• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki sistem tenses atau sistem kala, yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki sistem tenses atau sistem kala, yaitu"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Setiap bahasa mempunyai sistem yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki sistem tenses atau sistem kala, yaitu suatu kata kerja (verba) mempunyai banyak bentuk (past, present dan participle) untuk mengindikasikan kapan suatu kejadian (action) terjadi. Bahasa Jepang memiliki tuturan honorifik yakni setiap nama orang disertai dengan ungkapan hormat berupa sufiks –kun, –san, –sama atau –chan, tergantung tingkat keakraban lawan bicara atau pihak yang dibicarakan dengan yang berbicara. Bahasa Mandarin termasuk dalam bahasa nada yaitu sebuah kalimat maknanya akan berbeda tergantung dengan nada yang digunakan.

Bahasa Prancis berasal dari rumpun bahasa yang berbeda dari bahasa Indonesia. Bahasa Prancis berakar dari bahasa Indo-Eropa, sedangkan bahasa Indonesia berakar dari bahasa Austronesia. Perbedaan rumpun inilah yang menyebabkan adanya perbedaan sistem dalam bahasa Indonesia dan bahasa Prancis.

Salah satu perbedaan yang ada di antara bahasa Indonesia (bI) dan bahasa Prancis (bP) adalah tidak adanya artikel yang melekat pada nomina (N) bI. N dapat berupa N saja atau berupa grup nominal (GN). Artikel dalam bP bertempat

(2)

2 di depan N dan berfungsi menunjukkan teridentifikasi/tidaknya N dalam suatu wacana atau konteks (Grevisse, 1975: 278). Nomina (N) dalam bI didahului oleh sebuah kata bilangan seperti; satu, dua, sebuah, beberapa, dan lain sebagainya; dan tidak selalu ditulis, misalnya ‗ini‘ (sebuah) ‗buku‘ atau ‗itu‘ (sebuah) ‗mobil baru‘.

(1) – Elle a donc une famille ?

dia punya kalau begitu ART keluarga (LDac: 30)

―Dia punya keluarga?‖ (TLotC: 8)

Dari contoh (1) yang diambil dari La Dame aux camélias (LDac) dan versi terjemahan bahasa Indonesianya yaitu The Lady of the Camellias (TLotC) yang ada di atas dapat dilihat bahwa di depan N famille terdapat artikel une (sebuah). Dalam sistem bI tidak ada artikel sebelum N, sehingga pada terjemahannya tidak ada artikel di depan ‗keluarga‘.

Meskipun demikian, artikel bP juga sering memiliki padanan dalam teks bI, seperti dalam contoh berikut:

(2) Seulement la jeune duchesse était […] (LDac : 34-35) hanya ART muda wanita bangsawan berada

Gadis bangsawan itu berada […] (TLotC: 15)

Artikel la dalam la jeune duchesse diterjemahkan menjadi „itu‘ karena la merujuk kembali di dalam teks pada penyebutan GN yang bersangkutan sebelumnya (Verhaar: 326). Maka dari itu artikel la mempunyai padanan ‗itu‘ dalam TLotC.

(3)

3 Meskipun begitu, sering terdapat masalah terjemahan yang berupa perubahan bentuk gramatikal dari BSu ke BSa. Lihat contoh berikut:

(3) – Une blonde, mince, […] (LDac : 211) ART orang yang berambut pirang langsing

―Pirang, langsing, [...] (TLotC: 273)

Une blonde dalam (3) adalah GN yang terdiri dari artikel (une) dan N (blonde). Akan tetapi terjemahannya pada TLotC adalah ‗pirang‘, yang merupakan adjektiva.

