• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU

PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL

REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan

Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mengajukan Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Manajemen Bisnis

Disusun Oleh : Yustian F3509085

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

(3)

commit to user

iii

(4)

commit to user

iv MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan yang lain). Dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap. “ (QS. Al Insyirah : 6-8)

“Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(5)

commit to user

v HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :

Allah SWT yang telah memberikan karunianya yang sangat besar untukku yang bisa kuliah di Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan dapat menyelesaikan TA

Keluarga Tercinta

Terimakasih Ibu yang telah melahirkan ku sehingga aku bisa hidup di dunia ini meskipun aku tidak sempat bertemu, tetap aku sayang kamu,tak lupa juga Bapakku, Mboke,Mamak Ati, Pak Adi, Mas Giyono yang telah merawatku sejakku kecil tanpa kalian aku tidak bisa menjadi seperti ini. Mbak Risti yang

telah sabar menjadi Kakakku selama ini. Dan juga Adek-adekku . Team Akreditasi

Senang sekali telah menjadi salah satu anggota team akreditasi MI semoga Silahturahmi kita tetap terjaga (All dosen MI,Amry, Dedy, Cha2) makasih buat

mas Aan sudah di kasih bantuan saat smster 4. HMPS MI

Maaf kalau selama ini aku jadi ketua tidak dapat memberikan yang terbaik, tapi aku percaya kelak HMPS MI yang sekarang jadi MB akan menjadi organisasi

yang berkembang tiap tahunnya.. SEMANGATTT Rekan2

Teman –temanku MI’09 Almamaterku

(6)

commit to user

vi KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan judul “ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE”.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas selesainya penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S., Selaku Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, Msi. Selaku Ketua Program Diploma 3 Manajemen Bisnis pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Suryandari Istiqomah, SE , Selaku Pembimbing Akademis pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Yeni Fajariyanti , SE , Msi. Selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah sabar membimbing penulisan hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Bambang Setiawan selaku Direktur di PT. Iskandar Indah Printing textile yang telah mengijinkan penulis magang dan melakukan penelitian.

6. Bapak Agus Mulya selaku pembimbing magang selama berada di PT. Iskandar Indah Printing Textile yang telah memberikan data-data penulis perlukan saat proses magang.

(7)

commit to user

vii 7. Keluarga tersayang dan terkasih yang telah memberikan doa,

cinta,semangat dan dorongan maupun matriil bagi penulis.

8. Keluarga keduaku yaitu Team Akreditasi MI yang telah memberi banyak pengalaman berharga selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Seluruh rekan-rekan HMPS MI yang telah berjuang selama satu tahun ini. Semoga kedepannya HMPS MI tetap berkembang, dan silaturohmi kita tetap terjaga.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, yang telah memberikan dorongan dan semangat guna penyusunan dan penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pada umumnya.

Surakarta, 2012

(8)

commit to user viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Rumusan Masalah ... 4 Tujuan Penelitian ... 4 Manfaat Penelitian ... 4 Metode Penelitian ... 5 Kerangka Pemikiran ... 8

(9)

commit to user

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan ... 11

Pengertian Persediaan ... 11

Fungsi Persediaan ... 12

Jenis Persediaan ... 13

Jenis-jenis biaya persediaan ... 14

Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi... 15

Perencanaan Produksi ... 15

Pengawasan Proses Produksi ... 17

Material Requiremen Planning (MRP) ... 19

Definisi Material Requiremen Planning (MRP) ... 19

Komponen utama sistem MRP ... 19

Manfaat dan kemampuan MRP ... 21

Tujuan dan Sasaran MRP ... 22

Langkah – langkah dalam menerapkan metode MRP ... 23

Output MRP ... 27

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan ... 28

Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 28

Visi dan Misi Perusahaan ... 29

Lokasi Perusahaan ... 30

Struktur Organisasi Perusahaan ... 31

Personalia Perusahaan ... 33

Bagian Produksi ... 37

Bidang Pemasaran ... 43

Laporan Magang Kerja ... 44

Pengertian Magang Kerja ... 44

Tujuan Magang Kerja ... 44

(10)

commit to user

x Analisis dan Pembahasan Masalah ... 46

Perencanaan bahan baku dengan Metode MRP ... 46 BAB IV PENUTUP

A . Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN

(11)

commit to user

xi DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 3.1 Shift bagian dan jumlah karyawan ... 34

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Magang ... 46

Tabel 3.3 Data Persediaan dan leadtime ... 49

Tabel 3.4 Volume order bulan Desember 2011 ... 50

Tabel 3.5 Daftar Kebutuhan Komponen Kain Grey/ Meter ... 51

Tabel 3.6 Item Kain Grey Kons. 84.82/40.40 127 cm ... 53

Tabel 3.7 Item Benang Pakan ... 55

Tabel 3.8 Item Benang Lusi ... 56

Tabel 3.9 Item Cornstarch ... 57

Tabel 3.10 Item PVA ... 58

Tabel 3.11 Item Acrylic ... 59

Tabel 3. 12 Item Wax ... 60

Tabel 3.13 Data Rekapitulasi jumlah Order bahan baku kain grey Kons. 84.82/40.40 127 cm ... 61

Tabel 3.14 Perbandingan kebutuhan bahan baku kain grey konst. 84.82/40.40 pada bulan Desember 2011 ... 62

(12)

commit to user

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 8

Gambar 2.1 Diagram Struktur Produk ... 20

Gambar 2.2 Inventory Record File ... 25

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Iskandar Indah Printing Textile ... 32

Gambar 3.2 Bill of Material (BOM) kain grey 1 m ... 51

Gambar 3.3 Bill of Material (BOM) kain grey 550.000 m ... 52

(13)

commit to user

(14)

commit to user ABSTARK

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL

REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

PADA PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE Yustian

F3509085

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan yang bergerak di bidang textile. Perusahaan ini mengolah bahan baku dari benang menjadi kain grey dan kemudian diolah juga menjadi batik printing. Perencanaan persediaan bahan baku di PT. Iskandar Indah Printing Textile menggunakan metode perkiraan sebagai pedoman untuk menentukan kapan dan beberapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, pembelian bahan baku untuk proses produksi dalam jumlah yang sama setiap kali pesan.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan (1) Perencanaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning (MRP) pada PT. Iskandar Indah Printing Textile. (2) Kebutuhan bahan baku harus tersedia untuk membuat kain grey.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan Material Requirement Planning (MRP), perhitungan MRP input atau masukan yang digunakan berupa data persediaan, Lead Time atau waktu tunggu pemesanan, Master Production Scheduled atau Jadwal Induk Produksi, dan Bill of Material. Dengan menggunakan data order pemesanan pada bulan Desember 2011.

Dari analisis perhitungan dilakukan pengambilan kesimpulan bahwa selama ini PT. Iskandar Indah Printing Textile belum menerapkan metode Material Requirement Planning (MRP) untuk merencanakan persediaan bahan baku. Untuk memenuhi kebutuhan Kain Grey Kons. 82.82/40.40 127 cm pada bulan Desember Minggu ke 5 sebanyak 550.000 m. Maka harus tersedia Kain Grey Kons. 82.82/40.40 127 cm pada bulan Desember Minggu ke 4 sebanyak 550.000 m dan membutuhkan item Benang Pakan 35.777,5 kg, Benang Lusi 39.864 kg yang harus dipesan Bulan Desember Minggu ke 3. Sedangkan Cornstrach 418,572 kg, PVA 167,428 kg, Acrylic 55,81 kg, Wax 19,932 kg yang harus dipesan pada Bulan Desember Minggu ke 2. Perusahaan perlu mempertimbangkan sistem MRP dalam jangka panjang, Karena dengan metode ini perusahaan dapat menekan biaya-biaya penyimpanan persediaan yang ada digudang. Dan dapat membantu merencanakan kebutuhan bahan baku setiap item atau produk secara tepat waktu dan tepat jumlah.

