• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA MIDDLE AGE FAMILY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA MIDDLE AGE FAMILY"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2020

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP

PERKEMBANGAN KELUARGA MIDDLE AGE FAMILY

IsnaFaujiah1, Nurul Devi Ardiani²

1Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

isnafauj@gmail.com

2Dosen Keperawatan Unuversitas Kusuma Husada Surakarta

Mama.ayla.zahra@gmail.com

ABSTRAK

Tahap perkembangan keluarga middle age family dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga middle age family atau usia pertengahan yang mengalami hipertensi. Diagnosa yang muncul pada studi kasus ini adalah manajemen kesehatan keluarga tidak efektif. Intervensi yang diberikan yaitu terapi slow stroke back massage. Hasil pengelolaan asuhan keperawatan selama 6 kali kunjungan rumah menunjukkan adanya penurunan tekanan darah dari 160/100 mmHg menjadi 130/80 mmHg. Pemberian terapi slow stroke back massage bisa digunakan sebagai salah satu intervensi pada asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi.

Kata kunci: Asuhan keperawatan keluarga, tahap perkembangan keluarga middle age family, terapi slow stroke back massage

(2)

PENDAHULUAN

Tahapan keluarga menurut Andarmoyo (2012) dibagi menjadi delapan tahapan yaitu tahap keluarga baru menikah (beginning family), keluarga dengan anak baru lahir (childbearing family), keluarga dengan anak usia pra-sekolah (pre school family), keluarga dengan anak usia sekolah (school family), keluarga dengan anak remaja (teenager family), keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa (adult family), keluarga usia pertengahan (middle age family), dan keluarga usia tua (aging family).

Tahap ketujuh dari kehidupan keluarga yaitu Middle age family atau usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45-59 tahun (Padila, 2012).

Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada usia middle age family atau usia pertengahan yaitu penyakit kronis. Usia pertengahan merupakan awal memasuki masa tua atau pralansia dimana kondisi tubuh mulai menurun, sehingga sangat rentan terhadap penyakit kronis salah satunya adalah hipertensi (Alhuda dkk, 2018).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas batas normal yaitu bila tekanan sistolik mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg (Junaidi, 2010). Menurut data WHO pada tahun 2015 terdapat sekitar 1,13 miliar penderita hipertensi di dunia (Kemenkes RI, 2019). Di Indonesia, penyakit hipertensi menjadi penyakit tidak menular penyebab kematian nomor tiga (Kemenkes RI, 2014). Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit hipertensi di Jawa Tengah menempati proporsi terbesar dari

seluruh Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dilaporkan. Sedangkan prevalensi penyakit hipertensi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2017 adalah 7,38% dengan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 32.905 (Dinkes Kab. Karanganyar, 2017).

Pengobatan hipertensi non farmakologis dapat dilakukan dengan terapi slow stroke back massage. Mekanisme Slow stroke back massage dapat menyebabkan peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Peningkatan sistem saraf parasimpatis dapat menghambat depolarisasi SA node dan AV node yang dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis dan akhirnya menimbulkan kecepatan denyut jantung, volume sekucup, curah jantung, dan tekanan darah menurun (Muttaqin, 2009).

Tujuan dari studi kasus ini adalah penulis mampu melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa, menyusun rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga degan tahap perkembangan middle age family di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.

METODE

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan middle age family yang mengalami masalah hipertensi data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, serta studi dokumentasi.

Subjek yang digunakan pada studi kasus ini adalah satu klien dengan tahap perkembangan keluarga middle age family yang mengalami masalah hipertensi. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus

(3)

ini berada di wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo Karanganyar denga pengambilan kasus asuhan keperawatan keluarga dimulai sejak tanggal 19 Februari 2020 – 24 Februari 2020 dengan jumlah kunjungan 6 kali kunjungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengkajian

Pada pengkajian didapatkan data berdasarkan batasan karakteristik yaitu data subyektif : Ny. P mengatakan belum mengerti tentang penanganan hipertensi dengan selain obat karena Ny.P mengkonsumsi obat pada saat merasakan sakit kepala atau cengeng, Ny. P mengatakan kadang-kadang merasakan cengeng pada tengkuk leher apabila makan daging sapi dan daging kambing terlalu banyak, Ny. P juga suka mengkonsumsi makanan yang asin/tinggi garam. Ny. P mengatakan menderita hipertensi sudah 1 tahun, Ny.P mengatakan tidak melakukan cek rutin mengenai kesehatannya, Ny.P selama ini hanya memeriksakan ke puskesmas atau bidan desa pada saat merasakan sakit kepala atau cengeng pada tengkuk leher. Ny.P mengatakan jarang mengikuti posyandu lansia karena kesehariannya sebagai tani dan harus pergi ke sawah. Data obyektif : Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi l90x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu 36,6oC.

Menurut Harmoko (2012), pengkajian adalah tahap pengumpulan data atau informasi terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Data dasar yang dikaji yaitu, karakteristik dan struktur keluarga, riwayat kesehatan dan medis dari anggota keluarga, sosial, ekonomi, dan budaya,

psikososial keluarga, faktor lingkungan.