(4) – […] C‟est peut-être une folie, mais je l‟aime ! […] ini mungkin ART kebodohan tapi aku mencintainya

(LDac: 167) ―[…] Ini memang bodoh, tetapi aku mencintainya. [...]‖

(TLotC: 209) (5) – Vous êtes un enfant. (LDac : 133)

anda adalah ART anak

―Kau ini sungguh kekanak-kanakan!‖ (TLotC: 159)

Dalam (4) dan (5) terdapat GN pada LDac yang memiliki bentuk non-nomina sebagai terjemahannya. Terjemahan literal dari une folie adalah ‗kebodohan‘ sedangkan terjemahan literal un enfant adalah ‗anak‘, akan tetapi dalam TLotC terjemahan dari une folie berupa sebuah adjektiva ‗bodoh‘ dan terjemahan dari un enfant juga berupa sebuah adjektiva ‗kekanak-kanakan‘.

1. 2. RUMUSAN MASALAH

Deviasi terjemahan yang ditemukan dalam TLotC seperti yang telah ditunjukkan pada contoh-contoh pada sub-bab 1.1 merupakan masalah terjemahan

(4)

4 yang akan diteliti dalam penelitian ini. Terdapat dua pertanyaan yang merupakan hasil dari perumusan masalah tersebut, yaitu:

1. Apa sajakah jenis GN pada LDac?

2. Apa sajakah jenis pergeseran terjemahan yang menyebabkan GN pada LDac memiliki terjemahan berupa bentuk gramatikal selain nomina/frasa nominal dalam TLotC?

1. 3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Memaparkan macam-macam GN dalam pada LDac.

2. Menjelaskan jenis pergeseran terjemahan yang menyebabkan GN pada LDac memiliki terjemahan berupa bentuk gramatikal selain nomina/frasa nominal dalam TLotC.

1. 4. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka telah ditemukan banyak penelitian dengan penggunaan teori yang sama, yaitu pergeseran terjemahan.

―Pergeseran Semantis Penerjemahan Unsur-Unsur Seksual dalam Komik Titeuf‖ karya Denta Yuliyansyah (2013) membahas perbandingan makna asli unsur seksual dalam bahasa Prancis ke dalam padanannya dalam bahasa

(5)

5 Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori pergeseran terjemahan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pergeseran terjemahan yang terjadi dalam Komik Titeuf tidak mempertahankan amanat yang terkandung dalam bahasa sumbernya.

Skripsi ―Deiksis Eksoforis dalam Dua Seri Komik Tintin: Tintin Au Pays des Soviets dan Tintin Au Congo beserta Penerjemahannya‖ karya Rachmad Gilang Saputra (2013) mengalisis kata-kata deiksis eksoforis yang terdapat di dalam dua seri komik Tintin Tintin Au Pays des Soviets dan Tintin Au Congo. Penelitian ini juga menggunakan teori pergeseran terjemahan dalam analisisnya. Pergeseran terjemahan yang ada dalam dua komik Tintin terjemahan tersebut menyebabkan pronomina persona bP memiliki padanan berupa pronomina penyapa dalam bI, determinan posesif bP berupa pronomina persona terikat dan pronomina persona bebas dalam bI, adverbia lokatif bP berupa pronomina demonstratif dalam bI, verba bP berupa nomina dalam bI, determinan demonstratif bP berupa pronomina penunjuk umum dan pronomina penunjuk tempat dalam bI.

Nikita Daning Pratami (2014) membahas bentuk-bentuk kata deiksis endofora dalam bahasa Prancis serta penerjemahannya dalam bahasa Indonesia dalam skripsinya yang berjudul ―Deiksis Endofora dalam Bahasa Prancis dan

Penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia.‖ Teori pergeseran terjemahan juga digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa banyak bentuk pemarkah anafora dan katafora dalam novel Le Petit Prince bergeser saat diterjemahkan ke bI.

(6)

6 Skripsi ―Pergeseran Terjemahan Nomina Novel L‘Aube pada Novel Terjemahan Fajar‖ karya Febita Nur Tisani (2009) merupakan skripsi dengan tema penelitian yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu perubahan nomina ke bentuk gramatikal lain dan menggunakan teori yang sama, yaitu teori pergeseran terjemahan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pergeseran terjemahan yang paling banyak terjadi merupakan pergeseran dari nomina jamak ke nomina tunggal. Perbedaan penelitian karya Febita Nur Tisani ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa penelitian ini berfokus pada GN yang memiliki artikel sebagai determinan, karena GN terdiri dari determinan dan N.

