• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar Penelitian 1. Kondisi Geografis

Lapangan Tegalega Bandung merupakan tempat yang dijadikan untuk melakukan penelitian oleh penulis karena didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan olahraga yang dilakukan. Tegalega adalah tegalan yang luas. Dahulu sebagai lapangan pacuan kuda atau balap kuda sejak masa Hindia Belanda kemudian dipindahkan ke arcamanik. Event ini biasanya di gelar setiap akhir tahun dan menjadi salah satu agenda wisata tahunan kota Bandung bahkan menjadi ajang mode pakaian dan adu nasib dalam perjudian. Namanya sempat berubah menjadi Taman Ria setelah pacuan kuda tidak lagi pamor bagi masyarakat priangan dan sebelum di tata sebagai taman di bangun kolam renang sederhana Tirta Lega pada tahun 1976 di atas lahan 1,65 hektare bahkan kota ini sebagai incaran masyarakat dikarenakan biaya masuknya yang sangat murah.

Fasilitas ruangan yang terbuka luas pepohonan yang rindang, pasar kembang bahkan ada salah satu yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia dan Bandung khususnya yaitu tugu monument “Bandung Lautan Api” yang terletak di sisi utara lapangan dan didirikan pada tahun 1981 dengan tinggi 45 meter dan memiliki sisi 9 bidang. Monument ini di bangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api sebagai wujud perjuangan masyarakat Bandung untuk mempertahankan kotanya dari pembumihangusan Bandung selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha. Peristiwa ini terjadi pada

(2)

tanggal 24 Maret 1946 dalam waktu tujuh jam yang membakar rumah dan harta bendanya meninggalkan kota menuju perbukitan di selatan kota Bandung.

Lapangan Tegalega memiliki luas 19,66 hektare. Di kelilingan beberapa jenis fasilitas olahraga seperti lapangan sepakbola, trek jogging, kolam renang, lapangan upacara, monument Bandung Lautan Api, jalan santai, basket, aneka bermain dan ditanami beberapa jenis pepohonan yang rindang oleh delegasi Negara Asia Afrika sebagai simbol perdamaian ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konfrensi Asia Afrika pada April tahun 2005. Lapangan Tegalega Bandung terletak di provinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung selatan. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Inggit Ganarsih (Ciateul), sebelah Barat berbatasan dengan jalan Oto Iskandar Dinata, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Peta, sebelah Timur berbatasan dengan jalan Muhammad Toha. Lapangan Tegalega ramai dikunjung oleh pelaku olaharaga pada hari Sabtu dan Minggu dan di buka untuk umum pada pukul 06.00 sampai 18.00 WIB.

2. Program

Program yang dilakukan oleh UPT Taman Konservasi Tegalega tidak ada program yang diadakan tetapi pengelola hanya memberikan pelayanan yang terbaik untuk membuat para pengunjung merasa puas, nyaman dalam melakukan aktivitasnya di lapangan Tegalega Bandung. Dalam hal ini masyarakat yang mengunjungi dikenakan untuk tiket masuk Rp. 1.000,-/orang dan kendaraan roda-4 ditarik Rp.2.000. dan apabila untuk masuk di lapangan sepakbola dikenakan biaya Rp. 1000,/orang.

(3)

3. Pengelolaan

Untuk ditatanya area lapangan Tegalega mulai dari fasilitas, kebersihan , keamanan maka perlu adanya bagian-bagian yang mengatur semuanya agar masyarakat bisa nyaman untuk melakukan aktivitas olahraga dengan tujuan yang di maksud. Dalam hal ini Lapangan Tegalega Bandung dikelola oleh UPT Taman Konservasi Tegalega Pada Dinas Pertamanan Kota Bandung. Berikut ini bagan pengelola lapangan tegalega beserta staf-stafnya.

