentuk negara yang multikultural

dapat tercipta dan terjaga dengan cara menghindari konflik melalui penerapan

sikap sosial dimasyarakat seperti kompormi dan negosiasi.

Sikap integrasi nasional dalam setiap individu bisa tumbuh melalui

pemahaman nilai-nilai sejarah.Kesamaan sejarah dalam suatu wilayah diajarkan

agar terjalin integrasi. Integrasi bukan merupakan proses menyeregamkan dan

menyamakan tapi lebih ke penyatuan perbedaan budaya, kebersamaan dalam

suasana saling toleransi.

Menurut Swasono (2006: 112) terdapat dua hal yang harus dilakukan untuk

menjaga integrasi nasional.

Pertama, meningkatkan pemahaman, baik dari segi kedalaman maupun

dinamika dari segi multikultural Indonesia. Menumbuhkan rasa saling memiliki

aset-aset nasional yang berasal dari nilai-nilai adiluhung suku bangsanya.

Kedua, menciptakan dan menyeimbangkan mutualisme sebagai wujud

doktrin kebersamaan berdasarkan kekeluargaan (mutualism and brotherhood)

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya penelitian dari Sigit Dwi Kusrahmadi yang berjudul

Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional, menyebutkan bahwa

antara integrasi nasional dan nasionalisme saling terkait, Nasionalisme

mendukung terbentuknya integrasi nasional.

Sikap integrasi nasional artinya motivasi masyarakat untuk loyal kepada

negara, mempunyai cita-cita menyatukan rakyat dan mengatasi isu SARA dengan

menunjukan sikap sosial. Sikap integrasi nasional berarti mendukung kehidupan

bersama dan mewujudkan masyarakat yang harmonis, sikap integrasi nasional

(12)

Integrasi nasional mempunyai unsur agar menjadi lebih kuat yaitu

pengalaman sejarah yang sama sebagai suatu bangsa, interaksi dengan berbagai

kelompok dapat terjalin baik dengan menerapkan sikap sosial yang mendorong

tercitanya integrasi nasional, simbol sosial budaya yang diakui bersama seperti

bahasa, bendera, lagu kebangsaan dan sebagainya. Individu yang memahami

nilai-nilai dari sejarah dan menerapkan sikap sosial dalam masyarakat akan

menciptakan integrasi nasional.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial pada diri siswa maka dapat

menciptakan sikap integrasi nasional.Sikap integrasi nasional selain dipengaruhi

oleh pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial ada faktor yang lain yang

mempengruhi, karena dari data yang diperoleh hubungan dari variabel

pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial terhadap sikap sosial hanya

sebesar 66,2 %

D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

a. Pemahaman nilai-nilai sejarah berhubungan postif dengan sikap integrasi

nasional siswa kelas XI di SMA Negeri Gondangrejo tahun ajaran 2016/2017.

Hal ini berdasarkan uji keberartian koefisien regresi linier berganda untuk

variabel pemahaman nilai-nilai sejarah thitung > ttabel yaitu 2,069>1,664 dan nilai

signifikansi 0,039< 0,05, dengan sumbangan relatif sebesar1,34% dan

sumbangan efektif sebesar 0.89%

b. Sikap sosial berhubungan postif dengan sikap integrasi nasional siswa kelas XI

di SMA Negeri Gondangrejo tahun ajaran 2016/2017. Hal ini berdasarkan uji

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel sikap sosial thitung > t

tabel, yaitu 13,598>1,664 dan nilai signifikansi 0,00< 0,05, dengan sumbangan

relatif 98,68 % dan sumbangan efektif sebesar65,33%..

c. Pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial secara bersama-sama

berhubungan positif dengan sikap integrasi nasional siswa kelas XI di SMA

(13)

keberartian regresi linier ganda atau Uji F di ketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel,

yaitu 93,156>3,090 dan nilai signifikansi 0,00< 0,05. Nilai koefisien

determinasi (r2) yang diperoleh sebesar 0,662 yang berarti hubungan variabel

pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial dengan sikap integrasi nasional

siswa di SMA Negeri Gondangrejo sebesar 66,2 %, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain.

2. Saran

Saran yang diberikan oleh peneliti sebagai berikut.

1. Kepada siswa hendaknya lebih mengembangkan diri untuk lebih menjaga

integrasi nasional dengan meningkatkan pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap

sosial dalam dirinya.

2. Kepada guru mata pelajaran sejarah hendaknya lebih memperhatikan cara

meningkatkan sikap siswa dalam menjaga integrasi nasional melalui penanaman

nilai-nilai sejarah dan sikap sosial dalam pembelajaran sejarah.