1. 5. LANDASAN TEORI

Penelitian ini menggunakan tiga teori, yaitu teori GN bahasa Prancis menurut pendapat Jean Dubois dan Françoise Dubois-Charlier (1970) yang berjudul Éléments de Linguistique Francaise: Syntaxe, Bescherelle: La Grammaire pour tous karangan Nicolas Laurent dan Bénédicte Delaunay (2012) dan teori pergeseran terjemahan J.C. Catford (1965) dari bukunya yang berjudul A Linguistic Theory of Translation.

(7)

7 1.5.1 Grup Nominal Bahasa Prancis

Dalam ilmu sintaksis bahasa Prancis, grup nominal (GN) merupakan salah satu syarat pembentuk syntagme nominal (frasa nominal) dalam ilmu sintaksis bahasa Prancis. GN terdiri dari determinan (le déterminant) dan, maka dari itu GN adalah kelompok kata dengan N sebagai unsur inti. Dalam peraturan penulisan GN, determinan selalu mendahului N. Determinan adalah konstituen yang mendahului N dan berfungsi menandai nomina (Sajarwa, 2003:7). Peraturan penulisan GN bila digambarkan adalah sebagai berikut:

GN  D + N

Determinan meliputi artikel (article), milik (possessif), demonstratif (démonstratif), numeral (numéral), interogatif (interrogatif), dan determinan takdefinit. Determinan juga disesuaikan pada jumlah (nombre) dan jenis (genre) N yang ditandai.

Contoh : la concierge est dans la cour ce chien bâille

La pada GN la concierge merupakan contoh determinan yang berbentuk artikel definit feminin. Artikel tersebut menyesuaikan nomina concierge yang merupakan nomina berjenis kelamin feminin, sehingga artikel yang digunakan adalah la. Contoh kedua yaitu GN ce chien pada kalimat ce chien bâille. Ce adalah determinan yang berbentuk demonstratif maskulin karena nomina chien

(8)

8 adalah nomina berjenis kelamin maskulin, sehingga demonstratif tersebut berbentuk ce.

Meskipun begitu, GN tidak hanya terdiri dari gabungan antara determinan dan nomina. Nomina nama diri dan pronomina persona juga merupakan GN. Nomina nama diri adalah N yang berbentuk nama, baik benda, orang maupun tempat (Sajarwa, 2003:4). Pronomina persona bahasa Prancis meliputi pronomina pertama (la première personne) yaitu je (aku/saya) dan nous (kami/ kita); pronomina kedua (la deuxième personne) yaitu tu (kau/kamu) dan vous (anda/kalian); dan pronomina ketiga (la troisième personne) yaitu il/elle (dia maskulin/dia feminin) dan ils/elles (mereka maskulin (atau gabungan dari dua jenis kelamin sekaligus)/mereka feminin).

Nomina nama diri dan pronomina persona juga dikategorikan sebagai GN karena berdasarkan struktur dalamnya, nomina nama diri dan pronomina persona diawali dengan determinan, yaitu artikel definit. Akan tetapi artikel tersebut tidak terlihat karena mengalami penghapusan yang disebabkan oleh karakteristik nomina nama diri dan pronomina persona, yaitu tidak umum atau commun, yang artinya sifatnya sudah spesifik.

Contoh: Jean est venu hier

Versailles est sur la route de Paris à Chartres il est venu hier

Jean dan Versailles adalah contoh GN dalam bentuk nomina diri. Jean merupakan nama orang, yang menunjukkan bahwa nama orang bersifat spesifik sehingga Jean tidak membutuhkan determinan. Hal yang sama berlaku pada

(9)

9 Versailles. Versailles adalah nama sebuah istana di Paris, sehingga Versailles bersifat spesifik.

Il adalah contoh GN dalam bentuk pronomina persona, yang artinya ada kesepahaman antara penutur dan petutur mengenai identitas orang yang dibicarakan lewat pronomina tersebut. Maka dari itu pronomina persona sifatnya juga spesifik dan tidak membutuhkan determinan.

