• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perkembangan Kopi Dunia - Analisis Prospek Ekspor Kopi Indonesia ke Eropa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Perkembangan Kopi Dunia - Analisis Prospek Ekspor Kopi Indonesia ke Eropa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Perkembangan Kopi Dunia

Kopi merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Selatan, termasuk family Rubiaceae dengan tinggi mencapai 5 meter. Daunnya sekitar 5-10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga bersamaan, buah kopi sendiri berbentuk oval panjangnya sekitar 1,5 cm. Biasanya buah kopi berisikan 2 buah biji, tetapi sekitar 5-10% mempunyai hanya 1 biji saja yang dinamakan “peaberries” (Budiman, 2013).

Minuman kopi sangat digemari oleh bangsa Ethiopia dan Abessinia karena berkhasiat menyegarkan badan. Oleh karena itu ketika mereka mengembara ke wilayah-wilayah lain, buah kopi juga ikut terbawa dan tersebar kemana-mana antara lain negara-negara Arab, Persia, hingga tanaman kopi tumbuh subur di negari Yaman (Sri Jayanati dan Danarti, 1999).

(2)

Saat ini terdapat sekitar 4 500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu: (1) Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta, (2) Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika, (3) Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa, dan (4) Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika.

2.2. Perkembangan Kopi di Indonesia

Ditahun 1696, Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan biji kopi ke Gubernur Belanda di Batavia, pengiriman pertama hilang karena banjir yang terjadi di Batavia, pengiriman kedua dilakukan tahun 1699. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dalam tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 ton/tahun. Indonesia adalah tempat perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia dan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780 (Budiman, 2013).

Besarnya keuntungan yang bisa didapat dari tanaman kopi membuat jumlah perkebunan kopi terus meningkat. Di pulau jawa, perkebunan ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni di Semarang, Sala, Kedu, Besuki dan Malang. Di daerah pulau sumatera, perkebunan kopi meluas di daerah Lampung, Palembang, Sumatera barat dan sumatera Timur.

(3)

diharapkan lebih tahan terhadap penyakit HV. Namun saat ini diketahui bahwa liberika juga mudah terserang penyakit itu (Sri Jayanati dan Danarti, 1999).

2.3. Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba menjelaskan mengapa sebuah negara mau melakukan kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain. Secara umum teori perdagangan internasional dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu teori klasik dan teori neo-klasik.

Tokoh ekonomi klasik yang memberikan kontribusi yang besar adalah Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith mencetuskan teori keunggulan mutlak (absolute advantage), dan David Ricardo muncul dengan teori keunggulan komparatif (comparative advantage). Sedangkan tokoh neo-klasik yang memiliki sumbangan berarti untuk perdagangan internasional adalah Eli Heckscher dan Bertil Ohlin dengan sebutan teori H-O.

a. Teori Keunggulan Mutlak (Adam Smith)

(4)

pengolahan (manufacture) dibandingkan dengan mitra dagangnya yang mempunyai keunggulan dalam memproduksi barang X yang merupakan komoditas pertanian (primer) (Halwani, 2002).

Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki.

b. Teori Keunggulan Komparatif (David Ricardo)

Teori keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith kemudian dikritik oleh David Ricardo. Ricardo mempertanyakan apakah suatu negara yang tidak memiliki keunggulan mutlak tidak akan melakukan perdagangan internasional. Menurut Ricardo perdagangan internasional dapat saja terjadi meskipun negara itu tidak memiliki keuntungan mutlak, tetapi memiliki keunggulan komparatif dari negara lain (Sumanjaya dkk, 2008).

(5)

c. Teori H-O (Heckscher dan Ohlin)

Teori Perdagangan Internasional modern terjadi ketika ekonom asal Swedia yaitu Eli Hecskher dan Bertil Ohlin mengemukakan pandangan mereka mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas antar negara. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas terjadi karena adanya jumlah faktor pendukung (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.

Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

2.4. Ekspor

2.4.1. Pengertian Ekspor

(6)

dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju (Todaro, 2000).