(15)

commit to user ABSTRACT

AN ANALYSIS ON RAW MATERIAL REQUIREMENT PLANNING IN GREY FABRIC PRODUCTION PROCESS USING MATERIAL PLANNING (MRP) METHOD IN PT. ISKANDAR PRINTING TEXTILE

Yustian F3509085

PT. Iskandar Indah Printing Textile is a company operating in textile area. This company processes raw materials from yarn into grey fabric and then reprocesses it into printing batik. The raw material stock planning in PT. Iskandar Indah Printing Textile is done using estimation method as the guidelines to determine when and how many raw materials are needed in production process, raw material purchasing for production process in the same number each order.

The objective of research is to determine (1) the raw material planning with Planning Requirement material (MRP) in PT. Iskandar Indah Printing Textile. (2) Raw material requirement should be available to produce grey cloth.

In this research, the method used was Material Requirement Planning (MRP), MRP calculation of input used constituting the data on stock, Lead Time, Master Production Scheduled, and Bill of Material, using purchasing order data for December 2011.

From the data analysis, it could be concluded that so far PT. Iskandar Indah Printing Textile had not applied Material Requirement Planning (MRP) to plan raw material stock. To meet the grey fabric requirement of Kons. 82,82/40,40 127 cm in the fifth week of December of 550,000 m, there should be available the grey fabric Kons. 82,82/40,40 127 cm in the fourth week of December of 550,000 m and need woof yarn item of 35.777,5 kg and lusi yarn of 39,864 kg that should be ordered on the third week of December. Meanwhile Cornstrach 418.572 kg, PVA 167.428 kg, Acrylic 55.81 kg, Wax 19.932 kg should be ordered on the second week. The company should take into account the MRP system in long term. Because of this method, the company could minimize the stock storage cost in warehouse. And it could help planning the raw material requirement of each item and product timely and volume-appropriately.

(16)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era perdagangan bebas sekarang ini, perekonomian mengalami kemajuan yang sangat pesat dan persaingan sesama pelaku ekonomi juga sangat ketat. Kemampuan penyerapan dan penggunaan teknologi dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan harus tetap ditingkatkan agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas bagus yang mampu bersaing di pasar.

Pengelola proses produksi yang baik sangat dibutuhkan agar aktivitas produksi dapat berjalan dengan lancar,stabil,dan baik untuk pencapaian hasil yang optimal. Dalam pengelolaan persediaan yang baik. Persediaan merupakan hal pokok yang sangat penting dalam perusahaan. Bila perusahaan tersebut kekurangan persediaan barang dan dapat mengakibatkan kekacauan pada pelanggan, sebaliknya terjadi kelebihan pada persediaan akan mengakibatkan biaya ekstra disamping resiko. Resiko merupakan akibat-akibat yang ditimbulkan dari penyimpanan persediaan resiko tersebut dapat berupa barang yang rusak dikarenakan terlalu lama disimpan digudang dan perlu adanya tempat yang luas sehingga menyebabkan biaya tinggi berkaitan dengan jumlah barang yang disimpan. Untuk menghindari masalah-masalah tersebut perusahaan harus mampu perencanakan kapan waktu pemesanan dan pemakaian barang agar tercapai efektivitas dalam biaya persediaan.

(17)

commit to user

2 Untuk membuat perencanaan dan penjadwalan persediaan bahan baku ada bermacam-macam metode dan salah satunya adalah Material Requirement Planning (MRP). Menurut Render dan Heizer (2010 : 200) Material Requirement Planning (MRP) adalah sebuah teknik permintaan terkait yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Metode ini digunakan untuk mengendalikan dan merencanakan persediaan yang bergantung pada permintaan dengan menjadwalkan jumlah yang tepat dari semua material yang dibutuhkan.

Untuk menerapkan metode MRP dalam perusahaan,sistem perencanaan bahan baku harus bekerja sama dengan sistem perencanaan keperluan kapasitas untuk memastikan bahwa produksi yang telah terjadwal akan sesuai dengan kapasitas pabrik. Setelah penentuan ini dibuat, sistem perencanaan kebutuhan bahan baku akan menghasilkan output MRP. Menurut Nasution (2003:132) output MRP meliputi memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari suplier, memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang, memberikan indikasi untuk pembatalan pesanan, dan memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan yang bergerak di bidang textile dengan tujuan pemasaran dalam dan luar

(18)

commit to user

3 negeri. Untuk memenuhi pesanan tersebut, perusahaan ini masih menggunakan metode perkiraan sebagai pedoman untuk menentukan kapan dan beberapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi,pembelian bahan baku untuk proses produksi dalam jumlah yang sama setiap kali pesan. PT. Iskandar Indah Printing Textile belum menerapkan metode Material Requiremen Planning (MRP) mengakibatkan manajemen yang kurang terencana dan minimnya sumber daya manusia menjadi faktor utama dalam masalah pemenuhan kebutuhan bahan baku.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam menyusun tugas akhir penulis mengambil judul :

“ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN METODE MATERIAL

REQUIREMENTS PLANNING (MRP) PADA PT. ISKANDAR

(19)

commit to user

4 B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan pokok yang ada sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning (MRP) pada PT. Iskandar Indah Printing Textile ?

2. Kapan kebutuhan bahan baku kain grey harus tersedia pada PT. Iskandar Indah Printing Textile ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning (MRP) pada PT. Iskandar Indah Printing Textile.

2. Untuk mengetahui waktu kebutuhan bahan baku kain grey harus tersedia pada PT. Iskandar Indah Printing Textile.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil dari penelitian yang dapat diambil diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Memberi pengetahuan dan wawasan terhadap proses produksi kain grey di PT. Iskandar Indah Printing Textile.

(20)

commit to user

5 b. Sebagai media pembelajaran bagaimana cara menentukan perencanaan persediaan dan penjadwalan dengan baik dan tepat waktu.

c. Sebagai bahan implementasi dari teori-teori mata kuliah yang sudah diajarkan.

2. Bagi Perusahaan

a. Membantu sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam perencanaan bahan baku serta dapat dijadikan masukan bagi perusahaan.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan khususnya manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan perencanaan bahan baku.

3. Bagi Pihak Lain

a. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk penelitian lebih lanjut, atau untuk acuan dan panduan bagi peneliti lain.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi pihak yang berkepentingan untuk di jadikan evaluasi.

E. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Iskandar Indah Printing Textile berlokasi di Jl. Pakel No. 11 Solo- Indonesia. Pada kesempatan kali ini obyek yang diamati yaitu tentang bagaimana cara merencanakan

(21)

commit to user

6 dan menentukan persediaan bahan baku agar pembeliannya sesuai dengan kebutuhan proses produksi dan juga dapat memenuhi pesanan konsumen dengan menggunakan metode MRP.