Berdasarkan hal di atas, maka rumusan pembentuk GN bukan lagi

GN = D + N

melainkan

GN = (D) +N

yang artinya GN tidak membutuhkan determinan dalam bentuk apapun, tergantung pada konteks kalimat dan jenis N yang digunakan. Jika N merupakan nomina nama diri dan pronomina persona, maka determinan tidak dituliskan di depan N.

GN terbagi menjadi dua jenis, yaitu GN minimal dan GN yang berperluas.

1.5.1.1 Jenis Grup Nominal

Dalam buku Bescherelle: La Grammaire pour tous, GN minimal adalah GN yang hanya terdiri dari determinan (D) dan N. La concierge pada contoh di atas merupakan contoh dari GN minimal karena la concierge terdiri dari artikel

(10)

10 definit la yang merupakan determinan, dan concierge yang merupakan N. Tidak ada tambahan kata atau frasa lain setelah N yang berfungsi sebagai tambahan informasi mengenai N. Selain kombinasi dari determinan dan N, GN minimal juga dapat berbentuk nomina nama diri seperti pada Jean dan Versailles, juga pronomina persona il.

1.5.1.1.1 Grup Nominal yang Berperluas

Jenis GN kedua adalah GN yang berperluas, yaitu GN yang diikuti oleh kata atau frasa lain setelah N, yang membuat N yang dibicarakan menjadi spesifik. Tambahan informasi ini disebut perluasan (l‟expansion). Perluasan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Adjektiva atau grup adjektiva (un adjectif ou un groupe adjectival) Perhatikan contoh berikut ini :

Un chapeau tyrolien Une très belle place

Un chapeau tyrolien adalah contoh GN minimal yang memiliki perluasan dalam bentuk adjektiva tyrolien. Perluasan dalam bentuk grup adjektival terdapat pada kalimat une très belle place. Une adalah determinan, très belle adalah grup adjektival, dan place merupakan nomina.

2. Grup preposisi (un groupe prépositional)

Grup preposisi adalah grup nominal yang didahului oleh preposisi. Preposisi dalam bahasa Prancis antara lain de, en, à, sur, sous, par, pour, dès, dsb.

(11)

11 Perhatikan contoh berikut ini:

Le murs de la chambre Une cuillère en argent

Dalam penulisan frasa nomina bahasa Prancis yang terdiri dari gabungan antara dua nomina atau lebih seperti ‗dinding kamar‘, preposisi de harus diselipkan di antara dua nomina. Contohnya seperti le murs de la chambre. Dalam bahasa Indonesia le murs de la chambre memiliki terjemahan ‗dinding kamar‘ karena murs artinya ‗dinding‘ dan chambre artinya ‗kamar‘. De la chambre merupakan tambahan informasi mengenai N murs sehingga de la chambre merupakan perluasan berjenis grup preposisi. Contoh kedua yaitu une cuillère en argent. Cuillère dalam bahasa Indonesia adalah ‗sendok‘ sedangkan en argent dalam bahasa Indonesia adalah ‗perak‘. Arti nomina argent sebenarnya adalah ‗uang‘, akan tetapi saat argent diawali dengan preposisi en, maka en argent menjadi satu kesatuan dan memiliki arti ‗perak‘.

3. Anak kalimat yang diawali dengan kata ganti relatif atau konjungtif (proposition subordonnée relative et conjonctive)

Perluasan jenis ini adalah perluasan yang berbentuk klausa yang diawali dengan kata ganti relatif dan konjungtif, seperti qui, dont, où, auquel, auquelle, que dan lain sebagainya. Dalam bI, kata ganti relatif memiliki terjemahan berupa kata penghubung yang.

Contoh: des cerises qui sont trop mûres

(12)

12 Kedua contoh di atas memiliki determinan des (artikel takdefinit plural) dan cette (demonstratif); nomina cerises (‗ceri‘) dan idée (‗ide‘). Dua GN tersebut memiliki perluasan berupa qui sont trop mûres dan que tout va mal yang merupakan contoh perluasan yang berjenis anak kalimat yang diawali dengan kata ganti relatif (qui) dan konjungtif (que). Keduanya memiliki terjemahan berupa ‗yang‘ dalam Kamus Prancis-Indonesia.

