• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI MAWAR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA NTB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN EFEKTIFITAS RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI MAWAR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA NTB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI MAWAR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA

DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA NTB

Ageng Abdi Putra1, Robiatul Adawiyah2, Dinawari Untisari3 1Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram 2Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram 3Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram

Email : agenk.putra@yahoo.com

ABSTRAK

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh manusia. Gangguan tidur dapat mengakibatkan masalah serius bahkan menurunkan kualitas hidup. Hal ini sering terjadi pada lansia yang berdampak pada menurunnya kualitas tidur. Terapi rendam kaki air hangat dan aroma terapi mawar merupakan terapi nonfarmakologi yang bermanfaat dalam mengatasi gangguan tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas rendam kaki air hangat dan aroma terapi mawar terhadap kualitas tidur lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.

Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperiment (two Group Comparation Pretest and Posttest Static Design). Teknik sampling menggunakan purposive sampling berjumlah 22 responden. Instrumen yang digunakan dalam mengukur kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index. Analisa data menggunakan uji Mann Whitney U.

Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,136 > 0,05 sehingga Ha ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan efektifitas rendam kaki air hangat dan aroma terapi mawar terhadap kualitas tidur lansia.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektifitas rendam kaki air hangat dan aromaterapi mawar terhadap kualitas tidur lansia. Sehingga rendam kaki air hangat dan aromaterapi mawar dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif untuk membantu mengatasi gangguan tidur seseorang khususnya pada lansia.

Kata kunci: kualitastidur, lansia, rendam kaki, aromaterapimawar

THE EFFECTIVENESS COMPARISON BETWEENFOOT SOAKING IN WARM WATER AND ROSEAROMATHERAPY

ON THE SLEEPING QUALITY OF ELDERLY IN MANDALIKA SOCIAL HOUSE FOR ELDERLY

WEST NUSA TENGGARA

ABSTRACT

Sleeping is a basic need of human being that should be fulfilled. Sleeping disorder may cause serious problem or even the decrease of life quality. This is often faced by elderly which cause the decrease of sleep quality. The therapy of foot soaking in warm water and the rose aromatherapy are non-pharmacological therapy that is useful to overcome the sleep problem. This research is aimed at determining the effectiveness comparison between foot soaking in warm water and rose aromatherapy on the sleeping quality of elderly in Mandalika Social House for Elderly West Nusa tenggara.

(2)

sampling. The instrument to measure the sleep quality is Pittsburgh Sleep Quality Index. The data were analyzed with mann Whitney U.

Based on the statistic test with the value of significance is 0.136 > 0.05 showing that Ha is rejected and H0 is accepted which means that there is difference between foot soaking in warm water and rose aromatherapy on the sleeping quality of elderly.

The research inferred that there is the effectiveness between foot soaking in warm water and rose aromatherapy on the sleeping quality of elderly. So that both foot soaking in warm water and rose aromatherapy could be considered as alternative treatment to help elderly from sleep disorder of elderly.

Keywords : sleeping need, elderly, relaxation deep breathing

PENDAHULUAN

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai kemunduran yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kongnitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal/ide baru. Kemunduran lain yang dialami adalah kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lambat dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul (Maryam dkk, 2008).

Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data WHO menunjukkan pada tahun 2000 usia harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Data WHO pada 2009 menunjukkan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013

didapatkan proporsi lansia sebesar 8,1% dari total populasi.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri jumlah penduduk lansia tahun 2012 mencapai 883.000 jiwa dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah lansia yaitu 915.000 jiwa dari total penduduk NTB yang berjumlah 4.630.302 jiwa (BPS NTB, 2013).

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan sexual (Azizah, 2011). Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia tersebut dapat menimbulkan berbagai macam gangguan, salah satunya adalah gangguan pola tidur (insomnia). Insomnia merupakan suatu keadaan ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyeyak (Widya, 2010). Kemampuan fisik yang menurun juga menyebabkan perubahan kualitas tidur pada lansia.

