SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT
MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI
RS. MUHAMMADIYAH
BANDUNG
Erwin Teguh Arujisaputra1, Meliana Pancarani2
1Program Studi Sistem Informasi, STMIK & PKN LPKIA 2Jl. Soekarno Hatta No. 456 Bandung Jawa Barat 40226
3Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 75642822 1 erwin.teguh.a@gmail.com, 2meliapancarani@fellow.lpkia.ac.id
ABSTRAK
Sistem pendukung keputusan pemberian kredit menggunakan metode Simple Additive Weighting merupakan suatu sistem yang interaktif yang mendukung untuk proses pengambilan keputusan dengam kriteria – kriteria yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Permalasahan yang terjadi dalam pemberian kredit ini karena memerlukan pengerjaan lebih dari satu kali, terbatasnya dana kredit yang tersedia pada koperasi RS. Muhammadiyah dengan banyaknya anggota koperasi yang mengajukan permohonan kredit, diperlukan penyesuaian dengan dana koperasi yang tersedia, serta harus memperhatikan ketepatan sasaran agar kredit diberikan pada pemohon kredit yang layak dan dapat melakukan pembayaran dengan lancar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dirancang sebuah sistem pendukung keputusan pemberian kredit menggunakan metode Simple Additive Weighting sebagai dasar pengambilan keputusan. Metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah metode dengan konsep dasar mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif kriteria kreditur, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses pengambilan keputusan itu sendiri.Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu terciptanya aplikasi sistem pendukung keputusan pemberian kredit menggunakan metode SAW dengan harapan dapat membantu petugas dalam menentukan pemberian kredit. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan wawancara, observasi dan studi pustaka. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam sistem ini menggunakan Object
Oriented Programing dengan menggunakan UML (Unified Modeling Languange) untuk pemodelannya
.
Kata Kunci : Pemberian kredit, SAW, Web, OOP
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan
beranggotakan orang-orang, badan-badan
hukum koperasi yang merupakan susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi RS. Muhammadiyah merupakan koperasi simpan pinjam dan salah satu lembaga keuangan masyarakat dengan bentuk koperasi yang tidak hanya berorientasi bisnis tetapi menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, karena
tujuan koperasi dibentuk untuk
mensejahterakan anggota-anggotanya seperti
melakukan penyimpanan dan memberikan pinjaman (kredit) pada anggota.
Dalam pemberian kredit terdapat lima azas untuk mempertimbangkan kelayakan dari pemberian pinjaman (kredit). Lima azas tersebut dikenal dalam “5 of Credit” yaitu
Character (Keadaan Watak), Capacity
(Kemampuan), Capital (Modal), Condition (Kondisi Sosial Ekonomi) dan Collateral (Barang yang diserahkan atau jaminan) oleh kreditur yang bersangkutan [1]. Sementara
pemberian kredit pada koperasi RS.
Muhammadiyah dapat dilihat dari enam kriteria. Enam kriteria tersebut yaitu, status pekerjaan anggota nasabah , besar gaji, besar pengajuan pinjaman, status simpanan wajib,
dan status simpanan sukarela, dan jangka waktu dari lama kredit yang diajukan.
Proses penilaian kriteria-kriteria pada koperasi karyawan RS. Muhammadiyah masih kurang memadai dalam menentukan keputusan untuk pemberian pinjaman (kredit) . Terbatasnya dana kredit yang tersedia pada koperasi RS. Muhammadiyah dengan banyaknya anggota koperasi yang mengajukan permohonan kredit memerlukan pengerjaan lebih dari satu kali. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan dengan metode yang tepat sehingga
dapat membantu menyederhanakan dan
mempercepat kinerja koperasi dalam
menentukan proses pengambilan keputusan
kelayakan pemberian pinjaman (kredit)
sehingga anggota dapat mengetahui sesegera mungkin hasil dari pengajuan tersebut, yaitu dengan menggunakan metode SAW (Simple
Additive Weighting) dengan konsep dasar
mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif kriteria kreditur, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses pengambilan keputusan itu sendiri.