1.5.2 Determinan yang berjenis artikel

Artikel adalah kata yang diletakkan di depan N yang berfungsi menunjukkan teridentifikasi/tidaknya N tersebut dalam wacana atau konteks menurut Grevisse (dalam Baskoro, 2000: 9). Artikel terbagi menjadi tiga macam, yaitu artikel definit (l„article défini), artikel takdefinit (l„article indéfini) dan artikel partitif (l„article partitif).

Artikel dalam bP dibedakan menurut jenis (maskulin dan feminin) dan jumlah (tunggal dan jamak) N yang akan diberi artikel. Setiap kata dalam bahasa Prancis mempunyai jenis kelamin maskulin dan feminin, sehingga artikel yang digunakan harus sesuai dengan jenis kelamin N tersebut.

(13)

13 Tabel 1. Bentuk-bentuk artikel dalam bahasa Prancis (diambil dari

Nouvelle Grammaire du Français: 36, 39, 41)

Jenis Artikel Tunggal Jamak

Maskulin Feminin Maskulin Feminin

Artikel definit le/l' la/l' les les

Artikel takdefinit un une des des

Artikel partitif du/de l‟ de la/ de l' des des

1.5.2.1 Artikel Definit (l’article défini)

Artikel definit dicantumkan di depan N yang sudah teridentifikasi (Suryo Baskoro, 2000: 10). Seperti yang bisa dilihat pada tabel 1, artikel definit terdiri dari le untuk N tunggal yang berjenis maskulin, la untuk N tunggal yang berjenis feminin, dan les untuk N jamak berjenis kelamin maskulin dan feminin.

Contoh artikel definit: la table l‟homme les oiseaux

Nomina table (‗meja‘) diawali dengan artikel definit la karena table berjenis kelamin feminin. Kemudian nomina homme diawali dengan artikel definit le (yang disingkat menjadi l‘ karena diawali dengan huruf h) karena homme (‗pria‘) berjenis kelamin maskulin. Contoh terakhir adalah nomina oiseaux, yang merupakan adalah nomina plural yang berasal dari oiseau (‗burung‘) sehingga diawali dengan artikel definit plural les.

(14)

14 1.5.2.2 Artikel takdefinit (l’article indéfini)

Artikel takdefinit adalah artikel yang dicantumkan di depan N yang belum diketahui identitasnya oleh peserta tutur; belum adanya kesepahaman antara penutur dan petutur (Sajarwa, 2003 :7). Seperti yang bisa dilihat pada tabel 1, artikel takdefinit terdiri dari un untuk N tunggal berjenis maskulin, une untuk N tunggal berjenis feminin, dan des untuk N jamak berjenis maskulin dan feminin.

Contoh: une table

un homme des oiseaux

Contohnya sama seperti pada 1.5.2.1 yaitu table, homme, dan oiseaux. Perbedaannya adalah une, un dan des adalah artikel takdefinit. Une merupakan artikel takdefinit feminin, un merupakan artikel takdefinit maskulin, dan des merupakan artikel takdefinit plural.

1.5.2.3 Artikel Partitif (l’article partitif)

Artikel partitif adalah artikel yang dicantumkan di depan N yang kuantitasnya tidak dapat dihitung (Grevisse, 2008: 745). Seperti yang bisa dilihat pada tabel 1, artikel partitif terdiri dari du (yang berasal dari de + le) atau de l‟ (jika N diawali dengan huruf vokal) untuk N tunggal berjenis maskulin, de la atau de l‟ untuk N tunggal berjenis feminin, dan des untuk N jamak berjenis maskulin dan feminin.

(15)

15 Contoh: du pain

de la farine

Pain (‗roti‘) berjenis kelamin maskulin sedangkan farine (‗tepung‘) berjenis kelamin feminin. Dua nomina tersebut merupakan nomina yang tak dapat dihitung, sehingga diawali dengan artikel partitif du dan de la.