2. Jenis Data

Menurut Kuncoro (2003:127) terdapat dua jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan pengumpulan data original. Biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original.

Di PT. Iskandar Indah Printing Textile diperoleh secara langsung yaitu Data order atau pemesanan bulan Desember 2011

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Data yang diperoleh antara lain : 1) Sejarah berdirinya perusahaan.

2) Struktur produk yang diperlukan dalam proses produksi pada PT. Iskandar Indah Printing Textile .

(22)

commit to user

7 4) Jam kerja diperusahaan.

3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara

Menurut Kuncoro (2003:139) jenis wawancara antara lain : 1) Wawancara personal

Adalah wawancara antara responden yang diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.

2) Wawancara telepon

Adalah komunikasi antara pewawancara dan responden dengan menggunakan telepon sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian.

3) Wawancara lewat pos

Adalah menggunakan kuesioner tertulis dikirim lewat pos. 4) Wawancara lewat komputer

Adalah wawancara secara elektrik atau komputer.

Dalam penelitian ini wawancara yang di lakukan secara langsung atau menggunakan wawancara personal dengan menemui karyawan pembimbing magang di PT. Iskandar Indah Printing Textile untuk menanyakan proses produksi dan jam kerja pada karyawan.

(23)

commit to user

8 Metode observasi merupakan prosedur yang sistematis dan standar pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke PT. Iskandar Indah Printing Textile dan mencatat hal-hal penting serta mengamati secara langsung terkait dengan yang diteliti sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini. c. Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah teknik untuk memperoleh informasi dengan menelusuri literatur yang ada, dan menggali teori-teori yang berkaitan dengan Material Requirement Planning (MRP).

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran diatas bahwa perusahaan melakukan produksi berdasarkan pemesan atau order yang diterima selanjutnya dibuat

Order

Jadwal Induk (MPS)

Jumlah Komponen MRP

(24)

commit to user

9 penjadwalan perencanaan bahan baku. Dalam proses Material Requirements Planning (MRP) tiga pokok yang paling utama adalah jadwal induk (Master production schedule) adalah sebuah jadwal yang merinci apa yang akan dibuat dan kapan. Jadwal produksi induk menunjukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan sesuai dengan rencana produksi. Catatan persediaan (Inventory status record) setiap persediaan baik pemesan, penerimaan, dan yang masih ada digudang semua dicatat dalam buku persediaan. Catatan persediaan menjadi landasan dalam menentukan volume pesanan, dan daftar kebutuhan bahan (Bill of Material) adalah sebuah pembuatan daftar komponen, komposisi, dan jumlah dari setiap bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit produksi. Setelah ketiga komponen tersebut didapat datanya maka setelah itu dilakukan metode Mateial Requirement Planning (MRP) untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi dan kapan waktunya dimulai produksi. Sehingga diharapkan barang yang diproduksi selesai sesuai dengan yang direncanakan dan tepat waktu.

G. Teknik Analisis Data

Penulisan mengunakan metode material requirement planning (MRP) pada perusahaan PT. Iskandar Indah Printing Textile. MRP pada dasarnya merupakan metode untuk menentukan kebutuhan bahan baku secara tepat untuk memenuhi jadwal produksi utama. Dari analisis utama

(25)

commit to user

10 ini akan ditentukan kapan bahan dipesan untuk diproduksi dan beberapa banyak suatu bahan harus tersedia.

Menurut Purnomo ( 2004 : 113) tahapan-tahapan dalam proses perhitungan Material Requirement Planning (MRP) adalah :

1. Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan persesiaan yang ada di tangan.

2. Lotting adalah suatau proses untuk menentukan besarnya pesanan setiap item yang optimal berdasarkan perhitungan bersih (net requirements) yang dihasilkan dari proses netting. 3. Offseting langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang

tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih.

4. Explosion merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item level yang lebih bawah yang didasarkan atas planned order release.

Dalam perhitungan Material Requirement Planning peneliti mengunakan software POM (Production and Operations Management) for window 3 untuk menghitung MRP pada perusahaan PT. Iskandar Indah Printing Textile. Software POM (Production and Operations Management) for window 3 merupakan sebuah program komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam bidang produksi dan operasi yang bersifat kuantitatif (angka).

(26)

commit to user 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian persediaan

Setiap perusahaan jasa maupun manufaktur ataupun dagang selalu mengadakan persediaan untuk kelancaran produksinya. Apabila kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan kesulitan yang sangat berarti bagi perusahaan. Adapun masalah yang dihadapi di mana terdapat kekurangan persediaan (Out of Stock) atau kelebihan (Over of Stock) bahan baku, bila kekurangan bahan baku menimbulkan terhambatnya proses produksi bahkan terhenti sehingga proses produksi tidak dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya sehingga produk terlambat untuk dikirimkan ke customer. Sedangkan kelebihan bahan baku akan menimbulkan biaya persediaan yang besar dan kualitas bahan baku akan menurun (hampir kadarluwasa) bila disimpan dalam waktu yang lama, mengurangi mutu produk yang dihasilkan dan telah kadarluwasa tidak dapat digunakan untuk produksi. Ini merupakan pekerjaan serius yang harus ditangani oleh manajer produksi.

(27)

commit to user

12 Persediaan adalah suatu kegiatan yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal, atau persediaan barang-barang yang masih dijual dalam pengerjaan proses produksi Ahyari (2004:149).

Persediaan menurut pengertian diatas bisa berupa bahan baku, bahan pembantu (work in proses) dan barang jadi. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh dan kemudian dijual kembali. Persediaan dapat juga diminimkan dengan mengadakan perencanaan yang lebih baik serta organisasi bagian yang lebih efisien.

Menurut Nasution (2003:103) Persediaan adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut adalah kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi atau kegiatan konsumsi pengguna pada sistem rumah tangga. Persediaan secara umum didefinisikan sebagai stok bahan yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen.

2. Fungsi persediaan

Pada prinsipnya semua perusahaan melaksanakan proses produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut.

(28)

commit to user

13 Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan.

Ada empat fungsi menurut Render dan Heizer (2010:82) yaitu :

a. Untuk memisahkan beragam bagian proses produksi. b. Untuk memisahkan perusahaan dari fluktuasi

permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.

c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.

d. Untuk melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.

3. Jenis persediaan

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik dan cara pengelolaan yang berbeda. Render dan Hezer (2010:83) membagi persediaan menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Persediaan bahan mentah (row material inventory)

Persediaan bahan mentah adalah bahan yang telah dibeli namun belum diproses.

(29)

commit to user

14 b. Bersediaan barang dalam proses ( Work in Proses- WIP)

WIP adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum selesai.

c. Persediaan MRO ( Perlengkapan Pemeliharaan, atau Perbaikan, atau Operasi)

MRO diselenggarakan karena waktu dan kebutuhan peralatan tidak dapat di ketahui. Walaupun permintaan untuk persediaan MRO ini sering kali merupakan fungsi dari jadwal pemeliharaan, permintaan MRO lainnya perlu diperhatikan.

d. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)

Yaitu produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan pelanggan di massa depan tidak diketahui.