UPT TAMAN KONSERVASI TEGALEGA PADA DINAS PERTAMANAN KOTA BANDUNG

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4. Gambaran Aktivitas Olahraga

Masyarakat Bandung khususnya di sekitar lapangan Tegalega banyak yang melakukan aktivitas olahraga dari jam 06.15 WIB. Aktivitas yang dilakukan

Sub Bagian Tata Usaha UPT Kepala UPT Bendahara Pengeluaran Petugas Operasional

(4)

diantaranya jogging, jalan santai, sepakbola, senam, renang, sepeda, bulutangkis, injak batu dan ada juga yang hanya sekedar nongkrong, berbincang-bincang bahkan belanja karena di sekitar lapangan banyak para pedagang yang mencari keuntungan dari masyarakat setelah melakukan olahraga ini terjadi pada hari Minggu. Pada pukul 08.30 masyarakat yang melakukan olahraga mulai berkurang yang melakukan olahraga. pukul 09.15 mulai sepi hanya beberapa orang yang melakukan olahraga. untuk sore hari mulai ramai digunakan oleh pelaku olahraga dari jam 15.30 sampai 17.45 WIB. Pelaku olahraga pada hari sabtu pagi kebanyakan usia dewasa dan para orang tua berbeda dengan hari Minggu yang di dominasi oleh para remaja begitu juga untuk sore harinya para remaja lebih banyak yang melakukan olahraga.

Lapangan Tegalega Bandung memiliki beberapa sarana dan prasarana untuk mendukung melakukan aktivitas olahraga seperti lapangan sepakbola lengkap dengan tiang gawang beserta jaring-jaringnya tetapi tidak di lengkapi dengan garis yang membatasi kedua sisi lapangan maupun garis tengan tengah di lapangan, lapangan sepakbola ini menyatu dengan track lari terutama buat jalan santai dan jogging. Untuk lapangan basket jarang digunakan dan biasa digunakan oleh pelaku olahraga jika membawa peralatan bola basket sendiri dan kondisi lapangan yang tidak terawat banyak garis yang membatasi sudah tidak kelihatan. Kolam renang di Tegalega memiliki dua kolam renang yang berbeda, dan tribun penonton dengan sisi yang saling berhadapan di sebelah barat dan timur, kondisi kedalaman kolamnya berbeda dari terendah sampai paling dalam dan dilengkapi tempat start untuk memulai perlombaan. Untuk jenis-jenis olahraga lainya seperti

(5)

bulutangkis, volly pelaku menggunakan tempat yang kosong dan membuat suatu lapangan yang merasa dianggap cukup untuk melakukan aktivitas olahraga dengan peralatan yang dibawa perorangan atau menyewa peralatan yang telah disediakan bagi para penjual jasa peminjaman.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Gambaran Usia Pelaku Olahraga Tabel 4.1

Gambaran Tingkat Usia Pelaku Olahraga

Tahapan dalam Rentang Usia Jumlah Pelaku

Olahraga %

Akhir masa kanak-kanak 2 1.96%

Masa puber atau pramasa remaja 16 15.68%

Masa remaja 17 16.66%

Awal masa dewasa 25 24.50%

Usia pertengahan 27 26.47%

Masa tua atau usia lanjut 15 14.70%

Masyarakat yang datang untuk melakukan aktivitas olahraga di lapangan Tegalega Bandung sangat banyak. Mereka datang sekitar pukul 06.30 WIB dari

(6)

berbagai daerah yang ada di Bandung dan sudah melakukan aktivitasnya mulai dari peregangan, jalan kaki mengelilingi lapangan. Berbagai golongan pun ada mulai dari golongan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, laki-laki, perempuan dan usia para pelaku olahraga. Mengenai usia pelaku olahraga penulis tidak menetapkan bahwa yang berolahraga kebanyakan usia tua, dewasa, remaja ataupun anak-anak tetapi menyimpulkan dari teori yang dipelajarinya.

Menurut Havigest (dalam Hurlock 1980:14) bahwa tahapan dalam rentang kehidupan yaitu:

(a). Awal masa kanak-kanak yaitu dua sampai enam tahun, (b). Akhir masa kanak-kanak yaitu enam sampai sepuluh atau dua belas tahun, (c). Masa puber atau masa pramasa remaja yaitu sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun, (d). Masa remaja yaitu tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun, (e). Awal masa dewasa yaitu delapan belas sampai empat puluh tahun, (f). usia pertengahan yaitu empat puluh sampai enam puluh tahun, (f). Masa tua atau usia lanjut yaitu enam puluh tahun sampai meninggal.