(3)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti dapatkan di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB pada bulan Februari 2017, terdapat 80 lansia yang terdiri dari 25 laki-laki dan 55 perempuan. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB mengatakan bahwa gangguan tidur merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia, yang dimana disebabkan karena penyakit yang diderita oleh lansia, dalam mengatasi gangguan tidur pihak panti memberikan terapi air hangat dan minum susu hangat. Di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB sudah menerapkan rendam kaki air hangat, namun jarang dilakukan dan belum dilakukan mini riset terhadap kualitas tidur pada lansia sebagai dampak dari perlakuan rendam kaki air hangat tersebut.

Adapun beberapa cara alternatife yang dapat mengatasi masalah gangguan tidur diantaranya yaitu rendam kaki air hangat dan aromaterapi mawar. Menurut penelitian (Khotimah, 2011) rendam air hangat pada kaki meningkatkan kualitas tidur lansia. Rendam kaki air hangat merupakan suatu prinsip kerja air hangat terhadap stimulasi tidur, merendam kaki dalam air hangat yang bertemperatur 37-39̊C akan menimbulkan efek soparifik (efek ingin tidur) dan mengatasi gangguan tidur (Amirta, 2007).

Aromaterapi mawar merupakan terapi non farmakologi yang dapat meningkatkan kualitas tidur dan termasuk dalam relaxation therapy. Teknik relaxation therapy ini melatih otot dan pikiran menjadi rileks dengan cara yang cukup sederhana, selain aromaterapi juga dapat dilakukan dengan meditasi, relaksasi otot, dan mengurangi cahaya penerangan. Aromaterapi mawar adalah salah satu aromaterapi yang mengandung Zat linalool dan graniol dan aktif saat digunakan melalui inhalasi/hirup yang dapat bermanfaat meningkatkan kewaspadaan, menenangkan, anti cemas, manajemen stres, dan gangguan tidur.

Bunga mawar merah bersifat anti depresi sehingga dapat membuat jiwa menjadi tenang (Koensoemardiyah, 2009). Penelitian ini bertujuan Untuk membandingkan efektifitas antara rendam kaki air hangat dan aromaterapi mawar terhadap kualitas tidur lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.

Bahan Dan Metode

Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment (two Group Comparation Pretest and Posttest Static Design). Penelitian ini dilaksanakan tanggal 10 Juli sampai 23 Juli 2017. Responden penelitian adalah 22 Lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur Lansia menggunakan kuesioner PSQI. Uji statistik menggunakan Uji Mann Whitney U dengan menggunakan SPSS.

Hasil Dan Bahasan

Tabel. 1. Distribusi Umur Responden.

No Umur

Tabel 1. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 60-70 tahun.

(4)

penyakit lain, seperti nyeri sendi, osteoporosis, payah jantung, depresi. Jika penyebab utamanya tidak diatasi, tetapi gangguan tidur pada lansia bisa diatasi dengan terapi untuk meningkatkan kualitas tidur lansia.

Tabel 2. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan.

Jenis kelamin responden pada penelitian ini terdiri dari perempuan sebanyak 12 responden (54.5%), dan laki-laki yaitu sebanyak 10 responden (45.5%). Beberapa penelitian terkait belum ada yang menyatakan bahwa kualitas tidur dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Darmojo, 2009) bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas tidur.

Tabel. 3. Kualitas Tidur Lansia Sebelum diberikan Perlakuan Rendam Kaki Air Hangat Dan Kualitas tidur sebelum pemberian rendam kaki air hangat dan aromaterapi menyebabkan seseorang absen dari

pekerjaannya dan peningkatan risiko untuk gangguan kejiwaan termasuk depresi. Seiring perubahan usia, tanpa disadari pada orang lanjut usia akan mengalami perubahan-perubahan fisik, psikososial dan spiritual. Salah satu perubahan tersebut adalah gangguan tidur atau insomnia. Hal ini terjadi karena menurunnya fungsi dari sistem-sistem organ tubuh untuk melaksanakan fungsinya secara maksimal, serta menurunnya aktivitas sehari-hari yang merupakan beberapa faktor yang mengganggu terpenuhinya pemenuhan kebutuhan istirahat tidur seseorang (Stanley, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur lansia diantaranya usia, status kesehatan, lingkungan, motivasi, stres psikologis, diet, gaya hidup dan obat-obatan (Aspiani, 2014).

Tabel. 4. Kualitas Tidur Lansia Setelah diberikan Perlakuan Rendam Kaki Air Hangat Dan

Kualitas tidur sesudah pemberian rendam kaki air hangat dan aromaterapi

(5)

Air hangat memberikan efek sedasi yang dapat merangsang tidur. Merendam kaki dalam air hangat yang bertemperatur 31-37̊C akan menimbulkan efek sopartifik (efek ingin tidur) dan dapat mengatasi gangguan tidur (Wijayanti, 2009). Dengan membesarkan pembuluh-pembuluh darah pada kaki dan tungkai, maka merendam kaki dalam air panas itu dapat meredakan sumbatan-sumbatan di bagian-bagian tubuh yang lain, seperti otak, paru-paru, atau organ-organ di dalam perut. Darah akan dialirkan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian (Khotimah, 2011) menunjukkan bahwa hasil analisis menunjukkan kuantitas tidur usia lanjut yang dilakukan rendam air hangat pada kaki mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendam air hangat pada kaki efektif digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami gangguan tidur.

Penelitian lain yang sesuai dengan penelitian ini yang pernah dilakukan oleh (Adiyati, 2010) hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan derajat insomnia yang signifikan. Menunjukan bahwa aromaterapi mempunyai pengaruh menurunkan derajat insomnia pada lansia. Tabel. 5. Nilai Signifikasi Uji Mann

Berdasarkan analisa statistik Uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa nilai rata-rata kualitas tidur pada kelompok rendam kaki air hangat sebesar 10,00 sedangkan rata-rata kualitas tidur pada kelompok aromaterapi mawar sebesar 13,00. Hasil ini menunjukkan

rata-rata kualitas tidur pada kelompok rendam kaki air hangat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kualitas tidur kelompok aromaterapi mawar. Didapatkan nilai signifikansi hasil uji Mann Whitney U sebesar 0,136 > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas rendam kaki air hangat dan aromaterpi mawar terhadap kualitas tidur lansia.

Rendam air hangat pada kaki merupakan suatu prinsip kerja air hangat terhadap stimulasi tidur, merendam kaki dalam air hangat yang bertemperatur 37-39̊C akan menimbulkan efek soparifik (efek ingin tidur) dan mengatasi gangguan tidur (Amirta, 2007).

Mekanisme kerja air hangat, untuk mendapatkan hasil yang efektif, rendam air hangat pada kaki sebaiknya dilakukan sebelum tidur malam. Lakukan secara rutin selama 3-6 hari, maka akan memberikan relaksasi pada tubuh sehingga dapat mengatasi gangguan tidur (Amirta, 2007). Efek therapeutik dengan menggunakan suhu hangat : meningkatkan sensibilitas jaringan kolagen, meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis, untuk mengurangi spasme otot, mengurangi pembengkakan dan eksudat, meningkatkan peredaran darah, terjadinya vasodilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari kelenjar hipotalamus dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena perangsangan hangat (Synder, 2007).

(6)

pakai untuk membuat tidur (Sharma, 2009).

Mekanisme kerja aromaterapi mawar dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang. Essensial oil rose merupakan jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk membantu meringankan depresi, ketegangan syaraf, sakit kepala, dan insomnia (Sharma, 2009).

Simpulan Dan Saran Kesimpulan :

1. Kualitas Tidur Responden Sebelum Diberikan Perlakuan Rendam Kaki Air Hangat Dan Aromaterapi Mawar didapatkan pada kelompok rendam kaki air hangat buruk sebanyak 11 responden (100%), dan pada kelompok aromaterapi mawar buruk sebanyak 11 responden (100%). 2. Kualitas tidur responden sesudah

diberikan rendam kaki air hangat dan aromaterapi mawar dikategorikan pada kelompok rendam kaki air hangat baik 10 responden (90.9%), buruk sebanyak 1 responden (9.1%), dan pada kelompok aromaterapi mawar baik sebanyak 7 responden (63.6%), buruk sebanyak 4 responden (36.4%).

3. Dari hasil analisa menggunakan uji Mann Whitney U didapatkan nilai signifikansi hasil uji Mann Whitney U sebesar 0,136 > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada berbandingan efektifitas rendam kaki air hangat dan aromaterpi mawar terhadap kualitas tidur lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB.

Saran :

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah responden dan beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas tidur lansia yang tidak terkontrol, sehingga peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar mempertimbangkan jumlah responden dan karakteristik responden, agar dapat memenuhi ketentuan dan jumlah responden yang selanjutnya. Dan peneliti selanjutnya agar mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyati, s. (2010). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Insomnia Pada Lansia Di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta . Jurnal Kebidanan, Vol II. No. 02 , 21-27.

Amirta, Y. (2007). Sehat Murah Dengan Air. Jakarta: Keluarga Dokter. Aspiani, Yuli Reny. (2014.). Buku Ajar

Asuhan keperawatan Gerontik

Aplikasi NANDA, NIC, dan NOC.

Jakarta : CV. Trans Info Media. Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut

Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Darmojo, B. d. (2009). Geriatri (Ilmu

Kesehatan Usia Lanjut) Edisi 4.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hidayat, A. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Khasanah, K. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang. ejournal-sl.undip.ac.id.

Khotimah. (2011). Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatkan Kuantitas Tidur Lansia. Skripsi Universitas

Pesantren Tinggi Darul Ulum

Jombang .

Koensoemardiyah. (2009). A-Z

Aromaterapi untuk kesehatan,

kebugaran, dan kecantikan.

(7)

Maryam, R. S. (2008). Menenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Prasadja, A. (2009). Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar.

Bandung: Hikmah.

Sharma, S. ( 2009). Aromaterapi.

Tangerang: Karisma.

Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.

Jakarta: EGC.

Synder, M. (2007). Independent Nursing

Intervention. Bandung: Delmer

Publishing.

Widya, G. ( 2010). Mengatasi Insomnia : Cara Mudah Mendapatkan Kembali Tidur Nyenyak Anda. Yogyakarta: Katahati.

Gambar

Tabel. 1. Distribusi Umur Responden.
Tabel. 4. Kualitas Tidur Lansia Setelah

Referensi

Dokumen terkait

In the acknowledgment, measurements and the presentation that implemented by KJKS Pilar Mandiri Nurul Hayat Surabaya, there are some incompatibility with Statement

Contoh pengakuan di PT Para Bathara Surya adalah sebagai berikut : Pada tanggal 02 April 2012 perusahaan membeli kendaraan dengan jenis Lova, sehingga perusahaan pada

kurikulum di MTs Negeri Laboratorium UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta meliputi: landasan dan tujuan manajemen kurikulum yaitu KTSP dan Permendiknas tahun 2007,

but no more effective between SEFT and keroncong music reduce depression in elderly. SEFT and keroncong music therefore can be used as complementary therapy in nursing for elderly

[r]

Redahnya likuiditas ini tidak dapat melunasi semua hutang jangka pendek yang dimiliki oleh PT BUMI sekaligus menghambat kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen kepada

perubahan alamat oleh Pemegang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan Iangsung kepada Biro Internasional atau melalui

Gambaran suatu implementasi tindakan dan komunikasi dapat dilihat dari program kampanye keselamatan kerja, misalnya, implementasi humas bukan hanya merancang program komunikasi