4. Jenis-jenis biaya persediaan

Setiap perusahaan pasti mempunyai biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga persediaan bahan baku. Biaya yang dikeluarkan beraneka macam tergantung dari perusahaan itu sendiri. Biaya tersebut dikeluarkan oleh perusahaan guna menjaga agar persediaan digudang tidak rusak dan dapat selalu

(30)

commit to user

15 terjaga kualitasnya. Biaya –biaya dalam sistem persediaan menurut Render dan Heizer( 2010:91) antara lain :

a. Biaya penyimpanan (Holding Cost)

Yaitu biaya yang terkait dengan penyimpanan atau “membawa” persediaan selama waktu tertentu. Sebagai contoh biaya asuransi, karyawan tambahan, dan biaya bunga.

b. Biaya pemesanan (Ordering Cost)

Yaitu biaya yang timbul dari proses pemesanan mencakup biaya persediaan, formulir, proses pemesanan, dan administrasi.

c. Biaya penyetelan (Setup Cost)

Yaitu biaya yang diperlukan untuk menyiapkan mesin atau proses untuk memproduksi sebuah pesanan meliputi waktu dan tenaga kerja untuk membersihklan dan mengganti perkakas atau alat bantu.

B. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi 1. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi di sebuah perusahaan merupakan hal yang harus dilakukan oleh sebuah manajer. Karena perencanaan yang baik dapt membantu perusahaan dalam menentukan waktu produksi, jumlah kebutuhan baku sehingga barang dapat

(31)

commit to user

16 terselesaikan dengan tepat waktu. Bagi perusahaan yang mengandalkan pemesanan atau order, ketepatan waktu penyelesaian adalah hal yang mutlak harus dilakukan perusahaan sesuai dengan perencanaan agar pelanggan puas.

Menutut Nasution (2003:15) sifat-sifat perencanaan produksi adalah sebagai berikut :

a. Berjangka waktu

Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat ketrampilan tenaga kerja, peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang sangat lama.

b. Berjenjang

Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produk level tinggi sampai perencanaan produksi level yang rendah.

c. Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin, tenaga kerja, dan waktu. Semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produk tertentu yang didasarkan atas perkiraan.

(32)

commit to user

17 d. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya rencana baru untuk periode berikutnya.

e. Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dan rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpanan dari rencana yang ditetapkan.

f. Realistik

Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.

2. Pengawasan proses produksi

Pengawasan merupakan suatu usaha untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan akan diketahui mana letak penyimpangannya, untuk mengetahui seberapa tingkat pencapaian atau penyelesaian kegiatan yang ditentukan. Menurut Handoko (2003:369) pengawasan adalah proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

(33)

commit to user

18 Menutut Handoko (2003:256) adapun macam-macam pengawasan produksi yaitu :

a. Pengawasan pesanan (order control)

Digunakan dalam proses produksi terputus-putus tujuannya mengerjakan dan menyelesaikan suatu pesanan tertentu.

b. Pengawasan arus (follow control)

Digunakan pada produksi dengan proses terus-menerus tujuan mengusahakan agar tercapai tingkat hasil yang konstan pada periode tersebut.

c. Pengawasan beban (bed control)

Digunakan pada produksi dengan proses yang sama pekerjaan utama dalam pengawasan beban adalah pengalokasian beban bagi mesin-mesin utama sehingga dicapai tingkat produksi yang diinginkan.

d. Pengawasan block (block control)

Tujuannya untuk memberikan pekerjaan yang konstan pada pabrik.

e. Pengawasan proyek khusus (spesial project control) Digunakan pada proyek-proyek raksasa yang memakai banyak pekerjaan teknisi.

(34)

commit to user

19 f. Pengawasan berdasarkan pada pengecualian

Pekerjaan- pekerjaan yang dilakukan lebih kurang sama ada suatu sistem tertentu yaitu pada standar.

C. Material Requirement Planning (MRP)

1. Definisi Material Requiremen Planning (MRP)

Menurut Nasution (2003: 127) MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan, dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi atau MPS (master production schedulling) menjadi kebutuhan bersih atau NR (net requirement) untuk semua item.

Sementara itu menurut Render dan Heizer(2010:200) MRP adalah sebuah teknik permintaan terikat yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. 2. Komponen utama sistem MRP

Tiga komponen atau input utama dari sistem MRP menurut Nasution (2003:131) adalah :

a. Master Production Schedule (MPS)

MPS adalah jadwal produk utama yaitu data yang memberikan informasi tentang jadwal dari produk-produk jadi yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan yang telah diramalkan. b. Inventory Status Record (catatan persediaan)

Catatan persediaan merupakan data informasi yang akurat dan ketersediaan barang jadi maupun komponen. Data ini

(35)

commit to user

20 mencakup nomor identifikasi tiap komponen, jumlah barang di gudang, jumlah yang alokasikan, tingkat persediaan minimum, komponen yang sedang dipesan dan waktu kedatangan serta tenggang waktu pengadaan bagi tiap komponen.

c. Bill of Material (Daftar persediaan)

Bill of Material adalah data yang berisi tentang struktur produk yang detail komponen-komponen sub assembling (jenis, jumlah, dan spesifikasinya) hubungan suatu barang dan komponen-komponennya ditunjukan dalam suatu struktur produk secara peringkat. Produk akhir disebut sebagai level nol, sedangkan komponen berikutnya disebut level satu, dua dan seterusnya. Bill of Material dapat digambarkan berikut ini :

Level 0

Level 1

Level 2

Gambar 2.1 Diagram Struktur Produk

Sumber : Nasution (2003: 140) A

B2 C2

(36)

commit to user

21 Hubungan antara suatu barang dan komponen-komponennya ditujukan dalam suatu struktur produk secara peringkat. Produk akhir disebut sebagai level 0,sedangkan komponen berikutnya disebut sebagai level 1,2 dan seterusnya. Pemberian level digunakan untuk menghitung MRP (material requirement planning ) dengan menggunakan aplikasi komputer POM (Production and Operations Management) for windows. Angka-angka dalam kurung menunjukan jumlah komponen untuk membuat satu unit komponen pada level atasnya.

3. Manfaat dan kemampuan MRP

Menurut Render dan Heizer(2010: 200) ada empat manfaat MRP, yaitu:

a. Respons yang lebih baik pesanan pelanggan sebagai hasil dari jadwal yang terus menerus diperbaiki

b. Respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar.

c. Pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja yang terus ditingkatkan. Pemanfaatan fasilitas dan pekerjaan yang lebih baik menghasilkan produktivitas dan pengembalian investasi yang lebih tinggi.

d. Tingkat persediaan yang berkurang. Persediaan yang lebih sedikit membebaskan modal dan ruang untuk digunakan pada kepentingan yang lain.

(37)

commit to user

22 Sistem MRP selain memberikan manfaat juga mempunyai bebrapa kemampuan, kemampuan sistem MRP menurut Nasution (2003:129) antara lain :

a. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

MRP dapat memberikan satu perencanaan kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu yang tepat.

b. Membentukan kebutuhan minimaluntuk setiap item.

MRP dapat menentukan jumlah kebutuhan produksi perusahaan yang minimal.

c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.

MRP dapat menunjukan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan bahan atau pengadaan bahan.

d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang direncanakan.

4. Tujuan dan Sasaran MRP

Menurut Purnomo (2004:108) secara umum MRP mempunyai tujuan antara lain :

a. Meminimalkan persediaan

Dengan menggunakan metode MRP pengadaan atas komponen-komponen yang diperlukan untuk rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga biaya persediaan dapat diminimalkan.