3. Kepada pihak sekolah diharapkan mau mengembangkan fasilitas yang berkaitan

dengan sejarah agar siswa lebih memahami nilai-nilai dalam sejarah. Sekolah

juga diharapkan mengajak siswa menjaga kondisi yang kondusif melalui

penerapan sikap sosial di lingkungan sekolah agar tercipta integrasi.

4. Kepada Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

terhadap permasalahan serupa, karena hasil perhitungan pengujian koefisien

determinasi r2 pada variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 66,2%. Berarti

masih terdapat 33.8% yang dipengaruhi oleh faktor lain, yang tidak dimasukan

sebagai pendukung untuk memperkuat teori yang ada.

E. DAFTAR PUSTAKA

Aman. (2014). Aktualisasi Nilai-Nilai Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme dalam

Pembelajaran Sejarah di SMA. Jurnal Pendidikan Karakter, 4 (1) ,23-34.

Diperoleh 25 februari 2017, http://journal. Uny.ac.id/index.php/jpka/article.

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah

Wajib Umum: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Riset

Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Gunawan, Restu. 1998. Simposium Pengajaran Sejarah (Kumpulan Makalah Diskusi).

(14)

Irianto, Agus Maladi. (2013). Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrime di

Indonesia. Jurnal Humaniora, 2 (18), 1-9. Diperoleh pada 25 februari, dari

ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/5937

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Jhon Rex dan Gurharpal Singh. (2003). Multiculturalism and Political Integrastion in

Modern Nation-States: Thematic Introduction. international jurnal on

multicultural societes, 1 (5). Diperoleh pada 25 februari 2017,

darihttp://unesdoc.unesco.org/images/0013/001387/138796E.

Kusrahmadi, Sigit Dwi. 2006. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.

1-16 Diperoleh pada 25 februari,

darihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENTINGNYA PENNDIDIKAN MULTIKULTURAL dan Integrasi Nasional Artikel 23-04-06.pdf

Mardiyana. Dewi. 2015. Seminar Nasional Peningkatana Sikap Sosial Siswa Melalui

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Guided Discovery, hlm.433-438, FKIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Nasikun. 2004. Sistem Sosial di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Hadori. 2000. Intereksi Sosial. Jakarta : Gunung Agung.

Sadillah, Emiliana dkk, 1997. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan budaya di daerah

istimewa di Daerah Yogyakarta. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan:

Yogyakarta.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.

Soetjipto dan Sjaefieoden. 1994. Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta.

Sulistiyono, Singgih Tri. (2011). Pemupukan Semangat Integrasi Nasional Melalui

Pendidikan Sejarah di Sekolah. Jurnal Agasthia, 1 (1). Diperoleh pada 2 maret

2017, dari http://ejournal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/117

Suseno, Franz Magnis. 2011. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi Tentang

Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Swasono, Meutia F. (2006). Antropologi dan Integrasi Nasional. Jurnal antropologi

Indonesia, 1 (30),101-122. Diperoleh pada 24 februari 2017, dari journal. ui.ac.id/index.php/jai/article/view

Tuahunse, Trisnowaty. (2009, Mei). Hubungan antara Pemahaman Sejarah Pergerakan

Nasional Indonesia dengan Sikap terhadap Bela Negara. Jurnal Kependidikan, 39

Gambar

Tabel 2  hasil uji linieritas

Referensi

Dokumen terkait

Memahami tujuan inovasi Situs Berita Media Indonesia yang membangun perusahaan media konvergensi dan Tempo dengan perusahaan media digital, mengikuti pemikiran Kanyeki

Pernyataan yang benar sesuai dengan teori pita energi adalah - koduktor = pita konduksinya berisi detengah bagian, pita konduksinya kosong, sedangkan pita valensinya terisi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin pada pedagang Pasar Buku Belakang Sriwedari Surakarta.. SUBJEK

Positioning dari Healthy Gym Family adalah usaha jasa fitness center yang siap membantu masyarakat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan menyediakan

Kemiri sunan populasi Cinunuk dan Padahanten memiliki nilai tengah panjang biji yang tidak berbeda nyata, sedangkan nilai tengah.. lebar biji keduanya sangat

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa salah satu manajemen dalam pendayagunaan dana zakat yang dilakukan oleh lembaga amil Zakat Center Thoriqotul Jannah yaitu

Abstrak: Bimbingan belajar adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang

Puji syukur Penulis panjatkan kehadiratAllah SWT karena rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi