• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seni Rupa sebagai Gerakan Kebudayaan1 dr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seni Rupa sebagai Gerakan Kebudayaan1 dr"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Seni Rupa sebagai Gerakan Kebudayaan

Oleh Wahyu Widyantono S.Sn

Pembatasan Materi

Khazanah seni rupa sangat luas cakupannya, sehingga pembahasan tentang materi Seni Rupa sebagai Gerakan Kebudayaan, dibatasi pada fragmen- fragmen yang dianggap penting saja. Hal tersebut mengacu kepada gerakan kebudayaan yang sudah terjadi, baik di Indonesia maupun di dunia, khususnya kebudayaan barat.

Pengetahuan terhadap sejarah berdirinya NKRI, berhubungan erat dengan gerakan kebudayaan di Indonesia. Gerakan kebudayaan melibatkan langsung keberadaan seni sebagai salah satu unsur dari kebudayaan tersebut. Sedangkan gerakan kebudayaan dunia, khususnya di barat (patron kesenin dunia), dapat merujuk pada abad 14 –17, ketika bangkitnya gerakan kebudayaan Renaisans.

G erakan Kebudayaan di Indonesia

Salah satu tonggak gerakan kebudayaan di Indonesia adalah kebangkitan nasional dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908. Hal itu disusul kemudian oleh Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Tidak lupa juga, pada abad sebelumnya, Raden Saleh dan RA Kartini sebagai perintis gerakan kebudayaan nasional di wilayah kesenian, khususnya seni lukis dan emansipasi perempuan non barat.

Sastra sebagai alat kebudayaan menjadi sesuatu yang penting terhadap pergerakan kebudayaan kala itu. Suwardi Suryoningrat menulis karangan berjudul “ Als ik eens Nederlander was” (“ Seandainya aku seorang Belanda” ). Tulisan ini dimuat surat kabar De Express pada tanggal 13 Juni 1913. Isinya sangat tajam mengkritik dan menyindir kaum kolonialis Belanda pada saat itu. Kita kenal juga Multatuli dengan “ Max Havelaar” nya. Kemudian surat- surat RA Kartini kepada sahabat- sahabatnya di luar negeri yang diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan “ Habis Gelap Terbitlah Terang” .

Hal- hal di atas menunjukkan bahwa sastra sebagai seni menulis menjadi instrumen dari gerakan kebudayaan karena mempengaruhi pola pikir dan kegiatan sosial di masyarakat saat itu. Sastra dapat merubah budaya. Kemudian kita akan melihat bagaimana seni rupa sebagai sebuah gerakan.

Seni Rupa sebagai G erakan Kebudayaan

(2)

pelukis Den Haag, yaitu A. Schelfhouf dan C . Kruseman.

Pada saat itu, aliran lukis realisme dan naturalisme sedang diminati oleh para pelukis barat. Periode ini masih di dalam pengaruh masa Mannerism dan Baroque yang berkembang pada abad 15. Masa itu kemudian akan berkembang menjadi masa Romanticism pada abad 17. Di Belanda sendiri terjadi gerakan kebudayaan melukis dengan gaya Dutch atau disebut Flemish Style. Gaya ini menggunakan medium cat minyak sebagai pengganti medium tempera. Garis besar medium tempera adalah mencampur pigmen warna ke dalam kuning telur sedangkan cat minyak adalah mencampur pigmen warna ke dalam cairan minyak (linseed oil).

Bakat melukis Raden Saleh boleh dikatakan menyamai para pelukis barat di jaman itu. Tokoh pelukis terkenal di Belanda dan Belgia adalah John Van Eyke, Vermeer dan Rembrandt. Mereka melukis menggunakan cat minyak menjadi serupa foto. Tokoh lainnya adalah Peter Paul Rubens. Gaya melukis Raden Saleh adalah realis dan naturalis dengan mengacu pada romantisme yang lahir sekitar abad 17.

Sepulangnya Raden Saleh dari luar negeri, beliau menurunkan ilmunya. Masa ini dianggap sebagai masa perintis seni lukis modern di Indonesia. Mengapa Raden Saleh disebut sebagai perintis seni lukis modern di Indonesia? Jawabannya adalah karena prestasi melukis Raden Saleh yang dapat menyamai kecapakapan para pelukis modern luar negeri. Silahkan bandingkan salah satu karya Raden Saleh yang berjudul “ Berburu banteng di Jawa” dengan karya pelukis luar negeri misal Eugene Delacroix dalam segi teknis melukis.

Era Hindia Molek atau Mooi Indie

Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, muncul pelukis- pelukis Indonesia dengan gerakan kebudayaan melukis baru, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia termasuk di dalamnya adalah warga pribumi sendiri sebagai obyek lukisan, terutama wanita. Gerakan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain adalah: 1. Banyaknya orang asing yang datang berkunjung dan jatuh cinta pada keindahan negeri ini

2. Orang Belanda yang lahir di Indonesia dan melukiskan suasana lokal 3. Pelukis pribumi berbakat yang mencontoh 2 kelompok di atas

4. Dan orang- orang C ina yang mempublikasi karya seninya seperti Lee man Fong dan yang lainnya.

Faktor lainnya yang masih menjadi perdebatan adalah bahwa Mooi Indie adalah sebuah proyek ilmiah orientalis Kolonial. Proyek itu dilakukan dengan mengirimkan pelukis mereka untuk merekam suasana di Hindia Belanda. Di samping hal tersebut, bertujuan pula meyakinkan Kerajaan bahwa Hindia Belanda adalah sebuah negeri yang tenang, indah dan damai. Pada kenyataannya masa itu penuh dengan pergolakan sampai dengan terjadinya penangkapan Pangeran Diponegoro. Raden Saleh juga sempat melukiskan kejadian itu.

(3)

telaga dan lain sebagainya.

Para pelukis Mooi Indie pribumi di antaranya adalah Raden Saleh sendiri, Abdullah SR (putra dari Dr. Wahidin Sudirohusodo), Wakidi, dan Mas Pirngadi. Yang terakhir ini adalah menjabat juga sebagai iliustrator dari Royal Batavia Society for Arts and Sciences and Archeological Services. Angkatan kedua pelukis Mooi Indie adalah anak kandung Abdullah SR, yaitu Basuki Abdullah yang banyak melukis sosok wanita pribumi dengan teknik yang sangat piawai.

Era PERSAG I

Memasuki Tahun 1930- an, Indonesia berada di dalam situasi yang serba susah. Kondisi ekonomi dan politik yang kurang mendukung kiprah kesenian karena dominasi seniman kolonial, semakin menuntut para seniman pribumi untuk melakukan perubahan.

Berbagai macam latar belakang memacu berdirinya kelompok PERSAGI ini. Latar belakang itu antara lain adalah gerakan kebudayaan Budi Utomo yang dimotori oleh para pribumi terpelajar. Kemudian ikrar Sumpah Pemuda 1928. Gerakan- gerakan tersebut menyebabkan terbukanya ide- ide barat dan secara efektif mampu memasukkan berbagai faham seperti nasionalisme dan sosialisme. Kecenderungan para pelajar untuk berhaluan pada paham sosialisme khususnya Marxisme- Leninisme, menjadi minat yang sangat tinggi di kalangan mereka. Tidaklah aneh, karena paham tersebut menjadi antitesis terhadap politik kolonial barat atau Belanda, di samping paham lainnya yaitu nasionalisme. Kemudian, di wilayah sastra, Sutan Takdir Alisyahbana mendirikan sastra Pujangga Baru pada tahun 1933 yang berimbas pada polemik kebudayaan di tahun 1935.

Hal- hal di atas pada akhirnya berujung pada rasa nasionalisme yang tinggi pada seorang pelukis junior pada waktu itu berumur 27th, yaitu S Sujoyono. Beliau merasa para pelukis Indonesia harus mencari estetika baru yang nasionalis. Ide tersebut merupakan tuntutan sikap moral yang peka terhadap ketidakadilan dan kepedulian terhadap keadaan yang sedang terjadi pada tanah airnya.

Selanjutnya, pada tahun 1938, di sebuah Sekolah Rakyat di Jakarta (Batavia), Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau PERSAGI, dideklarasikan. Deklarasi tersebut bertujuan untuk membendung gerakan kebudayaan pelukis sebelumnya, yaitu Mooi Indie. Kelompok pelukis PERSAGI merasa bahwa bentuk estetika dari gerakan Mooi Indie tersebut tidak mewakili apa yang tengah berlangsung di wilayah jajahan kolonial Belanda pada saat itu. Sujoyono mempertanyakan dalam tulisannya bagaimana seniman bisa menggambarkan keadaan dunia besar, kalau dia tidak sanggup menangkap realitas dunia kecil yaitu wilayah tempat tinggal dan hidup mereka? Pola pikir ini berseberangan dengan estetika eksotisme dan feodal dari Mooi Indie.

(4)

kecil,atau gadis desa, digambar dengan jujur tanpa membagus- baguskannya. Tanpa ada unsur rekayasa di dalam karya seni itu. Biarkanlah realita yang berbicara pada sebuah karya seni.

Deklarasi PERSAGI diketuai oleh Agus Jaya sedangkan Sujoyono mejabat sebagai sekretaris. Anggota lainnya antara lain, Ramli, Emiria Sunassa, Suromo, Otto Jaya dan S Tutur.

Sedikit Tentang Renaisans (1400- 1700 AD)

Renaisans adalah sebuah gerakan kebudayaan yang menggali kembali kebudayaan Helenisme Yunani & Romawi kuno. Renaisans sebagai sebuah gerakan berlangsung dari Itali pada awal abad 14 dan mencapai puncaknya pada abad 15- 16 dengan penyebarannya sampai ke seluruh Eropa.

Pada intinya, Renaisans adalah kesadaran terhadap diri manusia sendiri yang berpikir rasional. Kesadaran itu terbentuk setelah pada abad pertengahan, Eropa dikungkung oleh pemahaman teologi gereja. Pola pikir dan kehidupan harus sesuai dengan aturan gereja. Hegemoni tersebut akhirnya menyeret gereja pada kesewenang- wenangan. Seorang cendekiawan Petrarca melukiskan bahwa para teolog sebagi orang yang sibuk mengamati pepohonan tapi melupakan keindahan hutan secara keseluruhan.

Jadi Renaisans adalah kembalinya kesadaran terhadap diri manusia yang rasionalistik tanpa adanya ikatan dogma agama (artes liberales). Kesadaran ini menjadikan diri manusia sebagai pusat dari kosmos atau jagad besar yang dinamakan antroposentris. Yang berperan di jagad besar ini adalah manusia sepenuhnya dengan membawa sifat- sifat humanistiknya.

Gerakan kebudayaan Renaisans merembet dari wilayah filsafat yang bersumber dari kebudayaan klasik Yunani (paidea)ke wilayah lain, yaitu seni dan arsitektur. Hal itu dipelajari melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan seperti pada sistem pengajaran Yunani klasik, yaitu artes liberales (pendidikan bagi orang- orang yang merdeka). Ada tujuh bidang pelajaran yang bertujuan untuk mencapai keutamaan manusia merdeka sebagai pusat kosmos. Ketujuh pelajaran itu ialah tata bahasa, ilmu pidato (retorika), logika, matematika, geometri, astronomi, dan musik.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Minimal, Maksimal, dan Rata-rata Pretest-Posttest Kemampuan Penalaran Pada Kelas Eksperimen 73 Gambar 4.3 Persentase Responden Pada

INSTRUMEN PENILAIAN KELAS KEMAMPUAN KELOMPOK TANI KABUPATEN MAROS TAHUN

mengatur perusahaan, serta bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia mempimpin perusahaan serta

Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pengetahuan mahasiswa praktik keperawatan terhadap kemampuan komunikasi terapeutik di RSU

Disorientasi peran elite lokal dalam pelaksanaan otoda selanjutnya masih berhubungan dengan pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai manifestasi konsep otoda

Dalam hal memaksimalkan penggunaan internet dan dengan mengikuti tren berbisnis dalam dunia usaha masa kini, sudah banyak pelaku usaha yang kini mempunyai website

produk termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan kategori yang telah diperoleh tersebut maka materi dan media yang dikembang tidak banyak mendapatkan revisi,