Dari teori di atas penulis dapat mengelompokan atau menggambarkan berapa banyak usia pelaku yang berolahraga di lapangan Tegalega Bandung. Dari hasil wawancara yang diperoleh selama satu bulan yaitu pada hari Sabtu dan Minggu baik pagi dan sore hari. Berikut ini pelaku yang berolahraga untuk usia akhir masa kanak-kanak berkisar dari usia enam sampai sepuluh tahun diperoleh pelaku olahraga 1.96% atau 2 orang dari jumlah sampel. Masa puber atau pramasa remaja yang berkisar usia sepuluh atau dua belas tahun sampai tiga belas atau empat belas tahun yang diperoleh pelaku olahraga 15.68% atau 16 orang dari jumlah sampel. Masa remaja berkisar usia antara tiga belas atau empat belas tahun sampai delapan belas tahun diperoleh pelaku olahraga 16.66% atau 17 orang dari

(7)

jumlah sampel. Usia awal masa dewasa antara usia delapan belas sampai empat puluh tahun diperoleh 24.50% atau 25 orang dari jumlah sampel. Usia pertengahan empat puluh sampai enam puluh tahun atau di antara usia dewasa dan orang tua diperoleh 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel. Usia masa tua atau usia lanjut dengan usia umur enam puluh tahun sampai meninggal diperoleh 14.70% atau 15 orang dari jumlah sampel.

2. Gambaran Tingkat pendidikan pelaku olahraga Tabel 4.2

Gambaran Tingkat Pendidikan Pelaku Olahraga Tingkat Pendidikan Jumlah Pelaku Olahraga % SD 8 7.84% SMP 27 26.47% SMA 43 42.15% Perguruan Tinggi 24 23.52%

Ilmu merupakan sesuatu yang harus di cari sampai meninggal nanti, ilmu diperoleh mulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Warga Negara

(8)

berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depanya karena dengan pendidikan seseorang akan mudah untuk mendapatkan apa yang dijadikan tujuannya dan tidak mudah untuk dibodohi. Pelaku olahraga yang ada di lapangan Tegalega datang dari berbagai unsur pendidikan mulai dari terendah sampai tertinggi dalam strata pendidikan. Untuk mempermudah dalam pengelompokan strata pendidikan penulis mengkategorikan strata pendidikan yaitu dari , SD, SMP, SMA/SMK/STM, Perguruan Tinggi. Aktivitas pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung dapat digambarkan untuk tingkat pendidikan terakhirnya di kalangan SD diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel. Tingkat pendidikan SMP 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel. Tingkat SMA/SMK/STM diperoleh 42.15% atau 43 orang dari jumlah sampel. Sedangkan untuk tingkat Perguruan Tinggi diperoleh hasil 23.52% atau 24 orang dari jumlah sampel.

3. Gambaran Tingkat Pekerjaan Pelaku Olahraga Tabel 4.3

Gambaran Tingkat Pekerjaan Pelaku Olahraga

Tingkat Pekerjaan Jumlah Pelaku

Olahraga %

Pelajar 37 36.27%

Mahasiswa 5 4.90%

PNS 1 0.98%

Ibu Rumah Tangga 11 10.78%

Wiraswasta 15 14.70%

Swasta 20 19.60%

(9)

Masyarakat di sekitar Tegalega Bandung sering melakukan aktivitas olahraga di hari libur yaitu Sabtu dan Minggu walaupun hari-hari biasa lumayan ramai tetapi tidak seramai pada hari libur. Mereka meluangkan waktunya untuk berolahraga baik pagi maupun sore hari. Mereka yang datang lapangan Tegalega Bandung datang dari berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari tukang sablon, ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, buruh pabrik, pedagang, konsultan, kolektor, pensiunan. Untuk memudahkan penulis dalam menggambarkan tingkatan pekerjaan yang dilakukan para pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung mengelompokan jenis pekerjaannya mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga, wiraswasta, swasta, dan pensiunan.

Dari diagram di atas bahwa pelaku olahraga untuk tingkat pekerjaan pelajar yang mencakup untuk tingkat SD, SMP, SMA dalam kategori ini penulis mengkategorikan pelajar sehingga diperoleh 36.27% atau 37 orang dari jumlah sampel. Untuk tingkat mahasiswa diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Untuk PNS diperoleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel. Untuk