1.5.3 Terjemahan

Menurut J.C. Catford (1965:20) dalam bukunya A Linguistic Theory of Translation:

“Translation may be defined as follows: the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language.”

―Terjemahan dapat didefinisikan sebagai proses transfer teks dari bahasa sumber ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran.‖

Dalam terjemahan, terdapat dua bahasa yaitu bahasa sumber (BSu), yang

merupakan bahasa yang diterjemahkan dan bahasa sasaran (BSa), yaitu hasil terjemahan (Rokhman, 2006:9). Jika seseorang menerjemahkan suatu teks bahasa Jepang ke dalam bahasa Rusia, maka BSu adalah bahasa Jepang dan BSa adalah bahasa Rusia.

Hakikat terjemahan pada dasarnya adalah menyampaikan pesan yang terkandung dalam BSu ke dalam BSa (Nadar, 2007:5). Kadangkala jika memadankan satu bahasa dengan bahasa yang lain akan mengalami perubahan dalam terjemahannya karena setiap bahasa memiliki kaidah masing-masing. Itulah sebabnya mengapa yang sering terjadi adalah suatu kata tidak diterjemahkan sama

(16)

16 sama persis dengan aslinya, karena di dalam terjemahan, kesepadanan makna lebih diutamakan.

Eugene E. Nida dan Charles R. Taber (1982) dalam The Theory and Practice of Translation mengungkapkan bahwa penerjemahan merupakan penciptaan kembali pesan yang disampaikan dalam BSu ke dalam BSa dengan makna dan gaya yang sedekat mungkin dengan BSu.

Meskipun begitu, Larson (dalam Simatupang, 1984:6) mengungkapkan bahwa untuk memperoleh hasil penerjemahan yang baik harus memakai bentuk-bentuk BSa yang wajar, mengkomunikasikan sebanyak mungkin makna BSu sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penutur BSu kepada penutur BSa, dan mempertahankan dinamika teks BSu, yaitu kesan yang diperoleh penutur BSu atau respons yang diberikan harus sama dengan kesan yang diperoleh dan respons yang diberikan oleh penutur BSa ketika membaca atau mendengar teks terjemahan.

Larson (dalam Nadar, 2007:11) juga kemudian membagi jenis terjemahan menjadi dua, yaitu terjemahan yang mengutamakan struktur atau bentuk (form-based translation) dan terjemahan yang mengutamakan makna (meaning-(form-based translation). Contoh dari form-based translation adalah terjemahan literal (literal translation) dan terjemahan idiomatis (idiomatic translation).

Terjemahan literal dilakukan dengan cara menerjemahkan teks BSu kata-per-kata ke dalam BSa. Dalam bukunya Meaning-Based Translation, Larson juga mengungkapkan bahwa terjemahan literal hanya berguna jika digunakan untuk

(17)

17 mempelajari struktur teks BSu, karena terjemahan literal tidak dapat menyampaikan pesan yang ada dalam teks BSu ke dalam BSa yang disebabkan oleh perbedaan sistem dari satu bahasa dengan bahasa yang lain.

1.5.3.1 Pergeseran Terjemahan

Perbedaan sistem dan norma bahasa dalam proses penerjemahan menimbulkan terjadinya pergeseran terjemahan. Maka dari itu untuk mencapai tujuan mengkomunikasikan sebanyak mungkin makna BSu ke dalam BSa, penerjemah harus mempertimbangkan ciri khusus bahasa pembaca (Nida, 1974:4). Bagi seorang penerjemah yang akan melakukan kegiatan memadankan dan mengubah sebuah TSu harus mempertimbangkan banyak factor, seperti penulis teks, norma BSu, budaya BSu, latar dan tradisi BSu, norma BSa, budaya BSa, latar dan tradisi BSa, kebenaran (fakta/substansi masalah) dan penerjemah (Nababan, dalam Tisani 2009:12). Upaya untuk mencari padanan yang sesuai dengan menimbangkan seluruh faktor yang telah disebutkan itulah yang mengakibatkan terjadinya pergeseran terjemahan.