(38)

commit to user

23 b. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman

MRP mengidentifikasi komponen-komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah maupun waktu dengan memperhatikan lead time (waktu tenggang) produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, maka resiko kehabisan bahan yang digunakan dapat diminimkan.

c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

MRP akan memberikan indikasi waktu pemesanan atau pembatalan pemesanan.

d. Menentukan penjadwalan ulang

MRP dapat menentukan penjadwalan ulang atau melakukan pembatalan atas suatu jadwal yang telah direncanakan.

5. Langkah –langkah dalam menerapkan metode MRP menurut Broto (2002 :149) antara lain :

a. Netting procces

Proses perhitungan untuk menetapkan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor (Gross Reqirement) dengan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).

b. Lottig Process

Suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada

(39)

commit to user

24 hasil perhitungan kebutuhan komponen yang didasarkan kebutuhan bersih yang telah ditentukan.

c. Off Setting Process

Menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana kebutuhan kotor diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang di inginkan dengan besarnya lead time. Lead time adalah besarnyawaktu saat barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut selesai dan diterima siap untuk dipakai.

d. Explosion

Menentukan jumlah tiap komponen untuk membuat sejumlah barang jadi yang diperlukan dengan menentukan Bill of Material (BOM) dan kebutuhan kotor tiap komponen.

(40)

commit to user 25 Item : On Hand : Lead time : Week 1 2 3 4 5 6 7 Total Requirements Schedule Receipt On Hand Net Requirement Planned Receipt Order Releases

Gambar 2.2 Inventory Record File Sumber :

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management- s1/manajemen-operasional/perencanaan-persediaan

Inventory record file atau arip pencatatan persediaan terdiri dari : 1) Item

Item merupakan jenis komponen apa yang akan dipakai, dipantau kebutuhan dan perhitungannya dalam data inventory record file (IRF)

(41)

commit to user

26 2) Lead Time (waktu tenggang)

Merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu item bahan baku sejak dilakukan pemesanan sampai bahan baku tersebut siap digunakan dalam proses produksi.

3) Week

Sistem pengendalian persediaan dengan MRP, periode waktu yang digunakan adalah mingguan.

4) Schedule Receipt (penerimaan yang direncanakan)

Penerimaan yang akan direncanakan merupakan jumlah item yang diharapkan diterima pada awal suatu periode waktu dari pemasok atau bagian bahan karena pesanan-pesanan yang telah dilakukan.

5) On Hand (persediaan akhir)

Merupakan jumlah item yang tersedia pada akhir periode waktu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam periode waktu yang akan datang. Persediaan di tangan meliputi penerimaan yang dijadwalkan ditambahkan dengan penerimaan pesanan yang direncanakan dikurangi kebutuhan kotor untuk periode tersebut ditambah yang tersedia dari periode sebelumnya. 6) Net Requirement (kebutuhan bersih)

Adalah jumlah bersih suatu item bahan yang harus dipesan atau diproduksi untuk memenuhi output yang dijadwalkan untuk suatu periode. Jumlah ini dihitung kebutuhan kotor

(42)

penerimaan-commit to user

27 penerimaan yang dijadwalkan untuk periode tersebut dikurangi yang tersedia dari periode sebelumnya.

7) Planned Receipt

Planned order relese merupakan suatu item yang direncanakan untuk dipesan dalam periode waktu yang telah direncanakan. 6. Output MRP

MRP merupakan konsep dalam sistem produksi untuk menentukan cara yang tepat dalam perencanan kebutuhan material dalam proses produksi, sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang dijadwalkan. Sehingga pada nantinya MRP dapat memberikan informasi atau output yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Adapun output dari MRP menurut Nasution (2003:132) adalah :

a. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau direncanakan, baik dari sendiri maupun dari suplier.

b. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang. c. Memberikan indikasi untuk pembatalan pesanan. d. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan

(43)

commit to user

28 BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan textile di indonesia. Perusahaan ini mengolah bahan baku dari mengolah bahan baku dari kain grey yang kemudian diolah menjadi batik printing untuk meningkatkan jenis produksi perusahaan dan meningkatkan nilai jual dari kain tersebut. PT. Iskandar Indah Printing Textile berada di Jalan Pakel No. 11 RT.03 RW 07 kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Surakarta.

PT. Iskandar Indah Printing Textile didirikan tepatnya pada tanggal 23 Mei 1975 oleh bapak Wahyu Iskandar dan berbentuk badan usaha CV (Commanditer Vennonschap) dengan nama CV Iskandartex. Berdasark akta perusahaan No. 98 tanggal 23 Mei 1975. Awalnya keluarga Wahyu Iskandar menghasilkan batik cap sebagai produksi utamanya dan masih berada di daerah laweyan. Karena usahanya yang terus berkembang, keluarga Wahyu Iskandar berkesampatan untuk mendirikan badan usaha berbentuk CV (Commanditer Vennonschap). CV Iskandartex memulai produksinya satu tahun setelah berdirinya yaitu pada tahun 1976.

Pada awal berdirinya perusahaan menanamkan investasinya dengan membeli 25 unit mesin tenun baru. pada tahun 1977

(44)

commit to user

29 bertambah menjadi 77 unit mesin tenun,tahun 1991 berjumlah 520 unit, dan pada tahun 1992 jumlah mesin tenun yang digunakan sudah mencapai 614 unit. Penambahan mesin tenun tersebut dimaksudkan untuk menambahkan kapasitas produksi. Hal ini dilakukan oleh perusahaan karena permintaan konsumen yang semakin meningkat. Adapun mesin-mesin lain yang dimiliki perusahaan untuk mengolah bahan baku benang menjadi grey adalah 50 unit mesin palet, 3 unit mesin warping, 2 unit mesin kanji, 1 unit mesin boiler, 5 unit mesin felding, 1 unit mesin kelos, dan 1 unit mesin diesel.

Melihat usahanya yang terus berkembang, maka pimpinan perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk perusahaan dari bentuk CV (Commanditer Vennonschap) atau Persekutuan Komanditer menjadi PT (Perseroan Terbatas). Perubahan bentuk ini didasarkan alasan bahwa dengan bentuk PT, perusahaan lebih mempunyai peluang dalam mengmbangkan usahanya. Perusahaan ini resmi menjadi PT Iskandartex pada tanggal 2 Januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199/II.16/PB/VIII/1991/PT. Pergantian nama terjadi sejak bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Iskandar Indah Printing Textile meliputi :

a. Menjalankan usaha di bidang sandang yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

(45)

commit to user

30 b. Menjadi salah satu perusahaan textile yang mampu memenuhi

kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas produksi.

Misi dari PT. Iskandar Indah Printing Textile meliputi :

a. Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan konsumen agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.

b. Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka lapangan kerja.

c. Membantu dalam pengadaan sandang untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia.

3. Lokasi Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri diatas tanah seluas 3,5 hektar. Perusahaan ini tepatnya berada di jalan Pakel No.11 RT. 03 RW. 07 Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Surakarta. Lokasi ini tentu saja memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan antara lain :

a. Dari segi ekonomi :

1) Memudahkan kebutuhan angkutan sehingga hal ini membuat biaya transportasi atau pengiriman barang lebih terjangkau.

2) Mudah untuk mendapat tenaga kerja karena lokasi perusahaan dekat dengan pemukiman penduduk.

(46)

commit to user

31 3) Memudahkan pemasaran hasil produksi karena Solo

merupakan kota perdagangan. b. Dari segi sosial :

1) Membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk.

2) Membantu pemerintah dalam usahanya mensukseskan produk dalam negeri.

c. Dari segi teknis:

1) Daerah sekitar masih cukup luas untuk pengembangan perusahaan.

2) Mudah untuk pengadaan alat-alat, sparepart,mesin tenun, dan memperoleh ahli mesin.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisai merupakan gambaran sistematis tugas dan tanggung jawab serta hubungan antara bagian-bagian dalam perusahaan. Struktur organisasi yang ada pada PT. Iskandar Indah Printing Textile menjalankan kegiatan operasionalnya dengan melibatkan individu-individu yang terorganisir dan terkoordinasi supaya semua kegiatan perusahaan dapt berjalan efektif dan efisien. Adapun bagab atau gambar struktur organisasi dai PT. Iskandar Indah Printing Textile dapat dilihat pada gambar berikut :

(47)

commit to user

32 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Iskandar Indah Printing Textile

K A R Y A W A N DIREKTUR Kepala bagian Pemasaran Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Produksi Weaving Kepala Bagian Produksi Printing Quality Control Kasie Proses Kepala Seksi Finishing Kasie Persiapan Kasie Administrasi Kasie Gudang Kepala Seksi Teknik K A R Y A W A N Kas Pembelian Gudang Pembukuan Kasie Personalia Kasie Sekretariatan Kasie kendaraan Kasie Keamanan Kasie Rmh Tangga Kepala Bagian Umum

(48)

commit to user

33 Perusahaan merupakan organisasi yang melakukan aktivitas- aktivitas yang dikembangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalamnya terdapat struktur organisasi yang secara sadar dikoordinasikan dan disusun agar setiap personal yang terlibat menyadari dan bertanggung jawab penuh dengan tugas yang telah di emban.

5. Personalia Perusahaan a. Jumlah tenaga kerja

Di PT Iskandar Indah Printing Textile, sistem ketenagakerjaan dibagi ke dalam dua bagian yaitu :

1) Bagian Produksi

Yaitu bagian yang bekerja di departemen unit weaving dan depatemen unit printing serta bagian finishing.

2) Bagian Non Produksi

Yaitu bagian yang bekerja sebagai karyawan kantor dan gudang.

Saat ini jumlah tenaga kerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile berjumlah 963.

(49)

commit to user

34 Dengan jumlah pembagian tenaga kerja sebagai berikut :

Tabel 3.1

Shift bagian dan jumlah karyawan PT. Iskandar Indah Printing Textile 2012

Shift dan Bagian

Jumlah karyawan (orang) a. Day Shift 45 b. Shift 1) Operator RRT 52 168 2) Operator Picanol 112 3) Operator Toyoda 193 4) Pengisi Palet 40 5) Palet 65 6) Warping 40 7) Pengkanjian 65 8) Cucuk 55 9) Pengawasan Monitor 35 10) Pengawasan Umum 10 11) Bengkel 25 12) Listrik 15 13) Inspecting 35 14) Roll Kain 10 15) Finishing 20 16) Keamanaan 15 17) Transportasi 10 18) Umum 5 Jumlah 963

Sumber : PT. Iskandar Indah Printing Textile 2012

b. Shift

Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile, sistem kerja shift dibagi menjadi tiga group, yaitu :

1) Shift I atau disebut sebagai Group A masuk pagi. 2) Shift II atau disebut sebagai Group B masuk siang.

(50)

commit to user

35 3) Shift III atau disebut sebagai Graup C masuk Malam.

Tiap –tiap shift dikepalai dengan kepala shift, pengawas dan staff masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama 1 jam yang diatur dengan efektif sehingga tidak mengganggu proses produksi.

Pembagian kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut :

1) Group A : pukul 07:00 WIB – 15:00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 11:30 WIB – 12:30 WIB.

2) Group B : pukul 15:00 WIB – 23:00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 18:45 WIB – 19:45 WIB.

3) Group C : pukul 23:00 WIB – 07:00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 02:00 WIB – 03:00 WIB.

Sistem pembagian kerja karyawan di atas berlaku untuk karyawan bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non produksi jam kerjanya 40jam/minggu dengan sistem pembagian jam mulai dari hari senin sampai jumat, dimulai pukul 07:00 WIB – 12:00 WIB. Pergantian masuk jam kerja tiap bagian produksi setiap minggu sekali dan dimulai setiap hari senin.

c. Sistem Pemberian Upah.

Sistem pemberian upah kepada karyawan yang ditetapkan PT.Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut :

(51)

commit to user

36 1) Sistem Upah Bulanan.

Sistem upah ini dilakukan untuk karyawan yang bekerja di bagian staf, kelapa bagian atau mandor dengan menerima upah pada bulan akhir.

2) Sistem Upah Mingguan.

Sistem ini diberlakukan untuk karyawan yang bekerja sebagai operator mesin produksi pada unit weaving, printing, dan finishing dengan menerima upah pada akhir minggu.

3) Sistem Upah Borongan.

Sistem upah ini diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang telah disesuaikan, misalnya untuk bagian pengepakan dan pembungkusan.

Selain itu , perusahan juga memberikan upah lembur, yaitu upah yang diberikan di luar jam kerja.

Upah lembur dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

Upah lembur mingguan : 150 % dari gaji hari lembur

(52)

commit to user

37 d. Kesejahteraan Karyawan.

Perusahaan memberikan beberapa fasilitas untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan memberikan beberapa hak yang perlu diterima, antara lain :

1) Tunjangan Hari Raya (THR).

Tunjangan kesejahteraan yang diberikan setiap menjelang libur hari raya.

2) Mengikutsertakan karyawan dalam Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK).

3) Tunjangan kesejahteraan berupa pembayaran asuransi yang dibayarkan perusahaan kepada jasa asuransi.

4) Fasilitas pengobatan dan kesehatan. 5) Cuti hamil

Tunjangan ini berupa upah sebesar 50% dari upah, yang diberikan selama cuti hamil.

6) Fasilitas Transportasi.

7) Memberikan pakaian seragam atau dinas. 8) Kegiatan berlibur yang diadakan setahun sekali. 6. Bagian Produksi.

a. Bahan Produksi

Bahan –bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :

(53)

commit to user

38 a) Benang Lusi (katun) yaitu benang yang berasal dari serat

alami berupa kapas.

b) Benang Pakan yaitu benang yang berasal dari serat buatan. 2) Bahan penolong atau bahan obat yang digunakan terdiri dari :

a) PVA seperti film untuk melapisi bulu-bulu benang.

b) Tepung jagung (Cornstrach), yang berfungsi untuk melenturkan benang.

c) Wax sejenis malam pet.

d) Acrylic, yang berfungsi untuk melenturkan benang tetapi kelenturannya lebih dari tepung jagung.

b. Mesin- mesin produksi.

Mesin- mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi antara lain :

1) Mesin Warping.

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang dari cones ke beam.

2) Mesin Kelos.

Mesin yang digunakan untuk memproses kembali benang yang putus dari mesin warping sehingga barang dapat dipakai kembali.

3) Mesin Sizing.

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang, dengan cara melapisi benang hasil dari mesin warping dengan

(54)

commit to user

39 menggunakan bahan penolong atau bahan obat berupa campuran dari bermacam-macam bahan kimia.

4) Mesin Cucuk.

Mesin yang digunakan untuk memproses benang lusi yang dimasukkan ke mata jarum agar bisa dipilah – pilah untuk memudahkan proses tenun.

5) Mesin Winding.

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang menjadi benang pakan.

6) Loom.

Untuk memproses benang lusi dan benang pakan menjadi kain grey.

7) Mesin Folding.

Mesin untuk melipat kain tenun setelah dilakukan pemeriksaan. 8) Mesin Inspecting.

Mesin yang digunakan untuk pemeriksaan kualitas kain dari mesin tenun.

9) Mesin Printing.

Mesin yang digunakan dalam proses printing kain yaitu proses memberikan corak kain putih.

10) Mesin Diesel.

Mesin yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan mesin-mesin produksi.

(55)

commit to user

40 11) Ketel Uap.

Digunakan sebagai alat pemanas. c. Proses Produksi.

Departemen produksi weaving adalah departemen yang menangani proses produksi dari bahan baku yang berupa benang menjadi kain grey. Pada departemen weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile, tiap proses produksi terbagi menjadi beberapa tahap : 1) Tahap Persiapan.

a) Pembuatan benang luci.

Benang luci adalah benang yang diarahkan membujur atau memanjang dalam proses penenunan. Benang ini digulung ke dalam alat yang disebut beam, kemudian setelah itu dilakukan penarikan benang untuk penyusunan benang yang disesuaikan dengan banyaknya benang pada lebar kain.

b) Penghanian (warping).

Awal dari pembuatan benang luci melalui proses penghanian dalam mesin warping yang melakukan proses penggulungan benang, sekaligus menentukan jumlah dan panjang benang yang diperlukan. Semakin lebar dan semakin halus suatu jenis kain yang akan diproduksi, maka akan membutuhkan jumlah benang yang semakin banyak karena dengan kain yang semakin lebar tentunya lebar pula

(56)

commit to user

41 gulungan kain tersebut. Demikian juga untuk produksi kain yang halus, akan membutuhkan anyaman kain yang lebih rapat.

c) Pengkanjian (sizing).

Pengkanjian adalah proses pemberian bahan penolong (bahan obat) berupa kanji pada benang lusi yang sudah terbentuk melalui proses pengeringan. Tujuan proses ini adalah untuk meratakan bulu-bulu yang terdapat pada benang, menghilangkan kotoran agar benang tidak kaku sehingga nantinya benang tidak mudah putus.

d) Proses Cucuk (racing).

Benang dimasukan kedalam mesin cucuk dengan melewati jarum menuju je sisir atau disebut gun dengan jumlah mata sisir tergantung dari jumlah benang yang tersedia dari proses pengkanjian tadi. Proses ini bertujuan untuk memisah-misahkan benang luci sehingga jumlah dan kerapatannya benang pada lembar kain yang akan diproduksi dapat diatur dalam proses penenunan.

e) Pembuatan benang pakan.

Benang pakan adalah benang yang arahnya menyilang dalam proses penenunan. Benang ini dimasukan kedalam mesin kelos kemudian diteruskan ke mesin palet yang akan menggulung benang ke dalam kayu klinting. Klinting yang

(57)

commit to user

42 telah berisi benang di pindahkan ke bagian penenunan bersama-sama benang lusi.

2) Tahap Penenunan.

Tahap peneunan dilakukan dengan mesin tenun yang melakukan proses penyilangan benang lusi dan benang pakan sehingga terbentuklah sebuah kain. Benang luci dan benang pakan sehingga terbentuklah sebuah kain. Benang luci yang berada pada mesin tenun secara otomatis akan ditenun oleh benang pada mesin tenun secara otomatis akan ditenun oleh benang pakan yang arahnya melintang. Dalam proses ini harus ada operator yang menjalankan mesin tenun. Operator ini bertugas mengawasi jalannya mesin dan menyambung benang jika ada yang putus dan secara otomatis mesin akan berhenti. Serta memasukkan teropong benang pakan apabila benang pakan telah habis.

3) Tahap Pengawasan. a) Inpecting.

Kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa hasil kain grey bila terdapat kerusakan atau cacat kain yang perlu diperbaiki.

b) Repairing.

Kegiatan memperbaiki anyaman kain grey yang rusak atau ada yang ganda pakan atau ganda lusi.

(58)

commit to user

43 c) Smashing

Kegiatan membersihkan kain grey dari sisa-sisa benang serat dan bulu-bulu.

d) Folding

Kegiatan terakhir yang dilakukan dengan melipat sekaligus menghitung panjang kain.

7. Bidang Pemasaran. a. Saluran Distribusi

Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile saluran industri yang digunakan adalah :

1) Produsen – distributor industri – pemakai industri. 2) Produsen – agen – distibutor industri - pemakai industri. b. Daerah pemasaran.

Pada awal usaha ini dirintis dalam bentuk perusahaan perseorangan, pemasaran hasil produksinya masih sekitar Surakarta. Tetapi dengan semakin maju dan berkembangnya usaha maka pemasaran hasil produksi turut berkembang hampir di seluruh kota- kota besar di indonesia, antara lain : Surbaya, Bali, Medan, Semarang, Yogyakarta, Makasar, Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta sendiri. Sedangkan untuk daerah eksport adalah Singapura, Timur tengah, Brunai darusalam, dan Amerika latin.

(59)

commit to user

44 c. Jenis Produk dalam Pemasaran.

Untuk produk kain yang di eksport, sudah berbentuk barang jadi yang berupa kain batik. Sedangkan yang dijual di dalam negeri, dijual dalam bentuk kain grey dan kain batik.

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah salah satu kegiatan yang telah dirancang oleh Unit Magang Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, diperuntukan kepada seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta tanpa terkecuali program Diploma III Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kegiatan magang kerja dapat dijadiakan acuan penulisan tugas akhir dan dapat juga dijadikan sebagai pelatihan dan pengalaman kerja sebelum terjun kelapangan kerja nyata. Adapun bentuk-bentuk kegiatan magang kerja meliputi praktik kerja, pendampingan, pelatihan penyuluhan, pelaporan dan lain-lain.

Magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan diluar kampus dengan berorientasi pada dunia nyata, yang merupakan aplikasi dari teori- teori yang dipelajari selama perkuliahan.

2. Tujuan Magang Kerja.

(60)

commit to user

45 a. Mahasiswa dapat mengamati permasalahan yang ada di

dunia kerja.

b. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara langsung di lapangan tentang berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan/instansi tempat magang kerja.

c. Mahasiswa dapat melakukan adaptasi sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan tenaga trampil yang siap kerja serta mampu mengembang kan diri secara profesional sesuai bidangnya.

3. Pelaksanaan Magang Kerja

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja Tempat : PT. Iskandar Indah Printing Texile. Alamat : Jl. Pakel No.11 Surakarta.

Waktu : 16 Januari- 16 Februari 2012

Kegiatan magang kerja dimulai pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB untuk hari Senin- Jumat. Sedangkan pada hari sabtu, kegiatan magang kerja dimulai pukul 08.00 WIB- 12.00 WIB. Mahasiswa magang wajib mengenakan pakaian yang sopan dan memakai jas almamater. Selain itu mahasiswa juga harus mentaati semua peraturan yang ada di PT. Iskandar Indah Printing Textile tanpa terkecuali.

(61)

commit to user

46 b. Kegiatan Magang Kerja dilaksanakan pada tanggal 16 Januari- 16 Februari 2012. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada waktu magang kurang lebih adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Magang

Minggu Bagian Kegiatan

Pertama Produksi kain grey

Mengamati proses produksi yang sedang berlangsung dari departemen weaving. Mengamati sistem kerja mesin-mesin produksi.

Kedua Gudang Spare part

Memasukan data keluar dan data masuk spare part setiap hari.

Ketiga Gudang bahan baku

benang

Mencatat data permintaan bahan baku. Mencatat data masuk bahan baku. Mencatat retur pembelian.

Keempat Ruang inspecting

Mengawasi proses inspecting yang dilakukan pada departemen weaving

C. Analisis dan Pembahasan Masalah

1. Perencanaan bahan baku dengan Metode Material Requirement Planning (MRP)

(62)

commit to user

47 Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai penerapan MRP pada perencanaan bahan baku terhadap kain grey sesuai order dari awal Desember 2011.

Selama ini PT.Iskandar Indah Printing Textile tidak menggunakan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku. Perusahaan membeli atau menyediakan dengan pertimbangan order dan persediaan di gudang. Rencana pemesanan bahan baku dilakukan dengan mengitung kebutuhan bahan baku dari order yang diterima dikurangi persediaan gudang. Pemesanan bahan baku tersebut kurang baik tanpa adanya penjadwalan pemesanan lebih awal. Hal ini dapat mengakibatkan :

a. Keterlambatan pengiriman bahan baku yang mengakibatkan kekurangan persediaan.

b. Keterlambatan pengiriman barang jadi pada pihak buyer. c. Dapat terjadi kelebihan persediaan bahan baku (over stock)

yang akan menimbulkan biaya ekstra.

Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai penerapan Material Requirement Planning (MRP) pada perencanaan bahan baku kain grey dengan konstruksi 84.82/40.40 127 cm. Adapun bahan-bahan penyusunan kain grey adalah sebagai berikut :

a. Bahan Baku.

(63)

commit to user

48 1) Benang Lusi (katun) yaitu benang yang berasal dari serat

alami berupa kapas.

2) Benang pakan (rayon ) yaitu benang yang berasal dari serat buatan.

b. Bahan Penolong.

Bahan penolong atau bahan obat yang digunakan terdiri dari : 1) Cornstarch

Berfungsi untuk melenturkan benang. 2) PVA.

Seperti film untuk melapisi bulu-bulu benang. 3) Acrylic.

Berfungsi untuk melenturkan benang namun kelenturanya lebih dari tepung jagung (Cornstarch).

4) Wax.

Sejenis dengan malam pet.

Dalam perhitungan MRP input atau masukan yang digunakan meliputi :

a. Data Persediaan dan Lead Time.

Data persediaan bahan baku dan Lead Time untuk memproduksi kain grey adalah sebagai berikut :

(64)

commit to user

49 Tabel 3.3

Data Persediaan dan Lead Time

No Komponen Stock (Kg) Lead Time

(Minggu) 1 2 3 4 5 6 7

Kain Grey kons. 82.82/40.40 127 cm Benang Lusi Benang Pakan Cornstarch PVA Acrylic Wax - - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 Sumber : PT. Iskandar Indah Printing Textile 2012 PT. Iskandar Indah Printing Textile menerapkan Zero stock dimana tidak ada persediaan yang berada digudang. Barang ataupun bahan harus habis sesuai dengan order yang sudah ada. b. Jadwal Induk Produksi atau Master Production Scheduled

(MPS).

Dalam penentuan jadwal induk produksi (MPS) didasarkan pada data order produksi yang diterima oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile. Dengan pertimbangan kapasitas produksi atau kemampuan dalam memproduksi, sehingga akan dapat ditentukan berapa jumlah yang akan diproduksi dalam suatu periode dan kapan waktu pelaksanannya. Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile masukan yang dijadikan dasar

(65)

commit to user

50 untuk menentukan MPS adalah berupa pesanan dari pembeli yang diterima oleh bagian pemasaran.

Berdasarkan produk kain grey yang diangkat dalam topik ini pada bulan Desember pesanan yang diterima oleh PT. Iskandar Indah Printng Textile adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Volume order bulan Desember 2011

Order Jumlah (m)

Kain grey konstruksi 84.82/40.40 127 cm

550.000

Sumber : PT. Iskandar Indah Printing Textile 2012

c. Bill Of Material (BOM)

Merupakan daftar komponen yang digunakan dalam menyusun kain grey dengan konstruksi 84.82/40.40 127 cm setiap 1 meter membutuhkan benang lusi 0,07248 kg dan benang pakan 0,06505 kg. Selain itu, benang lusi juga membutuhkan campuran dari bahan penolong yang digunakan untuk memperkuat dan melenturkan benang tersebut. Bahan penolong tersebut antara lain : Cornstarch 0,0105 kg, PVA 0,0042 kg, Acrylic 0,0014 kg, yang dilihat dalam tabel berikut ini :

(66)

commit to user

51 Tabel 3.5

Daftar Kebutuhan Komponen Kain Grey /Meter

No Nama Komponen Jumlah (kg)

1 2 3 4 5 6

Benang Lusi Kons. 84.82/40.40 127 cm Benang Pakan Kons. 84.82/40.40 127 cm Cornstrach PVA Acrylic Wax 0,07248 0,06505 0,0105 0,0042 0,0014 0,0005 Sumber : PT. Iskandar Indah Printing Textile 2012

Komponen- komponen produk secara jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 3.2 Bill Of Material (BOM) Sumber : PT Iskandar Indah Printing Textile 2012

Kain Grey (1 m) Benang Lusi 0,07248 kg Benang Pakan 0,06505 kg Wax 0,0005 kg Acrylic 0,0014 kg PVA 0,0042 kg Cornstarch 0,0105 kg

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Inventory Record File  Sumber :
Gambar 3.3  Bill Of Material (BOM)
Tabel 3.7  Item Benang Pakan  Item          : Benang Pakan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul Analisis Perencanaan Bahan Baku Blouse H&M Menggunakan Metode Material Requirements Planning

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perencanaan persediaan bahan baku produksi yang tepat untuk menimalkan biaya persediaan yang dikeluarkan

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga akhirnya penulisan dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan baik yang berjudul :

Master Production Schedule (MPS) dan Material Requirement Planning (MRP) Dimana MPS merupakan suatu ringkasan penjadwalan produksi untuk priode pada produk jadi yang akan

Aplikasi ini memiliki fungsionalitas untuk menghasilkan informasi jumlah bahan baku yang harus dibeli di setiap periode dan jadwal pemesanan beserta dokumen pemesanan (Purchase

Perencanaan kebutuhan baku dilakukan dengan menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi masih sederhana dan hanya perkiraan serta sangat

Tanpa adanya perencanaan dan pengendalian yang ketat, resiko ketepatan waktu dalam pemasokan dan penerimaan material (bahan baku dan bahan pendukungnya) akan menjadi

Sedangkan untuk laporan yang dihasilkan aplikasi MRP menghasilkan beberapa laporan seperti, Laporan Order MRP, Laporan Proses MRP, Laporan Pengelompokan MRP, Laporan Pemesanan Produk,