(10)

tingkat pekerjaan ibu rumah tangga diperoleh 10.78% atau 11 orang dari jumlah sampel. Tingkat pekerjaan wiraswasta yang di dalamnya terdiri dari pekerjaan pedagang, usaha pabrik roti, bengkel las, kuliner dalam hal ini pekerjaan wiraswasta merupakan pekerjaan membuka lapangan usaha oleh karena itu penulis mengelompokan ke dalam wiraswasta yang diperoleh dari pelaku olahraga 14.70% 15 orang dari jumlah sampel. Untuk tingkat pekerjaan pelaku olahraga yang bekerja dalam bidang konsultan pupuk, kolektor, karyawan swasta, buruh pabrik, sales obat mengelompokan ke dalam pekerjaan swasta dengan perolehan persentase 19.60% atau 20 orang dari jumlah sampel. Kemudian yang terakhir adalah pensiunan yang sudah tidak lagi bekerja dengan perolehan 12.74% atau 13 orang dari jumlah sampel.

4. Gambaran Tingkat Sosial Ekonomi Pelaku Olahraga Tabel 4.4

Gambaran Tingkat Penghasilan Pelaku Olahraga

Tingkat Penghasilan Jumlah Pelaku

Olahraga %

Rendah 13 12.74%

Sedang 34 33.33%

(11)

Pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung secara sosial ekonomi sangat bervariasi. Hal ini bisa di lihat dari tingkat upah gaji para pelaku olahraga yang berbeda-beda, mulai dari di bawah standar upah minimum sampai yang termasuk kategori penghasilan tertinggi, yaitu dari gaji upah Rp. 300.000 sampai dengan Rp. 7.500.000. sedangkan untuk pelajar tidak dimasukan dalam pengkategorian sosial ekonomi dikarenakan pelajar masih ketergantungan dengan orang tua. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh maka penulis mengklasifikasikan gaji pelaku olahraga di lapangan tegalega menjadi 3 kategori, yaitu Gaji rendah, gaji sedang, dan gaji tinggi. kategorisasi ini didasarkan pada patokan gaji UMR (Upah Minimum Regional) pemerintah daerah Bandung sebesar Rp. 1.123.800. Sesuai diagram di atas, maka penghasilan pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung yang termasuk kategori rendah diperoleh 12.74% atau 13 orang dari jumlah sampel. Untuk yang berpenghasilan kategori sedang diperoleh 33.33% atau 33 orang dari jumlah sampel. sedangkan untuk yang berpenghasilan tinggi diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel.

(12)

5. Gambaran Tujuan Pelaku Olahraga Tabel 4.5

Gambaran Tujuan Pelaku Olahraga

Tujuan Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga %

Prestasi 5 4.90%

Rekreasi 11 10.78%

Kesehatan 81 79.41%

Pendidikan 5 4.90%

Kesehatan merupakan segala sesuatu yang sangat berarti sekali dalam kelangsungan hidup sehari-hari, karena manusia membutuhkan jiwa dan jasmani yang sehat untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan dalam hidupnya. Pada umumnya olahraga kesehatan sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan biaya mahal. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat atau pelaku olahraga yang melakukan kegiatan olahraga di lapangan Tegalega dengan berbagai maksud dan tujuan yang ingin dibutuhkan oleh pelaku olahraga itu sendiri. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai menurut Giriwijoyo (1991:57) mengkategorikan tujuan olahraga sebagai berikut yaitu,

(13)

(a).Olahraga prestasi yaitu tekananya pada pencapaian prestasi, (b). Olahraga rekreasi yaitu tekananya pada rekreasi, (c). Olahraga kesehatan yaitu tekananya pada pencapaian kesehatan, (d). Olahraga pendidikan yaitu tekananya pada pencapaian tujuan pendidikan.

Berdasarkan teori dan diagram di atas, maka tujuan pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung dengan tujuan olahraga prestasi diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Mereka melakukan olahraga dengan tujuan kearah prestasi dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan sejak dini mulai dari SD, SMP, SMA yang dilakukan melalui klub sepakbola selama 3 kali dalam seminggu dengan arahan pelatih untuk salah satu cabang olahraga dalam hal ini cabang sepakbola yang diarahkan ke tujuan prestasi. Latihan yang dilakukan mulai dari pemanasan, inti dan pendinginan. Berbeda dengan tujuan prestasi yang pada intinya adanya suatu kompetisi atau kejuaraan nasional maupun internasional dari klub maupun secara perorangan dan adanya pengawasan dari pemerintah daerah dan pusat. Untuk tujuan olahraga rekreasi di peroleh 10.78% atau 11 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga dengan tujuan rekreasi mereka hanya ingin merasakan kegembiraan, bersenang-senang dari masalah yang muncul yaitu percintaan pekerjaan. Untuk tujuan kesehatan diperoleh 79.41% atau 81 orang dari jumlah sampel. Pelaku yang berolahraga melibatkan semua kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, mereka lakukan hanya semata-mata untuk menjaga kebugaran jasmaninya supaya tetap sehat, terhindar dari berbagai penyakit. Aktivitas yang dilakukan seperti jogging, senam, jalan santai, sepakbola. Kemudian untuk tujuan olahraga pendidikan dalam aktivitasnya mereka melakukan olahraga oleh pembimbing atau guru olahraga yang mengarahkan

(14)

siswanya dengan tujuan mendidik untuk lebih mengerti akan teori-teori olahraga maupun nilai prakteknya. Para siswa datang pada hari Sabtu jam 08.15 Sampai jam 8.45 WIB. Mereka jogging mengelilingi monument “Bandung Lautan Api” 2 sampai 4 putaran dan dari pelaku olahraga ini diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel.

6. Gambaran Frekuensi Pelaku Olahraga Tabel 4.6

Ganbaran Frekuensi Pelaku Olahraga

Frekuensi Jumlah Pelaku Olahraga %

1 32 31.37% 2 17 16.66% 3 35 34.31% 4 6 5.88% 5 8 7.84% 6 1 0.98% 7 3 2.94%

Aktivitas olahraga dilapangan Tegalega mulai dari hari Selasa sampai Minggu dan frekuensinya sangat bervariasi dalam satu Minggu. Mulai dari satu kali, dua kali dalam sehari bahkan beberapa kali berolahraga di Tegalega. Hal ini penulis dapat mengkategorikan frekuensi olahraga yanag diukur pagi hari dan sore

(15)

hari dalam satu Minggu yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Sesuai grafik di atas, maka pelaku olahraga dengan frekuensi 1 kali diperoleh 31.37% atau 32 orang dari jumlah sampel dan frekuensi 2 kali per Minggu diperoleh 16.66% atau 17 orang dari jumlah sampel. Mereka berolahraga hanya untuk memanfaatkan waktu libur saja yaitu satu kali atau 2 kali dalam satu Minggu dengan tujuan yang berbeda-beda seperti tujuan pendidikan yang hanya satu kali per Minggu. Untuk frekuensi 3 kali diperoleh 34.31% atau 35 orang dari jumlah sampel, frekuensi 4 kali diperoleh 5.88% atau 6 orang dari jumlah sampel. Frekuensi 5 kali diperoleh 7.84% atau 8 orang dari jumlah sampel. Untuk frekuensi 3 kali sampai 5 kali pelaku berolahraga tidak hanya pada hari libur saja di hari-hari biasa juga pelaku menyempatkan untuk berolahraga bahkan di sore hari pun melakukan aktivitasnya. Frekunsi 6 kali di peroleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel dan frekuensi 7 kali diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumalah sampel. Untuk frekuensi 6 sampai 7 kali mereka melakukan rutintas berolahraga walaupun olahraganya sebatas jalan-jalan, berbincang-bincang dengan teman sebayanya.

7. Gambaran Jenis Olahraga

Tabel 4.7

Gambaran Jenis Olahraga Pelaku Olahraga

Jenis Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga %

Jalan santai 26 25.49% Jogging 36 35.29% Senam 5 4.90% Basket 1 0.98% Sepakbola 28 27.45% Sepeda 3 2.94% Renang 3 2.94% Bulutangkis 2 1.96%

(16)

Pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung melakukan aktivitas dari berbagai jenis olahraga mulai dari jogging, senam aerobik, sepeda, jalan santai, menginjak batu, renang, bulutangkis, basket dan sepakbola. Mereka melakukan jenis olahraga bersama teman-teman, saudara, pacar maupun sendiri. Di mulai dari pukul 06.30 sampai 8.30 dan di sore hari dari jam 15.30 sampai 17.30 WIB. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam melakukan aktivitas seperti tidak adanya lapangan bulutangkis dan pelaku hanya memainkan di lapangan terbuka.

Dari diagram di atas dapat di gambarkan jenis olahraga yang dilakukan oleh pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung. Untuk jalan santai diperoleh 25.49% atau 26 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga berjalan mengelilingi bundaran tugu “Bandung Lautan Api” dan trek luar dengan rindangnya pepohonan secara sendiri maupun berkelompok. Jalan yang dilakukan sesekali sambil meregangkan tangan kepala dan badan, bahkan sesudah berjalan berlanjut ke tempat refleksi atau tempat injak batu dengan berputar-putar secara

(17)

perlahan-lahan. Untuk jenis olahraga jogging diperoleh 35.29% atau 36 oarang dari jumlah sampel pelaku berolahraga di lintasan jogging di dalam lapangan sepakbola dan juga di sekitar tugu monument “Bandung Lautan Api. Untuk jenis olahraga senam diperoleh 4.90% atau 5 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga senam aerobik berolahraga di pagi hari dengan panduan instruktur dan mengikutinya secara bersama-sama. Untuk jenis olahraga basket diperoleh 0.98% atau 1 orang dari jumlah sampel jenis olahraga basket tidak terlalu banyak karena pengelola tidak menyediakan bola. Untuk jenis olahraga sepakbola diperoleh 27.45% atau 28 orang dari jumlah sampel. Pelaku olahraga untuk jenis sepakbola ramai dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu pagi, berlanjut sore setiap harinya. Untuk jenis olahraga sepeda diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumlah sampel. Untuk jenis olahraga renang diperoleh 2.94% atau 3 orang dari jumlah sampel. Olahraga renang selalu ramai dikunjungi terutama pelaku yang melakukan pelajaran olahraga, dan yang sedang belatih berenang. Sedangkan untuk jenis olahraga bulutangkis diperoleh 1.96% atau 2 orang dari jumlah sampel. Memanfaatkan lapangan Tegalega dengan menyewakan peralatan raket selengkapnya kepada pengunjung yang mau berolahraga sehingga pelaku olahraga tidak direpotkan bawa-bawa peralatan dari rumah.

8. Gambaran Volume Pelaku Olahraga Tabel 4.8

Gambaran Volume Pelaku Olahraga

Volume Pelaku Olahraga Jumlah Pelaku Olahraga %

Ringan 32 31.37%

Sedang 66 64.70%

(18)

Volume pelaku olahraga di Lapangan Tegalega memiliki kapasitas bermacam-macam dalam melakukan aktivitas olahraga. hal ini di lihat dari hasil wawancara dan pengamatan yang penulis peroleh dari masing-masing informant pelaku olahraga. Mereka berolahraga mulai dari lintasan jogging yang ada di lapangan sepakbola, tugu monument “Bandung Lautan Api” lintasan luar lapangan tegalega, dan dari jenis olahraga lainnya seperti senam, sepakbola, jalan santai, menginjak batu, dan bagi pelaku olahraga sendiri jarang yang melakukan olahraga di dalam lapanagan sepakbola, ini disebabkan masing-masing pelaku yang mau berolahraga diwajibkan untuk membayar biaya masuknya dan kebanyakan pelaku memilih berolahraga di sekitar tugu monument Bandung Lautan Api”. Pengulangan olahraga yang dilakukan dari 1, 2, 3, 4, 5, 6 kali pengulangan terutama di trak jogging, dan berlanjut ke cabang olahraga lainnya. Tubuh yang di hasilkan dalam berolahraga dari tidak keluar keringat sampai keluar keringat berlebihan. Volume pelaku olahraga dapat dikatan beranekaragam, menurut Imanudin (2008:77) menjelaskan volume sebagai berikut:

(19)

Volume adalah, Jumlah atau kuantitas materi yang harus dilakukan dalam satu unit latihan. Volume latihan bisa berupa: (1). lamanya waktu latihan (menit, jam), (2). Beratnya beban yang harus di angkat (kg, kuwintal), (3). Jauhnya jarak yang harus di tempuh atau diselesaikan (meter, km), (4). Banyaknya pengulangan gerak yang harus dilakukan (10 kali, 50 kali, 100 kali).

Berdasarkan pedoman volume di atas penulis mengkategorikan volume pelaku olahraga menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang, berat. Dikatakan ringan bahwa pelaku yang berolahraga hanya melakukan pengulangan satu sampai dua kali pengulangan, aktivitasnya sampai tidak keluar keringat apapun, hanya sekedar jalan, ngobrol, menginjak batu dan pelaku olahraga dari volume ringan diperoleh 31.37% atau 32 dari jumlah sampel. Untuk kategori sedang yaitu pelaku melakukan olahraga dengan tiga sampai lima kali pengulangan hingga keluar keringat, dan waktu mencapai 2 jam lamanya, selesainya berolahraga mereka melakukan peregangan, dengan berbincang-bincang dan bercanda. Dari pelaku olahraga dengan volume sedang diperoleh 64.70% atau 66 orang dari jumlah sampel. Sedangkan untuk kategori berat pelaku berolahraga mencapai batas lebih dari 2 jam dan aktivitasnya cukup berat untuk dilakukannya seperti yang dialami sekolah sepakbola, pertama diawali jogging, teknik, game hingga waktu yang cukup lama dan diperoleh dari pelaku olahraga berat ini 3.92% atau 4 orang dari jumlah sampel.

(20)

9. Gambaran Jarak Pelaku Olahraga. Tabel 4.9

Gambaran Jarak Pelaku Olahraga Jarak Pelaku Olahraga

ke Lapangan Tegalega

Jumlah Pelaku

Olahraga %

Dekat (0 - 2 km) 54 52.94%

Sedang (2.1 - 4 km) 21 20.58%

Jauh (Lebih dari 4 km) 27 26.47%

Letak wilayah lapangan Tegalega berada di pusat kota tepatnya di wilayah Bandung selatan akses jalan yang mudah dilalui, lapangan yang luas, sarana olahraga yang memadai membuat pelaku olahraga tertarik untuk melakukan aktivitas olahraga di lapangan Tegalega. Ketertarikan ini dilihat dari para pelaku olahraga yang memadati lapangan dari berbagai daerah di Bandung mereka tidak dari daerah yang dekat saja, bahkan yang dari daerah jauh pun melakukan olahraga di lapangan Tegalega walaupun hanya satu Minggu sekali, bahkan dari jarak yang lumayan jauh pelaku tidak menghiraukan karena lapangan tegalega merupakan lapangan yang terluas di Bandung selain lapangan Padjajaran,

(21)

lapangan Sabuga. Pelaku datang dari daerah Cimahi, Kopo, Buah batu, Cicaheum dan daerah sekitar Tegalega dengan menempuh berbagai kendaraan baik naik angkot, sepeda motor, mobil, sepeda ontel dan jalan kaki bagi mereka yang tinggal di dekat lapangan Tegalega. Untuk menentukan jarak tempuh pelaku olahraga ke lapangan penulis mengkategorikan jarak yaitu dekat, sedang, jauh. Untuk kategori dekat jarak yang ditempuh 0 sampai 2 km dari tempat tinggal sampai ke lapangan tegalega baik jalan kaki ataupun dengan menggunakan kendaraan dan diperoleh 52.94% atau 54 orang dari jumlah sampel. Untuk kategori sedang yaitu mulai dari 2.1 sampai 4 km dan diperoleh 20.58% atau 21 orang dari jumlah sampel. Kemudian jarak jauh yaitu lebih dari 4 km sampai batas terjauh daerah pelaku yang berolahraga di Tegalega dan diperoleh 26.47% atau 27 orang dari jumlah sampel.

Gambar

Gambar 4.1  Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Soeharto dalam demokrasi ‘Pancasila’ dengan membatasi sekaligus memisahkan parlemen dengan kekuasaan eksekutif. Dalam arti iini, parlemen posisinya tidak ditiadakan

Penyusunan Perda dan Peraturan Zonasi Tentang Rencana Penataan Ruang Kawasan Strategis Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Tertata dan terkendalinya pembangunan/pe ngembangan Kawasan

Mengacu kepada penelitian dari para ahli komunikasi tersebut, kesimpulan dari teori ini adalah terpaan media mampu mempengaruhi para penonton melewati intensitas menonton yang

Bertolak dari kreteria di atas, dan dihubungkan dengan hasil ijtihad yang dilakukan Majelis Tarjih Muhammadiyah, maka dapat disimpulkan bahwa pada permulaan majelis tarjih

Selain dari perintah Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up

Berdasarkan grafik hubungan pengembangan dengan waktu di titik C pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6, tanah tanpa perkuatan kolom T-shape, mengalami pengembangan

Layanan yang diberikan di BAA dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar layanan, yaitu pertama, layanan yang diberikan kepada calon mahasiswa/mahasiswa mulai dari