I.2 Identifikasi Permasalahan
Adapun permasalahan didalam penulisan proyek akhir ini yaitu:
1. Dalam menentukan kelayakan pemberian kredit dengan mengukur kriteria yang ada disertai dengan batasan jangka waktu kredit masih kurang memadai sehingga memerlukan pengerjaan lebih dari satu kali serta diperlukan metode yang tepat untuk
mengukur kriteria-kriteria dalam
menentukan pemberian kredit.
2. Untuk mengetahui hasil dari pengajuan, anggota memerlukan waktu lebih lama berhari-hari yang menyebabkan harus mendatangi koperasi berulang kali
I.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan meliputi: 1. Proyek akhir ini hanya membahas tentang
metode SAW (Simple Additive Weighting)
2. Penggunaan Metode SAW (Simple
Additive Weighting) diperuntukan
membantu menentukan kelayakan
pemberian kredit disertai dengan jangka waktu pembayaran kredit yang diberikan.
I.4 Tujuan Perancangan
1. Merancang sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW dengan mengukur kriteria-kriteria sehingga dapat menentukan kelayakan pemberian kredit disertai dengan jangka waktu terhadap kredit yang diberikan secara tepat dan cepat.
2. Mempermudah anggota dalam melihat hasi pengajuan pinjaman kredit.
II DASAR TEORI
II.1 Pengertian Sistem Pendukung
Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah “Sistem
informasi yang membantu untuk
mengindentifikasi kesempatan pengambilan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan”. [2]
II.2 Pengertian SAW
Simple Additive Weighting (SAW) sering juga
dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Dalam buku yang berjudul Data Mining vs Sistem Pendukung Keputusan mengemukakan bahwa, “Konsep dasar Simple
Additive Weighting (SAW) adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada semua atribut”. [3] Metode Simple Additive Weighting (SAW) disarankan untuk menyelesaikan masalah
penyeleksian dalam sistem pengambilan
keputusan multi proses. Metode Simple
Additive Weighting (SAW) merupakan metode
yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan yang memiliki banyak atribut yang membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu skala yang didapat
diperbandingkan dengan semua rating
alternative yang ada.
II.2.1 Langkah –Langkah Dalam Metode SAW
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan
dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan (Ci).
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan
kriteria (Ci) kemudian melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut
(atribut keuntungan ataupun atribut biaya ) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi.
4. Hasil akhir diperoleh dari perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagi solusi. Berikut rumus metode SAW.
II.2.2 Formula untuk melakukan
normalisasi SAW [3] 𝒓𝒊𝒋= { 𝑋𝑖𝑗 𝑀𝑎𝑥𝑋𝑖𝑗 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡) 𝑀𝑎𝑥𝑋𝑖𝑗 𝑋𝑖𝑗 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑐𝑜𝑠𝑡)𝑥𝑖𝑗 Rumus Normalisasi, [3]
Dimana dengan 𝒓𝒊𝒋 adalah rating kinerja
ternormalisasi dari alternative 𝐴𝑖 pada atribut
𝐶𝑗: I = 1,2…m dan j = 1,2…,n
Keterangan :
- Max 𝑋𝑖𝑗= Nilai terbesar dari setiap kriteria. - Min 𝑋𝑖𝑗 = Nilai terkecil dari setiap kriteria. - 𝑋𝑖𝑗 = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria
- Benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik
- Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik
Nilai Preferensi untuk setiap alternative (𝑉𝑖)
diberukan rumus sebagai berikut:
𝑉𝑖= ∑ 𝑤𝑗 𝑛 𝑗=1 𝑟𝑖𝑗 Rumus Alternative, [3] Keterangan :
- Vi = rangking untuk setiap alternatif - wj = nilai bobot dari setiap kriteria - rij = nilai rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih
II.3 Pengertian Kredit
Menurut UU. No. 10 Tahun 1998, pengertian kredit adalah suatu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kepsekatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga."
“Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai perjanjian yang telah disepakati”. [4]
II.4 Pengertian Koperasi
Berdasarkan Undang-Undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social dan
beranggotakam orang-orang, badan-badan
hukum koperasi yang merupakan susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan [5].