Pengertian ekspor menurut Amir M. S. (2004) adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing.

Ada beberapa faktor faktor yang mempengruhi ekspor, yaitu : 1. Harga Internasional

Seakin tinggi harga suatu barang dipasar internasional dari pada harga di dalam negeri akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah.

2. Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)

Makin tinggi nilai tukar uang suatu negara maka harga ekspor negara itu dipasar internasional menjadi tinggi. Sebaliknya, makin rendah nilai mata uang suatu negara, maka harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi lebih rendah.

3. Proteksi

Secara umum, hal ini dilakukan untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor. Halwani (2002) menjabarkan beberapa bentuk proteksi, yaitu :

(7)

Kuota adalah hambatan kuantitatif, yang membatasi impor barang secara khusus dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per periode waktu.

b. Perdagangan oleh pemerintah (State Trading Practices)

Hakikatnya pemerintah merupakan pelaku utama, hal ini merupakan pola yang sering dilakukan oleh negara-negara komunis atau sosialis, dengan kata lain merupakan tindakan monopoli importir.

c. Kontrol devisa (Exchange Control)

Kontrol devisa merupakan hambatan administrasi atau transaksi yang melibatkan mata uang asing. Kontrol devisa dikenakan pada pembayaran impor dimana semua transaksi impor harus izin bank sentral terutama untuk membeli mata uang asing umtuk pembayaran impor barang-barang oleh perusahaan.

d. Larangan impor (Import Prohibition)

Adalah bentuk hambatan langsung dimana larangan ini merupakan bentuk yang paling ketat darri segala hambatan impor dengan melakukan larangan impor untuk kategori tertentu, misalnya untuk barang mewah atau barang terlarang lainnya seperti obat terlarang, senjata api dan lain-lain yang membahayakan keamanan negara.

2.4.2. Prosedur Ekspor

(8)

1. Ekspor Biasa

Dalam hal ini barang-barang dikirim keluar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diabaikan dengan importir di luar negeri.

2. Barter

Barter adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk ditukar langsung dengan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri. Dalam hal ini berarti yang mengirimkan barang tidak menerima pembayaran dalam uang asing tetapi dalam bentuk barang. Barang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayarannya dalam mata uang rupiah.

3. Konsinyasi (Consignment)

Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk dijual sedangkan hasil penjualannya diperlukan sama dengan hasil ekspor biasa. Dalam hal ini barang-barang akan dikirim keluar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang atau untuk memenuhi transaksi, melainkan dijual di pasar bebas atau diikutsertakan dalam lelang (Comodities Exchange).

2.5. Kurs

(9)

Dalam perdagangan internasional pertukaran antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Kurs adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing di hitung berdasarkan rata-rata tertimbang. Nilai tukar rill dari negara mitra dagang Indonesia, Rupiah Indonesia digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang Indonesia (Syarif, 2003).

Menurut Sartono (1995), nilai tukar (kurs) adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar diartikan sebagai titik keseimbangan antara penawaran dan permintaan dari suatu mata uang di pasar mata uang. Perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor secara langsung akan menggunakan nialai tukar (kurs).

Kurs merupakan salah satu harga terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional. Kurs dapat berubah secara mendadak sesuai dengan beritaberita atau bahkan desas-desus yang sering kali tidak jelas asal-usulnya yang beredar mengenai nilai mata uang tersebut dimasa yang akan datang.

(10)

1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekeuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah harga produk negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal. Sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah.

2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas, sebagai akibat perubahan kurs ini produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi mahal.

3. Devaluasi, merupakan penurunan nilai tukar satu mata uang domestik, misalnya rupiah, relative terhadap mata uang asing tertentu, misalnya US Dollar, yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Devaluasi hanya dapat terjadi jika nilai Rupiah dikaitkan terhadap US Dollar dan pemerintah dengan sengaja mengubah nilai Rupiah relative terhadap US Dollar. Jika pemerintah tidak mengaitkan Rupiah terhadap US Dollar dan perubahan nilai tukar terjadi dengan sendirinya, istilah ini tidak berlaku lagi. Jadi istilah devaluasi hanya berlaku dalam sistem nilai tukar tetap dimana suatu mata uang domestik dikaitkan dengan mata uang asing tertentu.