Pergeseran-pergeseran terjadi saat menerjemahkan BSu ke BSa, mulai dari susunan kalimat sampai maknanya, karena setiap bahasa memiliki kaidahnya masing-masing. Pergeseran terjemahan dibagi menjadi 2 macam menurut Catford (1965); yaitu pergeseran tataran (yang dibedakan menjadi tataran gramatikal dan leksikal) serta pergeseran kategori (Catford, 1965:73).

(18)

18 Penelitian ini berfokus pada padanan GN, maka teori yang akan digunakan adalah teori pergeseran terjemahan yang bersifat kategorial, yaitu pergeseran kategori. Pergeseran kategori dibagi menjadi empat macam, di antaranya pergeseran struktur (structure shifts), pergeseran kelas (class shifts), pergeseran unit (unit shifts), pergeseran intra-sistem (intra-system shifts).

1) Pergeseran struktur (structure shifts)

Pergeseran struktur adalah pergeseran yang terjadi karena adanya perbedaan struktur antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Catford (dalam Shuttleworth, 1997 : 159-160):

“Structure shift is a type of category shift which involves a change in grammatical structure between ST and TT.”

―Pergeseran struktur adalah jenis pergeseran kategori yang melibatkan perubahan pada struktur gramatikal antara BSu dan BSa.‖

Contoh pergeseran struktur (diambil dari artikel Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia pada jurnal Diksi):

TSu: toy factory TSa: pabrik mainan

Nomina ‗mainan‘ diletakkan di depan nomina ‗pabrik‘ dalam TSu, sedangkan dalam TSa nomina ‗mainan‘ diletakkan di belakang ‗pabrik‘.

2) Pergeseran kelas (class shifts)

“Class shift […] occurs when the translation equivalent of a SL item is a member of a different class from the original item.”

―Pergeseran kelas terjadi saat padanan terjemahan suatu bagian TSu berasal dari kelas yang berbeda dengan versi TSu.‖

(19)

19 Istilah ‗kelas‘ merujuk pada teori ‗kelas‘ menurut Halliday (dalam Catford, 1965:78):

“[…] that grouping of members of a given unit which is defined by operation in the structure of the unit next above.”

Karena Catford merujuk pada teori kelas menurut Halliday, maka dari itu teori kelas yang digunakan adalah teori kelas menurut Halliday: semua unit baik itu morfem, kata, frasa, maupun klausa dapat diklasifikasi (Halliday, 2014:74). Contoh kelas dalam tataran kata misalnya nomina, verba, adjektiva, adverbia, dsb; sedangkan contoh kelas dalam tataran frasa misalnya grup nominal, grup verbal, grup adverbial (Halliday, 2014:76).

Contoh pergeseran kelas ada di bawah ini (diambil dari artikel Pergeseran Terjemahan Nouns dalam The Oldman and the Sea, A Farewell to Arms, dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia):

TSu: a medical student

TSa: seorang mahasiswa kedokteran

Kata medical merupakan adjektiva dalam bahasa Inggris, akan tetapi ‗kedokteran‘ merupakan nomina, sehingga ada pergeseran kelas yang terjadi dari adjektiva ke nomina.

3) Pergeseran unit (unit shifts)

Pergeseran unit adalah pergeseran yang terjadi karena ada pergeseran tingkatan satuan gramatikal dari yang lebih tinggi ke lebih rendah atau sebaliknya (changes of rank atau rank-shift).

(20)

20 Perhatikan contoh berikut ini (diambil dari artikel Analisis Translation Shift dalam Penerjemahan Bilingual Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia pada jurnal Diksi):

TSu: gravity

TSa: gaya tarik bumi

Menurut KBBI nomina gravity sudah memiliki terjemahan yang juga berupa nomina yaitu ‗gravitasi‘, akan tetapi penerjemah memilih untuk melakukan pergeseran unit yang berupa upward rank shift, yaitu pergeseran unit dari tataran yang lebih rendah ke tataran yang lebih tinggi, sehingga nomina gravity memiliki terjemahan berupa frasa nomina ‗gaya tarik bumi‘.

4) Pergeseran intra-sistem (intra-system shifts)

Pergeseran ini terjadi karena adanya perbedaan kaidah atau sistem dalam suatu tataran.

Contoh pergeseran intra-sistem (Catford, 1965:80) misalnya seperti bentuk singular dalam bahasa Inggris yang memiliki equivalen berupa bentuk plural dalam bahasa Prancis, maupun sebaliknya.

advice = des conseils news = des nouvelles lightning = des éclairs

applause = des applaudissements trousers = le pantalon

(21)

21 the dishes = la vaisselle

the contents = le contenu

1. 6. SUMBER DATA DAN METODE PENELITIAN

Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari roman La Dame aux camélias karya Alexandre Dumas (1848) dan versi terjemahannya oleh Rika Iffati dalam bahasa Indonesia The Lady of the Camellias yang diterbitkan pada tahun 2012. Novel La Dame aux camélias merupakan salah satu karya sastra Prancis terkenal dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. La Dame aux camélias dipilih sebagai sumber data karena ditemukan banyak pergeseran bentuk GN dengan artikel sebagai determinannya.

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian digunakan metode simak dan teknik catat. Seperti yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993) metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak. Dalam penelitian ini dilakukan penyimakan GN yang terdiri dari artikel + N + (perluasan) yang terdapat dalam LDac dan terjemahannya yang terdapat dalam TLotC. Penyimakan dilakukan dengan mencari setiap GN dengan artikel sebagai determinan dalam LDac, kemudian menyocokkan setiap GN tersebut dengan terjemahannya yang ada dalam TLotC. Data didapat dari GN yang memiliki terjemahan selain nomina/frasa nominal. Setalah itu digunakan teknik catat, yaitu dengan mencatat

(22)

22 seluruh GN yang telah disortir dan terjemahannya tersebut menggunakan alat tulis tertentu.

2. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul adalah metode padan, yaitu memadankan GN yang telah dikumpulkan dan disortir sebelumnya dengan terjemahannya yang ada dalam TLotC. Setelah memadankan GN dengan terjemahannya yang ada dalam TLotC, langkah yang dilakukan adalah mengklasifikasikan setiap terjemahan GN sesuai dengan bentuk gramatikalnya seperti verba, nomina, adjektiva, frasa, klausa, kalimat dsb. Langkah terakhir yang dilakukan adalah mencari tahu jenis pergeseran terjemahan yang terjadi pada GN yang telah dikumpulkan tersebut.

3. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dilaksanakan secara informal, yaitu menjelaskan hasil penelitian secara rinci dan terurai.

1. 7. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Penulis membagi penelitian ini dalam bab, yaitu :

Bab I. Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, sumber dan metode penelitian, dan sistematika penyajian.

(23)

23 Bab II. Pembahasan meliputi pembahasan data-data yang ditemukan dalam novel La Dame aux camélias dan dikaitkan dengan teori.

Bab III. Kesimpulan

Resumé

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kinerja Karyawan BPRS Saka Dana Mulia Kudus mengalami penurunan. Penurunan kinerja Karyawan ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu motivasi kerja islami, disiplin kerja

terutama dalam keterampilannya melakukan interaksi mendalam dengan anak usia dini; (3) pihak lembaga dapat membantu dengan memberikan pelatihan atau pengembangan diri yang

Menindaklanjuti Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 10/POKJA 01 ULP KONSULTANSI/PPRSPS/V/2017 tanggal 04 Mei 2017 paket pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pratama

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada

Diagnosa penyakit utama pasien hemodialisis baru dari data Unit Hemodialisis yang terkirim adalah sebagai berikut, N17 (Gagal Ginjal Akut/ARF) sebanyak 6%, N18 (Gagal

Tidak berbeda dengan melihat hubungan kebutuhan praktis dengan faktor-faktor yang terkait dengan program, keberhasilan program dilihat melalui hubungan besar pinjaman, akses

Catatan ditulis tangan tanpa format tertentu, hanya mencantumkan nama barang (tidak ada harga barang, keterangan jumlah stok dari barang yang masih tersisa,