• Tidak ada hasil yang ditemukan

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan dalam Kunjungan Ilmiah Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Jayabaya Jakarta 18 November 2014

(2)

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat

yang berkedudukan sebagai lembaga negara.

DPR mempunyai fungsi:

legislasi; anggaran

; dan

pengawasan

. Ketiga fungsi tersebut dijalankan

dalam kerangka

representasi rakyat

dan juga

untuk

mendukung upaya Pemerintah dalam

melaksanakan politik luar negeri

sesuai dengan

(3)

Fungsi anggaran dilaksanakan untuk

membahas dan memberikan

persetujuan atau tidak memberikan

persetujuan

terhadap RUU tentang

(4)

APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR-RI dengan memperhatikan pertimbangan DPD-RI Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN

yang diusulkan oleh

Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu

(5)

20 Mei-pertengahan Juli

Persetujuan RAPBN

selambat2nya 2 bln sebelum tahun anggaran baru

16 Agst-31 Okt

Jul-Agst

Pembahasan paling lama 1 bulan dalam masa sidang setelah RUU disampaikan. LKPP setelah diperiksa

BPK disampaikan selambat2nya 6 bln setelah th angg berakir, diselesaikan 3 bln setelah BPK

menyampaikan hasil audit

Membahas PPKF dan KEM, kebijakan umum dan prioritas anggaran

(6)

Dalam hal terjadi perubahan asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan postur APBN yang sangat signifikan, Pemerintah mengajukan rancangan undang-undang tentang perubahan APBN tahun anggaran berjalan.

Perubahan asumsi ekonomi makro yang sangat signifikan berupa:

a. penurunan pertumbuhan ekonomi paling sedikit 1% (satu persen) di bawah asumsi yang telah ditetapkan; dan/atau

b. deviasi asumsi ekonomi makro lainnya paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari asumsi yang telah ditetapkan.

Perubahan postur APBN yang sangat signifikan sebagaiman berupa:

a. penurunan penerimaan perpajakan paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari pagu yang telah ditetapkan;

b. kenaikan atau penurunan belanja kementerian atau lembaga paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari pagu yang telah ditetapkan;

c. kebutuhan belanja yang bersifat mendesak dan belum tersedia pagu anggarannya; dan/atau

d. kenaikan defisit paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari rasio defisit APBN terhadap produk domestik bruto yang telah ditetapkan.

Pembahasan dan penetapan rancangan undang-undang tentang perubahan APBN dilakukan oleh Pemerintah bersama dengan Badan Anggaran dan komisi terkait dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan dalam masa sidang setelah rancangan undang-undang tentang perubahan APBN diajukan oleh Pemerintah kepada DPR.

(7)
(8)
(9)

Rapat Paripurna DPR RI

Pengumuman dalam Rapat Paripurna ttg RUU Perubahan APBN beserta Nota Perubahannya dan akan dibahas oleh Badan Anggaran dan komisi terkait.

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

1 Penyampaian Pokok-pokok RUU Perubahan APBN 2. Pembentukan:

a Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan

b Panja Belanja Negara

c Tim Perumus Draft RUU Perubahan APBN

Raker Komisi VII & Komisi XI dg Mitra Kerjanya

Pembahasan asumsi dasar dalam RUU Perubahan APBN

Raker Komisi I – XI dg Mitra Kerjanya

Pembahasan Perubahan RKA K/L

Rapat Internal Badan Anggaran DPR RI

Penyampaian hasil 1 Pembahasan Panja Asumsi

dasar, Pendapatan, defisit & Pembiayaan

2 Rapat Kerja Komisi dg Mitra Kerjanya ttg Pembahasan Perubahan RKA K/L Perubahan

Rapat Panja

Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit &Pembiayaan dalam RUU Perubahan

APBN

Rapat Internal Badan Anggaran DPR RI

Penyampaian hasil rapat kerja Komisi dg Mitra Kerjanya ttg Pembahasan Perubahan RKA K/L Perubahan

Raker Komisi dg Mitra Kerjanya Penyempurnaan Perubahan RKA K/L sesuai hasil pembahasan di Badan Anggaran Penyampaian hasil penyempurnaan RKA K/L oleh Komisi dg Mitra Kerjanya yang disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan Komisi terkait kepada Badan Anggaran