(11)

revaluasi hanya berlaku pada system nilai tukar tetap.

2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs

Menurut Sadono Sukirno (2000), perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor, yaitu :

1. Perubahan dalam Cita Rasa Masyarakat.

Cita masyarakat memepengaruhi corak konsumsi mereka atas barang-barang yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat juga meningkatkan ekspor. Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor lebih besar. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan pada valuta asing.

2. Perubahan Harga Barang Ekspor impor.

(12)

3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi).

Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing. Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan efek inflasi yang berikut: (i) inflasi menyebabkan harga-harga barang di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi berkecenderungan menambah impor, (ii) inflasi menyebabkan harga-harga barang-barang ekspor lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan (i) menyebabkan permintaan keatas valuta asing bertambah, dan keadaan (ii) menyebabkan penawaran keatas valuta asing berkurang: maka harga valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara yang mengalami inflasi merosot).

4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi.

(13)

negeri karena tingkat suku bunga dan pengembalian investasi yang tinggi di negara-negara lain.

5. Pertumbuhan Ekonomi

Efek yang akan disebabkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan ini terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan keatas mata uang itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang itu naik. Akan tetapi apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang tersebut akan merosot.

2.6. Harga Ekspor

(14)

Menurut Pappas dan Mark Hitschey (1995) fungsi dari permitaan adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta (Q) dan variabel-variabel yang mempengaruhinya, sedangkan kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang di minta dan harga barang yang diminta. Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai berikut :

Qx = F(Px) atau Qx = a- Px

Dengan asumsi varibel-variabel lain dianggap tetap (cateris paribus), dengan demikian diasumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel yang mempengaruhi suatu permintaan barang antara lain:

1. Harga barang yang diminta (The Price of Goods. X = Px)

Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga suatu barang itu naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila harga barang turun permintaan akan naik.

2. Harga barang lain ( The Price Of Relatid goods or service = Pr) dengan kondisi :

(15)

b. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap pokok juga naik.

3. Fakor-faktor lain.

Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal (peraturan pemerintah, kondisi ekonomi suatu negara/daerah dan lain-lain)

Dari faktor diatas maka permintaan suatu barang / jasa dapat dirumuskan sebagai berikut :

Odx = F(Px,Pr,O) Dimana :

Odx adalah kuantitas permintaan barang / jasa Px adalah harga dari barang / jasa X

Pr adalah harga dari barang lain yang berkaitan O adalah faktor-faktor spesifik lain

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 4.4 merupakan rancangan tabel data master bahan baku, dimana tabel ini merupakan tempat penyimpanan beberapa data bahan baku yang digunakan oleh

4) Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian. 19 Persetujuan yang dibuat secara tertulis tersebut tidak dapat dipakai sebagai alat untuk melepaskan diri

Analisis dalam penelitian ini menggunakan data bulanan yang meliputi data harga minyak dunia dengan standar West Texas Intermediate (WTI), harga emas penutupan sore hari, harga

Pada gambar 5 adalah proses pada protokol LEACH pada fase setup dimana setelah sebuah node terpilih menjadi cluster head maka node tersebut mengumumkannya ke-

Pelayanan Prima di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh Sumber Daya Manusia yang dinyatakan dengan Paramedis dan pegawai Rumah sakit yang mempunyai Kualitas

Saya lahir tahun sembilan belas lima puluh enam, 4 Kalau begitu, Anda berumur lima puluh sembilan tahun, 5 Saya tinggal di Jalan Merdeka nomor empat puluh tujuh. Latihan 9:

patofisiologi antara lain: 1) Penurunan aliran darah serebral akut, seperti pada sinkop vasovagal, gangguan jantung, penyumbatan pembuluh darah paru dan obstruksi

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi minyak kelapa murni (VCO) secara signifikan dapat berpengaruh penurunan kadar gula darah, dimana kandungan asam