II.5 Pengertian Waterfall
Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall sering dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning),
permodelan (modeling), konstruksi
(construction), serta penyerahan sistem ke para
pelanggan/pengguna (deployment), yang
diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan. [6]
II.6 Pengertian UML
UML (Unifield Modeling Language)
merupakan ‘bahasa’ pemodelan untuk system atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi Objek’, pemodelan (modeling)
sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. [7]
III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini mendefinisikan semua kebutuhan pemakai dan dasar – dasar untuk proses
perancangan aplikasi pemberian kredit
menggunakan metode Simple Additive
Weighting.
Hasil analisis dan perancangan tersebut dimodelkan dengan UML. Diagram tersebut digunakan untuk memodelkan aliran proses, aliran kerja, pemodelan data, struktur organisasi obyek dan pesan, pemodelan prilaku
sistem, perancangan antarmuka, serta
III.1 Use Case Diagram
Diagram use case memperlihatkan hubungan – hubungan yang terjadi antara aktor dengan use
case dalam sistem. Use Case diagram secara
grafis menggambarkan interaksi antar sistem, sistem eksternal dan pengguna. Salah satu manfaat dari diagram use case adalah untuk komunikasi. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (User) mengharapkan interaksi dengan sistem itu.
Gambar III.1 Use Case Aplikasi SPK Kredit
III.2 Class Diagram
Class Diagram sebuah spesifikasi yang jika
diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan
desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan
untuk memanipulasi keadaan tersebut
(metode/fungsi).
Gambar III.2 Class Diagram
IV. IMPLEMENTASI
IV. 1 Implementasi Analisa Kebutuhan sistem
1. Analisa Kebutuhan Sistem
2. Survei tempat instalasi Hardware dan
Software
3. Pengadaan Perangkat Keras 4. Pembuatan Sistem
5. Implementasi dan Pengujian 6. Evaluasi dan Perbaikan
IV.2 Implementasi antarmuka
Sub bab ini memperlihatkan hasil dari
implementasi rancangan antarmuka dari
program yang dibuat.
Gambar IV.2.1 Beranda
Gambar IV.2.2 Hasil Perhitungan V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan skripsi serta saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait atas aplikasi pemilihan pemberian kredit di Koperasi Karyawan RS. Muhammadiyah Bandung.
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penyelesaian masalah tersebut yaitu:
1. Dengan adanya aplikasi pemilihan
dalam menentukan siapa yang lebih layak menerima pinjaman kredit disertai dengan tanggal jatuh tempo dari jangka waktu kredit.
2. Dengan aplikasi ini konsumsi waktu yang dibutuhkan anggota untuk melihat hasil pengajuan kredit menjadi praktis dan cepat. 3. Metode Simple Additive Weighting dapat
digunakan pada sistem pengambilan
keputusan dalam pemilihan pemberian kredit. Dengan didukung aplikasi ini maka perhitungan nilainya pun menjadi akurat sehingga dapat diandalkan oleh para
pengambil keputusan ketika harus
memutuskan secara cepat.
V.2 Saran
1. User dibekali buku panduan & pelatihan
tentang aplikasi, agar user mudah
mengakses aplikasi SPK pemberian kredit 2. Dianjurkan untuk melakukan backup dan
restore database secara periodik untuk
mengurangi resiko kehilangan data di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Firdaus, 2009, Manajemen
Perkreditan Bank Umum, Jakarta:
ALFABETA.
[2] Kusrini, 2007, Konsep Dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan,
Yogyakarta: Andi.
[3] D. Nofriansyah, 2014, Konsep Data
Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan,
Yogyakarta: Deepublish.
[4] M. S. Hasibuan, 2008, Dasar-Dasar
Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
[5] "UU RI Tentang Perkoperasian," 5 Agustus 2017. [Online]. Available: http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1 992/25TAHUN~1992UU.htm.
[6] R. S. Pressman, 2012, Rekayasa
Perangkat Lunak – Buku Satu,
Pendekatan Praktisi (Edisi 7),
Yogyakarta: Andi.
[7] A. Nugroho, 2010, Rekayasa Perangkat
Lunak Berorientasi Objek dengan