& Menkeu untuk selanjutnya diproses

menjadi DIPA K/L

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

1 Pengantar Ketua Badan Anggaran

2 Penyampaian laporan & pengesahan hasil Panja-Panja dan Tim Perumus Draft RUU Perubahan APBN 3 Pembacaan naskah RUU Perubahan APBN 4 Pendapat mini Fraksi sbg sikap akhir Fraksi 5 Pendapat Pemerintah

6 Penandatanganan naskah RUU Perubahan APBN 7 Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan ke Tk.II ttg

RUU Perubahan APBN

Rapat Paripurna

1 Penyampaian laporan berisi proses, sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tk.I di Banggar

2 Pernyataan

persetujuan/penolakan dari tiap-tiap Fraksi secara lisan yang diminta oleh Pimpinan Rapat Paripurna

3 Penyampaian pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.

DPD menyampaikan pengawasan atas pelaksanaan APBN kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti

(10)
(11)
(12)

Sektor yang mengalami percepatan:

• Keuangan • Real estate

• Jasa Sektor yang

mengalami perlambatan: • Pertanian • Peternakan • Kehutanan • Perikanan • Manufaktur • Perdagangan • Hotel • Restoran

FA

ST

SL

O

W

5,67 5,52 6,27 6,07 4,58 6,20 6,56 6,26 5,78 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)

Pertumbuhan Sektor Tradable Pertumbuhan Sektor Non - Tradable Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas : dalam kurun waktu 2004-2012, ekonomi Indonesia rata-rata mampu tumbuh 5,8 %, namun sektor-sektor yang memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat

(13)

2009 2010 2011 2012 2013 Gini Ratio 0,37 0,38 0,41 0,41 0,41 0,34 0,36 0,38 0,40 0,42

Gini Ratio

Gini Ratio yang semakin meningkat, menunjukkan kesenjangan pendapatan masyarakat yang semakin

melebar atau kue pembangunan selama ini lebih dinikmati masyarakat kalangan menengah ke atas

2009 2010 2011 2012 2013

pekerja tidak penuh

(%) 31,57 33,27 34,59 34,29 36,81 Pengangguran (Juta) 8,96 8,32 7,70 7,24 7,39 -5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

Pengangguran dan Pekerja Tidak

Penuh

Tingkat pengangguran meskipun turun, namun mengalami perlambatan, akibat sumber pertumbuhan ekonomi bertumpu pada sektor non tradable yang kurang menyerap tenaga kerja

2009 2010 2011 2012 2013 Persentase Penduduk Miskin 14,15 13,33 12,36 11,66 11,37 -5,00 10,00 15,00

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin mengalami trend penurunan, akan tetapi pengurangan angka kemiskinan tiap tahun mengalami perlambatan

(14)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kurs BI Rata-rata 8.53 10.2 9.26 8.57 8.98 9.75 9.14 9.16 9.75 10.3 9.07 8.77 9.41 10.5 11.6 Asumsi Kurs (UU APBN) 7.50 10.2 9.90 9.00 8.60 8.60 9.90 9.30 9.10 9.40 10.0 9.25 8.80 9.30 10.5

-2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 R upi ah/US D ollar

Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya nilai tukar rupiah. Volatilitas nilai tukar rupiah yang tidak terkontrol akan berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan negara.

(15)

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Perkembangan Harga Minyak Mentah Dunia, Tahun 2006-2013

ICP BRENT WTI OPEC

1.260 1.092 1.072 999 1.050 899 931 944 954 900 861 825 818 0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Lifting Minyak Indonesia (ribu barel per hari)

Harga minyak mentah dunia yang relatif meningkat dan lifting minyak mentah Indonesia yang terus menurun akan semakin memberikan tekanan kepada APBN dan

(16)

Jenis Pajak 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pajak Pusat 658,7 619,9 723,3 873,9 980,52

2. Pajak Daerah 36,93 125,8 152,7 193,5 205,8

3. Penerimaan SDA 224,5 45,1 47,7 63,6 81,6

4. PDB 4948,7 5613,4 6422,2 7427,1 8241,9

Tax Ratio Alternatif 1 13,3% 11,0% 11,3% 11,8% 11,9%

(Pajak Pusat saja) = 1:4

Tax Ratio Alternatif 2 14,1% 13,3% 13,6% 14,4% 14,4%

(P. Pusat + P. Daerah) = (1+2):4

Tax Ratio Alternatif 3 18,6% 14,1% 14,4% 15,2% 15,4%

(P. Pusat+P. Daerah+SDA)

Perhitungan Tax Ratio Indonesia

Penerimaan

Perpajakan

Belum

Optimal

Indonesia tertinggal dalam hal pengumpulan pajak. Dengan tax ratio hanya 12 %, kita tercecer dg Philipina 14,4 %, Vietnam dan India 15 %, Malaysia 15,5 %, Tiongkok dan

Thailand 17 %. (A.Tony

Prasetiantono, Kompas 7

(17)

Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Wajib Pajak

10.682.099

15.911.576

19.112.590

22.319.073

24.812.569

Jumlah Pembayar pajak

2.097.849

5.413.114

8.202.309

9.332.626

9.482.480

Persentase WP taat Pajak

19,6%

34,0%

42,9%

41,8%

38,2%

Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Petugas Pajak

31.269

31.824

32.741

31.736

31.316

Jumlah Wajib Pajak

10.682.099

15.911.576

19.112.590

22.319.073

24.812.569

Ratio Petugas terhadap WP

1 : 342

1 : 500

1 : 584

1 : 703

1 : 792

Persentase WP taat Pajak

Ratio Pertugas Pajak terhadap Wajib Pajak

Extra Effort dari Pemerintah dibutuhkan untuk meningkatkan persentase

WP yang taat pajak.

Peningkatan kuantitas dan kualitas petugas pajak merupakan kebutuhan

mendesak

(18)

0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 2010 2011 2012 2013 2014

Trend Belanja Pemerintah Pusat dan Belanja Subsidi Energi

(Triliun Rp)

Subsidi BBM Subsidi Listrik

Subsidi Energi Belanja Pemerintah Pusat

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2010 2011 2012 2013 2014 11,81 18,69 20,97 18,47 19,25 8,26 10,23 9,36 8,79 8,11 79,93 71,08 69,67 72,74 72,64

Persentase Subsidi BBM & Subsidi Listrik terhadap Belanja Pemerintah Pusat

Subsidi BBM Subsidi Listrik Belanja Pusat Lainnya

Dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014, alokasi belanja subsidi BBM mencapai 17,84 persen dari Belanja Pemerintah Pusat atau sebesar Rp183 triliun setiap tahunnya dan

(19)

Perbandingan Konsumsi Bensin Pada 3 Kelompok Rumah Tangga (60% RT di Indonesia yang merupakan pengguna premium)

30% Terbawah 40% medium 30% teratas

6,5% 30,9% 62,6%

Sumber : Uka Wikarya, Peneliti LPEM FEUI,2012

Dari total subsidi yang disalurkan untuk transportasi darat, sekitar 53 persen dinikmati oleh pengguna kendaraan pribadi. Itu berarti lebih dari

Rp 100 triliun subsidi BBM dinikmati oleh orang kalangan menengah ke atas. Sedangkan, sekitar 40 persen dikonsumsi oleh sepeda motor. Angkutan umum yang digunakan oleh sebagian besar rakyat menengah ke

bawah hanya menikmati 3 persen subsidi BBM. (BPH Migas, 2013)

SUBSIDI DINILAI TIDAK TEPAT SASARAN, TI DAK ADIL ATAU TIDAK BERPIHAK PADA GOLONGAN EKONOMI LEMAH

Alternatif Solusi :

 Diperlukan sebuah kebijakan untuk menekan beban anggaran subsidi, seperti kenaikan

harga secara bertahap yang diikuti oleh kebijkan mitigasi lainnya.

 Kebijakan kenaikan harga harus diikuti dengan kebijakan percepatan pengembangan dan

penggunaan energi alternatif dan infrastruktur pendukungnya

 Pilihan kebijakan tersebut, juga HARUS disosialisasikan dan diedukasikan kepada

(20)

APBN

Anggaran Pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD DAU min 26% dari penerimaan dalam negeri netto DBH sesuai UU No. 33 Tahun 2004 Anggaran Kesehatan sebesar 5% dari

APBN Dana Otsus 2%

dari DAU Nasional Dana Keistimewaan DIY Dana Desa 10% dari Dana Transfer Daerah

(21)

Dengan adanya mandatory

spending

menyebabkan

ruang fiskal (fiscal space)

makin terbatas, khususnya

untuk alokasi anggaran ke

jenis belanja yang dapat

lebih produktif.

Keterbatasan fiscal space

berisiko membuat APBN

tidak

dapat

berfungsi

secara optimal.

• Perkembangan Komposisi Belanja Negara

Mengikat dan Tidak Mengikat, Tahun 2008-2013 (%)

• Kecenderungan dalam setiap pembahasan

RUU yang mengamanatkan pembentukan

lembaga baru

(badan/lembaga/komisi/dewan)

berimplikasi pada penambahan alokasi anggaran yang sifatnya mengikat.

(22)
(23)

APBN

2015

merupakan

APBN transisi, yang hanya

memuat base line budget

dan memberikan ruang bagi

pemerintahan baru untuk

dapat menyesuaikan dengan

visi misinya

(24)

Asumsi dasar ekonomi makro mencakup variabel-variabel yang memiliki dampak signifikan terhadap postur APBN, meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga SPN, harga minyak, dan lifting minyak. Sejak tahun 2013, asumsi dasar tersebut ditambahkan dengan asumsi lifting gas, karena terdapatnya fakta bahwa produksi gas terus meningkat dan peranannya dalam menyumbang penerimaan minyak bumi dan gas bumi semakin meningkat.

. Asumsi dasar tersebut dapat menjadi target yang harus dapat dicapai. Berkaitan dengan itu, menjaga stabilitas ekonomi makro menjadi keharusan dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN.

(25)
(26)
(27)
(28)

Subsidi merupakan

alokasi anggaran yang

disalurkan melalui

Perusahaan/ lembaga

yang memproduksi,

menjual barang dan

jasa, yang memenuhi

hajat hidup orang

banyak sedemikian

rupa, sehingga harga

jualnya dapat

(29)

Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan

Penyesuaian. tujuan diantaranya, Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta antar daerah; Mendukung

prioritas pembangunan nasional yang menjadi urusan daerah; Meningkatkan kualitas pelayanan publik; Meningkatkan

penerimaan daerah; Memperluas pembangunan infrastruktur

(30)

Pembiayaan Anggaran adalah

setiap penerimaan yang perlu

dibayar kembali, penerimaan

kembali atas pengeluaran

tahun-tahun anggaran sebelumnya,

pengeluaran kembali atas

penerimaan tahun-tahun

anggaran sebelumnya,

penggunaan saldo anggaran

lebih, dan/atau pengeluaran yang

akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang

bersangkutan maupun

tahun-tahun anggaran berikutnya

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Seragam Satpam yang selanjutnya disingkat Gam Satpam adalah pakaian yang dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu sesuai aturan dari kepolisian

Setelah menyimak materi dan video perangkat lunak pembuatan slide peserta didik mampu menganalisis fitur-fitur yang digunakan untuk pembuatan slide dengan benar dan

Mulai mengomunikasikan kepada pimpinan atau rekan-rekan kerja tentang masa cuti yang akan diambil dan rencana menyusui saat bekerja sehingga ibu membutuhkan waktu dan

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Contoh tanaman.perkebunan besar yang tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 200 m di atas per- mukaah air laut, adalah

Hasil analisis menggunakan Uji Rank Spearman untuk hubungan pengetahuan gizi dan keamanan pangan Santriwati dengan tingkat konsumsi mie intan Santriwati SMA

Penggunaan fitur Quiz ditandai dengan tombol Take Quiz yang merupakan pintu masuk untuk mengerjakan soal. Fitur ini digunakan oleh guru Anda untuk memberikan latihan maupun ujian

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan suatu penilaian terhadap suatu usaha yang dijalankan. Seperti halnya yang dijelaskan pada QS. dan apabila