Tipe keluarga pada studi kasus adalah tipe keluarga inti, yaitu dalam satu rumah terdiri dari suami dan istri. Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap perkembangan keluarga

middle age family atau usia

pertengahan.Middle age family atau usia pertengahan merupakan tahap ketujuh dari siklus tahapan keluarga, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya berusia sekitar 45 tahun – 59 tahun. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, karena rumah klien tidak terdapat ventilasi dan dilantai banyak kotoran ayam yang tidak dijaga kebersihannya.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut Hearrison dalam Asikin (2016) merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Sehingga data klien sesuai dengan teori menurut Hearisson dalam Asikin (2016).

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data fokus yang mengangkat masalah kesehatan dengan data subyektif Ny. P mengatakan belum mengerti tentang penanganan hipertensi dengan selain obat, data obyektif tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu 36,6oC.

Berdasarkan data tersebut dirumuskan diagnosa keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak

(4)

efektif (D.0115). Diagnosa ini menjadi prioritas utama dari dua diagnosa karena berdasarkan total skoring tertinggi dengan sifat masalah : aktual demgan jumlah skor 1, kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian dengan jumlah skor 1, kemungkinan masalah dapat dicegah : cukup dengan jumlah skor 2/3, dan menonjolnya masalah : masalah dirasakan dan harus segera ditangani dengan jumlah skor 1. Jumlah total skor untuk diagnosa manajemen kesehatan keluarga tidak efektif adalah 3 2/3.

3. Intervensi keperawatan

Perencanaan pada studi kasus dikelompokkan berdasarkan 5 fungsi keluarga yaitu mampu mengenal masalah, intervensinya berikan informasi kesehatan mengenai hipertensi, tanda gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. Mampu merawat anggota keluarga yang sakit, intervensi yang ditegakkan adalah ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga yaitu terapi slow stroke back massgae/ pijat lembut pada punggung. Mampu mengambil keputusan, intervensi yang ditegakkan adalah diskusikan kelebihan dan kekurangan dari solusi untuk mengambil keputusan. Mampu memodifikasi lingkungan, intervensi yang ditegakkan adalah ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, intervensi yang ditegakkan adalah gunakan sarana dan fasilitas kesehatan yang ada.

4. Implementasi keperawatan

Pada studi kasus ini dilakukan implementasi keperawatan selama 6 kali kunjungan dengan 2 kali implementasi dalam satu kali

kunjungan yaitu pada hari pertama memberikan penyuluhan tentang hipertensi, memonitor TTV didapatkan hasil tekanan darah 160/100 mmHg, mengajarkan terapi slow stroke back massage, hari kedua sampai hari keenam memonitor TTV dan memberikan terapi slow stroke back massage pada klien.

Slow stroke back massage adalah pijat lembut pada punggung yang dapat meningkatkan relaksasi, sehingga menurunkan aktivitas saraf parasimpatis dan menurunkan aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Selain itu, slow stroke back massage juga dapat menurunkan suhu tubuh, frekuensi jantng, dan tekanan darah (Smeltzer, 2010).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi hasil penulisan sudah sesuai S.O.A.P (Subyektif, Obyektif,

Asessment, Planning. Berdasarkan

evaluasi hasil studi kasus tentang manajemen kesehatan keluarga tidak efektif menunjukkan perbaikan penurunan tekanan darah S : klien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui cara mengatasi hipertensi dengan selain obat yaitu dengan terapi pijat lembut pada punggung, klien mengatakan setelah dilakukan pemijatan badan klien lebih nyaman dan lebih rileks, O : TD 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu 36,5oC, A: klien dan keluarga

mampu mencapai 5 fungsi kesehatan keluarga dan P: menganjurkan keluarga untuk berperan dalam melakukan perawatan secara mandiri jika klien kambuh dengan memberikan terapi slow stroke back massage.

(5)

KESIMPULAN 1. Pengkajian

Pada pengkajian didapatkan data berdasarkan batasan karakteristik yaitu data subyektif : Ny. P mengatakan belum mengerti tentang penanganan hipertensi dengan selain obat karena Ny.P mengkonsumsi obat pada saat merasakan sakit kepala atau cengeng, Ny. P mengatakan kadang-kadang merasakan cengeng pada tengkuk leher apabila makan daging sapi dan daging kambing terlalu banyak, Ny. P juga suka mengkonsumsi makanan yang asin/tinggi garam. Ny. P mengatakan menderita hipertensi sudah 1 tahun, Ny.P mengatakan tidak melakukan cek rutin mengenai kesehatannya, Ny.P selama ini hanya memeriksakan ke puskesmas atau bidan desa pada saat merasakan sakit kepala atau cengeng pada tengkuk leher. Ny.P mengatakan jarang mengikuti posyandu lansia karena kesehariannya sebagai tani dan harus pergi ke sawah. Data obyektif : Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi l90x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu 36,6oC.

2. Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan yang diangkat pada studi kasus ini yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada keluarga Ny. P dengan skor 3 2/3.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan pada studi kasus adalah keluarga mampu mengenal masalah, intervensi berikan informasi kesehatan tentang hipertensi, tanda gejala, penyebab, dan cara pencegahannya (dukungan pengambilan keputusan (I.09265)), mampu merawat anggota keluarga

yang sakit, intervensi ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga : terapi slow stroke back massage atau pijat lembut pada punggung (dukungan keluarga merencanakan perawatan (I.13477)), mampu mengambil keputusan, intervensi diskusikan kelebihan dan kekurangan dari solusi untuk mengatasi hipertensi (dukungan pengambilan keputusan (I.09265)), mampu memodifikasi lingkungan, intervensi ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal (dukungan keluarga merencanakan perawatan (I.13477)), dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, intervensi gunakan sarana dan fasilitas kesehatan yang ada (dukungan keluarga merencanakan perawatan (I.13477)).

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 6 hari berturut-turut pada tanggal 19 Februari 2020 sampai 24 Februari 2020 yaitu memberikan informasi kesehatan mengenai hipertensi, tanda gejala, penyebab, dan cara pencegahannya, memonitor tanda-tanda vital, memberikan lingkungan yang mendukung kesehatan dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi garam, mengorientasikan pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan yaitu rumah sakit terdekat, puskesmas terdekat, atau praktik mandiri terdekat, dan mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga yaitu terapi slow stroke back massage atau pijat lembut pada punggung 2 kali sehari selama 6 hari berturut-turut dan dilakukan selama 10 menit 40 detik.

(6)

TD turun dari 160/100 mmHg ke 130/80 mmHg.

5. Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi keperaatan diperoleh data subyektif klien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui cara mengatasi hipertensi dengan selain obat yaitu dengan terapi pijat lembut pada punggung, klien mengatakan setelah dilakukan pemijatan badan klien lebih nyaman dan lebih rileks, data obyektif TD 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 20x/menit dan suhu 36,5oC, assesment klien dan keluarga mampu mencapai 5 fungsi kesehatan keluarga, dan planning menganjurkan keluarga untuk berperan dalam melakukan perawatan secara mandiri jika klien kambuh dengan memberikan terapi slow stroke back massage.

SARAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan Middle Age Family atau usia pertengahan dengan hipertensi, penulis memberikan masukan positif dan usulan pada bidang kesehatan, antara lain : 1. Institusi Pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian, sumber informasi, dan referensi ilmu dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan Middle Age Family dengan hipertensi. 2. Tenaga Kesehatan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk tenaga kesehatan dalam pengenalan terhadap masyarakat untuk berperan aktif dalam memberikan intervensi keperawatan keluarga

dengan hipertensi melalui terapi slow stroke back massage.

3. Klien

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam meningkatkan derajat kesehatan pada anggota keluarga dengan hipertensi.

4. Bagi Penulis

Karya tulis ilmiah ini dapat memberikan tindakan pengelolaan pada klien dan keluarga dalam ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Alhuda, Tan Robin., Prastiwi, Swito., & Dewi, Novita (2018). Hubungan Antara Pola Makan dan Gaya Hidup dengan Tingkatan Hipertensi pada Middle Age 45-59 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Nursing News. Vol 3 No 1 : 550-562

Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses, dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Asikin, M., Nuralamsyah M., & Susaldi (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Erlangga

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (2017). Kesehatan. https://jateng,bps.go.id/ Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar

(2017). Informasi Tentang Perkembangan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Tahun 2017. Opendata.karanganyarkab.go.id

(7)

Harmoko (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Diakses Maret 2018. https://www.kemkes.go.id/ Kusumoningtyas, Dwinta Nuke &

Ratnawati, Diah (2018). Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah pada Lansia di Rw 001 Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat Kota Angerang Selatan. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 : 39-57

Padila (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengatasi hipertensi Setelah dilakukan tindakan satu kali pertemuan keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Klien mengatakan sudah pernah periksa ke puskesmas saat  batuknya belum terlalu parah, mendapat 3 macam obat (klien tidak dapat menyebutkan nama dan jenis obat) namun

Evaluasi pada tanggal 24 April 2013 masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi, yang ditandai dengan, Subyektif : keluarga mengatakan klien

Evaluasi Keperawatan Hasil evaluasi dari diagnosa defisit pengetahuan setelah dilakukan kunjungan keluarga sebanyak 4 kali kunjungan, diperoleh hasil pada 5 fungsi perawatan kesehatan

KESIMPULAN Asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga lanjut usia hipertensi dengan masalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif, tindakan yang dilakukan adalah

Ada hari ke tiga Klien mengatakan paham dengan penyebab nyeri, cara memonitor nyeri dan strategi meredakan nyeri dan pada hari ke empat klien mengatakan paham dengan edukasi yang telah

Cara mencegah komplikasi dari hipertensi DS : Pasien dan keluarga mengatakan dapat memahami tentang penjelasan yang diberikan mengenai hipertensi DO : Pasien dan keluarga tampak

Hari kedua pada tanggal 23 Januari 2022 10.00 WIB melakukan pengkajian pengambilan data, respon subjektif keluarga dan klien bersedia untuk dilakukan pengkajian, respon obyektif klien