MASALAH, FOKUS JUDUL PENELITIAN
DAN TEORI DALAM PENELITIAN
KUALITATIF
POPULASI DAN SAMPEL
INSTRUMEN DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
TEKNIK ANALISIS DATA
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
MASALAH, FOKUS JUDUL PENELITIAN DAN TEORI
DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Masalah dalam penelitian kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, masalah yang akan dipecahkan masih remang-remang bahkan gelap kompleks dan dinamis. Sehingga masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian :
masalah yang dibawa peneliti tetap sehingga sejak awal sampai
akhir penelitian sama
masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang yaitu meluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan.
masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah
Penelitian kualitatif yang merubah masalah
atau ganti judul penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah
selesai, merupakan peneliti kualitatif yang
lebih baik karena ia dipandang mampu
melepaskan apa yang telah difkirkan
sebelumnya dan selanjutnya mampu melihat
fenomena secara lebih luas dan mendalam
sesuai dengan apa yang terjadi dan
berkembang pada situasi social yang diteliti.
Data tentang masalah bisa berasal dari
dokumentasi hasil penelitian, pengawasan,
evaluasi, pengamatan, pendahuluan dan
Fokus Penelitian
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat
dipisah-pisahkan) sehingga peneliti kualitatif tidak akan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut
dengan fokus yang berisi pokok masalah yang bersifat umum.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif
menetapkan fokus. Spradley menyatakan bahwa “ a
focused refer to a single cultural domain or a few related domains” focus itu merupakan domain tunggal atau
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk
memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi social tetapi juga ada keinginan untuk
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti.
Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif
diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum sehingga
diperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial.
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988)
mengemukakan empat alternative untuk menetapkan focus yaitu :
menetapkan fokus pada permasalahan yang
disarankan oleh informan
menetapkan fokus berdasarkan domain-domain
tertentu organizing domain
menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk
pengembangan iptek
menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang
Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation suatu gejala
maka secara umum terdapat tiga bentuk
rumusan masalah yaitu rumusan masalah yaitu
masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan
mendalam.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah
yang memandu peneliti untuk mengkonstruksikan
hubungan antara situasi sosial atau domain satu
dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif
dibagi menjadi hubungan simetris, kausal dan
interaktif.
Hubungan simetrs adalah hubungan suatu gejala
yang muncul bersamaan sehingga bukan merupakan
hubungan sebab akibat atau interaktif.
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat.
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi.
Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan
dengan maksud untuk memahami gejala
yang kompleks dalam kaitannya dengan
aspek-aspek lain. Dalam penelitian kualitatif
pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas
dasar defnisi operasional dari suatu variabel
penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif
dirumuskan dengan maksud untuk
memahami gejala yang kompleks, inteaksi
sosial yang terjadi dan kemungkinan
Contoh rumusan masalah dalam proposal
penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa :
Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi
sosial atau setting tertentu (rumusan masalah
deskriptif).
Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang
yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)
Apakah peristiwa itu diorganisir dalam
pola-pola organisasi sosial tertentu (rumusan
Judul Penelitian Kualitatif
Judul penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam
proposal masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah memasuki lapangan.
Judul penelitian kualitatif tidak harus
mencerminkan permasalahan dan variabel yang
diteliti tetapi lebih pada usaha untuk
mengunkapkan fenomena dalam situasi sosial
secara luas dan mendalam serta menemukan
hipotesis dan teori.
Contoh judul penelitian kualitatif :
Pengembangan model perencanaan yang efektif
pada era otonomi daerah
Organisasi pemerintah yang efektif dan efsien
pada era otonomi daerah.
Membangun iklim kerja yang kondusif
Teori dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, karena
permasalahan yang dibawa oleh peneliti
masih bersifat sementara maka teori yang
digunakan dalam penyusunan proposal
penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki lapangan atau konteks
sosial. Dalam kaitannya dengan teori kalau
dalam penelitian kuantitatif itu bersifat
menguji hipotesis atau teori sedangkan
dalam penelitian kualitatif bersifat
Jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti
kualitatif jauh lebih banyak karena harus
disesuaikan dengan fenomena yang
berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif
akan lebih profesional kalau menguasai semua
teori sehingga wawasannya akan lebih luas
dan dapat menjadi instrumen penelitian yang
baik.
Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi
sebagai bekal untuk bisa memahami konteks
sosial secara lebih luas dan mendalam.
Peneliti kualitatif harus mampu melepaskan
teori yang dimiliki tersebut dan tidak
digunakan sebagai panduan untuk menyusun
instrumen dan sebagai panduan untuk
Peneliti kualitatif dituntut untuk dapat menggali
data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan
dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
Peneliti kualitatif harus bersifat ”perspektif emic”
artinya memperoleh data bukan ”sebagaimana
seharusnya” bukan berdasarkan apa yang
difkirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan
yang dialami, dirasakan dan difkirkan oleh
partisipan/sumber data.
Peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas
sehingga mampu menjadi ”human instrumen ”
yang baik. Penelitian kualitatif lebih sulit bila
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif karena
data yang terkumpul bersifat subyektif dan
Peneliti kualitatif dituntut mampu
mengorganisasikan semua teori yang
dibaca. Landasan teori yang dituliskan
dalam proposal penelitian lebih berfungsi
untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti
memiliki teori dan memahami
permasalahan yang diteliti walaupun
permasalahan tersebut masih bersifat
sementara.
Peneliti kualitatif dituntut untuk melakukan
grounded research yaitu menemukan teori
berdasarkan data yang diperoleh di
POPULASI & SAMPEL
Pengertian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah populasi tetapi oleh Spradley yang dinamakan ”social situation’ atau situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen yaitu tempat, pelaku dan aktiftas yang
berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut
dapat di rumah berikut keluarga dan aktiftasnya atau orang-orang di sudut jalan yang sedang gobrol atau
bekerja di kota, desa atau wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek
penelitian yang ingin diketahui ”apa yang terjadi” di dalamnya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi
karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menghasilkan teori.
Pada penelitian kuantitatif, peneliti memasuki situasi
sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke
populasi karena pengambilan sampel tidak diambil secara random dan hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tertentu.
Hasil penelitian dapat ditransferkan atau diterapkan ke
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang biasa
digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang diteliti.
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit dan lama-lama menjadi besar. Hal itu dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan maka mencari
Penentuan sampel dalam peneliian kualitatif
tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel
yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan
informasi yang maksimum bukan untuk
digeneralisasikan.
Ciri-ciri khusus sample purposive :
emergent sampling design/sementara
Serial selection of sample units/menggelinding
seperti bola salju (snowball)
Continuous adjustment or ‘focusing’ of the
sample/disesuaikan dengan kebutuhan
Selection to the point of redundancy/dipilih sampai
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan saaat peneliti mulai memasuki
lapangan dan selama penelitian berlangsung
(emergent sampling design). Caranya yaitu
peneliti memilih orang tertentu yang
dipertimbangkan akan memberikan data yang
diperlukan selanjutnya berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya
itu peneliti dapat menentapkan sampel lainnya
yang dipertimbangkan akan memberikan data
lebih lengkap.
Praktek ini dinamakan serial selection of sample
Penelitian unit sample (responden) dianggap
telah memadai apabila telah sampai kepada
taraf “rendudancy” (datanya telah jenuh,
ditambah sampel lagi tidak memberikan
informasi yang baru) artinya bahwa dengan
menggunakan reponden selanjutnya boleh
dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan
informasi baru yang berarti.
Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel
sumber data yang dikemukankan masih bersifat
sementara. Namun demikian pembuat proposal
perlu menyebutkan siapa-siapa yang
Misalnya akan meneliti gaya belajar anak jenius
maka kemungkinan sampel sumber datanya adalah orang-orang yang dianggap jenius, keluarga, guru yang membimbing serta kawan-kawan dekatnya.
Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan
suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa ssampel sebagai
sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi criteria sebagai berikut.
mereka yang menguasai atau memahami sesuatu
melalui proses enkulturasi sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayatinya.
mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung
atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti
mereka yang mempunyai waktu yang memadai
mereka yang tidak cenderung
menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri
mereka yang pada mulanya tergolong
cukup asing dengan peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan
semacam guru atau nara sumber
Yang menjadi kepedulian bagi peneliti
kualitatif adalah “tuntasnya” perolehan
informasi dengan keragaman variasi
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Instrumen penelitian
Terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian
yaitu kualitas instrument penelitian
dan kulitas pengumpulan data.
Dalam penelitian kuantitatif,
kualitas instrument penelitian
berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan
Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena
itu peneliti sebagai instrument juga
harus divalidasi seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian
yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Vlaidasi terhadap peneliti sebagai
instrument meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek
Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan
terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi
menetapkan focus penelitian memilih informan sebagai sumber data melakukan pengumpulan data menilai
kualitas data menafsir data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain dari
pada menjadikan manusia sebagai instrument peneliti utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah focus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang
digunakan bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu
dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam
keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,
Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi
terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri
terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada
suatu instrument berupa test atau angket yang
dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali
manusia.
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia
tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan
Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis
data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya
melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mengetes hipotesis yang
timbul seketika
Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, peubahan, perbaikan atau pelaka.
Dalam penelitian dengan menggunakan tes atau
angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuatitfkasi agar dapat diolah secara statistic sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.
Dengan manusia sebagai instrument, respon yang
aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang lain bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat